"Dalam pernikahan,yang terpenting itu adalah tanggung jawab. Berani berbuat berani bertanggung jawab.
Kejujuran, keikhlasan,dan rasa saling menerima satu sama lain Halimah..
Kalau kamu sudah melihat itu semua pada Amzari,buat apa ditunda-tunda lagi?
Sesungguhnya perbuatan yang baik jangan ditunda-tunda".
Ucap bibi Marlina dengan lembut.
"Ternyata Arti pernikahan luas juga ya,".
Ucap Halimah dengan polos.
Halimah selalu merasa bahwa Amzari adalah tipe ideal baginya karena selama ini hanya Amzari yang tahu cerita kelam bagaimana ayahnya Halimah pergi meninggalkan ibunya Halimah sampai akhirnya ayahnya Halimah meninggal dunia.
Amzari pun menerima Halimah apa adanya dan selalu memaklumi keadaan Halimah,dan selalu berbicara dengan nada lembut kepada Halimah,sehingga semakin hari cinta Halimah kepada Amzari semakin bertumbuh.
"Halimah,dalam pernikahan tidak ada yang akan mudah seratus persen. Kamu harus menjadi wanita yang kuat. Ujian hidup dalam rumah tangga pasti akan selalu ada. Entah itu dalam segi ekonomi,atau yang lainnya. Harus juga dilandasi dengan iman yang kuat supaya tidak mudah goyah begitu saja.
Kamu bisa lihat sendiri kan berapa banyak orang yang cerai di usia pernikahan yang masih muda. Masih seumur jagung.
Karena itulah kamu harus bisa mengimbangi keadaan.
Selama masalahnya bukan perbuatan KDRT, apalagi selingkuh, kalau dia masih menyayangi kamu dan menafkahi mu lahir dan batin kamu tidak usah khawatir".
Lanjut bibi Marlina.
"Terimakasih bibi atas ilmu nya,aku sangat senang sekali punya bibi yang pengertian seperti bibi".
Ucap Halimah sambil memeluk bibinya dengan erat.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam Amzari dan Halimah pun berpamitan kepada bibi Marlina untuk segera pulang.
"Terimakasih bibi atas jamuan nya yang lezat,nanti kami main kesini lagi ya".
Ucap Amzari dengan sopan sambil mencium punggung tangan bibi Marlina.
"Kalian hati-hati dijalan ya, jangan ngebut bawa motornya Amzari. Jaga keponakan bibi baik-baik.".
Ucap bibi Marlina sambil melambaikan tangan pada kedua insan tersebut .
" Bibi mu itu cerewet sekali ya,tapi orang nya seru".
Ucap Amzari sambil menyalakan mesin motornya yang berisik.
"Walaupun begitu beliau bibiku yang paling baik lho..".
Ucap Halimah sambil membetulkan kancing jaket Levis yang tengah dipakainya.
Sepanjang jalan menuju rumah Halimah , Amzari terus saja mengendarai sepeda motor nya dengan ugal-ugalan.
Akan tetapi Halimah yang sudah biasa dengan hal tersebut malah terlihat biasa saja bahkan malah memeluk Amzari dengan erat agar tidak terjatuh dijalan.
"Kapan ya dia berubah untuk tidak membawa motornya dengan ugal-ugalan lagi".
Gumam Halimah.
Sementara itu Amzari yang tengah mengendarai sepeda motor dengan kecepatan yang sangat tinggi begitu tertarik saat melihat belahan bokong seorang wanita yang tersibak angin yang persis melintas didepan matanya sehingga Amzari pun mengurangi kecepatan berkendara nya.
"Uuh.. mantap sekali pantatnya,kalau digoyang pasti sedap itu".
Ucap Amzari dengan pelan.
Sayangnya Halimah yang tengah dibonceng oleh Amzari tidak mendengarkan perkataan Amzari sama sekali karena suara angin yang menggema ditelinga nya .
Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit akhirnya sampailah mereka didepan rumah Halimah yang persis berada di tepi jalan yang suasananya sudah sepi karena sudah tidak terdapat angkutan umum yang lewat di malam hari.
"Sayang?".
Ucap Halimah kepada Amzari.
"Iya sayang kenapa?".
Tanya Amzari.
"Kamu serius dengan ucapan mu kepada bibi Marlina tadi?".
Tanya Halimah kembali.
Amzari terdiam sejenak sambil menghela nafasnya karena sudah benar-benar bosan mendengar kan ucapan Halimah yang itu-itu saja.
"Kenapa? Kamu mau berbohong lagi? Aku capek beb..tidak ada kejelasan dalam hubungan kita".
Ucap Halimah sambil membantingkan pintu depannya.
"Kamu sabar dong, semuanya butuh proses. Tidak ada yang instan di dunia ini mah".
Ucap Amzari sambil menyusul Halimah kedalam rumahnya.
Sementara Ibu Hannah ibunya Halimah hanya bisa mendengar pertengkaran kecil antara Halimah dan Amzari yang sudah dinilai biasa di pendengaran nya.
"Baiklah.. tunggu saja, secepatnya aku akan segera melamar dirimu Halimah".
Ucap Amzari sambil memeluk tubuh Halimah yang agak berisi karena Halimah selalu makan banyak sehingga tubuhnya sekarang lebih berisi.
"Janji ya.. jangan bohong terus,aku tidak suka".
Ucap Halimah sambil meneteskan airmata sebagai senjata nya agar Amzari menjadi lemah.
"Iya sayang aku berjanji, doakan saja semoga aku bisa menepati janjiku tahun ini".
Ucap Amzari.
Setelah itu mereka berdua berpelukan cukup lama setelah itu Amzari berpamitan untuk pulang kerumahnya.
Sementara ibu Hannah baru mau keluar dari kamarnya setelah Amzari benar-benar pergi.
"Loh? Ibu belum tidur?".
Tanya Halimah kepada ibunya tersebut.
"Belum,ibu belum ngantuk. Ada apalagi sih kalian, hampir tiap hari kerjanya berantem terus.".
Tanya ibunya Halimah.
"Amzari tuh, keceplosan didepan bibi Marlina katanya akan segera menikahi ku dalam waktu dekat ini. Aku tidak mau dijanjikan janji palsu lagi bu,sudah malu aku diledek tetangga terus ditanya kapan kawin. Aku langsung marah lah kepada Amzari ".
Ucap Halimah .
"Oh. Itu penyebab nya. Emang nya kamu tetap mau dengan Amzari saja? Tidak mau sama yang lain saja begitu?".
Tanya ibu Hannah kepada Halimah.
"Ibu apa-apaan sih,ibu kan tahu selama delapan tahun ini hanya Amzari yang menjadi duniaku setelah ayah pergi meninggalkan kita. Aku sudah tidak bisa mencintai laki-laki yang lain bu, aku hanya ingin hidup bersama dengan Amzari saja".
Ucap Halimah dengan tegas.
"Ya sudah kalau itu memang mau mu, Ibumu ini pasti akan merestui mu beserta Amzari.
Ibu harap kamu tidak akan menyesal Dengan keputusan mu nanti nak, janganlah seperti kakakmu Badriah yang kawin cerai kawin cerai saja kerjanya. Ibu sudah menanggung cukup banyak rasa malu karena ulah kakakmu itu,jangan sampai kamu mengulangi hal yang sama".
Ucap bu Hannah dengan seksama.
"Jadi apakah ibu meragukan cintanya Amzari kepadaku? Begitu kah?".
Tanya Halimah dengan nada yang tinggi ke ibunya.
Baru kali ini Halimah berani berbicara dengan nada tinggi begitu karena ibunya sudah menilai Amzari dengan seenaknya.
"Ibu tidak berkata begitu nak, tapi hanya waktu yang akan menjawabnya. Ibu hanya meminta kamu berhati-hati agar kamu tidak bernasib sama dengan ibu yang diselingkuhi oleh ayahmu dan tidak pula bernasib sama dengan kakakmu yang selalu kawin cerai. Ibu sungguh sangat menyayangi dirimu karena bagi ibu kamu adalah satu-satunya harta ibu yang paling berharga nak".
Ucap ibu Hannah yang membuat Halimah secara tidak sadar langsung meneteskan airmata nya.
"Maafkan aku bu,karena tadi sudah berbicara agak kasar kepadamu.
Kuharap semua yang akan terjadi tidak akan membuat mu bersedih kembali bu,aku percaya pada Amzari dia akan menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk ku nantinya. Aku hanya ingin meminta doa dan restu dari ibu saja karena di dunia ini aku hanya mempunyai ibu dan Amzari saja".
Ucap Halimah sambil memeluk erat ibunya yang tengah demam tersebut.
"Aku berjanji, setelah menikah nanti aku akan terus mengurus ibu dan ibu tidak boleh berada jauh dariku .
Selama aku masih ada, tidak boleh ada yang membawa ibu pergi jauh dari hidupku".
Ucap Halimah di pelukan ibunya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Bé Chun
Kasih teka-teki dong, kelanjutannya seperti apa? 🤔
2024-06-25
1