Dusta Cinta Suami Durhaka

Dusta Cinta Suami Durhaka

1. Budak cinta

Amzari sedang menyenderkan kepalanya di pangkuan Halimah sambil memejamkan kedua matanya.

Tanpa rasa gila ataupun jijik Halimah dengan telaten mengambil kotoran telinga Amzari dengan cottonbuds , kotoran di telinga Amzari cukup banyak, sepertinya sudah sebulan tidak dibersihkan.

Bibinya yang sedang melihat adegan tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat dua insan yang begitu bucin tersebut.

"Halimah,kamu sudah seperti istrinya Amzari saja ,sampai telinga nya saja dibersihkan,apakah kamu tidak merasa jijik?".

Tanya Bibi Marlina kepada Halimah.

"Aku kan cinta sekali dengan Amzari bi,dalam cinta sudah tidak ada rasa jijik tentang pasangan kita ,apapun itu aku akan dengan sukarela melakukan nya,iya kan bebeb?".

Halimah menjawab bibinya sambil mencubit hidung Amzari yang mancung.

Bibinya hanya bisa tersenyum kecil mendengar jawaban dari keponakan nya tersebut dan memilih untuk berlalu dari hadapan kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu.

Kemudian Amzari meraih tangan Halimah kemudian menciumi punggung tangan Halimah tanpa menjawab Halimah.

Sudah delapan tahun Amzari dan Halimah berpacaran sejak duduk di bangku smp .

Kala itu Halimah yang masih cinta monyet menyatakan rasa sukanya duluan kepada Amzari. Ternyata Amzari pun merasakan perasaan yang sama dengan Halimah sehingga akhirnya mereka berpacaran hingga saat ini.

Hubungan mereka yang bisa bertahan selama delapan tahun pun tentunya tidak mudah dilalui mereka.

Mereka seringkali putus nyambung dan setelah itu mereka memutuskan untuk tetap bersama.

Apalagi sejak kepergian ayahnya Halimah yang meninggal ketika Halimah baru saja masuk ke sekolah SMA yang membuatnya terpaksa putus sekolah pada akhirnya.

Halimah hanya tinggal bersama ibunya yang seringkali sakit-sakitan pada akhir-akhir ini karena sudah usia tua .

Sementara satu-satunya kakak perempuan nya tinggal dijakarta dibawa oleh suaminya dan jarang sekali datang untuk sekedar melihat keadaan ibunya sehingga Halimah merasa tidak punya saudara.

Begitu sulit hidup yang dijalani oleh Halimah sehingga dengan hadirnya Amzari dihidupnya dianggap sebagai pelipur lara bagi Halimah.

Sudah banyak hal yang dilalui oleh Halimah bersama Amzari sehingga Halimah rasanya tidak bisa hidup tanpa Amzari.

Sedih suka tangis dan tawa mereka sudah lalui semuanya.

Apalagi kedua orang tua belah pihak Telah mengetahui hubungan keduanya dan mereka setuju-setuju saja karena Halimah adalah wanita yang baik dan berbakti kepada ibunya.

"Kalian sudah berpacaran selama delapan tahun.. jadi kapan kalian menikah?".

Tanya Bibi Marlina kepada Halimah saat Halimah sedang menyendokan nasi kedalam piring.

"Doakan saja bi,aku juga maunya tahun sekarang sih, soalnya sudah ga enak rasanya jadi bahan gunjingan tetangga terus. Pacaran lama kok gak nikah-nikah.. aku juga sudah bosan mendengar celotehan tetanggaku itu makanya mendingan main kerumah bibi yang masakannya enak sekali.. ".

Ucap Halimah dengan nada bicara yang centil sambil mengambil sayur asem yang tersaji di meja makan bibinya tersebut.

"Tapi kamu belum melakukan hal diluar batas dengan Amzari kan?".

Tanya Bibi Marlina dengan nada bicara yang terdengar khawatir.

"Tenang saja bi.. aku masih perawan ting-ting kok,aku juga tidak ingin ayahku di alam sana menangis melihat tingkahku yang kelewat batas".

Ucap Halimah tenang sambil mengusap punggung bibinya tersebut.

"Ya sudah.. bibi percaya kok kamu adalah wanita yang baik yang bisa menjaga kehormatanmu. Sekarang kamu makan dulu gih, terus pulang, jangan lama-lama disini. Ingat ya.. bibi bukan bermaksud mengusirmu tapi kasihan pada ibumu dirumah tidak ada yang menemani".

Tutur bibi Marlina kemudian.

"Siap bibiku yang paling pintar masak".

Ucap Halimah sambil tersenyum kemudian melangkah kan kaki ke halaman rumah bibinya yang terlihat asri dengan ditumbuhi berbagai macam pepohonan sehingga Halimah sangat betah berada dirumah bibinya tersebut sampai lupa Waktu.

Tidak lupa pula Halimah menyuapi Amzari dengan nasi dan sayur asem masakan sunda bibinya yang rasanya sangat lezat dilidah keduanya.

"Ehm.. enak sekali rasanya sayur asam ini. Apalagi kekasihku yang paling cantik yang menyuapinya".

Ucap Amzari sambil menikmati suapan dari kekasihnya tersebut.

"Iya,bibiku memang pandai memasak apapun dan pandai menyenangkan suaminya diranjang sampai anaknya saja sudah lima hahahah".

Ucap Halimah sambil tertawa terbahak-bahak.

Halimah sudah tidak memiliki rasa malu lagi ketika sedang berhadapan dengan Amzari karena mereka sudah bertahun tahun bersama sehingga tidak ada kecanggungan diantara mereka berdua.

Amzari pun membalas ucapan Halimah.

"Kamu bisa saja, kamu juga harus bisa menjadi wanita yang menyenangkan suamimu nantinya" .

"Ya pasti, bibi sudah mengajarkan banyak resep masakan padaku,cara membuat sambal yang enak, cara membuat sayur lodeh,ayam bakar,dan lain-lain. Nanti juga kalau aku sudah jadi istrimu aku tidak akan kalah jago masak dari Bibi Marlina ".

Ucap Halimah dengan penuh percaya diri.

"Sayangku ini, ternyata sudah berusaha keras ya".

Ucap Amzari sambil mencium kening Halimah.

"Hey hey hey.. halalin dulu dong,main cium -cium aja.. jangan sampai kebablasan ya kau Amzari".

Teriak bibi Marlina yang ternyata sedang mengintip dibalik jendela kamarnya.

"Insya Allah tahun ini kok bi".

Ucap Amzari dengan entengnya.

Halimah pun sontak terkejut mendengar perkataan dari Amzari karena sebelumnya Amzari tidak pernah membahas soal pernikahan terhadap dirinya.

Setiap kali Halimah meminta kejelasan dari hubungan ini Amzari selalu mangkir dengan dalih uangnya belum cukup untuk melakukan pesta pernikahan.

Sehingga Halimah sudah bosan untuk mempertanyakan hal tersebut.

Namun rasa nyaman yang ia dapatkan saat sedang berduaan dengan Amzari membuat nya Terus bertahan meskipun hubungan keduanya belum jelas arah dan tujuannya.

Karena itulah Halimah tidak terlalu senang saat Amzari mengucapkan kata tersebut kepada bibinya yang hanya dianggap nya sebagai kalimat penenang.

"Aku mau mencuci piring dulu membantu bibi didapur".

Ucap Halimah sambil mengangkat piring yang sudah tidak tersisa nasi sebutir pun.

"Iya sayangku cintaku".

Ucap Amzari sambil kembali mengisap rokoknya.

Halimah kemudian menuju dapur bibinya untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangganya karena sudah numpang makan dirumah bibinya tersebut.

"Lalu kapan Amzari akan segera melamar ku? Hanya bisa omong kosong saja. Bagaimana kalau nanti bibi Marlina bilang ke anggota keluarga yang lain kalau tahun ini aku dan Amzari akan menikah sementara nyatanya dia belum mempersiapkan apa-apa".

Gumam Halimah sambil menambahkan sabun ke spons cuci piring yang tengah dipegangnya.

"Loh kok malah ngelamun? Jangan ngelamun nanti juga ngalamin".

Ucapan bibi Marlina mengejutkan Halimah yang sedang bengong sambil mencuci piring tersebut.

"Nggak kok bi, aku sedang merasa kesal saja kepada Amzari yang hanya bisa berjanji untuk segera menukahiku tapi nyatanya dia selalu bilang kalau uangnya belum cukup untuk melamarku. Padahal tidak apa-apa jika pernikahan ku nanti diadakan dengan sederhana saja yang penting kan sah".

Ucap Halimah dengan sedih.

"Loh? Kenapa harus kesal? Itu tandanya kamu berharga, buktinya Amzari sampai delapan tahun masih saja bersama denganmu dan dia bilang kalau sedang mengumpulkan uang untuk pesta pernikahan kan? Tunggu saja.. nanti juga kalau kalian berjodoh kalian pasti akan menikah ".

Ucap bibi Marlina sambil menenangkan keponakan nya tersebut.

Bersambung....

Episodes
1 1. Budak cinta
2 2. Cinta adalah sebuah tanggungjawab
3 3. Tunangan
4 4. Dasar pembohong
5 5. Ciuman rasa martabak
6 6. Fitting kebaya
7 7. Mimpi buruk sahabat
8 8. Selalu ada kendala
9 9. Surat undangan
10 10. Dibalik tenda biru
11 11. Akhirnya sah
12 12. Resepsi
13 13. Malam pertama
14 14. Pesan sensitif
15 15. Refreshing
16 16. Honeymoon
17 17. Kewalahan
18 18. Ibu tenang saja
19 19. Kembalinya Badriah
20 20. Henny berpamitan
21 21. Dimana pun jadi
22 22 Malam yang syahdu
23 23. Positif
24 24. Berusaha terlihat tegar
25 25. Halimah yang lalai
26 26 . Pindah usaha
27 27. Hargai
28 28. Curhatan ibu rumah tangga
29 29. Pelan-pelan!
30 30. Serba salah
31 31. Luluh kembali
32 32. Halimah melahirkan
33 33. Arda..
34 34. Pemakluman
35 35. Kewajiban istri.
36 36. Chat dari Naufa
37 37. Calon suami Naufa
38 38. Tidak pangling
39 39. Semoga cepat hamil
40 40. Hamil kedua
41 41. Sakit sekali
42 42. Tegar
43 43 . Adu mulut
44 44. Hamdan
45 45. Tidak ada kejelasan
46 46. Bukan darah daging ku
47 47. Ibu hamdan terluka hatinya
48 48. Amzari oh Amzari
49 49. Terbongkar
50 50. Awal mula
51 51. Dasar Amzari
52 52. Dasar Naufa
53 53. Bagaimana bisa?
54 54. Damai
55 55. Touring
56 56. Kecurigaan Halimah
57 57. Diam diam menikah siiri
58 58. Kurang bersyukur
59 59. Tangisan ini
60 60. Mual
61 61. Bukan untuk ku
62 62. Status untuk siapa?
63 63. Semakin aneh
64 64. Luka lama yang terbuka kembali.
65 65. Keguguran
66 66. Sudut pandang
67 67. Laki-laki tidak tahu diri
68 68.Terpaksa
69 69. Campur aduk
70 70. Modal minjam
71 71. Flashback
72 72. Sisi gelap sang madu
73 73. Sisi gelap 2
74 74. Dan terjadilah
75 75. Bagai janda
76 76. Rezeki tidak akan kemana
77 77. Terlahir nya seorang putri
78 78. Tidak bereaksi
79 79. Tanpa dosa
80 80. Meninggal
81 81. Keputusan tidak terduga
82 82. Seperti tidak ada yang lain saja
83 83. Baku hantam
84 84. Mati Rasa
85 85. Menghibur diri
86 86. Lika liku
87 87. Keluarga yang utama
88 88. Meninggal nya Dory
89 89. Tetap bersyukur
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. Budak cinta
2
2. Cinta adalah sebuah tanggungjawab
3
3. Tunangan
4
4. Dasar pembohong
5
5. Ciuman rasa martabak
6
6. Fitting kebaya
7
7. Mimpi buruk sahabat
8
8. Selalu ada kendala
9
9. Surat undangan
10
10. Dibalik tenda biru
11
11. Akhirnya sah
12
12. Resepsi
13
13. Malam pertama
14
14. Pesan sensitif
15
15. Refreshing
16
16. Honeymoon
17
17. Kewalahan
18
18. Ibu tenang saja
19
19. Kembalinya Badriah
20
20. Henny berpamitan
21
21. Dimana pun jadi
22
22 Malam yang syahdu
23
23. Positif
24
24. Berusaha terlihat tegar
25
25. Halimah yang lalai
26
26 . Pindah usaha
27
27. Hargai
28
28. Curhatan ibu rumah tangga
29
29. Pelan-pelan!
30
30. Serba salah
31
31. Luluh kembali
32
32. Halimah melahirkan
33
33. Arda..
34
34. Pemakluman
35
35. Kewajiban istri.
36
36. Chat dari Naufa
37
37. Calon suami Naufa
38
38. Tidak pangling
39
39. Semoga cepat hamil
40
40. Hamil kedua
41
41. Sakit sekali
42
42. Tegar
43
43 . Adu mulut
44
44. Hamdan
45
45. Tidak ada kejelasan
46
46. Bukan darah daging ku
47
47. Ibu hamdan terluka hatinya
48
48. Amzari oh Amzari
49
49. Terbongkar
50
50. Awal mula
51
51. Dasar Amzari
52
52. Dasar Naufa
53
53. Bagaimana bisa?
54
54. Damai
55
55. Touring
56
56. Kecurigaan Halimah
57
57. Diam diam menikah siiri
58
58. Kurang bersyukur
59
59. Tangisan ini
60
60. Mual
61
61. Bukan untuk ku
62
62. Status untuk siapa?
63
63. Semakin aneh
64
64. Luka lama yang terbuka kembali.
65
65. Keguguran
66
66. Sudut pandang
67
67. Laki-laki tidak tahu diri
68
68.Terpaksa
69
69. Campur aduk
70
70. Modal minjam
71
71. Flashback
72
72. Sisi gelap sang madu
73
73. Sisi gelap 2
74
74. Dan terjadilah
75
75. Bagai janda
76
76. Rezeki tidak akan kemana
77
77. Terlahir nya seorang putri
78
78. Tidak bereaksi
79
79. Tanpa dosa
80
80. Meninggal
81
81. Keputusan tidak terduga
82
82. Seperti tidak ada yang lain saja
83
83. Baku hantam
84
84. Mati Rasa
85
85. Menghibur diri
86
86. Lika liku
87
87. Keluarga yang utama
88
88. Meninggal nya Dory
89
89. Tetap bersyukur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!