Keesokan aginya, Kyara berjalan dengan lesu ke meja makan. Sebenarnya dia sangat malas untuk makan bersama dengan papa dan anggota keluarganya yang lainnya. Taoi jika kali ini dia kembali menghindari sarapan seperti hari kemarin. Bisa di pastikan mamanya akan sangat murka dan hidupnya bisa di pastikan tidak akan tenang. Kyara tidak ingin hal itu terjadi, sudah cukup masalah perjodohan yang mengganggunya saat ini.
"Selamat pagi semuanya" sapa Kyara, kemudian duduk di sebelah Reyhan.
"Lain kali di usahain dong dek, bangunnya agak pagi lagi. Biar kamu gak telat mulu" tegur Reyhan.
"Mana bisa dia melakukan hal itu!" sahut Randi sambil memandang Kyara dengan tatapan mengejek.
"Kalau aku bisa gimana? Apa kakak mau membelikan aku tiket konser?"tantang Kyara.
"Ok, aku akan kasih tiketnya" ujar Randi.
"Tapi jika kamu kalah, kamu harus mau membakar semua poster oppa - oppa kamu itu!"tantang Randi balik.
Kyara terdiam, bagaimana mungkin dia bisa membakar kebahagiaannya itu.
"Jangan yang itu, yang lain aja" tawar Kyara.
"Yes or no?"tanya Randi tak mengubah keputusannya.
"Gak jadi! Ogah banget aku bakar itu semu, lagian aku bisa nabung buat beli tu tiket" balas Kyara, membatalkan perjanjiannya.
Randi tersenyum, dia sudah bisa menebak jawaban adeknya itu. Randi tahu seberapa berharga barang - barang yang ada di kamar Kyara.
"Pengecut!"ledek Randi.
Reyhan menggeleng melihat kedua adiknya itu, " Mah, pah aku duluan ya!" pamit Reyhan. Ia berdiri dan mencium kedua tangan orang tuannya.
Melihat Reyhan pergi, Kyara pun bergegas berdiri.
"Kya juga udah selesai, " Pamit Kyara meraih tangan kedua orang tuannya.
"Cepat banget, makanannya juga belum habis" kata Rania mengerutkan keningnya.
"Kya udah kenyang mah, lagian Kya mau nebeng sama kakak" balasnya, kemudian berlari mengejar Reyhan.
"Kamu lihat, dia sudah baik - baik saja kan?"kata Ferdi pada Rania.
"Sudah jangan khawatir lagi ya, mendingan kamu membantu Mia untuk persiapannya" lanjut Ferdi.
"Persiapannya sudah 80% dan itu pun tinggal gaun sama cincin." jawab Rania.
Randi yang masih ada di meja makan itu hanya bisa diam. Selama beberapa hari ini, Randi sudah menyelidiki pria itu namun Randi tidak menemukan hal - hal yang negatif dari pria itu. Makanya selama ini Randi hanya diam saja, lagian kakaknya Reyhan juga sedang ikut menyelidikinya.
***
Kyara berjalan dengan sangat lesu, entah kenapa Kyara merasa koridor sekolahnya bertambah panjang karena sedari tadi dia berjalan , belum juga sampai - sampai ke kelasnya.
"Rasanya gue malas banget sekolah hari inj, bersemedi di kamar kayaknya lebih nyaman" gumamnya.
Sesampainya dinkelas, ia sudah melihat para teman - temannya sesang sibuk mengerjakan sesuatu. Karena penasaran, Kyara pun menghampiri salah satu temannya.
"Lu pada, lagi ngerjain apaan sih?"tanya Kuara
"Tugas Matematika, apa lu udah mengerjakannya?"tanya Monik.
"Yang mana?"tabnya Kyara kaget.
"Itu loh yang halaman 20"Jawab Monim, yang sibuk menyalin buku Jesi yang sudah mengerjakan tugasnya.
"Mampus gue juga belum siap" kata Kyara, ia bergegas mengeluarkan bukunya dan duduk di sebelah Monik.
"Dasar, udah tahu belum ngerjain tugas, kenapa lu datangnya telat."
"Ya namanya juga lupa" blas Kyara.
"Jadi, datang cepatnya sehari doang la ya. Selebihnya telat lagi" ledek Jesi.
***
Ardian masih berkutat dengn berkas - berkasnya, padahal waktu sudah menunjukkan setengah 2 dan sang mami sudah menghubunginya sedari tadi. Ardian benar - benar merasa kesal dengan semua itu.
"Kenapa mami tiba - tiba menjadi semenyebalkan ini" dengus Ardian.
Dengan terpaksa ia pun beranjak dari kursi kebesarannya itu. Kalau tidak memikirkan orang tuannya, Ardian sungguh tidak akan mau pergi.
Degan kecepatan penuh Ardian membelah jaanan yang siang itu kebetulan seoi. Tibalah kini, Ardian sedang menunggu di depan sekolah gadis yang akan menjadi istrinya itu.
Apa yang sebenarnya yang di pikirkan oleh orang tuanya? Bagaimana bisa mereka menikahkannya dengan anak SMA?...
Ardian membuka ponselnya dan meliht pesan masuk yang di kirimkan oleh mamanya. Ternyata mamanya megirimkan nomor ponsel gadis itu dan lengkap dengan fotonya.
"Ini mami kirim fotonya, mana tahu kamu lupa sama wajah cantik calon menantu mami itu"
"Bagaimana aku bisa melupakan wajah menyebalkan itu, lagian aku juga sudah punya nomornya" dengus Ardian.
"Dari tampangnya saja, sangat belia. Bagaimana mungkin aku menikah dengan bocah seperti ini"gumam Ardian menatap foto Kyara.
Pukul 2 siang, Ardian mendengar bunyi bel sekolah Kyara, dia pun dengan segera mengirimkan pesan singkat padanya.
***
Kyara yag sedang memasukkan semua peralatan belajarnya ke dalam tas, kaget dengan bunyi ponselnya. Dengan segera ia mengecek ponselnya, dia mendapatkan sebuah pesan dari nomor yang tidak di kenal.
(Kyara belum menyimpan nomor Ardian dan pesan Ardian kemaren sudah di hapusnya)
"Siapa ini? Ah mungkin orang iseng" ucap Kyara mengabaikan pesan tersebut, ia pun kembali memasukkan peralatannya.
Hari ini adalah jadwal Kyara untuk piket kes, jadi dia pulang paling akhir karena harus menyapu terlebih dulu. Meski pun dia bersekolah di sekolah elit, tapi di sini tetap saja menerapkan kalau murid-lah yang membersihkan kelas masing - masing sama dengan sekolah - sekolah lainnya.
"Kya, kita duluan ya, kacanya udah gue lap. Lu tinggal nyapu dan yang ngepel biar Aida. Kata dia akan ngepel besok pagi" ucap Monik.
"Kya, beneran nggak apa - apa nih kita tinggal?"tanya Jessi yang merasa tidak enak hati.
"Iya gak apa - apa, lagian hari ini gue lagi pengen pulang cepat"
"Yaudah klau gitu kita cabut ya, bye" ucap Jesi dan Monik.
"Iya, hati - hati di jalan"balas Kyara.
Kyara sangat suka menyapu, setiap piket kelas dia akan memilih menyapu dari pada pekerjaan yang lainnya.
Sekita 15 menita, akhirnya Kyara pun selesai menyapu kelas. Dengan pelan dia pun berjalan ke luar sekolah, karena hari ini dia berencana akan naik bis, jadi dia sengaja tidak minta jemput sama supirnya. Ia ingin menenangkan pikirannya, dengan pulang dengan bis Kyara bisa menikmati me time sebentar.
"Selamat siang bapak ganteng, ini minuman dingin buat bapak" kata Kyara memberikan sebotol minuman kemasan yang tadi di belinya di kantin.
"Terima kasih ya, neng cantik"
Kyara berjalan dengan riang, tanpa melihat ke kanan dan kiri dia langsung saja berjalan menuju ke halte bis yang tak jauh dari gerbang sekolah.
Dari dalam mobil Ardian memperhatikan Kyara, dia sudah membuka kunci pintu mobilnya, dia mengira kalau Kyara akan masuk ke dalm mobilnya, tapi apa yang di lakukan oleh gadis itu. Dia hanya berjalan melewati mobil Ardian begitu saja.
"Kenapa dia tidak masuk?"gumam Ardian.
Dia melihat Kyara duduk di halte bis, "apa dia tidak membaca pesanku?"gumamnya lagi, Ardian pun mengecek ponselnya dan benar saja gadis itu ternyata memang tidak membuka pesannya.
"Pantas saja" Ardian pun menjalankan mobilnya dan berhenti di depan Kyara. Ardian membuka kaca mobilnya dan menyuruh Kyara untuk masuk.
"Hey bocah, masuklah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments