Setelah Amzari dan Halimah selesai sarapan pagi , Amzari pun memutuskan untuk mengajak Halimah jalan-jalan ke tempat wisata yang sudah lama ingin Halimah kunjungi.
Amzari pun berpamitan kepada ibu Hannah dan pasangan pengantin baru tersebut pun berangkat berdua.
"Ibu tidak apa-apa kan jika aku tinggal seharian?".
Tanya Halimah dengan cemas. Ia begitu mengkhawatirkan ibunya yang akan ditinggal sendirian dirumah.
"Tidak apa-apa, pergilah,kamu juga berhak bersenang-senang. Ada kakakmu Badriah di rumah sebelah, ibu tidak akan merasa kesepian nak".
Jawab ibu Hannah dengan bijak.
"Sayang,kamu sudah packing pakaian mu untuk menginap kan?".
Tanya Amzari pada Halimah.
"Jadi kita akan menginap juga? ".
Halimah malah bertanya balik sambil mengerutkan keningnya.
"Tentu saja,ibu kan sudah mengizinkan kita, lagipula tidak usah khawatir,kan ada kak Badriah serta Astuti yang akan menjaga ibu selama kita pergi ".
Ucap Amzari sambil mengusap punggung Halimah.
"Iya Halimah,pergilah bersenang-senang dengan suamimu, ibu sudah tidak apa-apa kok".
Ucap ibu Hannah meyakinkan Halimah .
"Ah.. baiklah kalau begitu aku siap-siap dulu ya bu".
Ucap Halimah sambil kembali memasuki kamarnya.
Halimah Kemudian memilih beberapa pakaian untuk dibawanya dan memasukkan pakaian tersebut kedalam tas yang ukurannya lumayan besar.
Setelah dirasa cukup kemudian Halimah segera berganti pakaian dan mencium tangan ibunya untuk berpamitan.
"Hati-hati dijalan ya nak" .
Ucap bu Hannah pada putri bungsunya itu.
Halimah pun segera berangkat dengan Amzari yang kini sudah resmi menjadi suaminya.
"Loh sayang sejak kapan ada mobilnya Andre disini?".
Halimah begitu terkejut karena tiba-tiba mobilnya Andre sudah terparkir didepan rumah nya.
"Andre meminjam kan mobilnya untuk kita jalan-jalan sayang, aku kan tidak mau istriku yang cantik ini sampai kepanasan".
Ucap Amzari sambil membukakkan pintu mobil kepada Halimah.
Halimah pun kemudian masuk kemobil dan duduk.
Sementara itu barang bawaannya Halimah sedang Amzari taruh di bagasi mobil.
Setelah itu Amzari kemudian masuk ke mobil tepat nya dikursi kemudi dan Amzari pun memanaskan mesin mobil terlebih dahulu.
Setelah beberapa menit memanaskan mesin mobil akhirnya Amzari mengemudikan mobil tersebut secara perlahan.
Setahu Halimah Amzari tidak bisa mengemudikan mobil sehingga Halimah merasa takut ketika Amzari mengemudikan mobil tersebut. Apalagi jalanan disekitar rumah mereka condong naik turun serta tikungan tang tajam sehingga Halimah didalam hatinya terus saja berdoa agar mereka tidak mengalami kecelakaan.
"Sayang,mengapa wajahmu terlihat panik begitu?"
Tanya Amzari ketika Halimah terus saja memejamkan matanya.
"Aku tidak menyangka bahwa kamu bisa mengemudi kan mobil, aku hanya merasa takut ,".
"Baiklah aku akan pelan-pelan saja supaya kamu tidak takut lagi istriku.."
Ucap Amzari sambil mengenggam tangan Halimah dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya sedang memegang stir mobil.
Halimah pun akhirnya merasa tenang setelah dirasa Amzari sudah cukup lihai dalam mengendarai mobil.
"Ngomong-ngomong sejak kapan kamu bisa mengendarai mobil? Kok aku gatau yah"
Tanya Halimah di sela-sela percakapan mereka.
"Ah sayang, zaman sekarang laki-laki harus serba bisa, dan aku belajar mobil dengan cepat juga kok, jadi aku tidak memberitahukan nya kepada mu, biar jadi surprise..".
Jawab Amzari sambil tersenyum kepada Halimah.
Halimah hanya terdiam saja saat mendengar jawaban suaminya tersebut.
"Laki-laki itu harus penuh Dengan kejutan, bukankah begitu sayangku ?".
Lanjut Amzari kemudian .
"Kamu bisa aja deh kalau lagi menggombal ".
Ucap Halimah sambil mencubit hidungnya Amzari.
Sayangnya lalu lintas arah tempat yang mereka tuju sangat macet sehingga mereka terus tertahan dijalan yang sama selama beberapa menit.
"Sayang sabar ya, kadang untuk menuju ke suatu tempat yang indah butuh perjuangan extra seperti kita yang saat ini sedang terjebak macet. Nanti juga rasa lelah kita akan terbayarkan dengan pemandangan yang indah,sabar ya sayang".
Ucap Amzari sambil membelai rambut panjang Halimah.
"Tapi rasanya aku mulai mual sayanggg "
Ucap Halimah sambil memijat kepalanya.
"Duh, sabar sayang, jangan muntah disini, nanti Andre bisa marah padaku, "
Ucap Amzari dengan panik.
Halimah pun mencoba Terus menahan rasa mual nya.
Kemudian Amzari melihat ada tukang dagang asongan yang menawarkan rujak buah dan segera membuka kaca pintu mobil untuk memanggil tukang dagang asongan tersebut dan membeli rujak buah untuk diberikan nya kepada Halimah agar mualnya berkurang.
"Ini sayang,makan dulu rujak buahnya supaya mualnya berkurang".
Amzari memberikan rujak itu kepada Halimah karena ia tau Halimah kalau sedang merasa pusing kepala pasti akan sembuh jika bertemu dengan makanan seperti rujak.
Halimah pun segera menyantap rujak yang dibelikan oleh suaminya tersebut.
Dan setelah itu mual dan pusing kepala nya langsung membaik.
Setelah terjebak macet selama hampir dua jam akhirnya mereka pun bisa keluar dari kemacetan tersebut dan melintasi jalan puncak yang menanjak.
Seketika rasa lelah Halimah terbayarkan karena melihat hamparan perkebunan teh yang begitu indah bagaikan permadani.
Halimah memang sangat suka melihat pemandangan yang berwarna hijau.
Tidak lama kemudian mobil terasa bergoyang karena melalui jalanan bebatuan yang jaraknya lumayan jauh.
Akan tetapi Halimah dan Amzari terus menikmati perjalanan mereka hingga tibalah mereka di sebuah tempat wisata bernama Telaga Cinta yang begitu luas tepat berada ditengah perkebunan teh tersebut.
Setelah Amzari memarkirkan mobil kemudian Amzari mengajak Halimah untuk keluar.
Amzari melepaskan seat belt yang melekat pada tubuh halimah dan memegangi tangannya untuk keluar dari mobil.
"Wah.. udaranya terasa segar dan pemandangan nya indah sekali sayang".
Ucap Halimah takjub sambil memandangi sekitar.
"Bagaimana sayang? Apakah rasa lelahmu sudah terbayar?".
Tanya Amzari pada istrinya tersebut.
"Tentu saja.. sayang, ayo kita berjalan ke jembatan itu".
Ajak Halimah kepada Amzari.
Amzari pun menuruti permintaan istrinya itu dan berjalan-jalan di kawasan tersebut sampai akhirnya mereka berdua pun merasa lapar karena memang waktu sudah menunjukkan jam makan siang.
"Sayang aku lapar".
Ucap Halimah dengan manja sambil bergelayut pada Amzari .
"Aku juga sama,lapar... bagaimana kalau kita makan Indomie pake telur, kamu belum pernah kan makan mie Indomie di puncak?".
Ucap Amzari.
"Sepertinya di udara dingin seperti ini enak sayang".
Ucap Halimah.
Amzari pun menuntun Halimah dan sampai lah mereka di warmindo disekitar tempat wisata tersebut.
Setelah itu mereka pun memesan Indomie telur kornet dan tidak lupa pula memesan susu jahe agar menghangatkan tubuh mereka yang kedinginan.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Indomie mereka pun tersaji di meja mereka.
Begitu menyeruput kuahnya Halimah langsung ketagihan.
"Ternyata menikmati Indomie di puncak begini rasanya seribu kali menjadi lebih nikmat".
Gumam Halimah.
"Bagaimana sayang? Apakah kamu suka?".
Tanya Amzari.
"Iya sayang, rasanya menjadi lebih nikmat berkali-kali lipat apalagi dimakan nya berdua bersamamu suamiku".
Ucap Halimah sambil tersenyum.
"Baguslah kalau kamu suka, habis kan ya,kalau mau nambah silahkan".
Ucap Amzari sambil kembali menyeruput mie nya yang terasa lebih cepat dingin karena udara puncak yang sangat dingin.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments