Ciuman pasangan itu berlanjut dengan Andre yang sekarang menggendong tubuh Tasya ala bridal style menuju ranjang. Tasya yang menikmati semua sentuhan Andre dengan tangan Tasya yang meremas begitu erat lengan Andre.
Kamar pengantin itu menjadi panas dengan hubungan Andre dan Tasya yang penuh dengan suara-suara kenikmatan. Kelopak mawar berjatuhan kelantai dengan aktivitas kedua orang itu di atas ranjang.
Andre yang sama sekali tidak peduli dengan Saffana. Bagi Andre yang kesenangan bersama dengan Tasya malam ini dan sama dengan Tasya yang tidak peduli Andre menikah dengan siapa, tetapi malam ini mereka berdua bersama menghabiskan waktu.
Saffana yang sekarang masih terus memantau Alisha dengan mengecek suhu tubuh Alisha menggunakan alat cek suhu. Dia tidak akan bisa tidur jika sang putri sudah sakit.
"Bagaimana Saffana? Apa panasnya turun?" tanya Aliyah yang sejak tadi memang masih menemani Saffana dan Alisha.
"Alhamdulillah Aliyah panas Alisha sudah turun," jawab Saffana.
"Syukurlah," sahut Aliyah yang merasa lega dengan melihat kondisi keponakannya itu.
"Saffana apa tidak perlu kita memanggil Dokter?" tanya Aliyah.
"Tidak usah Aliyah. Alisha lagi pula sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jika kondisi Alisha memburuk nanti aku akan telpon Dokter," jawab Saffana.
"Ya sudah kalau begitu, bagaimana baiknya saja," sahut Aliyah.
Saffana menghela nafas dengan menatap nanar putrinya itu dengan wajah yang masih terlihat sendu dengan penuh dengan pemikiran.
"Kamu kenapa Saffana?" tanya Aliyah memperhatikan sejak tadi.
"Aku masih merasa bersalah kepada Andrea atas apa yang terjadi," jawab Saffana.
Saffana kepikiran kepada Andre dan merasa bersalah tanpa Saffana mengetahui jika Andre justru sedang enak-enakan bersama wanita yang bukan muhrimnya di kamar pengantin mereka.
"Sejak tadi Saffana terus aja memikirkan Andre. Jadi Saffana benar-benar sudah move on dari kak Aksa. Jika tidak move on mana mungkin Saffana menikah dengan Andre. Dan sekarang Saffana terus saja memikirkan laki-laki itu. Tapi bagaimanapun aku harus bisa menghargai keputusan Saffana. Dia pisah dari kak Aksa bukan tanpa Alasan. Mungkin Saffana ingin melanjutkan hidup dan tidak ingin trauma dalam pernikahan. Lagi pula sama saja dengan kak Aksa sebentar lagi juga membangun pernikahan dengan kak Irene. Ya pada akhirnya mereka berdua sama-sama menemukan pelabuhan terakhir mereka masing-masing setelah berusaha untuk pernikahan mereka," batin Aliyah yang sebenarnya masih tidak percaya berada di situasi tersebut.
Bukan hanya Rachel. Aliyah juga sebenarnya masih mengharapkan ada sedikit harapan untuk pernikahan Aksa dan Saffana. Tetapi dia tidak bisa ikut campur terlalu jauh karena yang menjalani adalah Saffana dan Aksa. Dengan orang tua Alisha yang kompak untuk merawat Alisha. Itu sudah membuat Aliyah merasa lebih baik dan Alisha tidak kekurangan kasih sayang orang tua.
"Ya sudah Saffana kalau begitu aku harus pulang," ucap Aliyah.
"Kamu pulang. Ini sudah terlalu malam Aliyah," sahut Saffana.
"Tidak apa-apa. Lagi pula aku tidak enak disini. Bagaimana jika nanti Andre datang tiba-tiba, jadi aku akan sungkan," jawab Aliyah.
Saffana tidak mengatakan apa-apa yang terlihat sangat berat jika Aliyah harus pulang.
"Ya sudah Saffana aku balik ya. Kalau ada apa-apa dengan Alisha kamu kabari aku," ucap Aliyah yang sebelum pergi mencium kening keponakan kesayangannya itu.
"Hati-hati Aliyah!" ucap Saffana.
"Iya," sahut Aliyah mengambil tasnya dan sebelum pergi dia juga ketika dengan Saffana. Lalu Aliyah yang langsung pergi dari kamar tersebut.
Saffana juga baringkan diri di samping putrinya dengan menarik selimut dan mengusap-usap lembut bagian pucuk kepala Alisha.
"Kamu harus sembuh ya sayang," ucap Saffana dengan penuh harapan mencium lembut kening Alisha.
********
Aliyah yang berjalan di koridor Hotel dengan fokus melihat ponselnya.
Namun tiba-tiba langkah Aliyah terhenti tepat di pintu kamar yang penghuni kamar itu keluar yang tak lain adalah Tasya yang keluar dari kamar Andre.
Aliyah kaget melihat hal itu dan bukan hanya Aliyah saja. Tasya dan Andre juga kaget dengan mereka yang tertangkap basah oleh Aliyah. Aliyah menautkan kedua Alisa yang melihat Andre dengan penuh tanya. Sementara Andre yang mendadak resah yang seperti pencuri ketahuan.
"Sial!" umpat Andre dengan wajah panik yang mengusap mulutnya.
Aliyah masih terdiam yang memperhatikan pasangan itu secara bergantian. Bahkan memperhatikan pakaian mereka dari bawah sampai atas.
"Kamu mengenal dia?" tanya Tasya yang berdiri di samping Andre yang sepertinya tidak tahu siapa Aliyah.
"Aliyah!" sahut Andre dengan menelan salivanya yang begitu gugup. Tetapi berusaha untuk tenang.
"Bukankah ini kamar pengantin kamu dan Saffana. Lalu kenapa ada wanita lain yang masuk kamar ini dan keluar dari kamar ini. Kamu menikahi siapa wanita ini atau Saffana!" ucap Aliyah dengan tampak dingin yang membuat Andre tidak dapat berkutik sama sekali.
"Wanita ini sepertinya sangat dekat dengan keluarga Saffana. Andre juga begitu takut," batin Tasya yang berusaha untuk mengetahui situasi tersebut.
"Apa yang yang sudah kalian lakukan di dalam sana!" sinis Aliyah dengan melihat sangat jijik kepada Andre dan juga Tasya.
"Kamu salah paham," sahut Tasya yang berusaha tenang untuk mengambil alih berbicara.
"Aku adalah sahabat Andre dan tadi aku hanya ingin mengambil barang dari ibu Andre yang ketinggalan," ucap Tasya.
"Benar Aliyah. Tasya ini adalah keluarga dan sahabatku sejak kecil. Jadi mama sudah mempercayakan dia untuk mengambil barang yang tadi dititipkan mama padaku. Tasya masuk ke dalam kamar karena aku tidak mendengar suara pintu kamar yang diketuk. Aku sedang berada di kamar mandi," tambah Andre yang baru bisa memberikan alasan untuk membuat Aliyah percaya.
Namun wajah Aliyah yang terlihat tidak percaya dengan kata-kata dua manusia tersebut yang sangat mencurigai dua orang itu.
"Jadi apa yang terjadi tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Aku juga tadi berpikir jika Saffana ada di dalam. Tetapi ternyata tidak, jadi tujuanku masuk ke dalam kamar ini hanya untuk mengambil titipan dari mana Andre!" tegas Tasya sekali lagi.
"Oh seperti itu," sahut Aliyah dengan tersenyum seolah merasa lucu mendengarkan jawaban tersebut.
"Sial kenapa juga aku harus tertangkap oleh wanita ini. Bagaimana jika dia mengatakan semua kepada Saffana," batin Andre yang masih tetap panik.
"Boleh aku masuk!" ucap Aliyah tiba-tiba.
Tasya dan Andre saling melihat dengan wajah mereka yang semakin panik.
"Jika memang tidak terjadi apa-apa di dalam kamar itu. Maka kamar akan terlihat rapi dan aku harus memastikan dua orang ini sedang berbohong dan menipuku," batin Aliyah.
"Gawat. Jika Aliyah masuk, maka dia akan melihat kamar yang sudah berantakan. Dia tidak bodoh sama sekali dan pasti tahu apa yang akan terjadi," batin Andre panik.
"Maaf Aliyah. Kamu sudah terlalu berlebihan berpikir antara aku dan Tasya. Bukan Aku tidak ingin kamu masuk ke dalam kamar ini karena ini adalah privasi ku. Jadi berbeda dengan Tasya yang masuk karena aku tidak mendengarkan suara ketukan pintu," sahut Andre yang memberikan alasan agar Aliyah tidak masuk ke dalam kamar tersebut.
"Ohhh begitu!" sahut Aliyah dengan santai mengangguk-angguk tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu. Tanpa aku harus masuk ke dalam kamar ini aku juga sudah mendapatkan jawabannya," ucap Aliyah dengan tersenyum miring.
"Permisi!" Aliyah yang langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Namun senyum Aliyah memberikan arti.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Rafif rafi'i
kirain ketahuan langsung sama saffana, biar nyahok tu Andre.
2024-06-29
0
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-06-28
0