Episode 19 Aksa Begitu Penasaran.

Saffana yang masih tetap dalam pemikiran hati yang sebenarnya tidak baik-baik saja dengan semua yang telah dia hadapi. Merenungi semua yang terjadi dan tidak mengerti dengan apa yang telah dia jalani.

"Oke kita sampai!" lamunan Saffana terhenti ketika mendengar suara ceria Alisha yang ternyata sudah berdiri di depan pintu bersama dengan Aksa.

Aksa dan Alisha yang melihat ke arah Saffana dan melihat pipi yang masih terdapat butir air mata itu. Saffana memang tidak sempat menghapus air mata itu yang membuat perhatian jatuh pada dia.

"Ibu menangis?" tanya Alisha yang memang selalu sangat peka apa yang terjadi kepada sang Ibu. Saffana benar-benar kaget mendengarkan pertanyaan itu.

"Oh tidak sayang!" jawab Saffana yang buru-buru menyeka air mata itu. Alisha yang terlihat tidak percaya langsung menghampiri Saffana dengan menatap nanar mata itu yang menelisik seolah mencari kebenaran apakah ibunya menangis apa tidak.

"Tapi Alisha lihat Ibu tadi mengeluarkan air mata dan mata Ibu juga terlihat memerah," ucap Alisha yang memperhatikan begitu dalam tatapan mata cantik itu. Dia anak yang sangat pintar dan tidak akan bisa dibohongi begitu saja.

Namun terukir senyum di wajah Saffana untuk menutupi rasa kesedihan di wajahnya yang sama sekali tidak bisa bohong.

"Ibu hanya kelilipan saja, anginnya sangat kencang. Jadi maka dari itu mata ibu seperti ini," jawab Saffana yang harus berbohong kepada Alisha.

"Kenapa tidak menutup jendela?" tanya Alisha.

"Ibu ingin menghirup udara yang segar," jawab Saffana.

Alisha mengangguk-angguk saja, seperti anak biasa yang menganggap apa yang dikatakan Ibunya adalah benar. Namun tidak dengan Aksa yang masih berdiri di tempatnya yang juga memperhatikan wajah Saffana yang menyimpan banyak luka. Aksa memperlihatkan wajah yang sangat simpati dan begitu penasaran dengan apa yang telah dihadapi Saffana.

"Apa yang terjadi sebenarnya kepada Saffana. Apa proses perceraiannya dia jalani begitu sulit dan apa pernikahan yang dia jalani beberapa hari membuat dia terluka," batin Aksa kepikiran

Bibir itu ingin terbuka mempertanyakan bagaimana kondisi sang mantan istri. Tetapi, Aksa tidak punya kuasa dan tidak berhak untuk mempertanyakan hal itu karena masalah itu adalah masalah pribadi dan sangat tidak pantas dia untuk ikut campur.

Tetapi dia terkadang sangat tidak tega melihat Saffana yang tidak bisa menutupi kesedihan itu. Dia juga sangat tidak tega kepada Alisha yang pasti mengkhawatirkan sang Ibu.

"Sayang bagaimana hari ini. Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Saffana dengan rasa penasaran. Dia berusaha untuk mengalihkan situasi agar Alisha tidak terus berpikiran tentang dia.

"Sangat lancar Ibu dan Ibu tahu tidak. Jika Alisha dan Ayah tadi memancing di danau dan kita mendapatkan ikan yang sangat besar," Alisha yang bercerita dengan sangat ceria sembari menggerak-gerakkan tangan yang seolah menggambarkan betapa besar ikan yang telah dia dapatkan m

"Oh iya. Kalau begitu di mana ikannya?" tanya Saffana yang juga ceria menanggapi cerita sang Putri.

"Sudah Alisha makan bersama Ayah," jawab Alisha

"Ya, jadi Ibu sama sekali tidak ditinggalkan?" tanya Saffana dengan wajah yang sedikit cemberut.

"Ibu mau juga ikannya?" tanya Alisha.

"Mau dong sayang. Ibu juga ingin memakan ikan tangkapan dari putri Ibu yang cantik ini," jawab Saffana.

"Maaf ibu tetapi ikannya sudah habis dimakan Alisha dan Ayah," ucap Alisha.

"Yaaaaaa....." Saffana terlihat sangat kecewa dan membuat Alisha jadi panik melihat ekspresi sang Ibu.

"Ibu jangan marah ya dan jangan sedih. Nanti lain kali kalau dapatnya banyak pasti akan Alisha sisahkan untuk ibu. Karena tadi hanya dapat satu saja," ucap Alisha yang memberi harapan kepada Saffana.

"Iya sayang. Ibu hanya bercanda saja. Ibu sangat senang jika Alisha mendapatkan ikan," jawab Saffana dengan tersenyum yang mengusap-usap pucuk kepala Alisha.

"Ya sudah nanti Alisha akan mancing lagi dengan Ayah dan akan dapat ikan yang banyak lagi, biar bisa dimakan bersama Ibu," ucap Alisha. Saffana menganggukkan kepalanya.

Saffana melihat ke arah Aksa, " kak Aksa terima kasih sudah mengantarkan Alisha pulang," ucap Saffana.

Aksa hanya menganggukkan kepala yang sejak tadi memang hanya diam saja mendengarkan Saffana dan Alisha yang berbicara berdua.

"Kalau begitu aku pulang dulu!" ucap Aksa pamit

"Ayah mau langsung pulang?" tanya Alisha.

"Iya Alisha. Ayah harus kembali ke kantor, nanti lain kali kita memancing lagi ya," ucap Aksa dengan lembut.

"Baik ayah," sahut Alisha dengan tersenyum mengangguk.

Alisha menghampiri Aksa dengan mencium punggung tangan Aksa.

"Ayah hati-hati ya!" ucap Alisha. Aksa menganggukkan kepala yang mencium kening Alisha dan juga mencium wajah sang putri dengan sangat lembut.

"Ayah pergi dulu. Kamu jaga Ibu ya," ucap Aksa yang kembali berpamitan.

"Pasti ayah," jawab Alisha.

"Saffana aku pergi dulu," ucap Aksa. Saffana hanya mengagumkan kepala yang melihat kepergian Aksa.

Aksa yang ternyata tidak mendapatkan apa-apa dari Saffana. Dia memang tidak mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan Saffana. Dia sangat takut jika semua itu menyinggung perasaan Saffana.

"Ayo sayang kita kedalam!" ajak Saffana. Alisha menganggukkan kepalanya.

**********

"Kamu bilang apa!" pekik Aliyah yang begitu terkejut menerima telepon dari Saffana. Apalagi jika bukan Saffana yang menceritakan tuntutan yang diberikan Andre kepada dia. Memang hanya Aliyah tempat Saffana bertukar pikiran.

"Dia benar-benar gila ya Saffana, sangat tidak tahu malu melakukan hal itu. Harta apa yang mau dibagi apa dia tidak punya harga diri yang ingin harta dari orang lain," kesal Aliyah yang geram sendiri dengan permintaan Andre.

"Saffana kamu dengarkan aku. Kamu jangan mau melakukan hal itu. Kita akan mencari pengacara untuk menyelesaikan masalah ini agar cepat selesai. Enak saja dia ingin kebagian atas harta kamu. Jangan-jangan itu yang diincar dia saat dia ingin menikah dengan kamu dan bukan karena perasaan atau memang karena ingin membangun keluarga," Aliyah yang terus saja merocos memberikan nasehat kepada Saffana.

"Jadi kamu harus dengarkan aku dan jangan bertindak apapun. Orang seperti Andre dan keluarganya harus diberi pelajaran dan kita tidur bisa main-main pada orang-orang seperti itu," Aliyah berusaha memberikan ingat kepada Saffana.

"Ya sudah kamu jangan memikirkan hal itu dan percayalah semua masalah ini akan selesai. Ya sudah kamu baik-baik ya dan fokus saja pada Alisha!" ucap Aliyah mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Wajah Aliyah yang terlihat memerah yang sudah menggambarkan betapa marah dan geramnya dia setelah menerima telepon dari Saffana.

"Dasar manusia tidak punya harga diri dan tidak punya rasa malu sedikitpun. Sudah jelas-jelas harta yang dia miliki hanya sedikit dan berkali-kali lipat dengan apa yang dimiliki Saffana dan sekarang dengan mudahnya yang ingin meminta untuk di bagi dua. Laki-laki seperti itu kok bisa ada di dunia ini. Saffana benar-benar sudah sangat terjebak dengan pernikahan itu. Untung aja belang laki-laki itu ketahuan lebih cepat. Jika tidak aku tidak tahu bagaimana kehidupan Saffana dan Alisha nanti," Aliyah yang tetap saja merocos seperti rel kereta.

"Mereka mempunyai masalah tentang harta gono gini!" tiba-tiba suara itu membuat Aliyah yang kaget dengan memegang dadanya dan membalikkan tubuh dan ternyata itu adalah Rachel yang tidak tahu sejak kapan sudah berada di belakang nya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat.

2024-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Saffana.
2 Episode 2 Perdebatan.
3 Episode 3 Saffana dan calon suami
4 Episode 4 Pernikahan
5 Episode 5 Tersinggung.
6 Episode 6 Mereka Pasti Ada Sesuatu.
7 Episode 7 Pengkhianatan.
8 Episode 8 Ketahuan Aliyah.
9 Episode 9 Merasa Aneh
10 Episode 10 Perlakuan yang tidak baik.
11 Episode 11 Melihat Nyata Di depan Mata.
12 Episode 12 Minta Cerai.
13 Episode 13 Mertua Gila.
14 Episode 14 Untung Ada Aliyah.
15 Episode 15 Pernikahan Gagal 2 Kali.
16 Episode 16 Alisha yang Bocor.
17 Episode 17 Perceraian Yang Di persulit
18 Episode 18 Harta Gono Gini.
19 Episode 19 Aksa Begitu Penasaran.
20 Episode 20 Mendapat Serangan.
21 Episode 21 Rumah Sakit.
22 Episode 22 Saffana Yang Sadar.
23 Episode 23
24 Episode 24 Permintaan Alisha.
25 Episode 25 Perceraian.
26 Episode 26 Sah Bercerai.
27 Episode 27 Penyelamat.
28 Episode 28 Aksa Harus Tegas.
29 Episode 29 Penjara.
30 Episode 30 Kebersamaan Dengan Anak.
31 Episode 31 Kedatangan Dia.
32 Episode 32 Perasaan Itu Aneh.
33 Episode 33 Sedikit Moment.
34 Episode 34 Aksa dan Saffana.
35 Episode 35 Untung Saja Ada Dia.
36 Episode 36 Minta Maaf.
37 Episode 37 Seperti Tidak Di Anggap.
38 Episode 38 Bentakan.
39 Episode 39 Saffana dan Aksa.
40 Episode 40 Keyakinan Rachel.
41 Episode 41 Permintaan Rachel.
42 Episode 42 Permintaan Irene.
43 Episode 43 Hati Bergejolak.
44 Episode 44 Keputusan.
45 Episode 45 Alisha Tidak Mau
46 Episode 45 Aksa berusaha membujuk Alisha.
47 Episode 47 Irene menjadi Imbas.
48 Episode 48 Kenak sembur Lagi.
49 Episode 49 Pangling.
50 Episode 50 Irene di anggurin.
51 Episode 51 Penegasan Saffana.
52 Episode 52 Saffana dan Aksa
53 Episode 53 Kenak Batu sendiri.
54 Episode 54 Demi Anak.
55 Episode 55 Alisha rewel
56 Episode 56 Tamparan.
57 Episode 57 Saran.
58 Episode 58 Keputusan Yang Tepat.
59 Episode 59 Irene Vs Saffana
60 Episode 60 Ajakan Menikah.
61 Episode 61 Sama-sama Sakit.
62 Episode 62 Setuju.
63 Episode 63 Pengharapan.
64 Episode 64 Sah
65 Episode 65 Masih Sama-sama Canggung.
66 Episode 66 Sudah Halal Tidak ada yang salah.
67 Episode 67 Kedekatan.
68 Episode 68 Kabar Bahagia.
69 Episode 69 Permintaan
70 Episode 70 Operasi
71 Episode 71 Canggung Suami Istri Biasa.
72 Episode 72 Alisha jahil.
73 Episode 73 Rumah Sejarah
74 Episode 74 ungkapan Perasaan.
75 Episode 75 Waktu Bersama.
76 Episode 76. Keluarga Cemara
77 Episode 77 Di Terima dengan baik
78 Episode 78 Panas Semakin Panas.
79 Episode 79 Lagi Bucin
80 Episode 80 Hukuman
81 Episode 80 Maut.
82 Episode 82 Pemakaman.
83 Episode 83 Selesai
84 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Episode 1 Saffana.
2
Episode 2 Perdebatan.
3
Episode 3 Saffana dan calon suami
4
Episode 4 Pernikahan
5
Episode 5 Tersinggung.
6
Episode 6 Mereka Pasti Ada Sesuatu.
7
Episode 7 Pengkhianatan.
8
Episode 8 Ketahuan Aliyah.
9
Episode 9 Merasa Aneh
10
Episode 10 Perlakuan yang tidak baik.
11
Episode 11 Melihat Nyata Di depan Mata.
12
Episode 12 Minta Cerai.
13
Episode 13 Mertua Gila.
14
Episode 14 Untung Ada Aliyah.
15
Episode 15 Pernikahan Gagal 2 Kali.
16
Episode 16 Alisha yang Bocor.
17
Episode 17 Perceraian Yang Di persulit
18
Episode 18 Harta Gono Gini.
19
Episode 19 Aksa Begitu Penasaran.
20
Episode 20 Mendapat Serangan.
21
Episode 21 Rumah Sakit.
22
Episode 22 Saffana Yang Sadar.
23
Episode 23
24
Episode 24 Permintaan Alisha.
25
Episode 25 Perceraian.
26
Episode 26 Sah Bercerai.
27
Episode 27 Penyelamat.
28
Episode 28 Aksa Harus Tegas.
29
Episode 29 Penjara.
30
Episode 30 Kebersamaan Dengan Anak.
31
Episode 31 Kedatangan Dia.
32
Episode 32 Perasaan Itu Aneh.
33
Episode 33 Sedikit Moment.
34
Episode 34 Aksa dan Saffana.
35
Episode 35 Untung Saja Ada Dia.
36
Episode 36 Minta Maaf.
37
Episode 37 Seperti Tidak Di Anggap.
38
Episode 38 Bentakan.
39
Episode 39 Saffana dan Aksa.
40
Episode 40 Keyakinan Rachel.
41
Episode 41 Permintaan Rachel.
42
Episode 42 Permintaan Irene.
43
Episode 43 Hati Bergejolak.
44
Episode 44 Keputusan.
45
Episode 45 Alisha Tidak Mau
46
Episode 45 Aksa berusaha membujuk Alisha.
47
Episode 47 Irene menjadi Imbas.
48
Episode 48 Kenak sembur Lagi.
49
Episode 49 Pangling.
50
Episode 50 Irene di anggurin.
51
Episode 51 Penegasan Saffana.
52
Episode 52 Saffana dan Aksa
53
Episode 53 Kenak Batu sendiri.
54
Episode 54 Demi Anak.
55
Episode 55 Alisha rewel
56
Episode 56 Tamparan.
57
Episode 57 Saran.
58
Episode 58 Keputusan Yang Tepat.
59
Episode 59 Irene Vs Saffana
60
Episode 60 Ajakan Menikah.
61
Episode 61 Sama-sama Sakit.
62
Episode 62 Setuju.
63
Episode 63 Pengharapan.
64
Episode 64 Sah
65
Episode 65 Masih Sama-sama Canggung.
66
Episode 66 Sudah Halal Tidak ada yang salah.
67
Episode 67 Kedekatan.
68
Episode 68 Kabar Bahagia.
69
Episode 69 Permintaan
70
Episode 70 Operasi
71
Episode 71 Canggung Suami Istri Biasa.
72
Episode 72 Alisha jahil.
73
Episode 73 Rumah Sejarah
74
Episode 74 ungkapan Perasaan.
75
Episode 75 Waktu Bersama.
76
Episode 76. Keluarga Cemara
77
Episode 77 Di Terima dengan baik
78
Episode 78 Panas Semakin Panas.
79
Episode 79 Lagi Bucin
80
Episode 80 Hukuman
81
Episode 80 Maut.
82
Episode 82 Pemakaman.
83
Episode 83 Selesai
84
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!