Setelah selesai makan, suasana pun tiba - tiba beruba hening. Tidak ada seorang pun yang berniat mengeluarkan suara.
"Ekhem..." Ferdi berdehem untuk mencairkan suasana.
"Gimana sekolahmu Kya?" tanya Ferdi.
"Bukan kah mama sudah menanyakan hal itu pah?"tanya Kyara.
"Benarkah?"
"Sebenarnya ada apa ini pah?" tanya Reyhan yang merasa aneh dengan gelagat papanya.
"Hmm..." Rania menggenggam tangan Ferdi, dia berusaha menyalurkan kekuatan pada suaminya. Ferdi menatap Rania, Rania pun menganggukkan kepalanya.
"Begini, apa kalian masih ingat dengan teman mama dan papa, Om Ilham dan tante Mia?"tanya Ferdi.
"Yang anaknya seumuran dengan kak Rey itu kan?"tanya Ferdi.
"Iya, nama anaknya Ardian syah" sahut Rania.
"Kenapa dengan mereka?"tanya Reyhan.
"Dulu, saat mama hamil kamu Rey dan tante Mia hamil Ardian, mereka sama - sama membuat janji untuk menjodohkan anak mereka..."
"What? Jadi kak Rey akan menikah dengan sesama jenis?"potong Kyara yang tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
Reyhan menoleh pada Kyara.
"Kya, jangan di potong dulu! Kamu itu kebiasaan banget menyela perkataan orang."dengus Reyhan.
"Hehe maaf kak, lanjut pah!"
"Saat itu mama dan tante Mia belum tahu jenis kelamin anak mereka. Makanya mereka membuat janji seperti itu, bahkan mereka sampai melakukan sumpah Al- quran."Ferdi berhenti sejenak
"Benarkah mah?"tanya Kyara. Rania mengangguk mengiyakan.
"Namun sayang, ternyata mereka sama - sama melahirkan anak laki - laki. Tante Mia sangat kecewa dengan hal itu, hingga akhirnya karena kasihan dengan tante Mia mama kalian pun kembali membuat janji kalau dia akan menikahkan anak mereka saat ia mendapatkan anak perempuan, maka dari itu mama kalian selalu berusaha mendapatkan anak perempuan. Bahkan, saat lahiran keduanya mama kalian sangat terpukul saat tahu kalau ia melahirkan anak laki - laki...."
"Apa aku , anak yang tidak di inginkan?"potong Randi.
"Haha... Anak nyasar" ledek Kyara.
"Bukan seperti itu Ran, kalian semua tidak ada yang tidak kami inginkan. Kami sangat bahagia dan bersyukur bisa memiliki kalian" kata Rania.
"Lanjutkan pah!"seru Reyhan yang merasa sangat penasaran dengan cerita sang papah.
"Mama kalian pun terkena baby blue's, ia sempat mengabaikan Randi dan kamu kak. Keadaan mama semakin memburuk saat tahu kalau tante Mia sering masuk rumah sakit. Karena terlalu kecewa tante Mia mengabaikan pengobatannya pasca selesai persalinan sehingga tante Mia pun terkena kanker, dan tante Mia tidak mau melakukan pengobatan, dia sudah tidak memliki semangat hidup. Tapi Alhamdulillahnya saat tahu mama kalian hamil lagi dan anak yang di kandung mama kalian cewek, seperti mendapatkan hidayah. Tante Mia sangat gigih untuk berobat hingga beliau sembuh." jelas Ferdi tersenyum mengingat betapa mereka sangat bahagia saat mendapat kabar kesembuhan sahabat mereka itu.
"Pah, langsung pada inti nya aja. Kakak bentar lagi ada meeting" ujar Reyhan. Reyhan sudah tahu kemana arah cerita papa nya.
"Kakak kamu kok gitu! Bukannya tadi mama sudah nyuruh buat luangkan waktu malam ini" protes Rania.
"Maaf mah, kakak bisa meluangkan waktu hanya 2 jam aja. Dan sebentar lagi kakak ada janji"
"Tapi kak?"
"Siapa suruh mama sama papa telat datang, kakak benar - benar gak bisa lama" jelas Reyhan.
"Baiklah, papa akan langsung aja kalau gitu." kata Ferdi, sebelum ia melanjutkan ucapannya Ferdi menatap satu persatu anak dan istrinya. Ia bisa melihat wajah penasaran dari ketiga anaknya berbeda dengan sang istri. Dari raut wajahnya jelas menggambarkan kalau Rania sedang sedih.
"Kyara kamu sudah papa jodohkan dengan anaknya tante Mia."
Duarrggh ~
Bagai tersambar petir, Kyara sangat kaget mendengarnya. Ia dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Nggak... Nggak! Papa pasti becandakan" ujar Kyara menatap tak percaya kepada papa dan mamanya.
"Kya sayang, maafkan mama sama papa ya. Mama tahu kalau Kya gak akan mau tapi sayang, tolong ngertiin posisi kami ya" Rania meraih tangan Kyara dan menggenggamnya.
"Mah, aku masih sekolah mah! Bagaimana mungkin aku menikah?"
"Kya benar mah, ini semua gak mungkin!"seru Randi yang sama terkejutnya dengan Kyara.
"Gak ada yang gak mungkin Ran, dan inilah kenyataannya"saut Ferdi menatap sang putra.
"Kak Rey, jangan diam aja dong! Bantuin Kya kak, apa kakak setuju kalau Kya menikah mudah dan dengan orang yang enggak Kya kenal!" seru Kyara pada kakak sulungnya yang sedari tadi hanya diam.
Rey menoleh pada sang adik, kemudian ia menatap sanga ayah.
Ferdi menggeleng, " Gak bisa kak, ini sudah keputusan mutlak dan apa kalian tahu janji ini di lakukan dengan sumpah al - Quran. Apa kalian ingin melihat kedua orang tua kalian kena kutukan?"tanya Ferdi.
Kyara dan Randi pun spontan menggeleng.
"Bagaimana pun, aku tetap gak mau dijodohkan!"seru Kyara, kemudian ia beranjak berdiri dan berlalu meninggalkan kursinya.
"Kyara! Kamu mau kemana?!"teriak Rania melihat putrinya berjalan pergi. Kyara tidak menggubris teriakan sang mama, dia terus berjalan menuju ke pakiran. Hatinya benar - benar hancur setelah mendengar perkataan sang papa.
"Bagaimana mungkin gue menikah di umur segini, ngaco aja!" dumel Kyara.
Sementara itu di meja restoran, Randi sedang berdebat dengan papanya.
"Apa papa lihat, reaksi Kyara gimana? Apa papa tega nge hancurin kebahagiaan putri papa cuma hanya janji konyol itu!" bantah Randi.
"Janji konyol? Jaga ucapanmu Randi, bukankah papa tadi sudah bilang kalau janji ini di ikrarkan di atas al - Quran. Apa sebuah Al - Quran adalah suatu hal yang konyol bagimu?" tanya Ferdi, yang terus berusaha meyakinkan kedua putranya.
Randi terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Benar kata papanya, janji yang di buat oleh mamanya dengan tante Mia itu bukanlah sebuah janji kosong belaka. Setahunya selama ini, kalau janji yang di ucapkan dengan di saksikan oleh Al - Quran, maka janji itu haruslah di tempati jika tidak ingin terkena kutukan.
"Perjodohan ini bisa di lakukan, kalau Kya setuju dan kakak harap mama dan papa tidak terlalu memaksanya" ujar Reyhan di tengah ke heningan.
"Kami tidak akan bisa melakukannya jika tidak dibantu kalian, kalian tahu sendirikan adik kalian itu bagaimana? Apa lagi kamu Rey, Kyara sangat mendengarkan ucapanmu" balas Ferdi.
"Kak, mama mohon kamu yakinkan adik kamu ya. Mama tahu kalian pasti sangat kaget mendengar kabar ini, tapi.... Maafkan mama" ucap Rania merasa sedih.
Randi menghela nafas saat melihat kesedihan di wajah sang mama.
"Apa pria itu orang baik?"sela Randi.
"Sangat baik, mama kenal banget bagaimana anaknya" jawab Rania.
Mendengar itu, Randi sedikit lega. " Baiklah, aku setuju dan aku juga bakalan bantu buat nge-bujuk Kyara" ucapnya.
Reyhan menoleh pada Randi.
"Kakak mau ngomong!" ucap Reyhan, mengajak Randi menjauh dari kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments