Setelah Halimah melihat jam dinding yang terpampang di dinding rumahnya ternyata ia salah karena mengira waktu sudah pagi, setelah melihat jam barulah ia menyadari bahwa ia tertidur lama sekali dari siang sampai malam.
"Ibu kenapa tidak membangunkan aku daritadi?"
Tanya Halimah kepada ibunya yang baru saja keluar dari kamar sebelah.
"Ah.. itu, ibu tidak tega melihat wajahmu yang terlihat begitu kelelahan. Makanya ibu tidak berani membangun kan mu nak".
Ucap ibu Hannah .
"Hemm... Padahal aku belum selesai menulis daftar tamu yang akan ku undang nantinya, sudahlah biar dilanjut besok saja".
Ucap Halimah sambil meraih handuk yang tergantung di rak handuk kemudian Halimah melangkah kan kaki menuju kamar mandi untuk segera mandi.
Kemudian Halimah menyiram seluruh tubuhnya dengan menggunakan air dingin karena tubuhnya merasa gerah setelah beberapa jam tidur.
Tak lupa Halimah pun menyabuni seluruh tubuhnya dan menggosok nya dengan spons basah.
Halimah begitu lama melakukan aktivitas mandinya sampai ibunya mengetuk pintu kamar mandinya karena ternyata ada Amzari yang sudah menunggunya diluar.
"Halimah.. cepatlah nak, Amzari sudah menunggu mu diluar".
Ucap ibu Hannah sambil mengetuk kamar mandinya dengan agak keras.
"Ya bu, sebentar lagi,aku sedang membilas rambut ku".
Ucap Halimah dari dalam kamar mandi.
"Ngapain sih udah bikin kesal malah tiba-tiba datang.
Tadi saja ketika aku membutuhkan jemputan dia malah berbohong dengan mengatakan kalau dirinya sedang sibuk padahal kenyataannya tidak.
Kenapa sekarang tiba-tiba datang kerumah? Bukannya aku sudah bilang kalau fitting kebayanya besok malam saja".
Gumam Halimah.
Halimah pun dengan perlahan segera membuka pintu kamar mandinya yang sudah agak bobrok tersebut karena takut segera rusak jika membuka nya dengan kencang.
Halimah pun lalu melangkah kan kakinya ke kamar tidurnya hanya dengan menggunakan sehelai handuk yang melilit tubuhnya yang berisi tersebut.
Untungnya Amzari masih berada diluar rumah sehingga tidak melihat lekuk tubuhnya yang masih basah tersebut.
Dengan cepat Halimah mengeringkan rambutnya dengan handuk supaya cepat kering dan segera memakai pakaian lengkap kemudian halimah mendatangi Amzari yang sudah lama menunggu nya diluar.
"Tumben lama banget mandinya, biasanya cuma mandi bebek".
Ucap Amzari ketika melihat Halimah yang rambutnya masih menetes di pakaian nya.
"Hari ini aku sangat gerah jadi aku memilih berenang di bak mandi ,kalau kelamaan kenapa tidak memilih pulang saja !! ".
Ucap Halimah dengan nada bicara yang ketus.
"Duh.. bahaya banget emangnya tubuh kamu yang montok itu bisa muat masuk ke bak mandi ya ".
Ucap Amzari meledek Halimah.
"Udah ah. Kamu nyebelin.".
Ucap Halimah sambil membuang pandangan nya ke arah lain.
"Sudah dong marahnya, ini aku bawakan martabak cokelat kacang kesukaan mu sayang, segera di makan ya mumpung masih hangat".
Ucap Amzari sambil berusaha meraih tangan Halimah.
Aroma martabak cokelat yang manis memang sudah tercium di indra penciumannya Halimah sehingga Halimah yang belum sempat makan lagi sedari siang tadi merasa semakin lapar dibuatnya.
Dasar Halimah si wanita polos. Hanya dengan jurus martabak cokelat dan rayuan gombal dari Amzari saja akhirnya Halimah bisa tersenyum kembali kepada Amzari yang telah membuat nya badmood seharian hingga tertidur dengan cukup lama .
"Nah gitu dong makan yang lahap ya sayang,biar semakin empuk dipeluknya".
Ucap Amzari sambil mengusap rambut Halimah yang tergerai panjang dan masih agak basah tersebut.
Akan tetapi Halimah terus saja melahap martabak cokelat tersebut tanpa menjawab perkataan dari Amzari karena sebenarnya jauh di lubuk hatinya Halimah masih memendam rasa kesal terhadap Amzari .
Halimah yang terus memakan martabak nya sendiri tanpa berbagi kepada Amzari kemudian membuat Amzari menjadi geregetan atas kelakuan Halimah.
Apalagi bibir Halimah sampai berantakan karena coklatnya meluber kemana-mana.
Tanpa aba-aba Amzari kemudian membersihkan coklat yang belepotan di sekitar bibir Halimah dengan menggunakan lidahnya.
Halimah yang terkejut sontak refleks dengan berusaha menyingkirkan bibir Amzari yang berusaha bertautan dengan bibir dan mulut nya dengan mendorong tubuhnya Amzari.
Amzari yang tengah diliputi nafsu birahi tersebut pun nyaris jatuh tersungkur tapi dengan cepat bisa menyeimbangkan tubuhnya kembali.
"Apa-apaan sih, jangan mesum dulu deh!!".
Halimah setengah membentak Amzari yang tengah ingin berciuman dengannya.
"Loh? Kok Sekarang malah jadi so jual mahal begitu sih.. biasanya kan mau..".
Ucap Amzari sambil berusaha menyeimbangkan tubuhnya kembali.
Mereka memang telah delapan tahun berpacaran dan kerap seringkali melakukan ciuman. Tapi disaat tertentu saja saat ibunya Halimah sudah tertidur atau ditempat yang sepi.
Akan tetapi Halimah masih tetap bisa menjaga keperawanan nya meskipun Amzari sering memintanya melakukan hubungan badan. Halimah hanya ingin melakukan nya saat hubungan mereka telah sah dimata Tuhan .
Amzari memang laki-laki yang mudah merangsang hanya dengan melihat Halimah yang tanpa make up saja sudah bisa membuat Amzari merasa tegang dan tidak tahan untuk segera menciuminya.
"Jadi malam ini aku nggak dapat jatah nih?".
Tanya Amzari dengan memasang wajah yang memelas terhadap Halimah.
"Tidak tidak tidak,kamu harus menahan diri sampai saat pernikahan kita nanti sayang".
Ucap Halimah sambil kembali mengambil potongan martabak yang masih tersisa di box nya.
"Yakin? Kamu sudah tidak merindukan sentuhan dariku ya?".
Ucap Amzari kembali.
"Bukannya begitu. Lagipula pamali. Pernikahan kita kan sudah tinggal menghitung hari saja, nanti juga kamu bisa mendapatkan jatahmu sepuasnya ".
Tutur Halimah.
"Tapi aku menginginkan itu sekarang..".
Ucap Amzari dengan manjanya.
Amzari pun menarik lengan Halimah ke belakang rumahnya yang penerangan nya begitu minim sehingga tidak mungkin ada orang yang melihat mereka berdua.
Kemudian Amzari dengan ganas segera melumat bibir Halimah yang masih penuh dengan cokelat yang meleleh dibibir nya .
Kedua tangannya meremas payudara Halimah yang bulat dan kencang.
Tubuh halimah menggelinjang ketika mendapatkan sensasi sentuhan dari Amzari sang kekasihnya tersebut.
Lidah Amzari dan Halimah saling bertautan dan Amzari menyapu bersih rongga mulut Halimah tanpa ampun dan kemudian memeluk erat tubuh Halimah yang begitu harum karena baru selesai mandi .
Kini bagian bawah Amzari telah mengeras dan Halimah pun merasakan demikian.
Akan tetapi Halimah dengan cepat melepaskan pelukan nya agar Amzari tidak berbuat hal yang berlebihan.
"Sebaiknya kita sudahi sekarang. Aku takut akan ada orang yang melihat".
Ucap Halimah sambil menyeka bibirnya yang basah oleh air liur Amzari.
"Baiklah untuk kali ini kamu masih aman,lihat saja nanti kalau malam pertama aku akan menghajar mu habis-habisan sampai subuh. Lihat saja nanti".
Ancam Amzari sambil berusaha menenangkan sesuatu yang telah membesar dibawah nya.
Mereka berdua pun segera kembali ke tempat duduk yang berada didepan rumah nya halimah dan bercengkrama sampai akhirnya Amzari pamit pulang karena waktu sudah hampir tengah malam.
Amzari pun berpamitan kepada Halimah dan mencium punggung tangannya serta keningnya Halimah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments