Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu

Rio melangkah masuk ke ruang keluarga, matanya tertuju pada seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan. Vivian berdiri di sana, anggun dan cantik dengan aura yang memikat. Rio tak bisa menyembunyikan kekagumannya.

"Ya Tuhan, cantik sekali Nona itu. Ge, siapa dia, kenapa dia cantik sekali?" ucap Rio, matanya masih terpaku pada Vivian.

Nathan menatapnya dengan tajam, membuat Rio segera menutup mulutnya. "Jaga mata dan lidahmu, Rio. Berani menggoda Vivian, aku akan mencabut semua fasilitasmu," ucap Nathan dengan nada dingin dan tegas.

Henry, yang berdiri di samping Rio, merasakan bulu kuduknya berdiri mendengar ancaman Nathan. Dia tahu kakaknya tidak pernah main-main dengan ucapannya. "Maaf, Ge. Kami hanya terkejut melihat wanita secantik itu di rumah ini," katanya dengan nada setenang mungkin.

Nathan mendekati Vivian dan memegang tangannya. "Ini Vivian, istriku," katanya memperkenalkan Vivian dengan nada bangga. "Vivian, ini Henry dan Rio, adik kembarku."

Vivian tersenyum lembut dan mengangguk pada mereka. "Senang bertemu dengan kalian," ucapnya dengan ramah.

Henry dan Rio saling bertukar pandang sebelum akhirnya tersenyum lebar. "Senang bertemu denganmu juga, Kakak Ipar," kata mereka serempak, nada suara mereka penuh kegembiraan.

Rio, masih dengan sedikit kekaguman di matanya, menambahkan, "Kau benar-benar beruntung, Ge. Vivian Jie-Jie sangat cantik dan anggun."

Henry mengangguk setuju. "Kami akan berusaha membuat Kakak Ipar merasa nyaman di sini," katanya dengan tulus.

Nathan hanya mengangguk singkat, lalu mengarahkan pandangannya pada Vivian. "Jika mereka berani mengganggumu, katakan padaku," ucapnya, Vivian terkekeh dan mengangguk.

"Baiklah, aku akan ingat itu." Ucapnya dengan senyum yang sama.

Henry dan Rio, meskipun terkenal dengan tingkah laku konyol mereka, merasa segan dan sangat menghormati Nathan. Mereka tahu betapa pentingnya Vivian bagi kakak mereka. Dengan tangan terbuka lebar, mereka menyambut kehadiran Vivian dengan baik.

***

Keheningan menyelimuti kamar Nathan dan Vivian. Nathan melepaskan jasnya, menyisakan vest V-neck hitam kombinasi abu-abu tanpa dalaman apapun. Lengan dan dadanya yang berotot terlihat jelas, membuat rona merah menghiasi pipi Vivian. Dia merasakan sensasi panas yang tidak biasa melihat lengan suaminya yang kekar. Nathan menarik turun eyepatch dari mata kanannya lalu meletakkannya di atas meja samping tempat tidurnya.

Vivian, merasa gugup, mendekati Nathan dengan langkah hati-hati. "Nathan, bagaimana kondisi matamu?" tanyanya pelan, suara sedikit gemetar.

Nathan menatap Vivian dengan mata kirinya yang penuh kelelahan. "Penglihatanku semakin mengabur," jawabnya singkat, suaranya datar. "Aku telah berubah pikiran. Aku akan menjalani operasi segera."

Vivian terkejut mendengar perubahan mendadak ini. Sebelumnya, Nathan menolak mentah-mentah saran dokter dan nasihatnya untuk melakukan operasi. "Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?" tanyanya, mencoba memahami.

Nathan menghela napas panjang. "Aku sadar, menunda operasi hanya akan memperburuk keadaan. Tumor di mataku baru stadium satu, dan bola mataku harus diangkat. Aku tak punya pilihan lain," katanya dengan nada serius.

Vivian merasakan hatinya terenyuh mendengar ketegasan Nathan. "Aku tidak peduli bagaimana penampilanmu nanti. Kau tetap suamiku, Nathan," ucapnya dengan suara tegas namun lembut.

Nathan menatap Vivian dengan pandangan tak terbaca. "Vivian, kau akan memiliki suami yang cacat. Apa kau siap dengan hal itu?"

Vivian menatap Nathan dengan mata penuh keteguhan. "Aku siap. Aku tidak peduli bagaimana dengan penampilan fisikmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap bersamamu." Nathan mengangguk perlahan, merasakan beban sedikit berkurang dari bahunya.

Nathan meraih tangan Vivian, menggenggamnya erat. "Baiklah. Besok aku akan mulai mengurus jadwal operasinya," ucapnya

Vivian mengangguk, "Ya, semua akan baik-baik saja. Bagaimanapun penampilanmu nantinya, kau tetaplah suamiku. Aku rasa eyepatch tidak buruk juga. Kau malah terlihat lebih tampan dan semakin misterius dengan benda bertali itu," ucap Vivian dengan senyum menggoda. Entah kenapa sekarang Vivian jadi begitu berani, padahal sebelumnya dia sangat takut pada Nathan.

Nathan menatap Vivian dengan tatapan yang sulit diartikan sebelum tiba-tiba menarik tengkuknya dan mencium bibirnya dengan ganas. Vivian terkejut sejenak, tetapi segera membalas ciuman itu dengan penuh gaiirah. Tangan Vivian memeluk leher Nathan, sementara Nathan semakin memperdalam ciumannya, tangan kanannya menekan tengkuk Vivian dengan kuat.

Tangan satunya memeluk pinggang ramping Vivian, membunuh jarak di antara mereka sepenuhnya. Vivian mencengkeram lengan terbuka Nathan ketika ciuman Nathan semakin menggila, berpindah dari bibirnya ke dadanya. Dessahan kecil lolos dari bibir Vivian, merasakan panas yang membara dari ciuman Nathan.

Suara napas mereka yang saling berpacu memenuhi ruangan, menyatu dalam irama yang memabukkan. Nathan merasakan adrenalin yang mengalir dalam tubuhnya, sementara Vivian semakin terhanyut dalam lautan emosi yang menggelora. Semua kekhawatiran dan ketakutan yang mereka rasakan seolah menghilang dalam sekejap, tergantikan oleh hasrat yang membara.

Nathan menghentikan ciumannya sejenak, menatap Vivian dengan tatapan intens. "Kau milikku, Vivian. Selamanya," katanya dengan suara serak.

Vivian menatap balik, matanya penuh dengan perasaan yang sulit diungkapkan. "Dan kau juga milikku, Nathan," jawabnya lirih.

Dengan itu, Nathan kembali mellumat bibir Vivian dengan penuh gaiirah, sementara tangan mereka saling menggenggam erat, seolah tidak ingin melepaskan satu sama lain. Di tengah semua ketidakpastian yang ada, satu hal yang pasti adalah cinta dan hasrat yang mereka rasakan saat ini.

Pakaian mereka berserakan di lantai. Malam ini penuh gairah dan keintiiman, menciptakan suasana yang begitu intens. Nathan dan Vivian terbungkus dalam kehangatan satu sama lain, tanpa ada yang menghalangi di antara mereka.

Nathan, dengan tatapan yang penuh hasrat, menarik Vivian lebih dekat. "Kau milikku, Vivian, aku tidak bisa menahan diriku lagi," bisiknya penuh penekanan, tangannya menjelajahi setiap lekuk tubuh Vivian dengan lembut namun penuh keinginan.

Vivian membalas tatapannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Dan kau juga milikku, Nathan, tidak ada yang bisa memungkirinya," jawabnya dengan suara serak, napasnya terasa hangat di kulit Nathan. Mereka tenggelam dalam ciuman yang tak berkesudahan, membiarkan semua kekhawatiran dan beban mereka menguap dalam keintiman malam itu.

Nathan mencium Vivian dengan lebih dalam lagi, merasakan setiap dessahan dan sentuhan yang membakar gairah diantara mereka berdua. Tangan mereka saling menjelajah, menyelami setiap inci kulit yang terbuka, seolah-olah dunia di sekitar mereka telah lenyap.

Malam semakin larut, tetapi hasrat dan keinginan mereka tidak surut. Setiap gerakan, setiap bisikan, dan setiap tatapan seolah-olah mengukir janji yang tak terucapkan.

Mereka berdua tahu bahwa di tengah segala ketidakpastian hidup, momen ini adalah milik mereka, dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Dan Vivian tidak ragu memberikan mahkota paling berharga yang dia miliki pada lelaki di hadapannya ini, dan biarkan malam ini perasaan itu mengalir diantara mereka.

***

Bersambung

...Mohon tinggalkan like dan komen setelah baca ya 🙏🙏🙏 kasih semangat buat Author biar lancar ngetik lanjutnya 🤗🤗🤗...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Vivian sekarang kamu sudah punya team untuk menantang Monica..😂😂

2024-10-27

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-06-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2 Bab 2: Demi Kehormatanmu
3 Bab 3: Temani Aku Makan
4 Bab 4: Rasa Yang Aneh
5 Bab 5: Kambuh Lagi
6 Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7 Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8 Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9 Bab 9: Semakin Dekat
10 Bab 10: Ingat Batasanmu
11 Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12 Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13 Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14 Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15 Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16 Bab 16: Melindungi Sammy
17 Bab 17: BOCAH SETAN!!
18 Bab 18: Janji Nathan
19 Bab 19: Rasa Penasaran
20 Bab 20: Dua Kehidupan
21 Bab 21: Kau Memang Istimewa
22 Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23 Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24 Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25 Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26 Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27 Bab 27: Hari Pertama Kerja
28 Bab 28: Kembang Api
29 Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30 Bab 30: Insiden
31 Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32 Bab 32: Surat Ancaman
33 Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34 Bab 34: Perkelahian Sengit
35 Bab 35: Peringatan Nathan
36 Bab 36: Nathan Cemburu
37 Bab 37: Vivian Di Culikk
38 Bab 38: Kebrutalan Nathan
39 Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40 Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41 Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42 Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43 Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44 Bab 44: Gangguan Kecil
45 Bab 45: Kebrutalan Nathan
46 Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47 Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48 Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49 Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50 Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51 Bab 51: Bocah Setan!!
52 Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53 Bab 53: Peringatan Vivian
54 Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55 Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56 Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57 Bab 57: Kambuh Lagi
58 Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59 Bab 59: Pantai Yang Indah
60 Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61 Bab 61: Rencana Pembunuhan
62 Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63 Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64 Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65 Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66 Bab 66: Pertemuan Besar
67 Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68 Bab 68: Kecelakaan Kecil
69 Bab 69: Maafkan Aku
70 Bab 70: Saling Merindukan
71 Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72 Bab 72: Misi Terakhir
73 Bab 73: Kembali Untukmu
74 Bab 74: Vivian Hamil
75 KEPOIN YUK
76 Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77 Bab 76: Kejahilan Vivian
78 Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79 Bab 78: Merindukan Papa
80 Bab 79: Melihat Kembang Api
81 Bab 80: Insiden Menakutkan
82 Bab 81: Sekali Saja
83 Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84 Bab 83: Tidak Mudah
85 Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86 Bab 85: Amarah Nathan
87 Bab 86: Penuh Kedamaian
88 Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89 Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90 Bab 89: Kepanikan Vivian
91 Bab 90: Si Kembar Berulah
92 Bab 91: Doris Diusir
93 Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94 Bab 93: Keguguran
95 Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96 Bab 95: Membuat Perhitungan
97 Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98 Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99 Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100 Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101 Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102 Bab 101: Dasar Kau Ini
103 Bab 102: Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2
Bab 2: Demi Kehormatanmu
3
Bab 3: Temani Aku Makan
4
Bab 4: Rasa Yang Aneh
5
Bab 5: Kambuh Lagi
6
Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7
Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8
Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9
Bab 9: Semakin Dekat
10
Bab 10: Ingat Batasanmu
11
Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12
Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13
Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14
Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15
Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16
Bab 16: Melindungi Sammy
17
Bab 17: BOCAH SETAN!!
18
Bab 18: Janji Nathan
19
Bab 19: Rasa Penasaran
20
Bab 20: Dua Kehidupan
21
Bab 21: Kau Memang Istimewa
22
Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23
Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24
Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25
Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26
Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27
Bab 27: Hari Pertama Kerja
28
Bab 28: Kembang Api
29
Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30
Bab 30: Insiden
31
Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32
Bab 32: Surat Ancaman
33
Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34
Bab 34: Perkelahian Sengit
35
Bab 35: Peringatan Nathan
36
Bab 36: Nathan Cemburu
37
Bab 37: Vivian Di Culikk
38
Bab 38: Kebrutalan Nathan
39
Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40
Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41
Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42
Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43
Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44
Bab 44: Gangguan Kecil
45
Bab 45: Kebrutalan Nathan
46
Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47
Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48
Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49
Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50
Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51
Bab 51: Bocah Setan!!
52
Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53
Bab 53: Peringatan Vivian
54
Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55
Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56
Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57
Bab 57: Kambuh Lagi
58
Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59
Bab 59: Pantai Yang Indah
60
Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61
Bab 61: Rencana Pembunuhan
62
Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63
Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64
Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65
Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66
Bab 66: Pertemuan Besar
67
Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68
Bab 68: Kecelakaan Kecil
69
Bab 69: Maafkan Aku
70
Bab 70: Saling Merindukan
71
Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72
Bab 72: Misi Terakhir
73
Bab 73: Kembali Untukmu
74
Bab 74: Vivian Hamil
75
KEPOIN YUK
76
Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77
Bab 76: Kejahilan Vivian
78
Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79
Bab 78: Merindukan Papa
80
Bab 79: Melihat Kembang Api
81
Bab 80: Insiden Menakutkan
82
Bab 81: Sekali Saja
83
Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84
Bab 83: Tidak Mudah
85
Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86
Bab 85: Amarah Nathan
87
Bab 86: Penuh Kedamaian
88
Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89
Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90
Bab 89: Kepanikan Vivian
91
Bab 90: Si Kembar Berulah
92
Bab 91: Doris Diusir
93
Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94
Bab 93: Keguguran
95
Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96
Bab 95: Membuat Perhitungan
97
Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98
Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99
Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100
Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101
Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102
Bab 101: Dasar Kau Ini
103
Bab 102: Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!