Hari yang di tunggu tunggu akhirnya tiba. Myuna sudah pasrah dengan siapa laki laki yang akan menikahinya saat ini. Ia juga sudah punya rencana setelah menikah yaitu lari dan pergi ke luar negeri. Tapi dia dilema karena ini permintaan papanya.
"Kamu sudah siap Myuna?". Tanya Aditya
"Belum pa. Tinggal pake jilbab lagi". Sahut Myuna dari dalam kamar.
"MUA tolong di lebih cepat". Perintah Aditya yang hendak masuk ke kamar Myuna.
"Baik pak". Sahut para MUA nya.
"Waah kamu cantik sekali anakku. Mirip seperti mama kamu, Alkamora". Gumam Aditya melihat Myuna mengenakan dress ball gaun berwarna biru muda.
"Benarkah pa?". Tanya Myuna sambil tersenyum.
"Iya sayang. Kamu mirip mama kamu. Ya sudah papa tunggu di bawah ya". Ucap Aditya melangkah pergi
"Baik pa". Sahut Myuna.
Sesuai dengan tradisi keluarga Bantara resepsi akan di adakan di kediaman pengantin pria. Jadi keluarga pengantin wanita pergi menuju ke tempat kediaman orangtua pengantin pria.
"Wah kalian semua cantik dengan dress itu". Puji Aditya melihat anaknya memakai dress.
"Mama cantik juga gak pa?". Tanya Bella melangkahkan kakinya mendekati Aditya.
"Iya mama cantik juga kok". Sahut Aditya membenarkan rambut Bella.
"Myuna sudah siap pa". Suara lembut Myuna yang baru turun tangga.
Semua nya kagum dengan Myuna. Ia begitu cantik dengan balutan gaun berwarna biru muda. Hal ini membuat iri Akari dan Akira. Mereka merasa tersaingi oleh kecantikan Myuna.
"Cantik sih, tapi sayang suami kamu penyakitan". Gumam Akari menatap sinis ke Myuna.
"Maksudnya". Tanya Myuna saat mendengar perkataan Akari barusan.
"Enggak. Kamu cantik kok". Ucap Akari dengan tersenyum paksa.
"Ya sudah ayo". Suara berat Aditya.
Pernikahan yang intens ini hanya mengundang beberapa orang saja. Mereka membawa10 mobil menuju kediaman Bantara, dimana 10 mobil itu sebagian dari kerabat dekat Bella dan kerabat dekat dari Aditya.
Dekorasi indah terbentang luas di halaman rumah Bantara. Dimana nuansa ini terlihat megah dan indah dengan balutan warna putih dan biru muda. Dress code nya warna langit. Keluarga Bantara sudah berdiri dengan rapih dan semua pelayan ikut menyambut kedatangan dari pihak pengantin perempuan.
Myuna menunduk sedari tadi sambil melangkah mendekati tempat akad dengan tatapan kosong. Tangannya sudah sangat dingin seperti es dan tak bergerak sedikitpun, nampak terlihat jelas di mata orang orang ia sedang grogi. Aditya mengetahui Myuna yang sedang grogi itu ia mencoba menggandeng tangannya. Membuat Myuna merasa baikan.
"Siapa gadis dibalik cadar yang akan dinikahi kakak ku ini. Tahi lalat di alis ini sepertinya gak asing. Aku pernah liat tahi lalat ini tapi siapa ya. ". Batin Kevan melihat mempelai wanita yang menunduk terus dan memakai cadar menutupi wajahnya.
"Emm Gadis kecil. Kamu memakai cadar rupanya. Saya gak bisa mengenali kamu sekarang". Batin Kevin memperhatikan pengantin perempuan.
"Bisa kita mulai acaranya". Ucap penghulu.
"Bisa". Jawab serempak.
"Aku nikahkan engkau dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku Myuna Roselyn Alkamora dengan mahar $190.202 dan satu set perhiasan berlian dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Myuna Roselyn Alkamora binti Aditya Herman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai". Ucap Kevin.
"Gimana para saksi. Sah? ". Tanya penghulu
"Sah". Serempak.
"Ternyata gadis yang kunikahi adalah Myuna". Gumam Kevin melihat Myuna yang menundukkan pandangan dari tadi.
"Apa dia gak tau kalau saya yang menikah dengannya? Kenapa dia dari tadi gak melihatku. Apa dia gak penasaran dengan calon suaminya". Batin Kevin bertanya tanya.
"Hei Myuna selamat ya menempuh hidup baru". Akira mendatangi Myuna.
"Terimakasih". Jawab singkat Myuna membuat Kevin meliriknya.
"Akira ayo kita menikmati makanan disini. Jangan hiraukan dia. Dia butuh sendirian karena pasti saat ini dia menyesali pernikahannya". Ucap Akari sambil menarik tangan Akira.
"Oke kak". Sahut Akira melangkah meninggalkan pengantin.
"Myuna kamu akhirnya menikah, mama khawatirin kamu dari semalam. Mantuku kamu tolong jaga Myuna dengan baik ya. Dia agak sedikit keras orangnya. Jadi bersabarlah ya menghadapi dia". Ucap Bella berpura pura menangis mendatangi Myuna.
"Iya akan saya jaga dia". Sahut Kevin dengan wajah datarnya tanpa senyuman.
"Terimaksih atas ucapan selamatnya ma". Sahut Myuna dengan tatapan datar.
"Senyum geh. Masa dihari bahagia gini kamu gak bahagia". Ucap Bella sebelum pergi.
"Dimana Kevan. Apa dia tau kalau gadis yang saya nikahi adalah Myuna". Batin Kevin melihat ke segala arah.
"Apa dia meninggalkan pesta". Gumam Kevin dengan suara pelan.
Pelaksanaan pernikahan berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Hingga saat ini Myuna gak berniat untuk melirik dan mencari tau siapa yang dinikahinya.
Jam menunjukkan pukul 4 sore, Myuna tiba tiba pingsan saat tamu masih menikmati pesta. Myuna yang pingsan membuat semua orang menjadi panik termasuk Kevin.
"Myuna. Myuna". Kevan menepuk pipi Myuna kemudian menggendongnya masuk ke dalam.
"Tangan kamu sedingin es Myuna. Apa kamu dari tadi menahan menahan rasa gugup dan takutmu?". Gumam Kevin kemudian dengan cepat menggendong Myuna ala bride style.
"Lemah banget sih berdiri baru beberapa jam aja udah pingsan". Ucap Bella melihat Myuna yang tengah dibawa oleh Kevin.
"Mungkin Myuna kelelahan ma". Sahut Aditya.
"Sudah sore, ya sudah ayo kita pamit balik sama besan". Ajak Aditya melangkah pergi.
Acara sudah selesai semua tamu sudah pulang. Kevin masih mencemaskan Myuna yang terbaring. Kulitnya yang dingin seperti es itu tak kunjung hilang. Hal ini membuat Kevin khawatir.
"Dia hanya gugup aja Kevin". Ucap Bantara menghampiri Kevin dan menepuk bahunya
"Pa aku khawatir dengan istriku. Apa dia baik baik aja. Tangannya sedingin es saat ini". Sahut Kevin dengan raut wajah cemas sambil memegang tangan Myuna. Ia saat ini tidak memakai sarung tangannya.
"Istrimu gak apa apa Kevin. Dia hanya lelah dan gugup". Sahut oma Dea.
"Semoga aja dia baik baik aja". Sahut Kevin menatap wajah cantik Myuna yang tengah tidur.
"Ayo kita tinggalin mereka oma". Ajak Bantara kemudian pergi dan diikuti oleh oma Dea.
Tak henti hentinya Kevin menatap wajah Myuna. Wajah mungilnya yang begitu teduh di pandang.
"Kamu cantik banget hari ini". Gumam Kevin.
"Enggak, kamu memang cantik tiap hari". Gumam Kevin tersenyum melihat Myuna yang masih tidur.
"Cup" . Kevin mendekatkan kepalanya dan mencium bibir kecil Myuna.
"Manis". Gumam Kevin sambil tersenyum.
"Maaf first kiss nya udah saya ambil Myuna". Gumam Kevin tangannya memegang bibir kecil Myuna.
"Aghr saya jadi sangat bergairah setelah mencium bibir kamu Myuna. Jangan Kevin kamu harus mengendalikan nafsu kamu saat ini". Kevin menjauh dari Myuna.
Pagi hari Myuna mulai membuka matanya. Ia kini merasakan nafas diwajahnya dari laki laki yang tengah memeluknya di hadapannya. Ia mencoba melepas pelukannya tanpa melihat wajah suaminya itu. Pergerakan dari Myuna membuat Kevin terbangun dari tidurnya.
"Cup". Kevin mencium kening Myuna membuat Myuna terdiam seketika.
"Pagi istriku". Suara berat di depannya.
"Lihat lah wajah suami kamu ini istriku. Dari kemarin kamu gak mencoba untuk melirikku dan mencari tau siapa laki laki yang kamu nikahi. Suamimu ini ingin sekali menatap mata indahmu". Suara dingin Kevin.
"Saya..". Ucapan Myuna terhenti yang masih tak ingin melihat Kevin.
"Ayo lihat wajah suami kamu ini. Itu perintah dari suami kamu Myuna". Ucap Kevin sambil mengarahkan wajah Myuna ke arahnya hingga Myuna akhirnya menatap wajah Kevin
"Tu-Tuan Kevin". Mata Myuna membola saat ini. Ia terperangah kaget melihat sosok suaminya tidak lain adalah seorang yang dikenalnya.
"Kamu terkejut istriku?". Suara berat Kevin sambil tersenyum, tangannya masih memegang dagu Myuna.
"Apa saya sedang berhalusinasi? Kenapa wajahnya seperti tuan Kevin?". Gumam Myuna masih membola matanya tak berkedip.
"Kamu gak berhalusinasi istriku. Ini beneran saya, Kevin". Sahut Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Myuna.
"Cup". Kevin mencium bibir kecil Myuna untuk yang kedua kalinya membuat wajah Myuna memerah.
"Wajah kamu kenapa memerah?". Tanya Kevin melihat Myuna yang terdiam tak bergerak sedikitpun.
"Kamu mau aku cium lagi". Goda Kevin mulai mendekatkan bibirnya lagi ke bibir Myuna. Namun kali ini Myuna menutup bibirnya dengan tangannya.
"Kenapa kamu gak mau dicium saya lagi? Emm Kamu cantik banget hari ini Myuna". Kevin membisikkan di telinga Myuna. Myuna hanya diam kaku karena masih dalam keadaan syok saat tau laki laki yang di depannya adalah Kevin.
"Kamu kenapa hanya diam gak merespon saya dari tadi". Suara dingin Kevin, saat ini ia merasa terabaikan kemudian meraih tangan Myuna tanpa mengenakan sarung tangan.
"Dingin sekali tangan kamu Myuna. Apa kamu gugup saat aku mencium bibir kecilmu?". Tanya Kevin memastikan.
"Lepas, bukankah tuan punya alergi. Nanti alergi anda itu akan kumat jika menyentuh kukit orang lain bukan". Myuna melepaskan tangannya.
"Jangan panggil saya tuan. Panggil saya sayang". Sahut Kevin dengan suara dinginnya dan menatap tajam mata Myuna.
"Baik tuan". Myuna masih menahan gugupnya saat ini.
"Saya akan hukum kamu istriku, karena kamu masih memanggilku dengan panggilan menyebalkan. Saat saya sudah menjadi suami kamu". Suara berat Kevin sambil menatap tajam Myuna
Kevin mengapit Myuna dengan kedua tangannya kemudian mendekatkan bibirnya ke bibir Myuna dan melumat dengan lembut hingga Myuna tak bisa bernafas. Myuna memberontak tapi sulit melepaskan ciuman dari Kevin dengan tubuhnya yang kecil itu. Hingga akhirnya Myuna menggigit bibir Kevin.
"Aww.. Sakit". Kevin kesakitan dan mengelap darah yang mengalir di bibirnya.
"Maaf, saya gak sengaja menggigit bibir anda". Ucap Myuna ketakutan saat melihat darah mengalir di bibirnya Kevin. Dengan cepat ia mengambil tisu dan mengelap darah di bibirnya Kevin.
"Romantis sekali". Gumam Kevin sambil tersenyum saat Myuna mengelap darahnya.
Perkataan Kevin barusan membuat Myuna terhenti.
"Apa anda yang merencanakan pernikahan ini?" tanya Myuna menatap dalam mata Kevin.
"Saya gak merencanakan apapun. Saya juga di perintahkan papa saya untuk menikahi anak temannya. Awalnya saya menolak tapi saat hari pernikahan kita dan tau itu kamu, saya jadi bersemangat". Sahut Kevin matanya beradu pandang dengan Myuna.
"Kenapa?". Tanya Kevin mengernyitkan dahinya.
"Bukankah kamu tau kalau saya pernah mengatakan di speed boat sebelumnya Myuna". Jawab singkat Myuna. Myuna terdiam tak mempercayai saat ini. Baginya ini hanyalah mimpi.
"Oh iya Sebelumnya kamu pernah bilang kalau kamu akan kabur dan lari dari perjodohan ini. Jangan coba coba lari dariku Myuna". Suara berat Kevin.
"Istriku apa aku bisa mendapatkan hak ku saat ini?". Tanya Kevin sambil mencondongkan wajahnya ke depan wajah Myuna.
"Hak anda?. Saya...". Sahut Myuna beranjak berdiri dari kasur dan menjauhi Kevin.
"Baiklah kamu belum siap. Akan saya tinggu hingga kamu siap. Saya akan meminta hak saya setelah kamu sudah siap aja istriku". Ucap Kevin.
Melihat Myuna yang menjauh darinya membuat Kevin sedikit kecewa. Tapi bagaimanapun ia harus bersikap biasa biasa aja atas penolakan Myuna.
"Cepatlah mandi dan siap siap. Kita akan pindah ke rumah saya sekarang. Tapi kita akan sarapan disini dahulu". Ucap Kevin kemudian beranjak pergi.
"Apa dia marah padaku?". Gumam Myuna bertanya tanya melihat ekspresi Kevin.
"Tapi aku belum siap saat ini. Apalagi aku masih kaget ternyata orang yang menjadi suamiku itu adalah dia". Gumam Myuna lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments