Bab 13: Kepulangan Si Kembar

“Kita hampir sampai di bandara, Tuan Muda,” kata Max, memecah keheningan.

Nathan hanya mengangguk singkat. “Hn. Pastikan kita tidak terlambat,” jawabnya dengan nada dingin.

Mereka sedang dalam perjalanan untuk menjemput adik kembar Nathan, Henry dan Rio, yang baru saja tiba dari luar negeri. Vivian tidak bisa ikut karena sedang mengurus kepindahan Sammy. Nathan telah mendaftarkan Sammy di sekolah terbaik, di mana dia akan bersekolah bersama Henry dan Rio.

Setibanya di bandara, Nathan dan Max keluar dari mobil dan berjalan menuju area kedatangan. Tidak lama kemudian, dua sosok yang mirip muncul dari kerumunan. Henry dan Rio terlihat sedikit cemas saat melihat Nathan yang dingin berdiri di sana dengan eyepatch hitam menutupi mata kanannya.

“Gege!” seru Henry dan Rio bersamaan, menghampiri kakak mereka lalu ketiganya berpelukan.

Henry tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya.“Ge, apa yang terjadi dengan matamu?” tanyanya dengan nada cemas.

Rio menambahkan, “Iya, Ge. Kenapa kau pakai eyepatch?”

Nathan tetap tenang. “Mata kananku sedikit bermasalah. Tidak perlu khawatir, ini hanya sementara,” jawabnya singkat.

Henry dan Rio saling bertukar pandang, jelas merasa khawatir namun mereka tidak berani mempertanyakan lebih lanjut. “Syukurlah, kami pikir itu masalah yang serius," ucap Hendy menanggapi.

Rio , si bungsu kembali memeluk Nathan. "Ge, Aku benar-benar sangat merindukanmu." ucapnya sambil memeluk Nathan dengan erat. Disusul Henry yang tidak mau kalah dari adik kembarnya.

Nathan menepuk bahu mereka. “Sekarang, kita pulang. Kalian akan bertemu Sammy. Dia akan bersekolah di tempat yang sama dengan kalian.” ujar Nathan.

"Sammy, siapa dia?" tanya Rio penasaran.

"Adik iparku, kalian harus bersikap baik padanya. Jangan banyak bertanya, aku lelah dan tidak ingin membahas apapun," ucap Nathan sebelum si kembar melemparkan banyak pertanyaan padanya.

Henry dan Rio, lalu mereka berdua mengikuti Nathan menuju mobil sambil menarik koper masing-masing. Mereka tahu, meskipun Nathan bersikap dingin, dia selalu menjaga dan melindungi mereka dengan caranya sendiri.

***

Saat hendak meninggalkan sekolah baru Sammy, Vivian tak sengaja bertemu dengan beberapa teman kuliahnya dulu. Mereka menatap Vivian dengan pandangan sinis. Di depannya berdiri Areta Lim, seorang wanita yang dulu selalu meremehkannya.

"Wow, lihatlah siapa ini, bukankah dia adalah teman kita yang miskin itu? Ngomong-ngomong, apa yang sedang kau lakukan di sini? Ah, jangan-jangan kau mau mengemis ya?" ucap Areta dengan nada mengejek, diikuti tawa dari teman-temannya.

Vivian menyeringai dingin. "Aku pikir siapa, ternyata simpanan pria hidung belang rupanya," balasnya tanpa ragu. Dia tidak akan membiarkan dirinya dihina dan direndahkan begitu saja.

Wajah Areta langsung memucat mendengar ucapan Vivian. "Sialan, maksudmu apa bicara seperti itu?"

Vivian melangkah maju, menatap Areta dengan seringai tajam. "Maksudku? Kau tahu betul apa maksudku. Jangan berpura-pura tidak mengerti," katanya dengan nada tajam.

Areta mendengus marah. "Beraninya kau! Lihat penampilanmu sekarang, dari ujung rambut sampai ujung kaki memakai barang bermerek. Kau kira aku tidak tahu? Pasti kau jadi wanita simpanan, bukan?"

Vivian tertawa kecil mendengar itu, tetapi tawanya dingin. "Kau benar-benar lucu, Areta. Aku tidak perlu menjadi simpanan suami orang untuk memiliki semua ini. Suamiku sendiri sudah kaya raya," jawabnya dengan penuh wibawa. "Lagipula, aku punya harga diri, tidak seperti seseorang yang berdiri di sini," tambahnya, menatap Areta dengan pandangan meremehkan.

Areta gemetar marah, wajahnya memerah menahan emosi. "Kau... kau tidak tahu apa yang kau bicarakan!"

Vivian mendekat, matanya menatap lurus ke arah Areta. "Oh, aku tahu betul apa yang aku bicarakan. Dan kau tahu apa yang aku katakan itu benar," ucapnya dengan tenang namun tajam. "Sekarang, jika kau tidak punya hal lain yang lebih penting untuk dilakukan, aku sarankan kau pergi dari hadapanku. Aku punya urusan yang lebih penting daripada meladeni omong kosongmu."

Areta terdiam, tak mampu berkata apa-apa lagi. Teman-temannya juga terdiam, tak berani menambahkan komentar apapun. Mereka bisa melihat kesungguhan dan ketegasan di mata Vivian, dan itu membuat mereka berpikir dua kali untuk melanjutkan ejekan mereka.

Vivian berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Areta dan teman-temannya yang terdiam. Dengan tenang, Vivian kembali menuju mobilnya, merasa puas karena telah membela dirinya sendiri dan menunjukkan bahwa dia bukan lagi wanita yang bisa diremehkan begitu saja.

Di balik kaca mobil, dia melihat bayangan dirinya yang sangat-sangat berbeda, sosok yang jauh berbeda dengan dirinya yang dulu, yang hanya bisa menangis ketika dihina dan di rendahkan oleh orang lain. Vivian benar-benar telah berubah, dia bukan lagi wanita yang lemah.

***

Monica berdiri di dekat jendela. Dia melihat mobil mewah berhenti dan dua sosok yang sangat dia kenal keluar dari dalamnya. Henry dan Rio, adik kembar Nathan, tiba di kediaman keluarga Xi dengan senyum lebar di wajah mereka. Mereka membawa keceriaan yang tampak kontras dengan perasaan yang menggelegak di dalam hati Monica.

"Sial, kenapa mereka harus datang lagi?" gumam Monica pelan, tapi cukup keras untuk dirinya sendiri.

Dia mengingat kembali semua ulah Henry dan Rio yang selalu berhasil membuatnya naik darah. Mereka sering mengganggunya dengan tingkah laku konyol mereka, melemparkan komentar-komentar yang meremehkan, dan sekali waktu bahkan sengaja membuatnya tersandung saat dia membawa nampan makanan.

Tapi dia tidak berani menunjukkan ketidaksukaannya pada mereka. Bagaimanapun, mereka adalah adik majikannya, Nathan, yang selalu dingin dan tegas.

"Monica!" panggil Henry dengan suara keras begitu dia melihat Monica berdiri di dekat jendela. "Kau tidak senang melihat kami datang, ya?"

Monica tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan perasaannya. "Tentu saja tidak, Tuan Henry. Selamat datang kembali," jawabnya dengan nada yang dibuat sopan.

Rio menyeringai dan melangkah mendekat. "Ayo, Monica, jangan berpura-pura. Kami tahu kau pasti merindukan kami," katanya dengan nada menggoda.

Monica mengepalkan tangannya di balik punggung, berusaha menahan diri. "Tentu saja, Tuan Rio. Saya selalu senang melihat Tuan dan Tuan Henry kembali," jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.

Henry tertawa kecil. "Kau benar-benar pandai berpura-pura, Monica. Tapi kami tidak masalah dengan itu. Kami hanya ingin bersenang-senang," katanya, melemparkan pandangan nakal pada saudaranya.

Rio mengangguk. "Benar. Kami akan mengadakan pesta kecil di sini malam ini. Pastikan semua siap. Dan, Monica, jangan lupa untuk menjaga senyum di wajahmu. Itu membuat rumah ini terlihat lebih ceria," ucapnya dengan nada memerintah.

Monica hanya bisa mengangguk, merasa semakin tertekan oleh kehadiran mereka. "Baik, Tuan Rio, Tuan Henry. Saya akan memastikan semuanya berjalan lancar," katanya, kemudian berbalik dan berjalan pergi dengan langkah cepat.

Di dalam hatinya, Monica merasakan kekesalan yang mendidih. Dia merasa tidak adil diperlakukan seperti ini, tetapi dia tidak punya pilihan. Dia tahu bahwa memperlihatkan ketidaksukaannya secara terang-terangan hanya akan membawa masalah. Dia menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri.

"Suatu hari," pikirnya, "mereka akan merasakan bagaimana rasanya diperlakukan seperti ini."

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-06-29

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2 Bab 2: Demi Kehormatanmu
3 Bab 3: Temani Aku Makan
4 Bab 4: Rasa Yang Aneh
5 Bab 5: Kambuh Lagi
6 Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7 Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8 Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9 Bab 9: Semakin Dekat
10 Bab 10: Ingat Batasanmu
11 Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12 Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13 Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14 Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15 Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16 Bab 16: Melindungi Sammy
17 Bab 17: BOCAH SETAN!!
18 Bab 18: Janji Nathan
19 Bab 19: Rasa Penasaran
20 Bab 20: Dua Kehidupan
21 Bab 21: Kau Memang Istimewa
22 Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23 Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24 Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25 Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26 Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27 Bab 27: Hari Pertama Kerja
28 Bab 28: Kembang Api
29 Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30 Bab 30: Insiden
31 Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32 Bab 32: Surat Ancaman
33 Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34 Bab 34: Perkelahian Sengit
35 Bab 35: Peringatan Nathan
36 Bab 36: Nathan Cemburu
37 Bab 37: Vivian Di Culikk
38 Bab 38: Kebrutalan Nathan
39 Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40 Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41 Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42 Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43 Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44 Bab 44: Gangguan Kecil
45 Bab 45: Kebrutalan Nathan
46 Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47 Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48 Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49 Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50 Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51 Bab 51: Bocah Setan!!
52 Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53 Bab 53: Peringatan Vivian
54 Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55 Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56 Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57 Bab 57: Kambuh Lagi
58 Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59 Bab 59: Pantai Yang Indah
60 Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61 Bab 61: Rencana Pembunuhan
62 Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63 Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64 Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65 Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66 Bab 66: Pertemuan Besar
67 Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68 Bab 68: Kecelakaan Kecil
69 Bab 69: Maafkan Aku
70 Bab 70: Saling Merindukan
71 Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72 Bab 72: Misi Terakhir
73 Bab 73: Kembali Untukmu
74 Bab 74: Vivian Hamil
75 KEPOIN YUK
76 Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77 Bab 76: Kejahilan Vivian
78 Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79 Bab 78: Merindukan Papa
80 Bab 79: Melihat Kembang Api
81 Bab 80: Insiden Menakutkan
82 Bab 81: Sekali Saja
83 Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84 Bab 83: Tidak Mudah
85 Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86 Bab 85: Amarah Nathan
87 Bab 86: Penuh Kedamaian
88 Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89 Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90 Bab 89: Kepanikan Vivian
91 Bab 90: Si Kembar Berulah
92 Bab 91: Doris Diusir
93 Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94 Bab 93: Keguguran
95 Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96 Bab 95: Membuat Perhitungan
97 Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98 Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99 Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100 Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101 Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102 Bab 101: Dasar Kau Ini
103 Bab 102: Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2
Bab 2: Demi Kehormatanmu
3
Bab 3: Temani Aku Makan
4
Bab 4: Rasa Yang Aneh
5
Bab 5: Kambuh Lagi
6
Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7
Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8
Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9
Bab 9: Semakin Dekat
10
Bab 10: Ingat Batasanmu
11
Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12
Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13
Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14
Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15
Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16
Bab 16: Melindungi Sammy
17
Bab 17: BOCAH SETAN!!
18
Bab 18: Janji Nathan
19
Bab 19: Rasa Penasaran
20
Bab 20: Dua Kehidupan
21
Bab 21: Kau Memang Istimewa
22
Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23
Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24
Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25
Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26
Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27
Bab 27: Hari Pertama Kerja
28
Bab 28: Kembang Api
29
Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30
Bab 30: Insiden
31
Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32
Bab 32: Surat Ancaman
33
Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34
Bab 34: Perkelahian Sengit
35
Bab 35: Peringatan Nathan
36
Bab 36: Nathan Cemburu
37
Bab 37: Vivian Di Culikk
38
Bab 38: Kebrutalan Nathan
39
Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40
Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41
Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42
Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43
Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44
Bab 44: Gangguan Kecil
45
Bab 45: Kebrutalan Nathan
46
Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47
Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48
Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49
Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50
Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51
Bab 51: Bocah Setan!!
52
Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53
Bab 53: Peringatan Vivian
54
Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55
Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56
Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57
Bab 57: Kambuh Lagi
58
Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59
Bab 59: Pantai Yang Indah
60
Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61
Bab 61: Rencana Pembunuhan
62
Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63
Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64
Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65
Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66
Bab 66: Pertemuan Besar
67
Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68
Bab 68: Kecelakaan Kecil
69
Bab 69: Maafkan Aku
70
Bab 70: Saling Merindukan
71
Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72
Bab 72: Misi Terakhir
73
Bab 73: Kembali Untukmu
74
Bab 74: Vivian Hamil
75
KEPOIN YUK
76
Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77
Bab 76: Kejahilan Vivian
78
Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79
Bab 78: Merindukan Papa
80
Bab 79: Melihat Kembang Api
81
Bab 80: Insiden Menakutkan
82
Bab 81: Sekali Saja
83
Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84
Bab 83: Tidak Mudah
85
Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86
Bab 85: Amarah Nathan
87
Bab 86: Penuh Kedamaian
88
Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89
Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90
Bab 89: Kepanikan Vivian
91
Bab 90: Si Kembar Berulah
92
Bab 91: Doris Diusir
93
Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94
Bab 93: Keguguran
95
Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96
Bab 95: Membuat Perhitungan
97
Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98
Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99
Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100
Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101
Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102
Bab 101: Dasar Kau Ini
103
Bab 102: Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!