Andre, Mira dan Tasya yang berada di ruang tamu yang terlihat Andre begitu sangat gelisah yang sejak tadi mondar-mandir seperti setrikaan dengan wajah yang sangat panik. Sementara Mira dan Tasya duduk di sofa yang hanya melihat bagaimana Andre.
"Andre kamu bisa tidak untuk diam sebentar dan jangan seperti ini. Mama itu semakin pusing melihat kamu kesan kemari!" tegas Mira dengan memijat kepalanya.
"Bagaimana aku bisa tenang, jika aku dan Saffana bercerai. Perceraian ini bukan yang aku inginkan dan aku tidak bisa berpisah begitu saja dengan Saffana," sahut Andre menekankan.
"Ya makanya kamu itu jangan membuat masalah besar dan kamu juga Tasya apaan kalian berdua dan lihat atas perbuatan kalian berdua saya dianggap sebagai ibu yang tidak becus mendidik anak dan dimaki oleh wanita itu!" kesal Mira yang sekarang baru menyalahkan Andre dan Tasya.
"Tante, Saffana saja yang sangat berlebihan dan aku sudah menjelaskan semua kepada Tante bagaimana kronologinya. Jadi yang salah bukan aku Tante," sahut Tasya yang mencari pembelaan.
"Tetap saja semua jadi seperti ini," ucap Mira kesal.
"Aku sama sekali tidak akan bercerai dengan Saffana, semua rencanaku bisa berantakan dan mama harus membantuku," sahut Andre yang sudah kehabisan pikiran.
Dahi Mira mengkerut dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Wanita paru baya itu masih sangat kesal dengan semua yang di katakan Saffana.
"Tapi Saffana sudah tidak bisa memaafkan kamu dan kamu lihat tadi malam bagaimana dia sangat marah dan beberapa kali menegaskan untuk berpisah," sahut Mira.
"Tapi aku tidak akan bercerai dengan dia!" tegas Andre yang tetap dengan keputusannya tidak akan menceraikan Saffana.
Andre mengusap wajahnya kasar sampai kerambutnya yang benar-benar begitu frustasi. Menikah dengan Saffana bukan karena perasaan, tetapi karena aset yang di miliki Saffana. Jika mereka berpisah, maka Andre tidak akan bisa menyelamatkan perusahannya.
Tuk tak, tuk, tak.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang bersamaan dengan suara roda koper. Andre, Tasya dan Mira melihat ke arah anak tangga dan melihat bagaimana Saffana yang menyeret koper menggenggam tangan Alisha menuruni anak tangga. Mereka semua saling melihat dan sudah yakin jika dengan keputusan Saffana yang sama sekali tidak akan diubah.
"Saffana kamu mau kemana!" Andre langsung menghampiri Saffana yang sudah berada di ujung anak tangga.
"Jangan mendekat!" Saffana yang langsung mengangkat tangan untuk menyuruh stop Andre.
Wajah itu masih terlihat tegas dan marah dengan Andre. Bahkan Saffana merasa begitu jijik melihat Andre.
"Saffana kita harus bicara sebentar!" bujuk Andre.
"Tidak ada yang harus di bicarakan. Aku tidak harus menjelaskan dua kali dan tidak harus mengatakan untuk kesekian kali dengan apa yang sudah aku katakan tadi malam. Jadi jangan bertanya lagi kenapa lagi ini ada Alisha!" tegas Saffana yang tidak ingin ribut di depan sang Putri.
"Saffana kamu tidak bisa mengakhiri pernikahan kita begitu saja dan aku tidak akan pernah menceraikanmu sama sekali!" tegas Andre.
"Apapun yang kamu katakan aku tidak peduli sama sekali!" tegas Saffana menekankan.
"Jadi jangan menghalangi aku. Kamu setuju atau tidak dengan apa yang sudah kamu lakukan. Aku akan mengajukan perceraian ke pengadilan!" tegas Saffana yang tidak akan ada yang bisa mengubah keputusan yang dia lakukan.
Dia wanita pemberani dan akan bertindak sendiri. Bagi Saffana tidak ada yang harus di pertahankan dalam pernikahan yang dia jalani.
"Kamu tidak bisa bercerai dengan anak saya begitu saja dengan semudah yang kamu mau!" tiba-tiba Mira berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Andre dan Saffana.
Alisha yang sejak tadi menggenggam tangan Saffana hanya kebingungan dengan situasi yang dia lihat dan dia dengar pasti sangat tidak di mengerti Alisha.
"Kamu dengar Saffana, keluarga kami, keluarga yang tanpa perceraian dan kamu jangan merusak keluarga kami dengan semua keegoisan kamu!" tegas Mira.
"Yang egois itu adalah keluarga kalian semua. Jadi kalian tidak bisa menghalangiku untuk melakukan apapun yang aku mau!" tegas Saffana dengan penuh penekanan.
Mata itu bahkan sangat berani menatap Mira yang tadi malam sudah menampar dia.
"Kamu benar-benar sangat keras kepala. Sekarang kamu kembali ke kamar kamu!" tegas Mira dengan suara sentakan.
"Aku mau pergi dari rumah yang penuh dengan neraka ini dan Tante tidak bisa menghalangiku!" tegas Saffana.
"Dasar wanita keras kepala!" umpat Mira yang langsung menarik koper Saffana dan bahkan membuangnya yang membuat Saffana kaget. Alisha juga kaget dan mendadak takut.
"Andre seret istri kamu ke dalam kamar dan beri dia pelajaran agar tidak melawan kepada kamu!" tegas Mira.
Melihat situasi yang menegangkan itu membuat Saffana yang tiba-tiba sangat panik dan takut jika terjadi sesuatu kepada dia dan juga Alisha.
"Ayo Saffana kita kembali ke kamar, Tasya kamu bawa Alisha!" perintah Andre. Tasya menganggukkan kepala dan menurut begitu saja.
"Apa yang kalian lakukan jangan sentuh putriku!" tegas Saffana yang mencoba untuk melindungi Alisha. Namun, Andre menarik tangan Saffana dan Tasya menarik Alisha dari Saffana. Mereka benar-benar memisahkan anak dan ibu itu.
"Ibu!" Alisha ketakutan dalam situasi seperti itu dan apalagi Tasya begitu kasar kepadanya.
"Alisha!"
"Apa yang kalian lakukan?"
"Andre lepaskan aku!"
"Lepas!"
Saffana yang terus memberontak saat pergelangan tangan itu dicengkeram dengan kuat dan ditarik kembali menaiki anak tangga yang dipisahkan dari Alisha yang sudah menangis ketakutan dengan melihat sang Ibu ditarik paksa.
"Ibu!"
"Ibu!"
"Sudah kamu diam dan jangan rewel!" tegas Tasya membentak Alisha.
"Lepaskan aku Andre, kamu itu bener-bener bajingan Andre!"
"Lepaskan!"
"Lepaskan!"
Alisha hanya menangis melihat sang Ibu yang diseret paksa menaiki anak tangga yang semakin tinggi. Pemberontak yang dilakukan Saffana jelas-jelas sudah tidak berarti lagi karena Andre yang tidak peduli dengan pemberontakan dari Saffana.
"Apa-apaan ini!" tiba-tiba terdengar suara bentakan yang membuat Andre berhenti melangkah dengan mereka semua yang melihat ke arah pintu.
Suasana yang ada di sana seketika menjadi hening dan terkejut dengan apa yang terjadi di sana.
Ternyata ada Aliyah yang datang tiba-tiba melihat hal itu. Aliyah yang benar-benar sangat terkejut dengan apa yang terjadi di depan matanya saat melihat Saffana ditarik paksa dan Alisha yang juga diperlakukan sangat tidak baik.
"Tante!" Alisha langsung melepaskan tangannya dari Tasya dan menghampiri Aliyah dengan memeluk pinggang Aliyah.
"Tante mereka semua sangat jahat, mereka melukai Ibu dan menarik Ibu dengan paksa!" Alisha mengadu semua kepada Aliyah dengan menangis terisak-isak.
Aliyah terlihat geram dengan situasi itu yang menatap satu persatu orang di ruangan itu dengan tajam seolah ingin menerkam
"Kalian benar-benar sangat keterlaluan!" umpat Aliyah.
"Kamu lepaskan Saffana!" tegas Aliyah yang menatap tajam Andre.
"Kamu jangan ikut campur ini masalah keluarga anak saya!" tegas Mira.
"Tidak ikut campur. Saffana adalah keluarga saya dan saya jelas ikut campur yang melihat kelakuan kalian semua atas apa yang sudah kalian lakukan kepada Saffana dan Alisha!" tegas Aliyah.
"Perbuatan kalian semua benar-benar sangat melewati batas. Kalian pikir aku akan tinggal diam dan akan pergi begitu saja setelah apa yang kalian lakukan. Sekarang aku tegaskan kepada kalian semua untuk melepaskan Saffana!" tegas Aliyah dengan suara lantang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Bivendra
tuh lihat pilihan mu saffana tdk terima kekalahan beda dgn aksa jauh bedanya
2024-07-02
0