Mobil hitam BMW hitam itu yang akhirnya sampai di kediaman Aliyah.
"Yes sampe juga kerumah Oma," ucap Alisha dengan semangat yang sampai mengangkat ke-2 tangan ke atas. Aliyah tersenyum lebar melihat sangka ponakan yang begitu ceria.
"Alisha bisa membuka safety belt?" tanya Aliyah.
"Bisa dong Tante, kan, Alisha pintar!" jawab Alisha.
"Iya-iya, Tante lupa jika tante mempunyai keponakan yang sangat cantik pintar dan baik hati. Hmmmm tidak lupa juga keponakan yang paling solehah," puji Aliyah dengan gemes.
"Amin," sahut Alisha.
"Oke. Sekarang kita turun!" ajak Aliyah. Alisha menganggukkan kepala dan langsung membuka safety belt yang kemudian keluar dari mobil.
Di dalam rumah ada Rachel yang sedang duduk di ruang tamu sembari membaca majalah dengan kaki yang menyilang. Rachel yang memang terlihat sangat serius.
"Assalamualaikum Oma!" sapa Alisha dengan begitu ceria membuat fokus Rachel langsung mengarah pada pintu.
"Walaikum salam cucu Oma yang cantik," sahut Rachel. Alisha langsung berlari dan memeluk Rachel yang masih duduk.
"Hmmm, baru pulang sekolah. Bagaimana belajarnya sayang?" tanya Rachel.
Rachel yang sudah melepas pelukan itu dengan mengangkat Alisha duduk di pangkuannya agar bisa lebih dekat melihat wajah lucu cucu kesayangannya itu.
"Belajarnya lancar dan tadi Alisha mendapatkan nilai gambaran yang paling tinggi," jawab Alisha.
"Benarkah!" sahut Rachel.
Alisha mengangguk-anggukkan kepala.
"Hmmm, kalau begitu sepertinya Oma harus membelikan Alisha hadiah," sahut Rachel dengan mata menyipit dan menepuk-nepuk keningnya dengan jari telunjuknya.
He-he-he. Alisha malah tertawa kekeh.
"Isss kenapa tertawa?" tanya Rachel yang semakin gemes dengan mencubit pipi Alisha. Sementara Aliyah yang sudah duduk tersenyum melihat kedekatan Rachel sebab Alisha.
"Oma ekspresinya sangat lucu," jawab Alisha.
"Benarkah!"
Alisha kembali mengangguk-angguk.
"Tapi Oma memang akan membelikan Alisha hadiah, karena sudah menjadi cucu Oma yang paling pintar di sekolah," ucap Rachel.
"Baiklah. Alisha menunggu hadiah apapun yang diberikan Oma," sahut Alisha.
"Pasti!" sahut Rachel.
"Baik Oma, kalau begitu Alisha ke kamar dulu mau ganti baju," ucap Alisha.
"Baik sayang. Oma tunggu Alisha untuk makan siang," Alisha mengangguk dan langsung turun dari pangkuan Rachel yang tidak lupa mencium pipi Rachel yang membuat Rachel salah tingkah.
"Bye," Alisha melambaikan tangan langsung pergi menaiki anak tangga.
"Huhhhh, Perasaan baru kemarin lahir dan sekarang sudah semakin besar saja," gumam Rachel menghela nafas.
"Aliyah Saffana jadi ke Palembang?" tanya Rachel.
"Iya mah. Saffana tadi menghubungiku dan mengatakan akan pergi beberapa hari. Karena banyak sekali yang harus diurus untuk menjelang hari pernikahannya," jawab Aliyah.
"Dia benar-benar jadi menikah," sahut Rachel.
"Lalu?" sahut Aliyah heran.
Hhhhhhhhh
Rachel tidak mengatakan apa-apa dan hanya menghela nafas.
"Mah sudahlah. Saffana dan kak Aksa itu hanya masa lalu. Mereka berdua sudah menjalani kehidupan mereka masing-masing yang terpenting kewajiban mereka tidak pernah lepas dari Alisha. Lagi pula Saffana juga berhak bahagia melanjutkan kehidupan dengan menikah dengan orang lain. Bukankah kak Aksa juga akan melakukan hal yang sama yang sekarang juga sedang dalam proses perkenalan dengan wanita dari pesantren itu. Lagi pula Mama juga yang mengenalkan wanita itu kepada kak Aksa yang menginginkan dia untuk menjadi istri ke Aksa. Lalu apa lagi. Saffana dan kak Aksa berhak untuk memilih pasangan mereka masing-masing dan berhak melanjutkan hidup dengan pasangan masing-masing. Mereka berdua memiliki ikatan karena ada Alisha dan karena kita semua masih keluarga," jelas Aliyah.
"Ya sudahlah. Mama hanya kasihan saja dengan Alisha dan belum tentu juga pasangan Saffana nanti akan menerima Alisha," sahut Rachel khawatir.
"Saffana tidak akan memilih suami yang untuk menikah dengan dia. Jika bukan karena pasti sayang pada Alisha. Saffana juga pasti memikirkan hal itu. Karena bagi Saffana Alisha menjadi nomor 1," sahut Aliyah dengan bijak. Rachel terdiam. Dari wajahnya terlihat tidak menyukai jika Saffana harus menikah lagi.
*********
Alisha dan Aksa sedang melaksanakan sholat isya bersama di kamar Aksa. Aksa yang menjadi imam untuk putrinya itu. Mereka sholat begitu khusyuk yang membuat kamar begitu hening.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"
Aksa yang mengucapkan salam dan juga diikuti Alisha. Setelah itu mereka sama-sama menguasai wajah dengan tangan. Lalu berdoa dengan mengadahkan tangan keatas. Berdoa dengan khusuk sampai doa itu selesai.
Aksa berbalik badan dan Alisha yang langsung mencium punggung tangan Aksa dengan Aksa yang mencium kening Alisha, pipi Alisha wajah itu dicium yang terdengar suara. Lalu Aksa memeluk Alisha begitu erat.
"Ayah tadi dao apa?" tanya Alisha kepo dengan mengangkat kepalanya yang melihat Aksa.
"Ayah mendoakan, supaya Alisha menjadi anak yang pintar baik dan patuh pada orang tua," jawab Aksa.
"Alisha juga berdoa yang sama, supaya ayah dan ibu diberikan kesehatan, umur yang panjang dan sayang sama Alisha," jawab Alisha.
"Amin!" sahut Aksa tersenyum.
"Hmmm, ayah ibu akan menikah dengan om Andre. Apa nanti kalau Ibu sudah menikah dengan Om Andre nanti kasih sayang ibu akan berkurang kepada Alisha?" tanya Alisha dengan wajah yang terlihat khawatir.
"Hey, kenapa berbicara seperti itu. Mana mungkin kasih sayang ibu akan berkurang dengan Alisha," jawab Aksa.
"Tapi oma bilang, ketika ibu nanti menikah. Ibu pasti akan mengurusi suaminya yang paling utama, nanti Alisha akan di nomor duakan. Sedangkan ibu belum menikah saja sudah sering lupa membangunkan Alisha saat shalat subuh. Apalagi nanti sudah menikah," keluar Alisha dengan wajah cemberut yang menakutkan sesuatu.
"Mama bicara apalagi pada Alisha. Kenapa suka sekali berbicara membuat pikiran Alisha kemana-mana," batin Aksa.
"Ayah Alisha takut, kalau nanti ibu akan seperti itu," ucap Alisha dengan wajah manis.
"Alisha tidak boleh berpikiran buruk seperti itu kepada ibu. Ibu pasti akan mengutamakan Alisha," ucap Aksa yang menyakinkan putri kecilnya itu.
"Lalu bagaimana dengan ayah. Apa nanti jika ayah menikah dengan tante Irena. Ayah juga tidak akan sayang pada Alisha?" tanya Alisha.
"Ayah juga tidak akan mungkin berkurang kasih sayang ayah untuk kamu," jawab Aksa.
"Janji?" tanya Alisha memastikan.
"Janji!" jawab Aksa yang kembali memeluk Putri kecilnya itu.
Mendengar ketakutan Alisha membuat Aksa juga kepikiran, dari tatapan mata Aksa yang sebenarnya menyimpan kesedihan dan rasa cemas. Dia takut jika Alisha yang masih kecil harus menakutkan sesuatu hal yang tidak belum pantas untuk di pikirkan anak seusia Alisha.
********
"Tapi Mama tidak harus berbicara seperti itu kepada Alisha. Alisha itu masih kecil, dia akan mencerna apapun yang Mama bicarakan kemarin dan akan menjadi pikiran untuk Alisha seberapa penasarannya dia miliki," ucap Aksa yang membicarakan kepada Rachel saat mereka berada di meja makan.
"Mama itu hanya bercanda. Lagi pula bukankah hal itu juga akan terjadi," sahut Rachel.
"Tapi Mama tidak harus membicarakan semua itu. Kasihan Alisha," ucap Aksa dengan lembut tetapi sangat tegas.
"Jika kamu kasihan kepada anak. Lalu kenapa bukan kamu dan Saffana yang menjadi orang tuanya. Kenapa kalian harus mencari pasangan masing-masing untuk menjadi Ayah atau Ibu pengganti untuk Alisha," tegas Rachel yang tiba-tiba marah.
"Apa kalian berdua tidak bisa rujuk demi anak?" tanya Rachel.
Aksa terdiam yang tidak tahu harus menjawab apa dari pertanyaan sang Mama yang mungkin masih punya harapan untuk hubungan dia dan Saffana.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
guntur 1609
knp harus pasangan sffana yg kalian beratkan. knp bukanya pasangan anak kalian yg kakian tanyakan
2024-11-08
0
Ira Tri puspita
aku kira mereka rujuk ,,,
2024-06-26
0
Kasih Bonda
bagus ceritanya next semangat
2024-06-25
0