Jakarta.
Saffana yang sedang makan bersama dengan Indah sahabatnya. Mereka makan siang di salah satu Restaurant dengan makanan yang sudah mereka pesan dan mereka nikmati.
"Berarti kamu harus kembali mengurus semua dari awal?" tanya Indah dengan mengunyah makanannya.
Saffana yang memang harus bertukar pikiran dengan Indah dengan kendala dalam persiapan pernikahan yang dia jalani.
"Bagaimana lagi semua permintaan keluarga Andre dan aku tidak bisa apa-apa. Lagi pula aku juga tidak bisa egois," jawab Saffana.
"Mereka itu benar-benar membuat ribet. Kamu itu pihak wanita dan kamu tinggal di Jakarta. Seharusnya pernikahan itu di mana-mana harus dilaksanakan di pihak wanita. Tetapi mereka malah ngotot untuk melaksanakan di Palembang.
Lalu ketika kamu setuju untuk dilaksanakan di Palembang dan persiapan sudah hampir 70% dan sekarang mereka membatalkan yang mengatakan untuk diadakan di Jakarta. Ribet tahu," kesal Indah yang geram dengan perencanaan pernikahan sahabatnya itu yang seperti disengaja dipersulit pihak laki-laki.
"Aku juga sudah membicarakan semua itu kepada Andre. Tetapi lagi-lagi jika kami membicarakan semua itu yang ada pertengkaran dan aku capek," sahut Saffana dengan meneguk minuman orens jus yang dia pesan.
"Saffana sebenarnya kamu yakin apa tidak sih menikah dengan Andre?" tanya Indah.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Saffana balik tanya.
"Sekarang aja, sebelum menikah, kamu sudah dipersulit dan apa-apa kamu yang harus mengalah dan bagaimana nanti kalian menjalani rumah tangga. Kamu yakin dengan semua itu?" Indah yang kembali banyak bertanya untuk meyakinkan sang sahabat dengan pilihan yang diambil. Saffana terdiam yang tidak bisa menjawab.
"Saffana bukannya aku mau ikut campur untuk semua ini. Kamu juga pernah gagal berumah tangga dan kamu punya Alisha. Perbedaan Andre dan Aksa itu sangat jauh. Jika Aksa laki-laki yang terus mengalah tetapi di sini kamu yang banyak mengalah," ucap Indah mengingatkan.
"Indah kak Aksa adalah masa laluku dan pelajaran dalam hidupku. Tidak seharusnya kamu membandingkan seorang pria yang akan menjadi suamiku dengan kak Aksa," ucap Saffana yang membela Andre.
"Maafkan aku. Aku hanya khawatir dengan kamu," ucap Indah.
"Hal ini sangat wajar terjadi padaku. Kamu tahu aku seorang ibu yang sudah pernah bercerai akan menikah dengan laki-laki yang belum pernah menikah. Di sini keluarga juga turut campur dan mereka mungkin tidak bisa menerima semua itu dengan sepenuh nya. Jadi semua belakangan yang terjadi diantara kami aku sangat memaklumi. Karena memang semua itu tidak mudah," ucap Saffana.
"Ya sudahlah aku berharap semua akan baik-baik saja," ucap Indah.
Saffana hanya mengangguk. Saffana yang membela calon suaminya dari pikiran negatif Inda terlihat sendu yang tidak memiliki daya semangat. Entahlah apa yang dia pikirkan, wajah itu juga terlihat penuh dengan beban yang terlihat jelas dari mata Saffana yang lelah. Namun, Saffana hanya berusaha jika dia baik-baik saja agar orang-orang di sekitarnya tidak memikirkan semua itu.
"Ibu!" Saffana mendengar suara itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara yang tak lain adalah Alisha.
Barulah terukir senyum di wajah sendu itu melihat sang putri yang masih memakai seragam sekolah dan Aksa yang berada di belakang Alisha. Alisha yang begitu ceria langsung berlari.
"Alisha sudah pulang sekolah sayang," ucap Saffana.
"Iya Ibu. Bukankah Ibu mengatakan akan pergi 3 hari dan sekarang sudah kembali ke Jakarta," sahut Alisha.
"Iya sayang, karena ada sesuatu jadi ibu harus cepat kembali ke Jakarta," jawab Saffana.
"Ohhhh!" sahut Alisha yang hanya mengangguk saja. Saffana melihat ke arah Aksa.
"Terima kasih kak Aksa sudah mengantarkan Alisha kemari," ucap Saffana.
"Iya Saffana," sahut Aksa tersenyum.
"Alisha mau makan?" tanya Saffana.
"Mau Ibu dan Ayah ayo kita makan bersama, bukankah dia yang mengatakan juga lapar dan kita harus makan," ucap Alisha.
"Alisha Ayah harus kembali ke kantor," ucap Aksa.
"Mana bisa seperti itu Ayah," sahut Alisha dengan wajah cemberut.
"Kak Aksa makanlah bersama kami. Lagi pula kak Aksa sudah berjanji pada Alisha, jadi jangan buat Alisha kecewa," ucap Saffana.
"Iya Aksa kamu duduklah. Saffana aku harus kembali ke kantor," Indah yang tidak ingin mengganggu keluarga Cemara itu langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Tante Indah sudah selesai makan?" tanya Alisha.
"Iya Alisha," sahut Indah.
"Ya sudah Tante pergi dulu, Saffana, Aksa, aku pergi ya," ucap Indah pamit sekali lagi
"Hati-hati Indah," sahut Saffana. Indah yang sudah pergi yang meninggalkan Saffana, Aksa dan Alisha.
"Ayo Ayah kita duduk," sahut Alisha.
"Iya sayang," sahut Aksa.
Aksa sepertinya sedikit canggung jika duduk bersama dengan mantan istrinya. Apalagi Saffana akan menikah. Jadi wajar saja Aksa seperti itu.
"Alisha mau pesan apa?" tanya Saffana.
"Apa yang Ibu makan saja," jawab Alisha.
"Baik kalau begitu," sahut Saffana.
"Kak Aksa mau pesan apa?" tanya Saffana.
"Samakan aja," sahut Aksa.
Saffana menganggukkan kepala mengangkat tangan untuk memanggil pelayan. Pelayan menghampiri Saffana dan menulis semua pesan makanan yang di pesan Saffana, setelah itu pelayan langsung pergi.
Tidak ada obrolan di antara mereka, mereka malah terlihat canggung walau ada Alisha di antara mereka, tetapi mereka benar-benar sangat gugup dan bingung. Alisha juga ternyata sibuk menggambar.
"Saffana bagaimana kelancaran acara menjelang pernikahan kamu?" tanya Aksa yang mulai membuka obrolan.
"Lancar kak Aksa," jawab Saffana.
"Alhamdulillah," sahut Aksa.
"Oh. Iya ini..." Saffana tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Saffana titip undangan untuk Mama dan Papa," ucap Saffana yang memberikan undangan pernikahan itu dan dengan ragu tangan Aksa mengambil undangan itu.
Dia bahkan melihat kearah Saffana dan Saffana jadi gugup mendapatkan tatapan seperti itu. Meski berpisah dari Aksa. Tetapi Saffana tetap memanggil kedua orang tua Aksa dengan Mama dan Papa.
"Kak Aksa!" tegur Saffana.
"Baiklah!" Aksa akhirnya mengambil undangan tersebut dan hanya melihat bagian sampul yang terdapat foto Saffana dan calon suaminya.
"Pernikahannya di Jakarta?" tanya Aksa yang juga melihat alamat yang tertera.
"Iya kak Aksa. Aku dan mas Andre mengubah agar jadwalnya mempermudah keluarga untuk hadir," jawab Saffana.
"Begitu rupanya. Semoga semua lancar," ucap Aksa.
"Pasti kak Aksa," sahut Saffana dengan mengangguk tersenyum.
"Kamu akhirnya menemukan pengganti ku. Aku berdoa Saffana semoga kamu bahagia dengan pria pilihan kamu dan juga pria itu bisa sayang pada Alisha. Aku mendoakan untuk pernikahan kamu dan Andre," batin Aksa yang terlihat tidak ikhlas melihat Mantan istrinya akan menikah.
Entahlah bagaimana perasaan Aksa. Jika Saffana sudah memilih untuk menikah berarti dia sudah move on dari Aksa dan Aksa tidak tahu bagaimana, walau Aksa sudah menjalin kedekatan dengan seorang wanita yang dikenalkan Rachel adalah sebelumnya.
**********
Hari pernikahan.
Akhirnya hari-hari menjelang pernikahan Saffana telah sampai pada hari inti. Setelah banyak perdebatan menjelang pernikahan Andre dan Saffana yang akhirnya melaksanakan ijab kabul hari ini.
Untuk tema pernikahan mereka yang terlihat simple. Karena mungkin acaranya sudah mendadak karena pertukaran tempat yang secara tiba-tiba. Pernikahan itu di hadiri keluarga besar Andre dan Saffana.
Acara pernikahan itu di laksanakan di dalam gedung dengan nuansa mewah dan elegan.
Tidak lupa Aksa dan keluarganya juga hadir dalam acara pernikahan tersebut dengan Aksa yang berdiri di samping Alisha dengan menggenggam tangan Alisha.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Bivendra
smg saffana batal nikah sm andre krn aq yakin ada ssuatu antra tasya n andre
2024-06-26
0
Tini Uje
sebelum ijab qobul mudahan ada yg dtg utk membatalkn prnikahan safana..selingkuhan andre misal nya 😅
2024-06-26
0
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-06-26
0