"Tanteeeeee sedang apa di dalam sanaaa..."
Suara teriakan terdengar dari luar rumah dan Halimah sudah merasa tidak asing dengan suara cempreng tersebut.
"Masuklah Astuti..temani aku di dapur".
Ucap Halimah sambil setengah berteriak dari dapur.
Astuti pun segera berlari kedalam rumahnya Halimah dan memeluk Halimah dari belakang.
"Kapan kamu sampai Tut? ".
Tanya Halimah kepada Astuti.
"Tadi semalam, tadinya aku mau langsung kesini, tapi aku malu pada suami tante".
Jawab Astuti.
"Loh.. kenapa harus malu? Sekarang kan Amzari sudah jadi paman mu juga,".
Ucap Halimah.
"Hehehe.. iya, oh iya tante lagi masak apa nih? Dari tadi aroma harum nya sampai tercium kerumahku loh".
Tanya Astuti.
"Aku sedang membuat sambal cumi untuk nanti makan siang".
Jawab Halimah.
"Wah seperti nya enak.. boleh kah aku numpang makan?".
Ucap Astuti sambil menahan air liurnya.
"Boleh lah, tapi kamu bantu Tante cuci beras. Tuh berasnya masih ada dalam plastik.".
Ucap Halimah sambil menunjukkan beras yang ada di dalam plastik.
Astuti pun membantu pekerjaan Halimah didapur.
"Eh ada pengantin di dapur..".
Ucap bu Hannah yang baru saja muncul di dapur.
"Nenek... ".
Ucap Astuti sambil beranjak dan memeluk neneknya tersebut.
"Mana calon suami mu? Nenek ingin melihat nya".
Ucap Bu Hannah pada cucu pertama nya itu.
"Nanti ya nek, Minggu depan ia akan datang kesini".
Ucap Astuti yang masih berada dalam pelukan neneknya itu.
Sementara Henny sedang merapikan bajunya dikamar dan memilah benda mana yang akan dibawanya untuk merantau kerja diluar kota.
Sebenarnya Henny tidak ingin meninggalkan rumahnya akan tetapi adiknya sedang membutuhkan biaya yang besar untuk ujian sekolah sehingga Henny harus membantu keluarga nya yang pekerjaan nya hanya petani.
Semalam Henny ditelpon oleh temannya yang ada di jakarta bahwa ada lowongan pekerjaan.
Setelah mendengar kabar itu Henny langsung membereskan pakaian nya dan memasukkan nya kedalam sebuah tas besar.
"Aku pergi ke rumah Halimah dulu atau tidak ya".
Gumam Henny.
"Tapi sekarang kan Halimah sudah berumah tangga,aku jadi agak malu kalau harus mendatangi rumahnya dulu ,dulu sih aku bisa nyelonong seenaknya masuk keluar kamarnya,tapi kan sekarang suasana nya sudah jauh berbeda. Apalagi kudengar Astuti pun akan segera menikah,pasti Halimah akan ditemani oleh Astuti nantinya.".
Batin Henny.
Kemudian Henny menekan kontak Halimah dan menelpon nya. Namun ternyata setelah menunggu beberapa saat Halimah tidak kunjung menerima panggilan telepon nya .
"Ah.. mungkin Halimah sedang sibuk dengan tugasnya sebagai istri. Lebih baik aku mandi dulu dan menelpon nya lagi nanti".
Ucap Henny.
Kemudian Henny menaruh ponselnya di tempat tidurnya dan kemudian ia pergi mandi.
Halimah yang tidak mendengar ponselnya berdering sedang asyik memasak ditemani oleh Astuti.
Suara di dapur yang berisik karena Astuti yang selalu bicara nyerocos dan lagi masakan yang sedang digoreng nya membuat Halimah tidak mendengar ponselnya berdering.
"Oh iya aku sepertinya melupakan sesuatu".
Ucap Halimah sambil mencari keberadaan ponselnya.
Ternyata banyak missed call dari Henny yang membuat Halimah begitu penasaran ada apa dengan Henny sehingga menelpon nya berkali-kali.
"Tumben Henny nelpon sampai berkali-kali. Biasanya kan dia langsung kesini jika ada hal yang mendesak".
Batin Halimah.
Halimah pun segera berinisiatif untuk menelpon Henny balik namun Henny tak kunjung menjawab telepon darinya.
"Henny kamu kenapa sih bikin aku penasaran saja".
Ucap Halimah sambil melangkah kan kakinya keluar rumah.
"Tante... mau kemana? Nasinya udah mateng nih...".
Ucap Astuti sambil berteriak kepada Halimah yang tiba-tiba pergi begitu saja.
"Tante ada perlu dulu sebentar,kamu kalau mau makan duluan bareng saja sama nenek".
Ucap Halimah sambil setengah berlari.
Henny yang tengah mandi tiba-tiba mendengar bahwa ibunya mengetuk pintu kamar mandinya untuk memanggil nya.
"Henny.. cepetan mandinya,ada Halimah yang menunggu mu diluar".
Ucap ibunya Henny.
Henny pun segera menuntaskan aktivitas mandinya dikamar mandi dan segera keluar dari kamar mandi nya dengan hanya menggunakan handuk karena terburu-buru.
"Halimah... sedang apa kau disini?".
Tanya Henny begitu melihat Halimah yang sedang menunggu nya diluar kamar nya.
"Aku jadi terus memikirkan mu gara-gara panggilan telepon mu yang tidak ku jawab.. ".
Ucap Halimah dengan polosnya.
"Oh itu, sini masuk dulu ke kamarku ".
Ucap Henny setelah memakai daster.
"Loh Henny? Kamu mau pergi kemana? Kok bajumu ada di tas besar ini?".
Tanya Halimah dengan penasaran.
"Ehm... tidak, aku tidak akan kemana-mana.".
Ucap Henny yang tahu bahwa sahabat nya itu adalah orang yang gampang panik.
"Ah kamu jangan berbohong padaku henn.. kamu mau pergi kemana?".
Tanya Halimah lagi .
"Sebenarnya sore ini aku akan berangkat ke luar kota karena aku akan kerja,".
Jawab Henny.
"Hah kerja??? Kenapa kamu gak bilang-bilang sejak awal?".
Ucap Halimah.
"Aku tahu ini mendadak,tapi aku harus mencari biaya tambahan untuk sekolah adikku, apalagi kamu tahu kan penghasilan orang tuaku sebagai petani tidaklah sepadan".
Ucap Henny sambil memasukkan celana dalamnya ke tas besar tersebut.
"Jadi kau menelpon ku tadi untuk bermaksud pamit padaku? Begitu kah?".
Tanya Halimah kembali.
"Iya,maafkan aku ya Halimah, tadinya aku sangat ingin mendatangi rumahmu,tapi aku takut ada Amzari disana dan aku merasa tidak enak jika terus berkunjung kerumah teman yang sudah berumah tangga".
Ucap Henny dengan sedih .
Halimah pun tidak kuasa menahan airmata nya karena Henny sahabat nya sejak kecil akan pergi merantau ke luar kota untuk bekerja dan akan meninggalkan Halimah juga .
"Hey, jangan nangis begitu dong, aku tak akan pergi lama-lama, kamu menangis seperti akan ditinggal olehku ke alam lain saja".
Ucap Henny sambil tertawa.
"Henny,kamu tahu kan, kamu itu adalah ibarat belahan jiwaku. Sejak kecil kita sudah berteman,dan kamu sudah banyak sekali membantuku bahkan membantuku sampai sekarang, aku tidak ingin jauh darimu Henny ".
Ucap Halimah dengan berderai air mata.
"Hemmmm.. aku jadi terharu... Baiklah nanti kita sering-sering melakukan video call ya supaya kamu tidak merasa kesepian nantinya".
Ucap Henny sambil memeluk Halimah sahabat nya tersebut.
Setelah mereka berpelukan cukup lama kemudian Henny melepaskan pelukan nya dan memilih pakaian untuk dipakainya pergi ke luar kota sore itu juga.
Halimah pun ikut memilihkan pakaian dan jilbab yang cocok untuk dipakai oleh Henny.
"Aku tidak menyangka akan ditinggal kan pergi olehmu seperti ini" .
Ucap Halimah dengan mata yang masih berkaca-kaca.
"Jangan sedih begitu dong,kan sekarang ada kakakmu kak Badriah yang tinggal dirumahnya lagi..".
Hibur Henny kepada Halimah.
"Ah kamu seperti tidak tahu saja bagaimana kakak ku itu, pokoknya tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi mu Henny" .
Ucap Halimah sambil menyeka airmata nya sendiri.
Sementara itu Astuti yang tengah menunggu di dapur terus saja menunggu Halimah pulang untuk makan bersama.
Astuti memiliki attitude yang jauh lebih baik dari ibunya,Badriah. Apalagi Astuti berusia tidak jauh dari Halimah sehingga Astuti bisa sekaligus menjadi teman Halimah saat sedang berkumpul keluarga.
"Dimana ya Tante Halimah sudah satu jam lebih belum juga kembali".
Gumam Astuti.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments