Bab 6: Tidak Ada Cara Lain

Malam telah berlalu, dan pagi pun tiba kembali. Seperti biasanya, Vivian memulai hari dengan merawat tanaman di halaman belakang. Sinar matahari pagi menyapa wajahnya yang tenang, membawa harapan baru di awal hari.

Hari ini, dia memilih untuk tidak membantu di dapur, mungkin untuk menghindari pertemuan dengan Nathan setelah kejadian sebelumnya. Dengan tekunnya, dia menyirami tanaman-tanaman itu, memperhatikan setiap detail dengan penuh kasih sayang.

"Vivian,"

Degg...

Mata Vivian membulat sempurna mendengar suara dingin itu. Dia menelan ludah lalu menoleh dengan kaku. Nathan berdiri tak jauh dari tempatnya berada dengan tatapan dinginnya.

"I.. Iya, tuan muda,"

"Letakkan gunting itu dan ikut aku."

Meskipun awalnya ragu, Vivian tetap mengikuti Nathan. Pria itu membawanya ke ruang kerjanya. Suasana seketika menjadi hening. Nathan berdiri memunggungi Vivian, menatap ke luar jendela dengan pandangan hampa.

"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Kau membenciku dan menganggapku sebagai pria brengsek. Tapi aku benar-benar tidak bermaksud apalagi sengaja melakukannya," Nathan akhirnya berbicara, suaranya terdengar dingin dan datar.

Vivian terdiam, masih merasakan ketakutan yang menyelimuti dirinya. Dia berdiri dengan gugup, tidak tahu harus berkata apa.

Nathan menghela napas panjang, lalu berbalik menghadap Vivian. Matanya tajam namun terlihat ada bayangan kesedihan di dalamnya. "Vivian, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Kondisi kesehatan yang kualami ini... sangat aneh dan langka. Aku bisa mati kapan saja karena penyakit ini."

Vivian terkejut, matanya membesar mendengar pengakuan Nathan. "Apa maksud Anda, Tuan Muda?"

Nathan berjalan mendekat, berdiri di depan Vivian dengan tatapan serius. "Penyakitku membutuhkan ASI untuk menjaga kestabilan tubuhku. Itu sebabnya aku bertindak seperti itu. Bukan karena aku ingin, tapi karena aku harus."

Vivian menelan ludah, mencoba memahami situasi yang dijelaskan Nathan. "Tapi... kenapa Anda tidak mencari cara lain? Pasti ada cara lain yang lebih baik daripada... daripada melakukan hal yang seperti kemarin."

Nathan menunduk, terlihat beban berat di bahunya. "Aku sudah mencoba segala cara. Pemasok utama ASI-ku mengalami masalah produksi dan pasokan. Itulah kenapa kondisiku semakin memburuk. Dan yang terjadi kemarin... itu adalah saat yang sangat mendesak. Aku tak punya pilihan lain."

Vivian merasa simpati mulai tumbuh di hatinya, meski dia masih bingung dan takut. "Tapi kenapa harus saya, Tuan Muda?"

Nathan menghela napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu. Mungkin ada sesuatu yang berbeda pada dirimu. ASI-mu adalah satu-satunya yang bisa menstabilkan kondisiku. Saat aku minum ASI dari sumber lain, tubuhku tidak bereaksi."

Vivian terdiam, mencoba memahami situasi yang sulit ini. "Apa benar-benar tidak ada cara lain, Tuan Muda? Jujur saja, saya merasa seperti dilecehkan dengan apa yang Anda lakukan. Saya... sangat terbebani dengan hal itu." Vivian menundukkan kepalanya, jari-jarinya saling meremas.

Nathan berbalik dan beranjak dari tempatnya untuk berdiri kembali di depan jendela. "Aku tahu, dan satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah pernikahan. Karena dengan begitu, kita tidak akan sama-sama merasa dirugikan. Aku harap kau setuju kali ini."

Vivian tidak langsung menjawab, dia menundukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya sendiri.

"Kali ini, aku tidak akan memberimu lagi waktu untuk berpikir. Kau hanya perlu menjawab iya atau tidak. Bukan hanya statusmu yang berubah, tapi keluargamu juga akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Ayahmu, aku akan menanggung semua biaya pengobatannya sampai dia sembuh. Begitu pun dengan adikmu, semua biaya sekolahnya sampai dia lulus kuliah, aku yang menanggungnya. Kita akan sama-sama diuntungkan dalam situasi ini."

Vivian mengambil napas panjang dan menghelanya. "Tuan Muda, ini sangat mendadak. Saya butuh waktu untuk memikirkan semuanya."

Nathan menatapnya dengan tatapan dingin. "Waktu sudah habis, Vivian. Ini bukan hanya tentang aku atau kamu, ini tentang keluargamu juga. Aku tahu kau berat menerima ini, tapi ini satu-satunya cara agar semuanya bisa berjalan dengan baik."

Vivian menggigit bibirnya lebih keras, merasa terjebak dalam situasi yang tidak pernah dia bayangkan. "Apa saya bisa benar-benar mempercayai Anda, Tuan Muda? Bagaimana jika semuanya hanya janji kosong?"

Nathan mendekat, matanya menatap tajam ke arah Vivian. "Aku adalah seorang pria yang memegang kata-kataku. Jika aku mengatakan aku akan menanggung semua biaya pengobatan ayahmu dan pendidikan adikmu, maka itu akan terjadi. Pernikahan ini bukan hanya tentang status, ini tentang kepastian bahwa semuanya akan berjalan lancar."

Vivian menghela napas panjang lagi, merasa beban yang sangat berat di pundaknya. "Baiklah, Tuan Muda. Demi keluarga saya, saya setuju untuk menikah dengan Anda. Tapi saya berharap Anda benar-benar menepati janji Anda."

Nathan mengangguk, tatapannya tidak berubah. "Kau tidak akan menyesal, Vivian. Kita akan segera mengatur semuanya. Mulai sekarang, bersiaplah untuk menjalani kehidupan yang baru."

Vivian mengangguk perlahan, masih merasa ada ketakutan yang menyelimuti hatinya. Namun, dia tahu bahwa demi keluarganya, dia harus berani mengambil langkah besar ini.

"Saya akan melakukannya, Tuan Muda."

Nathan berbalik kembali ke mejanya, mengambil beberapa dokumen. "Bagus. Aku akan mempersiapkan dokumen-dokumen pernikahan. Kita akan segera melangsungkan pernikahan secepatnya."

Vivian mengangguk lagi, merasa campuran antara ketakutan dan kelegaan. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah selamanya, namun demi keluarga tercintanya, dia siap menghadapi apapun yang datang. "Terima kasih, Tuan Muda."

Dia hanya mengangguk, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Suasana di ruang kerja itu tetap hening, namun ada perasaan baru yang muncul di antara mereka, sebuah kesepakatan yang akan mengubah segalanya.

Nathan menatap Vivian sejenak sebelum kembali fokus pada dokumen-dokumennya. Dengan suara dingin, dia berkata, "Sekarang keluarlah dan persiapkan dirimu. Mulai sekarang, kau tidak perlu melakukan pekerjaan apapun lagi di rumah ini. Segera kemasi barang-barangmu, mulai malam ini kau akan pindah ke kamarku."

Vivian tertegun, perintah itu datang begitu tiba-tiba dan tanpa emosi. Dia mencoba menelan rasa gugupnya, menundukkan kepala dan menjawab, "Baik, Tuan Muda."

Nathan tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen di depannya. "Jangan berlama-lama. Aku tidak suka menunggu."

Vivian mengangguk cepat, lalu berbalik meninggalkan ruangan dengan langkah-langkah yang berat. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia merasa seperti hidupnya diambil alih sepenuhnya, namun demi keluarganya, dia tahu bahwa ini adalah pengorbanan yang harus dia lakukan.

Sementara itu, Nathan tetap fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya sesekali kembali pada Vivian. Dia tahu bahwa keputusan ini akan membawa banyak perubahan, namun dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat. "Aku tidak punya pilihan lain," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Vivian berjalan menuju kamarnya dengan perasaan campur aduk. Sesampainya di kamar, dia mulai mengemasi barang-barangnya dengan tangan yang gemetar.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Vivian menghela napas panjang sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Dia tahu bahwa malam ini akan menjadi awal dari babak baru dalam hidupnya, sebuah babak yang penuh dengan ketidakpastian namun juga harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nuryati Yati

Nuryati Yati

penasaran kok Vivian bisa keluar ASI nya 🤔

2024-12-12

0

Elly Rasmanawati

Elly Rasmanawati

yg sabar ya vivian....

2024-11-25

0

mawar

mawar

lanjut thor.ga sabar pengen tau kelanjutan nya

2024-06-25

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2 Bab 2: Demi Kehormatanmu
3 Bab 3: Temani Aku Makan
4 Bab 4: Rasa Yang Aneh
5 Bab 5: Kambuh Lagi
6 Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7 Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8 Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9 Bab 9: Semakin Dekat
10 Bab 10: Ingat Batasanmu
11 Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12 Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13 Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14 Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15 Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16 Bab 16: Melindungi Sammy
17 Bab 17: BOCAH SETAN!!
18 Bab 18: Janji Nathan
19 Bab 19: Rasa Penasaran
20 Bab 20: Dua Kehidupan
21 Bab 21: Kau Memang Istimewa
22 Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23 Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24 Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25 Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26 Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27 Bab 27: Hari Pertama Kerja
28 Bab 28: Kembang Api
29 Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30 Bab 30: Insiden
31 Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32 Bab 32: Surat Ancaman
33 Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34 Bab 34: Perkelahian Sengit
35 Bab 35: Peringatan Nathan
36 Bab 36: Nathan Cemburu
37 Bab 37: Vivian Di Culikk
38 Bab 38: Kebrutalan Nathan
39 Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40 Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41 Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42 Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43 Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44 Bab 44: Gangguan Kecil
45 Bab 45: Kebrutalan Nathan
46 Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47 Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48 Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49 Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50 Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51 Bab 51: Bocah Setan!!
52 Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53 Bab 53: Peringatan Vivian
54 Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55 Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56 Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57 Bab 57: Kambuh Lagi
58 Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59 Bab 59: Pantai Yang Indah
60 Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61 Bab 61: Rencana Pembunuhan
62 Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63 Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64 Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65 Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66 Bab 66: Pertemuan Besar
67 Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68 Bab 68: Kecelakaan Kecil
69 Bab 69: Maafkan Aku
70 Bab 70: Saling Merindukan
71 Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72 Bab 72: Misi Terakhir
73 Bab 73: Kembali Untukmu
74 Bab 74: Vivian Hamil
75 KEPOIN YUK
76 Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77 Bab 76: Kejahilan Vivian
78 Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79 Bab 78: Merindukan Papa
80 Bab 79: Melihat Kembang Api
81 Bab 80: Insiden Menakutkan
82 Bab 81: Sekali Saja
83 Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84 Bab 83: Tidak Mudah
85 Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86 Bab 85: Amarah Nathan
87 Bab 86: Penuh Kedamaian
88 Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89 Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90 Bab 89: Kepanikan Vivian
91 Bab 90: Si Kembar Berulah
92 Bab 91: Doris Diusir
93 Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94 Bab 93: Keguguran
95 Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96 Bab 95: Membuat Perhitungan
97 Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98 Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99 Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100 Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101 Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102 Bab 101: Dasar Kau Ini
103 Bab 102: Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2
Bab 2: Demi Kehormatanmu
3
Bab 3: Temani Aku Makan
4
Bab 4: Rasa Yang Aneh
5
Bab 5: Kambuh Lagi
6
Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7
Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8
Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9
Bab 9: Semakin Dekat
10
Bab 10: Ingat Batasanmu
11
Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12
Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13
Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14
Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15
Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16
Bab 16: Melindungi Sammy
17
Bab 17: BOCAH SETAN!!
18
Bab 18: Janji Nathan
19
Bab 19: Rasa Penasaran
20
Bab 20: Dua Kehidupan
21
Bab 21: Kau Memang Istimewa
22
Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23
Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24
Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25
Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26
Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27
Bab 27: Hari Pertama Kerja
28
Bab 28: Kembang Api
29
Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30
Bab 30: Insiden
31
Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32
Bab 32: Surat Ancaman
33
Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34
Bab 34: Perkelahian Sengit
35
Bab 35: Peringatan Nathan
36
Bab 36: Nathan Cemburu
37
Bab 37: Vivian Di Culikk
38
Bab 38: Kebrutalan Nathan
39
Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40
Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41
Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42
Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43
Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44
Bab 44: Gangguan Kecil
45
Bab 45: Kebrutalan Nathan
46
Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47
Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48
Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49
Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50
Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51
Bab 51: Bocah Setan!!
52
Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53
Bab 53: Peringatan Vivian
54
Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55
Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56
Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57
Bab 57: Kambuh Lagi
58
Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59
Bab 59: Pantai Yang Indah
60
Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61
Bab 61: Rencana Pembunuhan
62
Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63
Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64
Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65
Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66
Bab 66: Pertemuan Besar
67
Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68
Bab 68: Kecelakaan Kecil
69
Bab 69: Maafkan Aku
70
Bab 70: Saling Merindukan
71
Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72
Bab 72: Misi Terakhir
73
Bab 73: Kembali Untukmu
74
Bab 74: Vivian Hamil
75
KEPOIN YUK
76
Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77
Bab 76: Kejahilan Vivian
78
Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79
Bab 78: Merindukan Papa
80
Bab 79: Melihat Kembang Api
81
Bab 80: Insiden Menakutkan
82
Bab 81: Sekali Saja
83
Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84
Bab 83: Tidak Mudah
85
Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86
Bab 85: Amarah Nathan
87
Bab 86: Penuh Kedamaian
88
Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89
Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90
Bab 89: Kepanikan Vivian
91
Bab 90: Si Kembar Berulah
92
Bab 91: Doris Diusir
93
Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94
Bab 93: Keguguran
95
Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96
Bab 95: Membuat Perhitungan
97
Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98
Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99
Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100
Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101
Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102
Bab 101: Dasar Kau Ini
103
Bab 102: Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!