"Saffana kamu apa-apaan yang tiba-tiba minta cerai begitu saja. Kamu baru menikah kemarin dan sekarang sudah minta cerai," sahut Mira.
Saffana menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Dia berselingkuh di belakangku dan aku tidak ingin melanjutkan pernikahan dengan laki-laki yang tidak bisa menghargai pernikahan yang suci!" jawab Saffana yang masih berbicara dengan suara rendah kepada sang mertua.
Mira yang terlihat terkejut mendengarnya dan langsung melihat ke arah Andre yang seolah ingin mendapat penjelasan dari Andre.
"Apa maksudnya ini?" tanya Mira.
"Tante bisa tanya bagaimana kelakuan anak tante dengan wanita yang selalu dia katakan sahabat," sahut Saffana.
Mira mengerutkan dahi yang masih melihat Andre.
"Andre apa maksud Saffana?" tanya Mira.
"Ini hanya salah paham tante!" bukan Andre yang menjawab melainkan Tasya yang sudah keluar dari kamar tamu yang memakai pakaian lengkap.
Mata Saffana yang melihat ke arah Tasya begitu sangat merasa kesal dan jijik pada wanita yang baru saja bercinta dengan suaminya.
"Maafkan aku Tante tadi aku dan Andra khilaf. Apa yang terjadi di dalam kamar itu tidak seperti apa yang kamu pikirkan Saffana dan bahkan semua itu belum terjadi sama sekali," Tasya sama saja dengan Andre yang tidak mengakui perbuatan mereka yang membuat Saffana tersenyum getir.
"Tunggu-tunggu sebenarnya ini ada apa dan kamar kenapa bisa ada di kamar?" Mira yang terlihat semakin pusing tidak mengerti dengan penjelasan dari Tasya.
"Mah, tadi Saffana melihat aku dan Tasya berada di dalam kamar. Kami sama sekali tidak melakukan apa-apa dan memang iya kami tidak memakai pakaian dan itu hanya sebuah kesalahan dan aku mengakui semua kesalahan itu aku khilaf mah," sahut Andre.
"Kamu masih bisa mengatakan tidak melakukan apa-apa. Aku sama sekali tidak buta Andre dan aku melihat jelas dengan mata kepalaku sendiri. Kamu dan dia benar-benar sama-sama sudah sakit!" tegas Saffana yang juga menunjuk Tasya.
"Saffana kamu harus percaya kepadaku dan kamu sekarang hanya terbawa emosi," Andre terus berusaha untuk meyakinkan Saffana.
"Apapun yang kamu katakan dan berusaha kamu menjelaskan kepadaku dan wanita itu berusaha untuk membuat situasi seolah kalian berdua tidak bersalah. Aku sama sekali tidak peduli. Aku sudah tidak menginginkan pernikahan ini dan kita akan bercerai!" tegas Saffana dengan penuh penekanan dan penegasan.
"Saffana cukup!" bentak Mira.
"Kamu itu seenaknya menggunakan kata cerai. Kamu pikir pernikahan itu hanya main-main yang baru menikah lalu bercerai begitu saja. Kamu benar-benar wanita yang tidak pernah belajar dari pernikahan kamu. Kamu sudah pernah bercerai dan sekarang ingin bercerai lagi dengan mudah. Kamu apa sangat hobi menikah cerai menikah cerai hah!" Mira yang sekarang malah menyalahkan Saffana bahkan sampai membawa masa lalu Saffana.
"Aku yang menjalani pernikahan ini dan aku berharap Tante tidak ikut campur dengan urusanku!" tegas Saffana dengan suara rendah
"Saya jelas sangat ikut campur karena ini berurusan dengan keluarga kami. Kamu sama saja telah mencoreng nama baik keluarga kami dengan adanya perceraian di keluarga kami!" tegas Mira.
"Lalu menurut Tante setelah apa yang telah anak Tante lakukan kepada saya, dia telah mengkhianati saya dengan tidur dengan wanita itu dan saya harus mempertahankan pernikahan itu. Saya sama sekali tidak bodoh!" tegas Saffana.
"Kamu baru melihat hal itu dan sudah mengatakan ingin cerai dan menyalahkan Andre atas apa yang terjadi. Bukankah kamu sudah mendengar sendiri penjelasan Andre jika dia khilaf dan seseorang itu tidak pernah luput dari kesalahan dan seharusnya kamu mengerti itu!"
"Kamu coba introspeksi sendiri, kenapa hal itu bisa terjadi. Kamu baru saja menikah dengan Andre dan kamu sibuk mengurus anak kamu dan tidak mengurus suami kamu. Lalu kamu marah saat suami kamu menghabiskan malam bersama wanita lain!" Mira yang benar-benar malah membela Andre dan menyalahkan Saffana yang membuat Saffana tidak menduga dengan tanggapan Mira.
"Jadi Tante membenarkan semua yang telah anak bantal lakukan?" tanya Saffana.
"Andre sudah mengakui kesalahannya dan mengatakan khilaf. Kamu bukan manusia yang suci yang tidak bisa menerima kesalahan orang lain. Jadi kamu jangan berlebihan!" tegas Mira.
Tasya berada di situasi Itu tersenyum miring yang melihat bagaimana Saffana justru disalahkan dalam hal itu.
"Ternyata ibu sama anak sama saja!" desis Saffana dengan tersenyum getir.
"Apa maksud kamu hah!" Mira yang mendengar ucapan Saffana merasa sangat tersinggung.
"Aku tidak percaya bagaimana mungkin seorang ibu bisa membela perbuatan anaknya dan menyalahkanku dalam hal ini. Apa yang anak tante lakukan adalah perbuatan zina yang sangat menjijikan, memalukan dan tante dengan sangat mudah membela dia dan menyalahkanku dalam hal ini!"
"Dengan Tante yang sudah membela dia, jika kelakuan anak Tante seperti ini karena itu merupakan ajaran dari mana orang tuanya yang mendidik dia. Karena kesalahan zina saja dibenarkan dan seharusnya aku tidak pernah masuk ke dalam keluarga yang sakit seperti ini!" tegas Saffana yang mengeluarkan semua unek-uneknya di dalam hati yang tidak peduli jika wanita yang dihadapinya adalah jauh lebih tua darinya.
"Aku sangat menyesal telah menikah dengan anak Tante yang tidak tahu diri itu!"
Pakkk
Tamparan keras yang melayang ke pipi kanan Saffana yang berasal dari tangan Mira. Saffana pemegang pipi itu yang memerah langsung.
"Kurang ajar kamu!" umpat Mira yang benar-benar sangat tidak terima dengan apa yang dikatakan Saffana.
Andre hanya melihat bagaimana sang Ibu menampar Saffana. Tetapi Andre tetap saja gelisah dalam situasi itu.
Mendapatkan tamparan dari Mira membuat Saffana tersenyum dan melihat satu persatu orang-orang yang seolah memojokkan dirinya.
"Ibu!" suara Alisha yang terdengar membuat Saffana melihat ke arah ujung tangga dan Alisha yang sudah berdiri di sana.
"Alisha..." lirih Saffana.
Saffana yang langsung meninggalkan tiga orang itu dan menghampiri Alisha. Saffana yang membawa kembali sang Putri untuk memasuki kamar.
*******
Saffana yang berada di dalam kamar bersama Alisha. Hati Saffana yang terlihat sangat hancur dan berusaha untuk menutupi di depan sang putri yang duduk di atas ranjang. Saffana yang sudah membuka mukenahnya.
"Alisha bobo kembali ya. Besok pagi kita ketemu Ayah," ucap Saffana dengan suara terasa begitu sesak mata itu berkaca-kaca dan mencoba untuk mempertahankan agar air mata itu tidak jatuh.
Tiba-tiba Alisha memegang pipi Saffana yang masih sangat memerah.
"Kenapa Mama dari om Andre menampar Ibu?" tanya Alisha.
Ternyata Alisha sempat melihat sang Ibu telah ditampar. Saffana terdiam seolah tidak punya jawaban yang pasti tidak percaya jika putrinya melihat hal itu.
"Tidak sayang, kamu hanya salah lihat," Saffana yang berusaha untuk menutupi semuanya.
"Tidak kok Ibu. Tadi Alisha melihat dengan jelas!" jawab Alisha.
"Tadi ada nyamuk di pipi Ibu dan makanya pipi Ibu tertampar!" Saffana harus berbohong kepada Alisha.
"Pasti sangat sakit sampai mereka seperti ini," ucap Alisha.
"Tidak sayang!" jawab Saffana yang langsung memeluk Alisha. Air mata itu baru tumpah dan menahan tangis agar tidak terdengar oleh Alisha.
"Ya Allah ujian apalagi yang kau berikan kepadaku. Pernikahan ku kembali gagal. Aku bener-bener dikhianati orang yang selama ini aku percaya sebagai pemimpin dalam rumah tangga kami. Aku tidak salah mempercayai laki-laki yang aku pikirkan bisa menjadi Ayah untuk Alisha!" batin Saffana dengan air mata yang terus mengalir.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
guntur 1609
bodoh kau saffana kalau masih mau mempertahankan sama andre
2024-11-08
0
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-07-02
0
Ira Tri puspita
knp gk tlp aliyah
2024-07-01
0