"Ibu tenang saja,ibu bisa melihat sendiri kan bahwa Amzari sungguh sangat mencintai ku dan memperlakukan ku dengan baik, jadi ibu tidak perlu khawatir rumah tanggaku akan seperti kak Badriah".
Ucap Halimah menenangkan Ibunya sambil mengusap wajah ibunya yang sudah menua tersebut.
Halimah memang sudah sering dibayang-bayangi oleh banyaknya kegagalan rumah tangga yang kerap terjadi di keluarga nya sendiri.
Akan tetapi Halimah sangat mempercayai Amzari sepenuhnya bahwa Amzari tidak akan mungkin menghianatinya dalam bahtera rumah tangga mereka karena mereka pun sudah berpacaran selama bertahun-tahun bahkan keluarga mereka pun sudah saling mengenal.
Jadi tidak pernah ada terlintas di pikiran Halimah bahwa Amzari akan berkhianat padanya dan Halimah yakin bahwa Amzari bisa menjadi sosok iman yang baik bagi dunia dan akhirat nya.
Ibu Hannah pun akhirnya tersenyum bahagia karena mendengar perkataan Halimah.
Sementara itu waktu sudah menjelang malam.
Halimah yang merasa lelah langsung merebahkan dirinya di kamar yang ukuran nya tidak seberapa itu.
Sambil menunggu suaminya pulang Halimah membalas satu per satu pesan di ponselnya yang merupakan ucapan selamat yang belum sempat ia balas sebelum nya.
Tak berselang lama kemudian Henny menelpon nya.
"Assalamualaikum pengantin baru.. cieee yang baru pulang dari hotel nih.. wuhhuu..".
"Waalaikum salam. Waaah,aku baru saja ingin bercerita. Kok kamu sudah tahu duluan?"
Jawab Halimah.
"Tentu saja aku tahu, Amzari kan selalu membuat story dengan fotomu di sosial media nya".
Ucap Henny.
"Ohh.. aku tidak sempat main sosmed selama di hotel. Jadi begitu ya? Suamiku itu memang romantis".
Ucap Halimah.
"Ya sudah lain kali saja deh ceritanya kalau mengobrol langsung pasti akan terasa lebih seru, kalau begitu aku mau tidur duluan ya, capek abis dari kebun bantu-bantu ibuku panen sayuran".
Ucap Henny.
"Baiklah, selamat beristirahat henn.."
Ucap Halimah sambil menutup sambungan telepon nya.
Setelah menutup sambungan telepon nya Halimah pun merasa ngantuk, akan tetapi Amzari belum juga pulang padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Mata Halimah sudah terasa lima watt.
Apalagi sejak tadi siang pamit mengembalikan mobil Andre, Amzari sama sekali belum mengabari Halimah dan pesan di aplikasi hijau nya pun ceklis satu.
"Duh kemana ya suamiku... kenapa jam segini belum juga pulang,".
Ucap Halimah dengan panik.
Baru saja Halimah akan menelpon Amzari, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di depan.
Dengan cepat Halimah buru-buru menghampiri pintu dan benar saja, suaminya yang sudah sangat dirindukan nya pulang juga .
"Sayang,kamu darimana saja sih? Kenapa pesanku tidak dibalas-balas dan malah ceklis satu?".
Tanya Halimah dengan panik .
"Maafkan aku sayang, ponselku tadi kehabisan baterai dan aku tidak bisa mengisi daya baterai nya karena charger ku tertinggal dikamar".
Ucap Amzari.
"Kamu belum menjawab ku,kamu habis darimana saja sayang?".
Tanya Halimah kembali.
"Aku sudah ada urusan diluar, maaf ya jadi membuat mu panik istriku,ya sudah aku mandi dulu ya karena tubuhku terasa lengket dari siang belum mandi".
Ucap Amzari sambil berjalan kearah kamar mandi.
Halimah pun hanya mengiyakan suaminya walaupun hatinya dag dig dug tidak tenang karena suaminya pulang agak malam.
Sebenarnya Halimah ingin bertanya sekali lagi namun Halimah yang sudah hafal dengan karakteristik dari Amzari yang tidak suka ditanya berkali-kali hanya bisa mengurung kan niatnya untuk bertanya padahal ia sangat dihantui rasa penasaran kemana perginya suaminya itu selama seharian tanpa kabar.
Setelah beberapa menit mandi akhirnya Amzari kembali ke kamar dan bergabung tidur dengan Halimah.
Ternyata Halimah sudah tertidur duluan dengan pulas karena daritadi ia memang sudah mengantuk.
Amzari hanya tersenyum melihat wajah Halimah yang sudah tertidur dengan nyenyak.
Kemudian Amzari mencium pipi istrinya tersebut dan menyelimuti tubuh nya dengan selimut .
Amzari pun kemudian berbaring di sisi Halimah dan malam itu mereka tidak melakukan hubungan suami istri karena sama-sama merasa lelah .
Pada keesokan harinya setelah sarapan pagi Amzari pamit untuk bekerja kepada Halimah dan Halimah pun mencium punggung tangan Amzari.
"Hati-hati dijalan ya suamiku".
Ucap Halimah sambil tersenyum.
"Iya sayang,jaga ibu baik-baik dirumah, selama aku pergi jangan nakal ya"
Ucap Amzari sambil menghidupkan motornya.
Dalam sekejap motor Amzari sudah tidak terlihat karena ia membawa motor dengan kecepatan yang tinggi.
"Suamimu itu ya, kebiasaan.. bawa motor ugal-ugalan begitu. Nanti kalau celaka gimana?".
Ucap ibu Hannah yang sedang menyapu lantai .
"Dari bujangan ia memang sudah begitu, biarkan saja nanti juga kalau sudah celaka dia akan kapok".
Ucap Halimah.
"Tapi ibu merasa tidak enak pada tetangga yang lain, takutnya jadi bahan pembicaraan, karena kemarin ada anak bayi yang bangun karena mendengar suara motor Amzari yang kencang seperti itu".
Ucap ibu Hannah.
"Baiklah bu,nanti aku akan mencoba untuk berbicara dengan Amzari secara pelan".
Ucap Halimah.
Halimah pun kembali masuk ke kamarnya untuk merapikan tempat tidur nya yang belum sempat ia bereskan karena tadi pagi Halimah harus bangun pagi untuk membuat sarapan pagi untuk suaminya tercinta.
Setelah membereskan tempat tidur Halimah pun segera melakukan tugas ibu rumah tangga seperti pada umumnya yaitu mulai dari mencuci baju, menyapu ,mengepel, masak serta menyetrika pakaian.
Semua itu Halimah lakukan dengan senang hati dan ia kini merasa bahagia karena dinikahi oleh Amzari meskipun belum punya rumah sendiri tapi setidaknya ia bisa tetap tinggal dirumahnya dan tetap bisa menjaga ibunya yang sudah tua renta.
Halimah yang sedang melipat pakaian kemudian mendapatkan telpon masuk dari Astuti yaitu anak pertama dari kakak nya Badriah.
"Selamat siang tante Halimah ku yang cantik..."
Ucap Astuti.
"Iya selamat siang kembali Astuti.. tumben baru menelpon.."
Ucap Halimah.
"Maafkan aku tan, karena akhir-akhir ini aku sedang sibuk sekali"
Ucap Astuti.
"Ah kamu sibuk apaan? Kerjamu kan tidak terlalu sibuk ..".
Ucap Halimah.
" Tente..aku sedang sibuk mempersiapkan acara lamaran ku nanti malam.. maaf ya aku mengabarinya dengan mendadak.. soalnya lamaranku akan diselenggarakan di jakarta,bukan di kampung,jadi aku tidak mau merepotkan tante.."
Ucap Astuti.
"Wah selamat ya . Tante sangat senang dengan kabar seperti ini..
Semoga semuanya dilancarkan ya".
Ucap Halimah.
"Terimakasih tante Oh iya tolong kabari pada nenek ya, Astuti minta maaf karena belum bisa mengunjungi nenek, tenang saja, nanti acara resepsi pernikahan akan digelar dirumah kok".
Ucap Astuti kembali.
"Oh ya sudah kalau memang begitu, ditunggu ya tanggal mainnya..".
Ucap Halimah.
"Siapa yang menelpon?".
Tanya ibu Hannah pada putri bungsunya itu .
"Ini bu , Astuti, katanya mau dilamar pacarnya di jakarta,jadi kita tidak usah repot-repot kesana karena resepsi pernikahan nya akan digelar dirumah kak Badriah".
Terang Halimah.
"Benarkah begitu? Alhamdulillah... kalau begitu dalam waktu yang berdekatan keponakan dan bibi bertemu jodohnya masing-masing. Ibu sangat senang dengan kabar tersebut nak".
Ucap Ibu Hannah dengan terharu.
"Iya benar, Semoga saja semuanya dilancarkan ya.. aamiin..".
Ucap Halimah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments