"Bu,aku berangkat ke desa dulu untuk membuat surat izin nikah".
Ucap Halimah sambil mencium punggung tangan ibunya.
"Hati-hati dijalan ya nak,".
Ucap bu Hannah pada anak bungsunya tersebut.
"Ya bu,".
Halimah pun segera berangkat ke desa dengan diantarkan oleh salah satu sahabat nya karena Amzari hari itu beralasan sedang sibuk bekerja untuk mencari tambahan pundi-pundi rupiah karena hari H pernikahan mereka sudah dekat.
"Gimana sih Amzari masa di saat penting seperti ini dia malah sok sibuk begitu".
Ucap Henny sahabat nya Halimah.
"Tidak apa-apa,lagian dia juga kan sibuk mencari uang untuk tambahan pesta pernikahan kita nanti".
Ucap Halimah dengan tegar.
"Halimah...Halimah.. Dasar budak cintanya Amzari ".
Ucap Henny sambil terus melajukan motornya.
Sebenarnya didalam hatinya Halimah pun merasa sedikit sedih.
Tapi mau bagaimana lagi. Halimah sangat memaklumi keadaan Amzari yang harus bekerja lebih keras agar pernikahan nya bisa berjalan dengan lancar.
Setibanya di kantor desa , Halimah langsung mendatangi petugas untuk mendata pernikahan nya.
Untungnya Halimah dan Amzari masih bertempat tinggal pada satu desa sehingga tidak diperlukan lagi surat numpang kawin.
"Oooh. Jadi ini ya calon istrinya Amzari".
Ucap salah satu staff desa yang sedang bertugas.
"Iya benar pak,".
Ucap Halimah.
"Saya sangat mengenal bagaimana si Amzari itu,hahahaha ternyata dia bisa juga berkomitmen untuk menikah ya".
Ucap petugas desa tersebut sambil tertawa kecil.
Halimah hanya terdiam mendengar perkataan petugas desa tersebut karena ucapannya pasti hanya guyonan semata.
Setelah selesai mengurus beberapa surat Halimah pun kembali pulang kerumahnya dengan diantarkan oleh tukang ojek karena Henny tiba-tiba ada urusan mendadak.
"Assalamualaikum bu,".
Ucap Halimah sambil mengetuk pintu rumahnya.
"Waalaikumussalam.. eh nak kamu sudah pulang, mana Henny? Kok tidak kelihatan?".
Tanya ibu Hannah pada Halimah.
"Henny pulang duluan karena ada urusan yang mendadak bu, jadi aku pulang dengan diantarkan tukang ojek di dekat kantor desa".
Tutur Halimah.
"Loh,kamu tidak minta Amzari untuk menjemput mu saja? Dari kantor desa kan dekat kerumahnya Amzari..".
Ucap ibu Hannah kembali.
"Tidak bu, lagipula pula pamali kalau mau menikah sering bertemu. Biar kangen aja gitu".
Timpal Halimah yang berusaha menenangkan ibunya.
"Baiklah,kamu makan dulu gih, tadi kamu buru-buru sekali ke kantor desanya pasti kamu sudah lapar kan,".
Ucap ibu Hannah sambil mengambil sapu di depan rumahnya.
Halimah pun segera beralih ke dapur dan mencium aroma yang sangat lezat. Ternyata hari ini ibunya memasak nasi liwet,ikan asin, tidak lupa pula dengan sambal dan jengkol balado kesukaan nya sehingga perut nya yang keroncongan menjadi semakin berbunyi ketika Halimah mencium aroma masakan ibunya tersebut.
Halimah kemudian makan dengan lahapnya dan menyuapi jengkol yang terasa lezat tersebut ke mulutnya sampai tidak terasa satu mangkuk jengkol yang terhidang sudah habis dimakan olehnya.
Setelah merasa cukup kenyang Karena telah memakan dua piring nasi akhirnya halimah menyudahi aktivitas makan nya.
"Aduh... Nasi liwet dan jengkol memang paduan yang sangat sempurna".
Ucap Halimah sambil mengelus perutnya yang membesar karena terlalu banyak makan.
"Bagaimana dengan pilihan kebayamu nanti? Kapan kamu akan mencoba pakaian nya?".
Tanya ibu hannah dari balik tembok dapur yang memisahkan antara dapur dan kamar mandi yang ukuran nya tidak begitu luas tersebut.
"Rencananya sih hari ini, tapi ketika tadi aku mengajak Amzari dia ternyata sedang sibuk, jadi diundur saja besok malam, hari ini Amzari sangat sibuk sekali dibengkelnya Bu,".
Ucap Halimah.
"Oh baiklah kalau begitu,ibu mau ke belakang dulu memetik daun singkong untuk kita makan sore nanti".
Ucap ibu Hannah sambil berlalu ke belakang pintu dapur.
Halimah kemudian mencuci piring bekas makan nya tadi. Tapi tiba-tiba ponselnya berdering dan Halimah langsung mengelap tangannya ke bajunya secara sembarangan dan kemudian mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Halimah.. maaf ya tadi aku jadi pulang duluan karena tiba-tiba ibuku minta diantarkan ke pasar".
Ucap Henny yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Halimah.
"Tidak apa-apa Henny,aman kok".
Jawab Halimah dengan santai.
"Lalu kamu tadi pulang diantarkan siapa? Apakah Amzari menjemput mu pulang?".
Tanya Henny kembali.
"Tidak,aku pulang dengan kang Ujang tukang ojek yang dekat kantor desa tadi ".
Jawab Halimah.
"Loh, kupikir Amzari yang akan menjemput mu,ya sudah kalau begitu sudah dulu ya aku mau mencuci pakaian dulu ".
Ucap Henny sambil mematikan sambungan telepon nya.
Sebenarnya tadi Halimah sudah berusaha untuk mengubungi Amzari agar ia mau menjemput nya di kantor desa . Namun Amzari beralasan Sedang sibuk dibengkel nya. Lalu halimah mengubungi salah satu rekan kerjanya Amzari yang sedang bersama Amzari. Namun rekan kerjanya mengatakan bahwa Amzari sedang tidak ingin diganggu karena saat itu Amzari sedang bermain game online.
Sebenarnya Halimah merasa sedih karena Amzari kerap kali membohongi nya . Namun waktu pernikahan sudah semakin dekat dan Halimah berpikir bahwa itu adalah ujian pernikahan mereka sehingga Halimah memilih untuk menutup telinganya dan tidak ingin berdebat dengan Amzari.
Halimah pun segera melanjutkan kembali aktifitas mencuci piring nya.
Barulah setelah itu Halimah mencatat semua orang yang akan di undang nya pada pernikahan nya nanti.
"Hmmm siapa lagi ya yang belum ku catat?".
Halimah berbicara pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ponselnya Halimah pun berdering karena ada panggilan masuk dari Amzari.
"Assalamualaikum sayang? "
Ucap Amzari dengan mesra.
"Waalaikumsalam".
Ucap Halimah dengan nada bicara yang datar.
"Sayang kamu marah ya? Karena aku tidak menjemput mu ke kantor desa ..".
Ucap Amzari lirih.
"Tidak kok. Kan kamu sibuk karena harus bekerja lebih keras ".
Ucap Halimah dengan tenang padahal hatinya sudah sangat bergejolak karena kecewa telah dibohongi oleh Amzari.
"Syukurlah kalau kamu tidak marah kepadaku. Kamu memang wanitaku yang paling baik, ".
Ucap Amzari dengan lembut.
"Sudah dulu ya,aku sedang menulis daftar tamu yang akan diundang untuk acara pernikahan kita nanti , ".
Halimah memilih menyudahi obrolan nya dengan Amzari karena tidak ingin marah pada pembicaraan tersebut.
Sepertinya Amzari tidak merasa bersalah sedikitpun pada Halimah karena baginya membohongi Halimah sudah biasa.
Halimah yang saat itu tengah menulis malah menjadi badmood dan menghentikan aktivitas menulis nya karena merasa kesal pada Amzari yang tidak merasa bersalah sama sekali.
Halimah pun hanya bisa mengacak-ngacak rambutnya sambil mengumpat didalam hatinya karena ia tidak ingin ketahuan ibunya kalau sedang marah terhadap Amzari.
Halimah ingin menjaga nama baik Amzari didepan ibunya dengan tidak menyebutkan keburukan Amzari.
Siang itu cuaca sangat terasa panas sehingga membuat Halimah mengantuk dan kemudian tertidur lama sekali.
Ibunya yang melihat Halimah tidur hampir sepanjang hari memilih untuk tidak membangunkan nya sama sekali karena Halimah terlihat sangat lelah dalam tidur nya.
Sampai waktu menunjukkan pukul tujuh malam halimah baru membuka matanya dan berpikir bahwa waktu sudah menunjukkan pagi .
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments