Acara pernikahan yang akhirnya di mulai dengan tamu undangan yang melihat bagaimana Saffana yang berjalan yang digandeng oleh Indah sahabatnya menghampiri Andre yang menunggu calon istrinya.
Rachel yang juga berdiri di samping Aksa harus memperhatikan mimik wajah sang putra. Dia sangat ingin mengetahui apakah putranya begitu sedih melihat mantan istrinya menemukan tambatan hati atau justru merasa lega.
Karena selama proses persiapan pernikahan itu Aksa justru memberikan support yang besar pada Saffana. Aksa memang menunjukkan wajah datar yang tidak ada yang bisa membaca bagaimana isi hati Aksa saat ini.
"Mungkin sudah takdir mereka memang tidak bisa bersama lagi. Alisha harus hidup dengan orang tua yang berbeda," batin Rachel dengan menghela nafas dengan berat.
Jika dilihat Rachel lebih tidak rela melihat mantan menantunya menikah dengan orang lain. Mungkin Rachel masih mengharapkan sedikit untuk kembalinya Saffana dan Aksa. Tetapi sekarang Saffana akan menjadi calon istri orang lain.
Padahal dulu Rachel sangat tidak menyukai Saffana. Tetapi seiring berjalannya waktu, malah Saffana yang menjadi menantu yang paling di sayangi Rachel. Rachel mungkin memiliki wajah ketus dengan penampilan yang tertutup. Tetapi dia merupakan wanita yang berhati baik.
Saffana yang sudah sampai di depan Andre dengan Andre yang tersenyum menyambut calon istrinya yang sangat cantik. Mereka berdua langsung melangkah menuju proses ijab kabul.
Terdengar bagaimana proses ijab kabul yang di laksanakan dengan Andre berjabat tangan dengan wali nikah Saffana. Suasana hikmat dan hening mendengarkan Andre yang mengucapakan ijab kabul itu dengan satu tarikan nafas.
Tidak menunggu lama proses ijab kabul di laksanakan dengan lancar. Saffana yang akhirnya sah menjadi istri dari Andre, mereka berdua yang sudah sah menjadi suami istri yang sekarang sama-sama berdoa yang di pimpin ustad.
Aksa yang tidak jauh dari tempat itu tersenyum tipis yang bisa melihat kebahagiaan Saffana. Lagi dan lagi Rachel perhatikan mimik wajah Aksa saat Saffana sudah sah menjadi istri orang lain.
"Ayah apa setelah ibu menikah dengan om Andre. om Andre akan tinggal bersama Alisha?" tanya Alisha yang sejak tadi duduk di samping Aksa.
"Iya. Alisha juga mempunyai dua orang tua. Bukan hanya Ayah. Tetapi beliau yang juga menjadi Ayah Alisha," ucap Aksa dengan lembut menerangkan pada putrinya itu yang pasti kebingungan dengan situasi itu.
"Tetapi Alisha hanya mau mempunyai 1 Ayah saja. Tidak mau Ayah yang lain," ucap Alisha.
Wajah anak kecil yang sangat polos itu tampak sedih dengan kehidupan baru yang akan dia jalani. Seolah mengerti dengan situasi itu membuat dia tidak rela mempunyai 2 Ayah di dalam hidupnya.
"Tidak boleh seperti itu Alisha. Alisha harus menerima orang yang menikah dengan ibu. Alisha harus menghargai ibu. Keputusan ibu sudah yang terbaik dan semua juga demi Alisha," ucap Aksa yang menjelaskan dengan bijak. Dia tidak ingin sang anak membenci tanpa alasan.
"Baiklah Ayah," sahut Alisha dengan tersenyum yang mencoba untuk menurut.
Aksa memeluk bahu sang Putri yang pasti bingung dengan kehidupan orang tuanya. Aksa juga tidak bisa menjelaskan terlalu banyak. Dia juga tidak ingin membuat perasaan Saffana yang nanti terganggu.
Saffana dan Andre yang sekarang berdiri bersalaman dengan para tamu yang mengucapkan selamat kepada mereka. Sampai pada giliran Aksa dan keluarganya.
Rachel yang pertama kali menaiki pelaminan yang pasti bersalaman terlebih dahulu dengan Shofia dan David.
"Selamat Mbak, punya mantu baru," ucap Rachel apa tidak ikhlas yang memeluk Shofia.
"Kamu juga sebentar lagi akan punya menantu baru," sahut Shofia yang sudah melepas pelukan.
"Mbak pikir ini saingan apa!" sahut Rachel kesal yang langsung memeluk kakaknya David.
"Kamu ini kenapa merocos terus," ucap David dengan mengusap-usap pundak adiknya.
"Tuh. Mbak Shofia," sahut Rachel dengan kesal.
Adam, Aksa, Aliyah hanya geleng-geleng kepala melihat Rachel yang pasti suka sekali membuat masalah.
"Selamat ya Saffana, kamu akhirnya menikah," ucap Rachel dengan datar.
"Makasih ya mah. Mama sudah datang dan maaf sekali, belakangan ini Saffana sering merepotkan Mama dengan menitipkan Alisha," ucap Saffana.
"Iya-iya," sahut Rachel.
"Saffana selamat ya untuk pernikahan kamu semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah," ucap Adam.
"Makasih Pah!" sahut Saffana.
"Saffana selamat ya! semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu," sahut Aliyah juga memeluk Saffana.
"Makasih Aliyah, maaf kamu harus ikutan repot untuk menjaga Alisha," sahut Saffana.
"Aku senang bisa terus bersama Alisha. Jadi kamu jangan khawatir," ucap Aliyah tersenyum.
Sekarang tinggal giliran Aksa yang sudah berdiri di hadapan Saffana.
"Selamat Saffana!" ucap Aksa dengan bersalaman yang tidak bersentuhan.
"Makasih Kak Aksa!" sahut Saffana dengan sedikit canggung.
Aksa tidak banyak bicara dan juga hanya memberikan ucapan selamat yang singkat sama dengan Saffana yang juga menghindari bertatapan dengan Aksa.
"Kamu Andre, jaga Saffana baik-baik dan kamu juga harus sayang pada Alisha. Kamu harus menganggap Alisha anak kamu sendiri, jangan hanya mau pada ibunya saja!" tegas Rachel dengan ketus.
"Iya Tante," jawab Andre.
"Pernikahan ini berkaitan dengan keluarga wanita dan pria. Jika keluarga mantan suami seharusnya tidak perlu ikut-ikutan dalam mengurus anak dan menantu kami dan memberikan kata-kata seperti itu," tiba-tiba terdengar suara sinis dari seorang yang berdiri di samping Andre dan siapa lagi jika bukan ibu Andre.
Kata-kata dari ibu Andre seketika membuat tegang dan hening sesaat dengan Aksa yang saling melihat dengan Aliyah. David dan Shofia juga kaget mendengar kata-kata itu.
"Mah!" tegur Andre.
"Benar bukan apa yang saya katakan. Masa iya mau mengatur mantan menantunya," sinis wanita itu yang dari aura wajahnya memang terlihat tidak menyukai keluarga Aksa dan sangat terlihat julit.
"Apa-apaan sih ini wanita. Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu di depanku ada juga depan orang ramai," batin Rachel dengan kesal.
"Hmmm, sebaiknya kita langsung photo saja," sahut Shofia yang mengalihkan situasi ketegangan tersebut untuk berfoto-foto.
"Iya benar, ayo mah kita photo!" sahut Saffana yang sudah merasa tidak enak.
Wajah Rachel yang juga terlihat kesal dan sejak tadi menatap bengis mertua Saffana sampai berphoto saja tidak tersenyum. Saffana juga merasa mengerti apa yang dirasakan Rachel, merasa tidak enak dan juga berfoto dengan mengeluarkan senyum terpaksa.
Setelah foto-foto selesai Rachel tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung turun dari pelaminan yang terlihat memang masih sangat tersinggung dengan perkataan ibu Andre. Yang lain juga menyusul untuk turun.
"Kamu kenapa Saffana?" tanya Andre yang melihat Saffana gelisah.
"Perkataan mama kamu tadi. Mama Rachel pasti tersinggung dengan apa yang dia katakan," jawab Saffana.
"Saffana sudahlah kamu jangan membesarkan masalah. Mama memang berbicara selalu apa adanya dan tidak pernah dibuat-buat. Lagi pula apa yang di katakan mama juga benar. Kamu boleh dekat dengan mantan suami kamu karena juga masih ada hubungan saudara. Tetapi juga mereka tidak harus mencampuri kehidupan kita. Apalagi mengatur soal bagaimana Alisha. Tanpa di beritahu aku juga pasti sayang Alisha," tegas Andre.
Saffana terdiam yang tidak mengatakan apa-apa lagi. Saffana hanya berharap jika sang suami meminta maaf atau bahkan meminta maaf mewakili ibunya pada Rachel. Tetapi ternyata tidak. Andre yang malah membela sang ibu. Saffana juga tidak mungkin berdebat di hari pernikahan itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments