Di dalam mobil yang hening tanpa suara, matanya kevin melirik ke arah Myuna sesekali. Myuna tidak menyadari dilirik terus oleh kevin, ia hanya diam duduk di samping kemudi dan pandangannya kearah jalan dan melihat mobil yang lalu lalang sepanjang jalan. Sebenarnya myuna merasa bosan dengan kecanggungannya ini. Tapi dia memilih untuk diam takut kalau salah berbicara dan menghancurkan mood kevin.
"Bagaimana dengan memar memar kamu, apa sudah sembuh?". Suara dingin Kevin, mencari topik untuk memecahkan keheningan sedari tadi.
"Sudah tuan, saya sudah lebih baik hari ini", jawab Myuna singkat.
"Baguslah, kalau gitu kamu tidak akan merepotkan saya hari ini". Suara Kevin dingin
"Tuan, bukankah saya mengambil cuti kerja hari ini, kenapa malah menyuruh saya menemani anda tuan. Lalu untuk apa saya memakai baju ini tuan, rasanya saya sangat gerah sekali memakai baju ini?". Tanya Myuna penasaran sambil mengerutkan dahi.
"Saya akan membawa kamu ke keluarga saya gadis kecil. Dan kita akan menikah". Canda Kevin sambil tersenyum membayangkannya
"Apa? me-menikah? ". Myuna kaget
"Ngga kok, bercanda. Jadi saya ingin membawa kamu ke acara ulang tahun perusahan papa saya gadis kecil". Kevin menjelaskan
"Lalu apa hubungannya dengan saya tuan, kan yang punya acara adalah orang tua anda dan saya tidak ada hubungannya di sini". Tanya Myuna lagi.
"Persyaratannya adalah membawa pasangan. Walaupun saya anaknya tapi persyaratan itu tidak boleh dilanggar. Karena kamu sudah tau penyakit saya makanya saya putuskan untuk mengajak kamu saja. Lagian kamu juga ga akan macam macam dengan saya". Jelas Kevin sambil memegang kemudi mobil.
"Jadi gitu, baiklah saya mau menemani anda tuan". Ucap Myuna sambil tersenyum membuatnya matanya tidak terlihat.
"Kamu nanti jangan jauh jauh dari saya. Kamu harus berjaga juga jangan sampai kejadian waktu imel menyentuh tangan saya terulang. Saya sudah menyiapkan suntikan. Kalau ada apa apa dengan saya kamu suntikkan saja ke badan saya seperti waktu itu. Oh iya baiknya kamu jangan panggil saya tuan. Panggilan itu untuk saat bekerja saja". Jelas Kevin dengan suara berat sambil fokus menyetir mobil.
"Bagaimana kalau ka, umur kita sangat jauh terpaut 10 tahun". Myuna memberi saran
"Ya sudah, panggil kakak aja". Sahut Kevin.
Bunyi telpon berdering di hp Myuna. Dan Myuna segera mengangkatnya.
"Hallo, dengan siapa saya berbicara?". Myuna mengangkat telpon
"Selamat siang, nama sana daniel. Pihak kampus meminta saya untuk menghubungi anda, jadi kakak diminta rektor untuk datang ke kampus besok pagi". Suara Daniel dari telfon
"Baiklah, saya akan kesana besok pagi. Terimaksih atas infonya". Myuna dibuat penasaran
"Kenapa rektor kampus meminta saya untuk datang. Bukankah saya sudah tidak kuliah lagi sejak 5 bulan yang lalu". Batin Myuna bertanya tanya
"Kenapa?". Tanya Kevin
"Rektor kampus meminta saya datang ke kampus besok pagi tuan. Tapi saya heran bukankah saya sudah mengundurkan diri dari kampus sejak 5 bulan yang lalu". Jelas Myuna sambil memijat kepalanya sedikit pusing.
"Ya sudah, tinggal datang aja besok susah amat". Jawa Kevin dengan aura horror nya.
"Huh kok gitu jawabannya, jadi nyesel cerita". Memasang muka kesal sambil menyilangkan tangannya di depan. Membuat Kevin tersenyum melihat kelakuannya myuna.
☘️☘️☘️
"Papa mau kemana, kok rapih sekali". Tanya Bella melihat Aditya menganakan jas.
"Papa ada urusan, kemungkinan akan pulang malam. Mama siapkan makanan jangan sampai saat pulang papa tidak mendapati makanan diatas meja". Aditya beranjak pergi menuju mobil yang terparkir .
"Ya sudah hati hati ya pa". Ucap Bella yang tersenyum bahagia sambil melambaikan tangannya ke arah mobil
Bella sangat bahagia karena bentar lagi myuna akan dijodohkan dan pergi juga dari rumah itu. Jadi mereka tidak perlu susah payah mengusir myuna.
"Pokoknya nanti kalau anak pungut itu pulang, kita jangan sampai menyiksanya karena akan bahaya jika dari pihak sana melihat luka luka di tubuhnya". Bella memperingatkan kedua anaknya
"Iya ma". Sahut Akari dan Akira tertawa bahagia juga.
"Nanti mama minta dari pihak sana seserahan 1M dan 2 mobil Alpard. Mereka kan kaya ga mungkin menolak". Bella tertawa bahagia.
"Apa ga keliatan matre ma kalau minta 2 mobil juga?". Tanya kedua anaknya.
"Ya enggak lah sayang. Kan 2 mobil alpard itu juga untuk kalian kuliah. Kalian mau ke kampus naik ojek terus. Sudah tau papa sambung kamu itu ga memperbolehkan anak anaknya memiliki mobil". Bella menatap kedua putrinya.
"Astaga,, kok kami ga kepikiran sii?". Kata Akari sambil memukul jidatnya dengan tangan.
"Ya sudah cepat kalian pergi ke kampus". Bella melangkah masuk ke kamarnya. 🚶
☘️☘️☘️
"Apakah orang yang memakai sarung tangan, masker dan kaca mata hitam itu yang disebut orang orang dari tadi".
"Dengar dengar dia itu penyakitan"
"Sayang banget, sepertinya dia tampan. Tapi gue ga mau nikah sama orang punya alergi".
"Kamu tau katanya kulitnya itu akan bernanah jika bersentuhan dengan kulit orang makanya dia selalu makai sarung tangan".
"Coba dia ga penyakitan, pasti aku sudah memikat hatinya".
"Tapi ngomong ngomong siapa wanita yang memakai jilbab di samping pria itu".
"Iya juga kan wanita wanita sudah pada tau rumornya jadi mereka pada jijik. Tapi kenapa dia di samping laki laki penyakitan itu".
"Ha hah ha ha mungkin dia babu nya".
Myuna dan Kevin berjalan memasuki hotel dimana tempat acara diselenggarakan, di setiap melangkah banyak mata yang menyorot ke arahnya. Begitu banyak kata kata menyakitkan dari orang orang tentang Kevin.
"Sudah, jangan dengarkan mereka". Ucap Kevin di balik maskernya
"Ah iya. Baik. Kakak ga sakit hati dengan omongan mereka". Tanya Myuna.
"Tidak, saya sudah biasa". Jawab Kevin singkat menghampiri pria paruh baya yang tidak lain adalah Bantara, yaitu papa nya Kevin
"Hallo papa, gimana kabar papa?". Tanya kevin
"Anakku, kamu baru saja sampai? Sini sini saya kenalkan dengan rekan kerja papa. Suara berat Bantara yang senang akan kehadiran putranya dan memeluknya.
"Iya pa, baru saja sampai". Jawab Kevin.
"Siapa wanita yang kamu bawa itu Kevin? ". Tanya Bantara menaikkan alisnya sebelah.
"Hm dia teman saya pa. Myuna ini papa saya". Ucap Kevin.
"Hallo, saya papanya Kevin". Bantara mengulurkan tangan kanannya.
"Hallo om, saya Myuna". Menerima jabatan tangan dari Bantara.
"Saya akan berbicara dulu dengan papa saya. Kamu bisa menikmati pesta ini". Ucap Kevin.
"Baiklah, kalau begitu saya akan menikmati pesta ini". Melangkah pergi.
"Wah megahnya upacara perayaan kantor ini. Saya akan mencicipi kue nya, terlihat menggoda sekali kue itu". Gumam Myuna melangkah megambil kue di sudut ruangan
"Enak sekali, sepertinya saya harus mencoba yang lainnya". Gumam Myuna sambil menggigit kue yang sudah di ambil.
"Wah ada kue stoberi. Saya sangat suka stoberi. sepertinya enak kuenya. Saya mau cobalah yang itu". Melangkah mengambil kue stoberi.
Seseorang lai laki menghampiri Myuna. Pria itu sudah memerhatikan Myuna sedari tadi. Pria itu menoel bahu Myuna dari belakang membuat Myuna berbalik.
"Ka Arish". Gumam Myuna sambil memasukkan sendok di mulutnya dan tangan kirinya memegang piring berisi potongan kue coklat
"Myuna, kamu di sini juga?". Arish tersenyum melihat di sekitar bibir Myuna yang belepotan karena makan kue.
"Iya saya diajak tuan Kevin. Kak Arish juga di undang di sini". Jawab Myuna polos
"Oh jadi gitu, iya saya di undang juga disini. Tapi saya tidak membawa pasangan". Mencoba mengambil tisu dan memberinya ke Myuna. Membuat myuna bingung untuk apa tisu itu
"Kenapa?". Myuna menaikkan kedua alisnya kebingungan
"Lihatlah ke cermin". Arish Menarik pergelangan tangan Myuna menuju cermin.
"Bodoh. Kek bocah saja kamu ini". Gumam Arish kemudian tertawa melihat kelakuan Myuna.
"ya tuhan. Ini memalukan sekali". Ucap myuna bercermin sambil mengusap bibirnya dengan tisu.
"Onty Miyu". Prince belari memeluk kaki Myuna.
"Waah pangeran kecil ada disini juga". Myuna mulai berlutut untuk memeluk prince.
"Onti miyu kok ga bales WA saya". Prince memanyunkan bibirnya.
"Oh iyaa pangeran kecil nge WA onti Miyu? kapan? Onti Miyuu sibuk banget jadi belum sempat buka hp pangeran kecil". Myuna menarik hidung prince pelan.
"Onti jahat". Ngambek Prince
"Jangan ngambek gitu pangeran kecil. Ya sudah sebagai tanda minta maaf onti. Onti Miyu akan menemani pangeran kecil di pesta ini. gimana?". Ucap Myuna.
"Benar ya onti. Jangan ngilang ya. kalau gitu prince maafkan". Memeluk Myuna lagi.
"Haish kamu ini, jangan ngerepotin orang loh, onti miyuu nya belum sembuh banget itu". Omel Arish melihat Prince yang manja ke Myuna.
"Sudah ga apa apa ka Arish, ga merepotkan kok, lagian saya gemes sama pangeran kecil ini". Ucap Myuna sambil tersenyum.
"Cantik sekali kamu miyu. Rasanya aku ingin menikahimu". Batin Kevin.
"Ya sudah saya tinggal dulu ya. Bersenang senanglah. Kalo ada apa apa telfon saya". Arish melangkah pergi dan duduk di kursi sekitar situ sambil memperhatikan myuna
Tanpa sadar sepasang mata memperhatikan Myuna yang asyik ngobrol tadi. Merasa panas seperti terbakar api cemburu. Kevin mengepalkan tangannya
"Sial. Laki laki itu selalu mendekati Myuna. Tapi kenapa aku merasa terbakar padahal gadis itu bukan siapa siapaku". Gumam Kevin memperhatikan Myuna dari arah ke jauhan.
"Prince coba ini. Ini enak". Myuna menyuapkan ke Prince.
"Enak onti Miyu. Onti Miyu juga harus coba". Ucap Prince mengunyah
"Ah iya ini enak". Myuna mencoba kue nya.
"Ekheemm.. Maaf nona bolehkah kita berkenalan". Ucap seorang pria tiba tiba datang menghampiri Myuna.
"Maaf saya sedang sibuk". Jawab Myuna singkat sambil menyuapi prince.
"Apa dia anakmu?". Tanya pria itu lagi.
"Bukan, anak ini ponakan teman saya". Jawab singkat tidak melihat ke arah pria itu.
"Jadi gitu. Kenalkan nama saya Kevan Bantara". Kevan memperkenalkan dirinya ke Myuna
"Kevan Bantara? Oh salam kenal. Nama saya myuna". Myuna kemudian melihat wajah pria itu.
"Wajah tuan mirip sekali dengan seseorang". Ucap Myuna kaget melihat wajahnya.
"Jadi kamu sudah pernah melihat wajah Kevin?" tanya Kevan.
"Sudah tuan. Apakah anda saudaranya kevin?". Tanya Myuna sambil mengerutkan dahinya.🍃
"Emm saya..". Kevan terhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments