Saffana mencoba untuk berpikiran positif dan melihat keadaan Alisha yang kembali tertidur. Saffana menarik selimut dengan menatap nanar sang putri yang tidak lupa mencium lembut kening itu.
Saffana tiba-tiba menoleh ke arah jendela saat mendengarkan suara mesin mobil. Saffana langsung melangkah ke arah jendela dan melihat Andre yang pergi bersama Tasya.
"Mereka terlalu dekat dan bukan karena aku cemburu. Tetapi aku hanya merasa hal itu tidak pantas sama sekali. Apalagi Andre sudah menikah," batin Saffana dengan melihat begitu murung. Bagaimana dia tidak berpikiran negatif saat sang suami lebih dekat dengan seorang wanita lain dibandingkan dia sendiri.
*********
Aliyah yang sarapan bersama keluarganya. Namun Aliyah terlihat tidak nafsu makan yang hanya mengaduk-aduk bubur nasi yang disiapkan Rachel untuknya.
"Bagaimana nasib Saffana dengan pernikahan yang tidak sehat ini. Aku sangat yakin Andre dan wanita yang bernama Tasya itu memiliki hubungan yang spesial kenapa dia pikir aku bodoh yang tidak tahu apa-apa diantara mereka. Jika aku membicarakan semua ini kepada Saffana yang adanya Saffana akan beranggapan jika aku terlalu ikut campur," batin Aliyah dengan penuh pemikiran.
Aliyah yang begitu murung mencuri perhatian Rachel dan menatap sang putri dengan intens.
"Kamu kenapa Aliyah, makanan hanya diaduk-aduk seperti itu dan tidak dimasukkan ke dalam mulut sejak tadi!" tegur Rachel yang membuat perhatian Adam dan Aksa juga melihat ke arah Aliyah.
"Lagi tidak nafsu makan mah!" jawab Aliyah dengan tidak bersemangat.
"Jika tidak bernafsu untuk makan. Lalu kenapa menyuruh mama untuk memaksakan kamu bubur ayam pagi-pagi seperti ini," oceh Rachel.
"Sudah-sudah kenapa jadi ribut-ribut di meja makan. Aliyah kamu sebaiknya makan. Mama kamu sudah capek memaksakan kamu dan nanti mama kamu tidak akan mau lagi memaksakan kamu," tegas Adam.
"Iya Pah," sahut Aliyah dengan terpaksa harus makan.
"Aksa bagaimana keadaan Alisha?" tanya Rachel.
"Saffana mengatakan Alisha lebih baik karena tadi pagi dia juga dibawa ke rumah sakit. Sekarang Alisha, Saffana berada di rumah Andre," jawab Aksa.
"Jadi Saffana tinggal di rumah Andre. Secepat itu," batin Aliyah malah terlihat cemas.
"Ya semoga saja Alisha baik-baik saja dan Andre bisa tulus menerima Alisha sebagai putrinya dan bukan hanya mau kepada ibunya saja," ucap Rachel yang penuh dengan harapan.
"Iya mah kita doakan saja yang terbaik," sahut Aksa.
"Bagaimana bisa dikatakan yang terbaik. Hubungan pernikahan itu jelas-jelas tidak sehat dan aku justru khawatir dengan Alisha. Tidak, aku tidak bisa diam begitu saja. Aku harus berbicara pada Saffana," batin Aliyah yang ingin bertindak. Karena dia yang memang mengetahui sesuatu.
**********
Saffana yang berada di dapur yang sekarang beraktivitas untuk memasak. Saffana yang terlihat mengaduk bubur yang dia masak dan tidak lupa untuk mencicipinya.
"Ehem!!!!!!!"
Saffana menoleh ke belakang dan ternyata ibu mertuanya Rima yang menegur dia.
"Tante," sahut Saffana.
"Kamu masak untuk Alisha?" tanya Mira.
"Iya Tante," jawab Saffana.
"Hmmm, kamu sekalian dong masak untuk makan malam," ucap Mira.
Saffana yang mendadak terdiam mendengar permintaan dari sang mertua.
"Kamu kenapa berekspresi seperti itu? Kamu tidak mau masak untuk mertua kamu sendiri hah?" Mira langsung sinis pada Saffana.
"Saffana belum menjawab apa-apa. Saffana akan memasak, tetapi setelah memberi Alisha makan," jawab Saffana.
"Yasudah sana buruan kamu kasih Alisha makan dan setelah itu kamu langsung masak," ucap Mira. Saffana tidak menjawab lagi dan hanya menganggukkan kepala.
Mira langsung pergi meninggalkan Saffana di dapur yang menghela nafas.
"Padahal ada Bibi. Kenapa harus aku yang memasak. Apa itu tradisi di rumah ini. Menantu yang baru datang akan menyiapkan makanan pertamanya. Tetapi Andre tidak mengatakan apa-apa sebelumnya kepadaku," Saffana bergerutu sembari memasukkan bubur ayam kedalam mangkok.
**********
Setelah memberi Alisha makan, Saffana akhirnya memasak karena permintaan sang mertua. Karena bagaimanapun Saffana harus menuruti karena mencari ketaatan sebagai menantu.
Tidak lama bagi Saffana untuk menyiapkan makanan itu sampai akhirnya sudah terhidang di meja makan.
"Ayo kita sebaiknya makan!" tiba-tiba terdengar suara yang membuat Saffana menoleh kearah suara itu. Mira yang datang bersama Andre dan Tasya dengan Tasya yang pasti merasa sangat santai seperti sudah rumahnya sendiri dan tidak tahu malu yang datang begitu saja saat makanan sudah terhidang.
"Kamu memasak Saffana?" sahut Andre yang menghampiri Saffana.
"Mama yang menyuruh Saffana untuk memasak Karena bagaimanapun Saffana harus membiasakan diri untuk memasak," sahut Mira dengan nada yang terkesan sangat julid. Saffana hanya diam saja dengan perasaan yang terlihat mulai tidak enak.
"Pasti ini enak sekali," sahut Andre mengalihkan situasi yang di penuhi dengan rasa ketengan itu.
Saffana hanya mengukir senyum tipis mendengar apa yang di katakan Andre. Karena Saffana merasa tidak nyaman dalam situasi itu. Apalagi melihat Tasya yang senyum-senyum dan sudah duduk mendahului yang lain.
"Ayo kita mulai makan!" sahut Andre yang mengambil posisi duduk di samping Tasya.
Saffana hanya memperhatikan bagaimana Andre dan Tasya yang asyik sendiri dengan dan mereka juga saling melihat dengan tersenyum.
"Saffana kamu tidak ada rencana mau duduk!" sahut Mira yang melihat Saffana diam terus dan mata itu fokus pada Andre dan Tasya.
Sampai Andre menyadari dan melihat ke arah Saffana, seolah sangat tahu apa yang di pikirkan Saffana membuat Andre kesulitan menelan salivanya dan sedikit panik.
"Hmmmm, Saffana kamu duduklah, kita makan sama-sama," ucap Andre mendadak gugup.
"Kamu makan saja dengan santai, aku mau melihat Alisha," sahut Saffana dengan bengis yang terlihat kesal dan langsung pergi.
Andre sampai melihat kebelakang yang melihat Saffana yang pergi begitu saja.
"Huhhh, apa-apa harus Alisha. Kalau dia memikirkan Alisha terus, kapan dia akan memikirkan kamu," sinis Mira tampak kesal.
"Gawat, jika Saffana telah mencurigaiku," batin Andre yang tiba-tiba panik.
"Andre kamu tidak apa-apa?" tanya Tasya yang melihat Andre tampak berpikir keras.
"Tidak apa-apa," jawab Andre.
"Sudah-sudah sekarang kita makan saja," sahut Mira. Andre mengangguk.
Andre makan mulai tidak menikmati karena kepikiran dengan Saffana.
*********
Krekkkkk.
Andre membuka pintu kamar dan melihat Saffana yang sedang menyelimuti Alisha. Saffana hanya melihat sebentar ke arah pintu. Wajah itu yang masih tampak begitu kesal dengan Andre.
"Bagaimana Alisha Saffana?" tanya Andre basa-basi.
"Baik-baik saja," jawab Saffana dengan singkat.
Andre menghela nafas dan langsung masuk kedalam kamar yang mendekati Saffana.
"Kamu kenapa? Aku melihat kamu sejak tadi diam saja. Aku suruh Bibi untuk menyiapkan kamu makanan, mengantarkan kekamar. Kamu terlalu sibuk dengan Alisha dan pasti lupa untuk makan," ucap Andre.
"Tidak perlu melakukan hal itu. Aku tidak lapar sama sekali," sahut Saffana.
"Saffana ada apa sebenarnya. Apa kamu marah, karena mama menyuruh kamu memasak dengan kondisi kamu yang merawat Alisha!" sahut Andre.
Saffana menatap pria yang tidak jauh dari depannya itu yang terlihat merasa tidak berdosa dengan apa yang dia lakukan.
"Bukan karena itu, aku senang bisa memasak dan membuatkan makanan untuk kamu, mama kamu dan juga untuk Tasya sahabat kamu," sindir Saffana dengan sangat tegas.
"Sudah kuduga Saffana pasti memikirkan hal itu," batin Andre yang kebingungan harus melakukan apa.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
guntur 1609
kau ja yg bodoh saffana
2024-11-08
0