Episode 4

"Kenyataannya emang gitu Nia sayang"

"Kalau memang seperti itu, kita setuju. Tapi kapan pernikahannya akan di langsungkan" tanya Ferdi, ia menggenggam tangan sang istri. Ferdi tahu kalau istrinya tidak akan setuju tapi mau bagaimana lagi, sumpah yang paling di takuti oleh Ferdi.

"Kalau bisa secepatnya Fer, aku udah menunggu ini dari lama" kata Mia.

"Tapi kalau anak - anak kita menolaknya gimana?"tanya Rania.

"Mereka itu anak kita Nia, jadi sudah seharusnya mereka itu menuruti keinginan kita" kata Mia

"Tapi Mia, Kyara sangat tidak suka kalau di paksa"

"Anak aku juga gitu Nia, jadi kita harus sama - sama berusaha"kata Mia lagi.

***

Dua hari kemudian....

Di kantin sekolah Kyara....

"Kya, pulang sekolah kita nonton dulu yuk! Ada film bagus" ajak Monic.

"Lain kali deh"

"Lah kenapa?"tanya Monic heran, tidak biasanya Kyara menolak ajakannya.

"Iya kenapa Kya, tumben lo nolak? Biasanya lo paling semangat kalau di ajak nonton" tanya Jesy.

"Malam ini orang tua gue ngajak makan di luar, ya kali gue gak datang. Kalian tahu sendirikan orang tua hue itu jarang banget punya waktu buat gue" jelas Kyara, kedua sahabatnya pun mengangguk paham.

"Wah kalau gitu mah jangan di tolak, kita nontonnya besok aja gimana?"tawar Monic.

"Ok, gassss"

***

Sepulang sekolah, Kyara langsung bersiap untuk acara makan malam itu. Bahkan saking senengnya, ia sengaja sepulang sekolah mampir dulu ke butik untuk membeli dress yang akan di gunakannya.

"Selamat sore non, tumben pulang cepat non" tanya mbok Darmi yang heran melihat Kyara yang sudah pulang. Padahal ini masih terbilang masih sore dan langit masih terang, biasanya Kyara akan pulang saat langit sudah berubah warna gelap.

"Malam ini mama ngajak dinner di luar mbok, jadi aku harus siap - siap dong" kata Kyara sambil tersenyum senang.

Mbok Darmi ikut tersenyum senang mendengarnya, " berarti mbok tidak usah masak untuk makan malam , non?"

"Gak usah mbok, mbok masak buat yang lain aja. Kita semua makan di luar, kak Randi dan kak Reyhan juga." jelas Kyara, mbok Darmi mengangguk senang.

"Udah dulu ya mbok aku mau keatas dulu"

"Iya ,non silahkan"

Kyara berjalan dengan langkah yang riang menaiki tangga menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Pukul tujuh malam, Kyara sudah siap dengan penampilannya yang terbilang sangat cantik. Ia tersenyum menatap dirinya dari pantulan cermin.

"Ok, lets go!!!!" serunya senang. Kyara mulai keluar kamarnya dan berjalan menu ke garasi.

"Nyetir sendiri atau pake sopir ya?" gumamnya. Kyara sempat berpikir sejenak, sebenarnya ia sedang sangat malas untuk mengemudi di malam hari. Tapi setelah di pikir - pikirnya, ia memutuskan mengemudi sendiri.

"Sendiri aja deh, ntar ribet lagi kalau bawa supir"lanjutnya.

Kyara masuk kedalam mobilnya dan pergi menuju ke restoran yang telah di tentukan oleh mamanya.

Sesampainya di restoran, Kyara pun di tuntun oleh pelayan menuju ke meja yang telah di pesan oleh mamanya.

"Dari mana aja di kamu, Ra? Lama banget!" seru Reyhan yang terlihat sudah duduk di sebelah Randi kakak keduanya.

"Macet kak" jawab Kyara singkat.

"Alah palingan tadi lo keluyuran dulu kan, pulang sekolah" sambung Randi.

"Apaan sih jangan asal tuduh lo,?" kesal Kyara, ia masih sangat kesal dengan kakak keduanya itu karena tempo hari dengan teganya mengerjainya.

Plak ~

Kyara dengan tiba - tiba menge plak kepala Randi.

"Awww sakit, lo apa - apaan sih tiba - tiba mukul kepala gue, gak sopan banget jadi adek" protes Randi.

"Apa lo? Itu hukuman buat apa yang udah lo perbuat sama gue tempo hari!"seru Kyara.

"Emang dia apain kamu, dek?"tanya Reyhan.

"Dia sengaja ngasih slei kacang ke roti aku kak" aduh Kyara

Plak~

Kepala Randi kembali di geplak, namun kali ini bukan dari Kyara melainkan dari Reyhan.

"Awww... Apa - apaan sih kamu kak?"protes Randi yang menggosok kepalanya yang terasa sakit.

"Siapa suruh kamu becandanya keterlaluan gitu, kamu kan tahu sendiri Kyara gak bisa makan kacang!"seru Reyhan menatap Randi tajam.

"Maaf aku lupa" cicit Randi.

"Terus keadaan kamu bagaimana dek?"tanya Reyhan khawatir.

"Untung mbok Darmi dengan cepat ngasih obat, kalau nggak.... Aku gak tahu lagi, entah gimana nasib adik cantikmu ini kak" ucap Kyara dengan suara yang sengaja dibuat lemah.

Plak ~ Reyhan kembali memukul kepala Randi.

"Sekarang apa lagi kak?"

"Sekali lagi kamu becandanya kaya gini, awas aja!" ancam Reyhan.

"Iya maaf" cicit Randi menunduk, Kyara tersenyum puas melihat wajah penyesalan sang kakak.

Randi mendengus kesal melihat ekspresi Kyara yang terlihat sangat bahagia di atas penderitaannya itu.

"Mama sama papa mana kak? Kok belum datang?"tanya Kyara yang tidak melihat kedua orang tuanya.

"Bentar lagi mereka datang, tadi papa mendadak ada ketemu klien penting."jawab Reyhan.

"Pekerjaan selalu nomor satu bagi mereka." gumam Kyara pelan.

"Sudah, mereka kayak gitu kan untuk kita juga jadi kita maklumin aja ya" Reyhan mencoba menghibur adik bungsunya itu.

"Lebay banget lo Ra, kaya gak tahu mereka aja. Udah sekarang mending kita makan duluan, aku udah lapar banget" ujar Randi sambil membuka buku menu.

"Kita tunggu mama sama papa dulu, bukankah kita udah lama gak makan bareng gini. Jadi kita tunggu mereka sebentar ya"bujuk Reyhan.

"Tahu nih kak Randi, gak sabaran banget."

Dengan terpaksa Randi pun mengalah dan dia pun mulai menjahili Kyara. Walau pun dia harus menerima pukulan dari Reyhan tapi itulah Randi dia sangat suka melihat adiknya itu merajuk.

"Kak Rey, tolong jauhkan manusia aneh ini dariku" rengek Kyara pada Reyhan.

"Ada apa ini?" tanya sebuah suara, mereka pin menoleh ke sumber suara dan tersenyum melihat kedatangan kedua orang tuanya itu.

"Dari mana aja sih mah, kok lama banget?"tanya Randi.

"Ini mama habis nemenin papa meeting " jawab Rania sambil menarik kursi di samping Kyara.

"Hai sayang gimana kabarmu hari ini?" tanya Rania mengusap kepala Kyara pelan.

"Ya seperti biasa mah, gitu - gitu aja"balas Kyara.

"Pah, ini ada apaan sih tumben banget ngajak makan di luar?"tanya Randi pada sang ayah.

"Kita makan dulu ya, papa udah lapar banget"jawab Ferdi, Rania hanya bisa menatap suaminya dengan nanar. Dia tahu bagaimana kegundahan sang suami untuk menyampaikan kabar tersebut, Rania tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi anak - anaknya nanti.

"Iya, mama juga udah lapar" balas Rania.

Ketiga kakak adik itu pun saling pandang, kemudian mereka pun mengangguk setuju.

Terpopuler

Comments

Ika Ngongo

Ika Ngongo

kasian sekali

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!