Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka

"Apa-apaan ini? Wanita itu malah pindah ke kamar Tuan Muda. Sebenarnya ada apa di antara mereka berdua?" ucap Monica dengan ekspresi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Rasa iri dan kebingungan menyelimuti wajahnya.

Martha, yang sedang merapikan meja, melirik Monica sekilas namun memilih untuk tidak berkomentar. Dia pun tidak tahu alasan di balik keputusan Tuan Muda. "Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Monica. Sebaiknya kita fokus pada pekerjaan saja," katanya akhirnya, mencoba meredakan situasi.

Monica mendengus tidak puas. "Tidak masuk akal. Kenapa Vivian yang dipilih? Aku sudah bekerja disini jauh lebih lama darinya."

Martha menarik napas panjang dan menatap Monica dengan sabar. "Kita disini untuk bekerja, bukan untuk mencampuri urusan, Tuan Muda. Kita hanya perlu menjalankan tugas kita dengan baik."

Monica tidak bisa menahan rasa kesalnya, namun dia tahu Martha benar. Dengan enggan, dia kembali ke pekerjaannya, meski pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai spekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara Tuan Muda dan Vivian.

Di sisi lain, Vivian berjalan menuju kamar Nathan dengan langkah yang berat. Setibanya di sana, dia mengetuk pintu dengan gugup. Nathan, yang sedang duduk di meja kerjanya, hanya melirik sekilas sebelum memberi isyarat agar Vivian masuk.

"Letakkan barang-barangmu di sudut sana," perintah Nathan tanpa menoleh, suaranya tetap dingin dan datar.

Vivian mengangguk pelan, mengikuti instruksi tanpa banyak bicara. Setelah selesai, dia berdiri canggung di tengah ruangan, tidak tahu harus melakukan apa selanjutnya.

Nathan mengangkat kepalanya dari dokumen dan menatap Vivian sejenak. "Kau akan tidur r disini denganku mulai sekarang. Aku tidak ingin ada masalah. Mengerti?"

"Baik, Tuan Muda," jawab Vivian pelan.

Nathan kembali fokus pada pekerjaannya, seakan tidak ada yang berubah. "Mulai besok, kau akan ikut dalam rutinitasku. Pastikan kau siap."

Vivian hanya bisa mengangguk lagi. Dia merasa seperti berada di antara dua dunia, dunia pelayan yang biasa dia jalani dan dunia baru yang penuh dengan ketidakpastian bersama Nathan yang kini telah resmi menjadi suaminya.

Nathan bangkit dari kursinya dan menghampiri Vivian, menatapnya dengan tatapan yang lebih tenang dan serius.

"Sekarang kita adalah suami-istri, Vivian," ucap Nathan dengan suara tegas, meski tetap terdengar dingin. “Aku tidak ingin ada jarak lagi di antara kita. Mulai sekarang, kau tidak perlu lagi memanggilku dengan sebutan ‘Tuan Muda’. Aku adalah suamimu, bukan majikanmu.”

Nathan melanjutkan, “Dan kau tidak perlu menundukkan kepala di depanku. Aku juga tidak mengijinkanmu patuh pada perintah orang lain, kecuali aku. Posisi dan statusmu sekarang lebih tinggi dari mereka, termasuk Max. Apakah kau mengerti?”

Vivian menelan ludah dan mengangguk lagi. “Ya, aku mengerti,” jawabnya dengan suara pelan, mencoba menyerap perubahan besar dalam hidupnya.

“Bagus,” kata Nathan singkat. “Mulai sekarang, kau akan berbagi tanggung jawab denganku. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman lagi. Kita harus bekerja sama.”

Vivian mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengatasi rasa canggung yang masih menghinggapinya. "Baik, Nathan," ucapnya, memaksa dirinya untuk lebih percaya diri. "Aku akan berusaha sebaik mungkin."

Nathan mengangguk tanpa ekspresi. “Itu yang kuharapkan." Nathan menatapnya sejenak. “Kita akan makan malam bersama nanti. Pastikan kau siap pada waktunya,” ucapnya dingin.

“Tentu,” jawab Vivian, mulai merasa lebih terbiasa dengan suasana baru ini.

Vivian mendekati Nathan, berdiri dengan jarak yang lebih dekat dan menatapnya dengan intens, membuat pandangan mereka bertemu. "Sekarang biarkan aku mengganti perban di perutmu," ucapnya, suaranya bergetar ringan namun penuh tekad.

Nathan menatap Vivian dengan pandangan dingin dan datar. "Baiklah," jawabnya singkat, tak banyak bicara.

Vivian membuka kotak perban dan mulai bekerja dengan hati-hati. Saat dia melepaskan perban lama dan membersihkan lukanya, Nathan diam-diam memperhatikannya. Tatapan matanya yang tajam membuat Vivian merasa gugup, namun dia berusaha keras untuk tetap tenang dan fokus pada tugasnya.

"Kenapa kau tiba-tiba menutup mata kananmu dengan penutup mata?" tanya Vivian, mencoba mengalihkan perhatiannya dari tatapan Nathan yang membuatnya gelisah. "Apakah itu juga berhubungan dengan luka tusuk di perutmu?"

Nathan menggeleng. "Mata kananku mengalami sedikit masalah. Terkadang pandanganku kabur," jawabnya tanpa emosi, suaranya datar. "Itulah sebabnya aku memutuskan untuk menutupnya sementara waktu."

Vivian mengangguk paham. "Oh, begitu," katanya pelan. Dia melanjutkan pekerjaannya dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang terlewat.

Setelah beberapa menit, Vivian selesai mengganti perban dan merapikan alat-alatnya. "Sudah selesai," katanya, menatap Nathan sejenak sebelum mundur beberapa langkah.

Nathan mengangguk singkat. "Hm, terimakasih," ucapnya dingin. "Kau bisa pergi sekarang."

Vivian mengangguk lagi, merasa lega meskipun sedikit terkejut dengan kata-kata terima kasih Nathan. Dia segera membereskan peralatan medisnya dan bersiap untuk keluar dari ruangan.

"Vivian," panggil Nathan tepat sebelum dia mencapai pintu.

Vivian berhenti dan menoleh. "Ya, ada apa?"

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri," katanya, meski suaranya tetap dingin, ada sedikit nada perhatian yang tersembunyi di baliknya.

Vivian terdiam sejenak sebelum mengangguk. "Baik, aku akan ingat itu," jawabnya dengan lembut sebelum meninggalkan ruangan.

Saat Vivian keluar dari ruangan, Nathan duduk kembali di kursinya, memandang ke arah pintu yang baru saja ditutup oleh Vivian. Suasana kembali hening, hanya tersisa keheningan yang menegangkan di antara mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan di dalam?" tanya Monica tajam, tanpa memberikan Vivian kesempatan untuk menjawab, dia menampar pipi Vivian dengan keras. "Kau pikir kau siapa, berani-beraninya mendekati Tuan Muda?"

Vivian terkejut, merasakan sakit di pipinya. Namun, tanpa berpikir dua kali, dia mengangkat tangannya dan membalas tamparan Monica dengan keras. "Aku tidak akan membiarkan diriku ditindas oleh siapapun, termasuk kau, Monica," ucap Vivian tegas, suaranya bergetar karena marah.

Monica terdiam sejenak, tidak menyangka Vivian akan melawan. "Kau berani menamparku?" tanyanya, matanya membulat karena terkejut dan marah.

"Ya, aku berani," jawab Vivian. "Aku bukan orang yang bisa kau perlakukan sesuka hati. Kau tidak tahu apa-apa tentang apa yang sedang terjadi."

Monica menatap Vivian dengan kebencian yang mendalam. "Kau pikir kau bisa menyaingiku hanya karena Tuan Muda memberikan perhatian padamu? Kau salah besar, Vivian. Aku tidak akan membiarkan ini begitu saja."

Vivian menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan, Monica. Aku disini bukan untuk bersaing denganmu atau siapapun."

Marta, yang mendengar keributan, segera menghampiri mereka. "Apa yang terjadi disini?" tanyanya, melihat Monica dan Vivian dengan cemas.

"Ini bukan urusanmu, Marta," seru Monica.

"Tapi ini urusanku," kata Marta menyela ucapan Monica. "Kalian berdua sebaiknya berhenti bertengkar. Kita semua punya pekerjaan yang harus dilakukan dan tidak ada gunanya bertengkar seperti ini."

Monica hanya mendengus dan berjalan pergi, masih dengan kemarahan yang jelas terlihat di wajahnya. Vivian menarik napas panjang dan mengikuti Marta, berusaha melupakan kejadian barusan. Namun, dia tahu bahwa hubungannya dengan Monica tidak akan pernah sama lagi.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Uniie Gentra

Uniie Gentra

maaf thor baru aja pindah kamar koq nathan udah bilang kita sudah resmi menjadi suami istri nikahnya juga kan belom trus tadi nathan bilang akan mempersiapkan dokumen untuk pernikahan mereka....aku agak bingung di situasi itu

2025-02-28

0

Elly Rasmanawati

Elly Rasmanawati

bilang dong sm si monica saya sdh nikah sm tuan mu...

2024-11-25

0

Lisma bintang

Lisma bintang

lanjut dong

2024-06-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2 Bab 2: Demi Kehormatanmu
3 Bab 3: Temani Aku Makan
4 Bab 4: Rasa Yang Aneh
5 Bab 5: Kambuh Lagi
6 Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7 Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8 Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9 Bab 9: Semakin Dekat
10 Bab 10: Ingat Batasanmu
11 Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12 Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13 Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14 Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15 Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16 Bab 16: Melindungi Sammy
17 Bab 17: BOCAH SETAN!!
18 Bab 18: Janji Nathan
19 Bab 19: Rasa Penasaran
20 Bab 20: Dua Kehidupan
21 Bab 21: Kau Memang Istimewa
22 Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23 Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24 Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25 Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26 Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27 Bab 27: Hari Pertama Kerja
28 Bab 28: Kembang Api
29 Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30 Bab 30: Insiden
31 Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32 Bab 32: Surat Ancaman
33 Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34 Bab 34: Perkelahian Sengit
35 Bab 35: Peringatan Nathan
36 Bab 36: Nathan Cemburu
37 Bab 37: Vivian Di Culikk
38 Bab 38: Kebrutalan Nathan
39 Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40 Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41 Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42 Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43 Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44 Bab 44: Gangguan Kecil
45 Bab 45: Kebrutalan Nathan
46 Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47 Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48 Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49 Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50 Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51 Bab 51: Bocah Setan!!
52 Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53 Bab 53: Peringatan Vivian
54 Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55 Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56 Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57 Bab 57: Kambuh Lagi
58 Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59 Bab 59: Pantai Yang Indah
60 Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61 Bab 61: Rencana Pembunuhan
62 Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63 Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64 Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65 Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66 Bab 66: Pertemuan Besar
67 Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68 Bab 68: Kecelakaan Kecil
69 Bab 69: Maafkan Aku
70 Bab 70: Saling Merindukan
71 Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72 Bab 72: Misi Terakhir
73 Bab 73: Kembali Untukmu
74 Bab 74: Vivian Hamil
75 KEPOIN YUK
76 Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77 Bab 76: Kejahilan Vivian
78 Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79 Bab 78: Merindukan Papa
80 Bab 79: Melihat Kembang Api
81 Bab 80: Insiden Menakutkan
82 Bab 81: Sekali Saja
83 Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84 Bab 83: Tidak Mudah
85 Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86 Bab 85: Amarah Nathan
87 Bab 86: Penuh Kedamaian
88 Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89 Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90 Bab 89: Kepanikan Vivian
91 Bab 90: Si Kembar Berulah
92 Bab 91: Doris Diusir
93 Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94 Bab 93: Keguguran
95 Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96 Bab 95: Membuat Perhitungan
97 Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98 Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99 Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100 Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101 Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102 Bab 101: Dasar Kau Ini
103 Bab 102: Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1: Penyakit Nathan Kambuh
2
Bab 2: Demi Kehormatanmu
3
Bab 3: Temani Aku Makan
4
Bab 4: Rasa Yang Aneh
5
Bab 5: Kambuh Lagi
6
Bab 6: Tidak Ada Cara Lain
7
Bab 7: Kau Lebih Berkuasa Dari Mereka
8
Bab 8: Kehangatan Yang Asing
9
Bab 9: Semakin Dekat
10
Bab 10: Ingat Batasanmu
11
Bab 11: Kepergian Ayah Vivian
12
Bab 12: Perasaan Tak Biasa
13
Bab 13: Kepulangan Si Kembar
14
Bab 14: Lakukan, Aku Milikmu
15
Bab 15: Kegaduhan Di Pagi Hari
16
Bab 16: Melindungi Sammy
17
Bab 17: BOCAH SETAN!!
18
Bab 18: Janji Nathan
19
Bab 19: Rasa Penasaran
20
Bab 20: Dua Kehidupan
21
Bab 21: Kau Memang Istimewa
22
Bab 22: Kembalinya Musuh Lama
23
Bab 23: Malam Yang Mengairahkan
24
Bab 24: Tidak Akan Melibatkan Vivian
25
Bab 26: Kepulangan Vivian dan Nathan
26
Bab 26: Fenomena Mobil Bergoyyang
27
Bab 27: Hari Pertama Kerja
28
Bab 28: Kembang Api
29
Bab 29: Kau Segala-galanya Bagiku
30
Bab 30: Insiden
31
Bab 31: Akan Selalu Melindunginya
32
Bab 32: Surat Ancaman
33
Bab 33: Pertemuan Monica Dan Arnold
34
Bab 34: Perkelahian Sengit
35
Bab 35: Peringatan Nathan
36
Bab 36: Nathan Cemburu
37
Bab 37: Vivian Di Culikk
38
Bab 38: Kebrutalan Nathan
39
Bab 39: Malam Penuh Hasrat
40
Bab 40: Keputusan Mengejutkan Nathan
41
Bab 41: Tak Mampu Tanpamu
42
Bab 42: Selalu Dan Selamanya
43
Bab 43: Ingin Memiliki Anak
44
Bab 44: Gangguan Kecil
45
Bab 45: Kebrutalan Nathan
46
Bab 46: Apa Kau Takut Padaku?
47
Bab 47: Tidak Ada Salahnya
48
Bab 48: Dua Wajah Satu Tubuh
49
Bab 49: Aku Mohon Berhentilah
50
Bab 50: Kembalinya Masa Lalu
51
Bab 51: Bocah Setan!!
52
Bab 52: Kekhawatiran Vivian
53
Bab 53: Peringatan Vivian
54
Bab 54: Malam Penuh Gaiirah
55
Bab 55: Kita Akan Memilikinya
56
Bab 56: Kita Hanya Masa Lalu
57
Bab 57: Kambuh Lagi
58
Bab 58: Malam Penuh Hasrat
59
Bab 59: Pantai Yang Indah
60
Bab 60: Kehebohan Di Pagi Hari
61
Bab 61: Rencana Pembunuhan
62
Bab 62: Hukuman Untuk Areta
63
Bab 63: Si Kembar Kembali Berulah
64
Bab 64: Berlian Untuk Vivian
65
Bab 65: Kesepian & Kekosongan
66
Bab 66: Pertemuan Besar
67
Bab 67: Dia Akan Baik-Baik Saja
68
Bab 68: Kecelakaan Kecil
69
Bab 69: Maafkan Aku
70
Bab 70: Saling Merindukan
71
Bab 71: Jarak Bukan Penghalang
72
Bab 72: Misi Terakhir
73
Bab 73: Kembali Untukmu
74
Bab 74: Vivian Hamil
75
KEPOIN YUK
76
Bab 75: Ujian Untuk Nathan
77
Bab 76: Kejahilan Vivian
78
Bab 77: Malam Penuh Hasrat
79
Bab 78: Merindukan Papa
80
Bab 79: Melihat Kembang Api
81
Bab 80: Insiden Menakutkan
82
Bab 81: Sekali Saja
83
Bab 82: Ibu Yang Luar Biasa
84
Bab 83: Tidak Mudah
85
Bab 84: Kedatangan Tamu Tak Diundang
86
Bab 85: Amarah Nathan
87
Bab 86: Penuh Kedamaian
88
Bab 87: Malam Ini Begitu Dingin
89
Bab 88: Aku Akan Selalu Ada Untukmu
90
Bab 89: Kepanikan Vivian
91
Bab 90: Si Kembar Berulah
92
Bab 91: Doris Diusir
93
Bab 92: Mengingat Masa Lalu
94
Bab 93: Keguguran
95
Bab 95: Hukuman Untuk Naomi
96
Bab 95: Membuat Perhitungan
97
Bab 96: Berlibur Ke Jerman
98
Bab 97: Hari Pertama' Di Jerman
99
Bab 98: Menikmati Momen Bersama Vivian
100
Bab 99: Mengakhiri Semuanya
101
Bab 100: Semua Sudah Berakhir
102
Bab 101: Dasar Kau Ini
103
Bab 102: Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!