Perjodohan Terselubung

“Siapa yang nyebelin, Bi?” tanya Naya membuat gadis itu terkejut.

“Ya ampun mama bikin kaget aja.”

“Kamu pulang-pulang kenapa ngedumel terus.”

“Pak Jarvis tuh nyebelin ma. Masa dia ngatain aku jomblo gara-gara otakku korslet. Padahal sendirinya juga..”

“Perjaka tua,” sambar Naya.

Naya sampai hafal julukan putrinya untuk Jarvis. Pasalnya sejak pria itu menjadi pembimbingnya, Bianca terus saja membicarakan tentang Jarvis. Lebih tepatnya membicarakan keburukannya.

“Mama kok tahu?”

“Gimana mama ngga tahu. Kamu tuh udah sering banget ngomongin dosen kamu. kamu sadar ngga, beberapa minggu ini kamu terus aja ngomongin dia. Kayanya ngga ngomongin dia sehari aja, kamu bisulan. Tanpa sadar kamu tuh udah transfer dosanya dia ke kamu.”

“Abisnya dia nyebelin banget, ma. Awalnya manis, aku pikir dia orangnya emang baik. Eh tapi tetap aja ujung-ujungnya bikin gedeg.”

“Emang dia kenapa lagi.”

Naya meletakkan piring kosong yang akan diisi oleh mangga harumanis yang baru saja dibelinya. Sambil mendengarkan cerita putrinya, Naya mengupas mangga, mengirisnya lalu menaruhnya ke piring. Bianca menusuk potongan mangga dengan garpu lalu memasukkan ke mulutnya.

“Nyebelin kan ma?” tanya Bianca di akhir ceritanya.

“Iya, kamu juga nyebelin. Karena kalian berdua sama-sama nyebelin, gimana kalau kalian mengakhiri status jomblo bersama?”

“Maksud mama apa?” Bianca menyambar gelas berisi air putih di depannya.

“Kalian nikah aja, cocok.”

Sontak air minuman di mulut Bianca kembali keluar. Naya hanya tertawa saja melihat reaksi sang anak. Diam-diam wanita itu menyelidiki soal Jarvis. Begitu tahu kalau Jarvis adalah anak dari Ridho, kakak dari Iza, dia langsung meminta Zayn mengantarnya bertemu dengan orang tua Jarvis.

Bersama dengan Aric, Naya bertemu dengan Meta dan Ridho. Ternyata Meta sudah dibuat pusing karena anak sulungnya sampai sekarang masih betah sendirian. Padahal usia Jarvis sudah 33 tahun. Dua adiknya sudah menikah hanya tinggal Jarvis dan adik bungsunya yang masih melajang.

Keduanya kemudian membuat kesepakatan untuk menjodohkan anak-anak mereka. Apalagi baik Jarvis mau pun Bianca sama-sama belum punya pasangan dan sudah saling mengenal. Kedekatan mereka juga sudah cukup lama terjalin walau hanya sebatas dosen dan mahasiswanya.

“Mama kalau ngomong jangan sembarangan deh.”

“Habisnya kamu ngomongin Jarvis terus. Kayanya di otak kamu isinya Jarvis semua.”

“Mana ada!”

“Eh tapi yang namanya Jarvis gimana orangnya?” pancing Naya.

“Nyebelin.”

“Maksudnya mukanya gimana? Ganteng ngga?”

“Ganteng sih, ngga akan malu dibawa ke kondangan. Cuma nyebelin akut.”

“Kalau dia dekat dengan perempuan lain, kamu cemburu ngga?”

“Mana ada!”

Bianca mengambil sepotong mangga kemudian menyuapkan ke dalam mulutnya. Setelah itu dia bergegas naik ke lantai atas, menuju kamarnya. Naya hanya tertawa saja melihat tingkah anak bungsunya. Wanita itu kemudian segera menghubungi Meta. Mengatakan misinya sudah dimulai untuk meracuni otak anaknya tentang Jarvis.

🌵🌵🌵

Jarvis membelokkan kendaraannya memasuki kompleks perumahan di mana kedua orang tuanya tinggal. Sudah dua tahun lamanya pria itu tinggal terpisah setelah membeli rumah sendiri. Malam ini Meta memintanya datang untuk makan bersama. Pria itu menghentikan mobilnya di depan rumah orang tuanya.

“Assalamu’alaikum.”

“Waalaikumussalam.”

Jarvis segera menghampiri sang mama. Setelah mencium punggung tangannya, dia memeluk Meta dengan erat. Kangen juga tidak bertemu dengan mamanya. Karena kesibukannya, sudah dua bulan lamanya dia tidak mengunjungi kedua orang tuanya.

“Sehat, sayang?”

“Alhamdulillah, sehat ma.”

“Mama udah buat makanan kesukaan kamu. Ayo makan dulu, papa juga udah nunggu kamu.”

Meta mengajak sang anak menuju meja makan. Di sana Ridho sudah menunggu. Jarvis menarik kursi di hadapan Ridho. Matanya kemudian tertuju pada makanan yang tertata di meja. Semua adalah makanan kesukaannya. Udang goreng saos telur asin, sapo tahu dan perkedel jagung.

“Mama sengaja masak kesukaan kamu. Ayo makan,” ujar Meta.

Perut Jarvis langsung keroncongan melihat makanan yang disediakan oleh mamanya. Soal rasa sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Jarvis menyendok nasi lalu memasukkan udang telur asin, sapo tahu dan perkedel jagung ke dalam piringnya. Pria itu langsung menikmati makanannya dengan lahap.

“Makanya kamu cepat-cepat nikah biar ada yang masakin buat kamu,” celetuk Meta.

Uhuk.. Uhuk..

Jarvis langsung tersedak mendengarnya. Meta memberikan segelas air putih untuk anaknya. Jarvis segera meminum air tersebut untuk melegakan tenggorokannya.

“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Ridho.

“Alhamdulillah, lancar pa.”

“Anaknya om Aric kuliah di jurusan kamu. Kalau ngga salah namanya Bianca, kamu kenal ngga?”

“Tahu, pa. Dia bimbinganku sekarang.”

“Bianca gimana?”

“Tuh anak ngga ada sopan-sopannya, pembangkang. Kerjanya ngedumel terus, kalau dikasih tahu melawan.”

“Emang dia ngedumel apa/’ tanya Meta apa.

“Dia bilang aku dosen kejam, ngga punya hati, perjaka tua.”

Sontak Meta dan Ridho tak bisa menahan tawanya. Jarvis melihat kedua orang tuanya dengan kesal.

“Apa yang dia bilang itu kenyataan. Makanya kamu cepat cari pendamping,” ujar Ridho santai.

“Atau kamu sama dia aja. Mama yakin dunia kamu bakalan lebih berwarna kalau sama dia.”

“Anak ceroboh kaya dia, keras kepala, susah diatur, yang ada aku bisa kena hipertensi kalau nikah dengan dia.”

“Dia begitu karena pendekatan kalian salah. Coba deh kamu bersikap lebih manis sama dia. Pasti dianya juga bakalan jinak.”

“Dibanding rekan dosen kamu, mana lebih baik?” tanya Ridho. Dia memang sudah mendengar kalau ada dosen wanita yang tertarik pada anaknya.

“Jangan disamain pa. Monika itu lebih dewasa, sedang Bianca tuh kekanakan banget.”

“Di antara Monika dan Bianca, mana yang lebih membuat kamu nyaman saat bersama?”

Untuk pertanyaan ini, Jarvis tidak bisa menjawabnya. Atau lebih tepat tidak ingin menjawab. Jika ditanya nyaman, tentu saja lebih nyaman dengan Bianca karena hubungannya sebagai dosen dan mahasiswa. Jika dengan Monika, dia sedikit risih jika berbincang terlalu lama karena pria itu tahu kalau Monika memang ada hati padanya.

“Atau kamu masih mikirin Neta?” tanya Meta hati-hati.

Arneta atau yang biasa dipanggil Neta adalah salah satu mahasiswanya dulu. Usianya sekarang 26 tahun. Setelah Arneta lulus, dia semakin dekat dengan Jarvis. Pria itu pernah berencana melamar Arneta. Namun ternyata kedekatan Arneta hanyalah memanfaatkan jaringan pria itu untuk mendapatkan pekerjaan. Setelah mendapatkan pekerjaan yang baik, Arneta menjalin hubungan dengan anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

“Aku udah ngga mikirin Neta lagi. Udah lupa malah.”

“Masa? Kalau udah lupa kenapa sampai sekarang kamu masih belum mau nikah?”

“Belum nemu yang cocok aja ma.”

“Ya ngga akan ketemu kalau ngga dicari. Kenapa kamu ngga coba dekatin Bianca? Sepertinya dia anak yang baik.”

“Udah deh ma, jangan ngomongin Bian terus, selera makanku jadi hilang.”

Meta tidak membahas tentang Bianca lagi. Dia tidak mau terlalu terlihat kalau tengah berusaha menjodohkan Jarvis dengan Bianca. Tadi dia mendapat laporan dari salah satu pegawai Jarvis di Prato Mexicano kalau anaknya itu membawa seorang perempuan ke tempat usahanya itu. dari ciri-ciri yang disebutkan, Meta yakin kalau gadis itu adalah Bianca. Setidaknya sudah ada perkembangan baik. Karena sebelumnya Jarvis tidak pernah mengajak perempuan mana pun datang ke sana, baik itu teman atau rekan kerjanya.

🌵🌵🌵

Perhatian Jarvis teralihkan dari laptop di depannya ke ponsel di sampingnya ketika mendengar suara berdenting. Rupanya Bianca yang mengirimkan pesan. Gadis itu menanyakan teori mana yang harus dipakai untuk penelitiannya. Dia memberikan beberapa opsi. Jarvis segera membalas pesan tersebut.

Lima menit kemudian kembali masuk pesan dari Bianca. Ada hal lain yang ditanyakan oleh gadis itu. Dengan sabar Jarvis menjawab pertanyaannya. Bukan hanya dua kali, tapi sudah sepuluh kali Bianca mengirimkan pesan. Dan Jarvis selalu menjawabnya. Namun untuk pesan terakhir, pria itu memilih menghubungi Bianca.

“Assalamu’alaikum.”

“Waalaikumussalam. Kalau semua harus saya yang jawab terus kerjaan kamu apa?” sembur Jarvis setelah Bianca menjawab panggilannya.

“Ngetik, pak. Kan bapak sendiri yang bilang saya boleh wa kalau ada pertanyaan.”

“Ya tapi ngga sebanyak ini. Sama aja saya yang ngerjain revisi skripsi kamu kalau kaya gini.”

“Ya maaf, pak.”

“Tiga hari lagi kamu ketemu saya, serahkan revisinya.”

“Ya, jangan dong pak. Kan bapak kasih waktu seminggu. Ini baru jalan dua hari, berarti masih ada waktu lima hari lagi.”

“Karena kamu udah konsultasi via wa, waktunya saya pangkas. Tiga hari lagi ketemu saya!”

Tanpa menunggu persetujuan Bianca, Jarvis langsung mengakhiri panggilan. Pria itu menaruh ponsel di atas meja lalu kembali berkonsentrasi pada laptop di depannya. Dia sedikit melamun mengingat pembicaraannya tadi. Pasti sekarang Bianca tengah merutukinya karena mengubah jadwal bimbingan seenaknya dan langsung mengakhiri panggilan. Tanpa sadar Jarvis tersenyum ketika membayangkan wajah Bianca saat merutuki dirinya.

🌵🌵🌵

Senyum tandanya apa ya🤔

Terpopuler

Comments

Mur Wati

Mur Wati

tak lupa ada perkedel jagung menu favorit kyknya.... hidup perkedel jagung 💪

2025-01-08

1

DhilaZiya Ulyl

DhilaZiya Ulyl

naaah kaan.... kaaan... kan kubilang apa.... meong2 mau🤣

2024-11-04

1

mio amore

mio amore

beuh Jarvis

2024-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 Calon Untuk Dipa
2 Kencan
3 Bocil Bikin Menggigil
4 Biar Takdir Bicara
5 Dosen Pembimbing Killer
6 Pesona Dosen Baru
7 Kamu Bukan Jodohku
8 Hadirmu Alihkan Duniaku
9 Bertemu Calon Grandpa
10 Oppa
11 Kencan Salah Sasaran
12 Yolanda
13 Kena Bully
14 Berganti Taktik
15 Mulai Jinak
16 Bawaan Orok
17 Perjodohan Terselubung
18 Ikan Buntal vs Frankenstein
19 Pacar Dadakan
20 Namaste
21 Annoying Dipa
22 Kencan 24 Jam
23 Istri Tua dan Istri Muda
24 Kencan 24 Jam, Batal!
25 Rival
26 Dia Milikku
27 Raja Gombal
28 Kegalauan Keira
29 Jadi Sahabat atau Kekasih?
30 Jangan Merindukanku
31 Berburu Informasi
32 Jarvis Sakit
33 Bimbingan atau Pendamping?
34 Panas.. Panas.. Panas.. Hati ini
35 Sebuah Rasa
36 Penolakan Tegas
37 Pertengkaran
38 Perjaka Formalin
39 Di Luar Prediksi
40 Baju Couple
41 Mas dan Saya
42 Akting atau Nyata?
43 Hadiah Tanjakan dan Turunan
44 Kado Istimewa
45 Icih dan Kemod
46 Ganti Profesi
47 Detektif Arnav
48 Ketua Perserikatan Jomblo
49 Bocil Meresahkan
50 Seperti Monyet Lupa Kacangnya
51 Sepupu Durjana
52 Kejutan Dari Jarvis
53 Atasan Tak Terduga
54 The Clever, Emma
55 Calon Menantu
56 Melewati Batas Maksimum
57 Penerjemah Bikin Pusing
58 Ribut Lagi
59 Konferensi Meja Bundar
60 Bad News
61 Fortune Cookies
62 Ketegangan di Meja Makan
63 Boyband
64 Penghulu Bikin Malu
65 Memulai Lebih Dulu
66 Kecanduan Kamu
67 Solusi
68 Sarange
69 Persiapan Calon Pengantin
70 Berharap Cemburu
71 Pria Dewasa
72 Adu Kecepatan
73 Pantang Menyerah
74 Seragam Bikin Geram
75 Duet Calon Besan
76 Celetukan Bikin Malu
77 Belajar Mesra
78 Sedikit Bicara, Banyak Bekerja
79 Romantis Ala Jarvis
80 Pukulan Telak
81 Penyesalan Mendalam
82 Tak Ada Kebohongan yang Abadi
83 Suami Mandiri
84 Bumil yang Manja
85 Rahmat Bukan Rahman
86 Sumpah Gilang
87 Pretty Woman
88 Pawang Emma
89 Bandulan Bertemu Celengan Semar
90 Dendam Salah Alamat
91 Pertarungan
92 Takut Kehilangan
93 Ibu Tiri Kejam
94 Penyesalan Mendalam
95 Embel-embel
96 Menuju Hari H
97 Jalan-jalan
98 Keinginan Ibu Hamil
99 Lawan Seimbang
100 Akhir Bahagia
101 Bonus Chapter : Everlasting Happiness
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Calon Untuk Dipa
2
Kencan
3
Bocil Bikin Menggigil
4
Biar Takdir Bicara
5
Dosen Pembimbing Killer
6
Pesona Dosen Baru
7
Kamu Bukan Jodohku
8
Hadirmu Alihkan Duniaku
9
Bertemu Calon Grandpa
10
Oppa
11
Kencan Salah Sasaran
12
Yolanda
13
Kena Bully
14
Berganti Taktik
15
Mulai Jinak
16
Bawaan Orok
17
Perjodohan Terselubung
18
Ikan Buntal vs Frankenstein
19
Pacar Dadakan
20
Namaste
21
Annoying Dipa
22
Kencan 24 Jam
23
Istri Tua dan Istri Muda
24
Kencan 24 Jam, Batal!
25
Rival
26
Dia Milikku
27
Raja Gombal
28
Kegalauan Keira
29
Jadi Sahabat atau Kekasih?
30
Jangan Merindukanku
31
Berburu Informasi
32
Jarvis Sakit
33
Bimbingan atau Pendamping?
34
Panas.. Panas.. Panas.. Hati ini
35
Sebuah Rasa
36
Penolakan Tegas
37
Pertengkaran
38
Perjaka Formalin
39
Di Luar Prediksi
40
Baju Couple
41
Mas dan Saya
42
Akting atau Nyata?
43
Hadiah Tanjakan dan Turunan
44
Kado Istimewa
45
Icih dan Kemod
46
Ganti Profesi
47
Detektif Arnav
48
Ketua Perserikatan Jomblo
49
Bocil Meresahkan
50
Seperti Monyet Lupa Kacangnya
51
Sepupu Durjana
52
Kejutan Dari Jarvis
53
Atasan Tak Terduga
54
The Clever, Emma
55
Calon Menantu
56
Melewati Batas Maksimum
57
Penerjemah Bikin Pusing
58
Ribut Lagi
59
Konferensi Meja Bundar
60
Bad News
61
Fortune Cookies
62
Ketegangan di Meja Makan
63
Boyband
64
Penghulu Bikin Malu
65
Memulai Lebih Dulu
66
Kecanduan Kamu
67
Solusi
68
Sarange
69
Persiapan Calon Pengantin
70
Berharap Cemburu
71
Pria Dewasa
72
Adu Kecepatan
73
Pantang Menyerah
74
Seragam Bikin Geram
75
Duet Calon Besan
76
Celetukan Bikin Malu
77
Belajar Mesra
78
Sedikit Bicara, Banyak Bekerja
79
Romantis Ala Jarvis
80
Pukulan Telak
81
Penyesalan Mendalam
82
Tak Ada Kebohongan yang Abadi
83
Suami Mandiri
84
Bumil yang Manja
85
Rahmat Bukan Rahman
86
Sumpah Gilang
87
Pretty Woman
88
Pawang Emma
89
Bandulan Bertemu Celengan Semar
90
Dendam Salah Alamat
91
Pertarungan
92
Takut Kehilangan
93
Ibu Tiri Kejam
94
Penyesalan Mendalam
95
Embel-embel
96
Menuju Hari H
97
Jalan-jalan
98
Keinginan Ibu Hamil
99
Lawan Seimbang
100
Akhir Bahagia
101
Bonus Chapter : Everlasting Happiness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!