Senyuman Halimah terus saja merekah ketika Amzari tengah memasangkan cincin tunangan.
Kini sebuah cincin manis telah melingkar dijari Halimah malam itu dengan diiringi oleh riuhnya suara tepuk tangan yang meriah dari kedua pihak keluarga.
Dan pernikahan mereka akan diselenggarakan sebulan pasca pertunangan tersebut.
Awalnya Halimah tidak pernah menyangka bahwa rasanya akan sebahagia ini.
Berkali-kali Halimah terus saja mencubit pipinya sendiri agar bisa meyakinkan dirinya bahwa semua ini bukanlah mimpi .
Apalagi berkat berita pertunangan Nya, akhirnya sang kakak Badriah pun pulang dengan ketiga anaknya yang dimana anak pertamanya masih sebaya dengan Halimah,yaitu Astuti, disusul dengan anak keduanya yang berumur tidak jauh berbeda dengan Halimah dan Astuti yaitu Naufa yang pendiam dan pemalu dan satu lagi si bungsu laki-laki yang bernama Dory.
Halimah pun merasa sangat senang karena pada saat pertunangan semua anggota keluarga nya hadir dirumahnya yang ternilai sederhana tersebut.
"Akhirnya kamu resmi juga dipinang oleh Amzari".
Bisik salah satu saudara dari Halimah.
Halimah pun hanya menanggapi nya dengan tersenyum manis.
Sementara itu Amzari terlihat sedang menelpon seseorang diluar rumahnya Halimah sedangkan semua keluarga sedang memakan makanan yang sudah tersedia di meja prasmanan .
Akan tetapi Halimah tidak menyusul Amzari keluar karena tidak ingin menggangu privasi Amzari. Bahkan selama berpacaran delapan tahun belakangan ini Halimah tidak pernah tahu apa password handphone nya Amzari.
Berbeda dengan Amzari yang mengetahui semua password bahkan sandi email yang ada pada Handphone nya Halimah.
"Halimah,kakak ipar sedang menelpon siapa? Lama sekali diluar nya, apakah ia tidak merasa lapar?".
Tanya Hilda salah satu adik sepupu dari Halimah.
"Biarkan saja dia, mungkin dia sedang menelpon konsumen nya yang ingin menanyakan tentang cat duco".
Jawab Halimah dengan tenang.
Padahal sebenarnya Halimah pun ingin mengetahui siapakah sosok yang ditelpon oleh Amzari tersebut akan tetapi Halimah mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Amzari karena takut Amzari akan menilai nya sebagai wanita yang posesif karena pada dasarnya Amzari tidak suka dikekang.
Baru saja Halimah akan memasuki kamarnya, tiba-tiba Amzari menghampiri dan memanggil nya.
"Halimah, sayangku,aku punya berita baik untukmu".
Ucap Amzari dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa itu sayang?".
Tanya Halimah dengan penasaran.
"Temanku yang baru pulang dari Brunei akan membiayai biaya dekorasi pernikahan kita sayang, sehingga uang yang kuberikan padamu bisa cukup untuk menjamu tamu".
Ucap Amzari dengan senang.
"Siapa sayang?aku lupa lagi nama temanmu itu ".
Tanya Halimah dengan bingung.
"Itu loh si Andre ,temanku yang kaya raya itu".
Tutur Amzari.
"Oh iya, Ya Allah baik sekali ya temanmu yang bernama Andre itu. Ucapkan lah banyak terimakasih padanya ,juga salam dariku sayang".
Ucap Halimah dengan senang.
Setelah acara pertunangan selesai Amzari dan anggota keluarga nya pun pamit kepada ibu Hannah dan setelah saling bersalaman mereka pun akhirnya pulang.
"Halimah, kamu harus menjadi wanita yamg kuat seperti ibu ya,jangan bernasib seperti diriku yang mempunyai tiga anak dengan tiga ayah yang berbeda pula".
Ucap Badriah pada Halimah.
"Aku janji aku tidak akan berkawin cerai seperti kakak,aku tidak ingin membuat ibu sakit karena memikirkan aku, seperti apapun rumah tangga ku nantinya ".
Ucap Halimah dengan penuh percaya diri.
"Kamu sebegitu yakin nya ya terhadap si Amzari itu. Ingat Halimah, semua lelaki itu kelemahan nya pasti di mata dan sangat pintar berbohong dengan lidahnya. Kamu harus tetap hati-hati dengan Amzari meskipun kalian sudah berpacaran selama delapan tahun".
Ucap Badriah menakut-nakuti Halimah.
"Kakak jangan menakuti ku begitu dong, aku percaya kok pada Amzari. Bahkan batin kita sudah sangat terikat."
Ucap Halimah dengan mantap.
"Yaa yaa yaa sekarang kamu bisa berkata seperti itu karena tengah dimabuk cinta nya Amzari. Tapi lihat saja setelah menikah. Kamu akan merasakan nya sendiri.".
Ucap Badriah sambil menyuapi buah kepada anaknya.
"Sudah sudah .. kalian ini baru saja bertemu setelah sekian lama, sudah berdebat seperti itu. Badriah. Ucapan itu doa, kamu tidak boleh bilang hal yang sembarangan kepada adikmu. Doakan saja yang terbaik bagi Halimah dan Amzari untuk kedepannya.
Ibu tidak mau melihatmu bertengkar dengan adikmu. Hiduplah dengan rukun."
Ucap ibu Hannah.
Badriah yang mendengar perkataan dari mulut ibunya hanya cuek sambil berlalu ke dapur untuk mengambil air minum tanpa menjawab apapun.
Sementara itu Halimah kembali masuk ke kamarnya untuk menghapus make up nya yang dirasa ketebalan.
Dengan perlahan Halimah mengusapkan kapas yang sudah basah dengan make up remover ke wajahnya sambil menghadap ke sebuah cermin yang berukuran tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil yang terpajang di jendela kamarnya.
Hatinya seperti ingin meledak karena merasa sangat senang sekali setelah delapan tahun penantian akhirnya Amzari melamar nya juga.
Setelah selesai membersihkan wajahnya Halimah kemudian membuka satu per satu hampers lamaran yang diterimanya dari Amzari.
Halimah membuka satu persatu hampers tersebut dengan sangat teliti dan hati-hati.
"Ciee pengantin"
Ucap Astuti dari balik pintu kamar.
"Eh Astuti,sini masuk,".
Ucap Halimah dengan lembut.
"Akhirnya setelah delapan tahun berpacaran, tidak seperti mencicil rumah KPR lagi dong hahaha"
Ucap Astuti sambil tertawa terbahak-bahak.
"Kamu bisa saja,lalu kapan pacarmu akan melamar mu?".
Tanya Halimah yang membuat Astuti langsung terdiam.
"Aku sih Santai,yang penting tante ku ini akan segera melangkah ke pelaminan terlebih dahulu".
Ucap Astuti sambil ikut membuka hampers lamaran tersebut.
"Oh iya tante aku boleh bertanya sesuatu tidak?".
Tanya Astuti kepada Halimah yang tengah sibuk melipat kain yang berserakan di tempat tidurnya.
"Iya. Apa?".
Jawab Halimah dengan cepat.
"Apakah selama berpacaran Amzari pernah melirik wanita lain? Atau berselingkuh gitu?".
Tanya Astuti dengan sangat penasaran.
"Astuti.. hampir semua lelaki suka akan keindahan. Aku tahu kok kalau Amzari pasti suka melirik wanita cantik dan sexy diluar sana. Tapi setelah kupikir kembali.. wanita cantik dan sexy itu banyak,tapi yang mau bersama dia cuma aku saja kan? Jadi bagiku tidak masalah ketika Amzari melihat keindahan diluar sana asalkan jangan berpaling dariku".
Ucap Halimah dengan santai.
"Oooh.. jadi begitu. Syukurlah kalau Amzari tidak pernah selingkuh darimu ".
Ucap Astuti dengan lega.
"Memangnya ada apa kamu bertanya seperti itu?".
Tanya Halimah kepada Astuti.
"Ehm... Tidak apa-apa aku hanya ingin tahu saja rasanya pacaran selama itu, Tante benar-benar wanita yang sangat kuat dan tegar ya".
Ucap Astuti sambil berlalu keluar dari kamarnya Halimah yang sederhana tersebut.
Sebenarnya yang ingin Astuti katakan dan tanyakan bukanlah seperti dialog barusan.
Astuti merasa janggal terhadap Amzari yang pandangan matanya terus saja tertuju pada adik perempuannya ,yaitu Naufa.
Apalagi Naufa memiliki bentuk tubuh yang bagus dan berkulit putih yang putihnya tidak jauh dari Halimah.
Tetapi entah mengapa Halimah sepertinya tidak menyadari tatapan nakal Amzari pada Naufa karena hanya berfokus pada tamu yang datang sehingga hanya Astuti yang memergoki Amzari yang tengah menatap Naufa dengan tatapan yang sulit diartikan .
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Aran
Ngga nyangka sebagus ini!
2024-06-26
0