Chapter 16

"Rasain kamu jalang kecil. Itulah akibatnya kamu mempermalukan saya. Saya ga sabar kamu di rusak oleh suruhan papa hari ini". Gumam Imel dalam hati melihat pantulannya di cermin

"Ah iya saya harus pergi ke kampus. Hari ini saya ada matkul pak daniel. Dosen yang sangat tampan dan anak orang berpengaruh nomor 2 setelah Bantara. Kalau di ajar sama modelan kek dia kan bakal betah. Saya harus pakai baju sexy ini dan coba goda dia hari ini. Tapi sayang banget dia ga pernah ke goda saya. Jual mahal sekali tu dosen". Gumam Imel sibuk memilih baju.

"Sempurna. cantik sekali kamu imel. Kamu harus terlihat lebih cantik dan sexi dari yang lain agar mata pak daniel selalu tertuju padamu". Imel memuji dirinya di pantulan kaca.

"Ma, imel berangkat dulu ya. Imel pakai mobil Lamborghini nya ma". Teriak Imel mengambil kunci mobil yang tergantung dan melangkah pergi.

"Iya sayang pakailah". Sahut suara mamanya dari kejauhan.

...****************...

"Aghrr sakit sekali tengkuk leher saya". Myuna tersadar dari pingsannya. Perlahan membuka mata melihat sesosok laki laki duduk kursi samping tempat tidurnya.

"Kamu siapa? Tolong jangan sakiti saya". Tanya myuna dengan mata yang masih kabur.

"Kamu ada di rumah orang tua saya myuna. Kamu pingsan karena dipukul orang bayaran sepulang dari kampus tadi ". Ucap kevin dengan suara berat.

"Tuan kevan?". Myuna memastikan dengan mata yang sudah normal.

"Iya ini saya Kevan". Jawab Kevan.

"Terimaksih sudah menolong saya tuan, kalau begitu saya harus pergi tuan. Saya harus bekerja. Saya takut di pecat". Ucap Myuna sambil tersenyum.

"Biar saya yang antar". Kevan menawarkan bantuan.

"Tidak usah tuan. Saya akan berangkat sendiri. Saya tidak mau merepotkan orang lain". Myuna tersenyum membuat matanya menghilang.

"Cantik sekali". Kevan terpana.

"Kenapa tuan?". Tanya Myuna mendengar perkataan Kevan yang mengangkat kedua alisnya.

"Eum tidak. Maksud saya Motor kamu ada di depan". Ucap Kevan malu.

"Sekali lagi terima kasih atas bantuannya tuan". ucap Myuna lagi sambil melangkah keluar kamar.

"Bisa ga kamu jangan panggil saya tuan. Berasa saya ini majikan kamu saja". Ucap Kevin dengan suara beratnya mengikuti langkah Myuna.

"Lalu apa tuan? eum, Bagaimana kalau kak? ". Tanya Myuna.

"Eum bagaimana kalau sayang honey, sweety". Canda Kevan sambil tertawa.

"Ih kamu ni, sudahlah kakak aja. Lagian kamu keknya lebih tua dari saya". Myuna mencubit tangan Kevan.

"Aw sakit tau, ya sudah kakak saja". Kevan memegang bekas cubitan Myuna.

Keluar ruangan Myuna sangat kagum dengan hiasan ornamen ornamen yang ada di rumah ini. Rumah bergaya american classic. Dengan lampu gantung yang cantik dengan dinding marmer. Dan beberapa sentuhan warna hitam dan lukisan keluarga yang terpajang.

"wah. Rumah ini besar sekali kak. Indah sekali". Gumam Myuna.

"iya. Indah kek kamu". Goda Kevan.

"Ish kamu ini kak". Myuna mencubit lengan Kevan ke dua kalinya.

"Aghr iya iya ampun". Kevan meringis kesakitan.

"Kamu, kamu gadis yang nolongin saya waktu kejambretan itu kan?". Ucap Seorang nenek menghampiri Myuna dan Kevan

"Nenek yang waktu itu ya, nenek apa kabar?". Tanya Myuna memegang lengan nenek itu

"Lah kalian sudah pernah ketemu?". Tanya Kevan penasaran

"Iya kevan. Kan oma udah pernah cerita kalau oma dijambret untungnya ada gadis yang membantu oma di sana". Jelas oma Dea

"Oh gitu. Kebetulan nih. Dunia memang kecil ya". Ucap Kevan.

"Oh iya kita belum berkenalan. Nama saya Dea. Saya omanya Kevan" . Ucap oma sambil memegang tangan Myuna.

"Nama saya Myuna oma, oma maaf saya harus pergi sekarang. Saya harus kerja". Ucap Myuna dengan gelisah melihat jam tangannya.

"Kevan kamu antarkan gadis ini, jangan sampai di ganggu orang". Perintah oma Dea

"Ga usah oma. Myuna bisa berangkat sendiri naik motor, assalamu'alaikum oma". Myuna menolak dan bergegas pergi meninggalkan oma Dea dan Kevan

"Wa'alaikum salam, gadis itu sangat cantik sekali. Tapi oma kasian". Gumam oma Dea

"Kasian kenapa Oma?". Tanya Kevan penasaran

"Saat gadis itu bantu oma. Oma liat banyak memar memar di tangannya, memar memar itu seperti cambukan Kevan". cerita oma Dea.

...****************...

"Ih gila, ini kan Myuna. Kok bisa ada di pesta ulang tahun perusahaan Bantara?". Akira melihat beranda sosmednya.

"Mana coba liat? Kamu salah liat kalik". Akari kepo.

"Iya kak, ini Myuna. Kamu liat coba pakai mata normal kamu itu dulu kak". Ucap Akira

"Oh my god, iya kamu benar. Ini Myuna. Tapi kok bisa pakai baju mahal dan mewah ini terus pergi ke upacara ulang tahun perusahaan milik no 1 di dunia". Akari melotot matanya tidak berkedip.

"Apa dia jadi ani ani ya ka? Tapi sumpah dia cantik banget kak. Saya iri". Gumam Akira

"Masih cantikan juga kita". Sahut Akari yang kepedean.

"Kita harus kasih tau papa, biar dikasih pelajaran sama papa". Gumam Akira sambil tersenyum jahat

"Ide bagus. Semakin gitu maka papa akan membenci anak itu". Ucap Akari membuat mereka tertawa.

Akari dan Akira memiliki kulit kuning langsat. Memiliki alis yang tipis tapi bulu matanya lebat dan lentik dengan tinggi badan 170cm. Dan bodynya membentuk gitar prancis. Namun wajahnya masih kalah jauh jika dibandingkan dengan myuna. Untuk umur mereka itu sebaya.

...****************...

Sampai di hotel, Myuna memarkirkan motornya lalu berlari masuk.

"Ya tuhan. Mampus lah saya, ini saya sudah telat 1 jam". Gumam Myuna sambil berlari hingga menabrak seorang laki laki yang tidak lain adalah Kevin.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja. Tadi saya tidak melihat tuan". Myuna menunduk.

"Kenapa baru sampai? Dan kenapa tadi pagi kamu pergi ga bilang saya dulu". Ucap kevin tegas dan dingin.

"Maaf tuan kalau saya tadi pagi pergi tidak bilang dulu. Saya harus cepat cepat pulang agar tidak di siksa ibu tiri saya tuan". Myuna menjelaskan yang tidak berani menatap Kevin.

"Baik, akan saya maafkan. Kamu ikut dengan saya". Ucap Kevin dengan suara beratnya melangkahkan kaki menuju mobilnya

"baik, terimaksih tuan". Myuna melangkah mengikuti Kevin

"Apakah kamu sudah memikirkan perkataan saya di speed boat? Saya ingin mendengar jawaban kamu". Tanya Kevin di mobil.

"Eum saya tidak bisa menerima anda tuan. Papa saya ingin menjodohkan dengan seorang anak teman rekan bisnisnya. Mau tidak mau say harus menerima perjodohan itu". Jelas Myuna sambil menunduk tidak ingin melihat kekecewaan kevin

"Jadi kamu menolak saya?". Kevin mengepalkan tangannya.

"iya saya menolak anda tuan". Jawab Myuna singkat.

"Lalu kamu sudah tau orangnya?". Tanya Kevin penasaran.

"Belum tuan". Jawab Myuna singkat

"Lalu bagaimana jika kamu tidak mencintainya?". Tanya Kevin lagi

"Saya akan kabur tuan". Jawab Myuna sambil tersenyum ke arah Kevin.

"Sangat di sayangkan, kamu malah dijodohkan sama papa kamu. Padahal saya ingin sekali bersama dengan kamu terus Myuna". Batin Kevin yang tiba tiba merasa sedih.

"Apakah dia marah". Gumam Myuna dalam hati penasaran

"Oh iya. Besok saya sudah akan balik. Jadi kamu tidak akan bertemu saya lagi di hotel. Jaga diri baik baik ya". Ucap Kevin dengan suara beratnya.

"Baik tuan". Myuna tersenyum

"Nanti malam bisakah kita makan malam bersama, itung itung sebagai perpisahan kita". pinta Kevin.

"Hm bisa tuan, tapi saya ga bisa pulang lebih dari jam 8 tuan. Karena saya akan di marah papa saya jika pulang diatas jam 8". Jelas Myuna.

"Baiklah tidak masalah". Ucap Kevin.

...****************...

Malam hari di sebuah taman yang dihiasi lampu dan dekorasi yang indah. Dibawah cahaya bulan. Myuna dan kevin sedang makan malam bersama. Seperti pasangan couple yang duduk berhadapan.

"Wah. Makanan disini enak tuan". Gumam Myuna.

"Iya, tempat ini sering saya datangi disini karena menunya sangat enak. Tapi saya selalu kesepian karena tidak bisa membawa wanita makan bersama saya. Mereka jijik dengan saya". Sahut kevin tiba tiba merasa sedih.

"Kasian sekali tuan Kevin". Batin myun yang diam mendengarkan kevin

"Kenapa diam? Pasti di dalem hati Kamu bilang kasian?". Tanya Kevin

"He he he bagaimana tuan bisa tau?". Tanya Myuna tersenyum

"Tu keliatan dari raut wajahmu". Jawab singkat Kevin melihat wajah Myuna.

Mereka terdiam sejenak dan menikmati makanan yang dihidangkan hingga makanan pun habis. Kevin mengeluarkan kotak hitam dari saku jasnya.

"Ini milikmu saya kembalikan". Kevin menaruh kotak hitam kecil di atas meja.

"Apa ini tuan?". Tanya Myuna melihat kotak hitam yang ada di meja.

"Buka saja". Kevin dengan suara khasnya

"Waw cincin rubi merah. Tapi buat apa tuan?". tanya Myuna mengangkat kedua alisnya menatap Kevin.

"Bukankah itu milikmu. Di balik cincin itu ada tulisan mra. Dan Saya sudah mencari tau artinya. mra singkatan Myuna Roselyn Alkamora". Jelas Kevin sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Oh ya benarkah ini milik saya, malah saya selama ini tidak memperhatikan ada tulisan ♡mra♡ nya tuan" . Myuna melihat cincinnya.

"Bodoh sekali". Ucap Kevin dingin.

"Terimakasih tuan sudah membawa kembali cincin saya". Myuna tersenyum ke arah Kevin dan menyimpannya di tas.

"Kenapa tidak dipakai?". Tanya Kevin ketika Myuna memasukkannya ke tasnya

"Tidak apa apa tuan, saya hanya menyimpannya saja takut ibu tiri saya merampasnya dan membuat kacauan. Seperti mereka merampas kamar tidur milik saya peninggalan mama saya tuan". Jelas Myuna.

"Jadi selama ini kamu tersiksa Myuna. Saya berharap bisa menikah dengan kamu myuna dan membuat kamu bahagia. Namun malam ini adalah malam terakhir saya melihat wajah kamu. Kedepannya kamu sudah akan menjadi milik orang lain". Batin Kevin iba mendengar cerita Myuna.

...****************...

Pulang ke rumahnya. Tepat jam 8 malam. Aditya duduk di sofa. Menyilangkan kedua tanannya di dada. Dengan raut wajah yang marah seperti menunggu seseorang.

"Pa myuna pulang". Terdengar suara lembut dan menghampiri Aditya

PLAK

Sebuah tamparan dilayangkan Aditya di wajah putih darah dagingnya.

"Pa pa?". Myuna memegang pipi yang sudah merah itu

"Kemana saja kamu 2 hari kemarin?". Tanya Aditya.

"Myuna minap di rumah Ria. Kemudian besoknya Myuna diajak ke sebuah perayaan perusahaan pa". Jelas Myuna meneteskan air mata

"Kamu tidak menjadi ani ani bukan?". Tanya Aditya

"Tidak pa, kalau papa tidak percaya papa bisa menghubungi dia pa". Mengeluarkan benda pipihnya dari tas kemudian mencari nomor hp Kevin.

"Sini biar papa telpon". Ucap Aditya mengambil hp Myuna dan menghubunginya pakai hp Myuna.

"Hallo?". Suara dari telpon

"Saya papa nya Myuna. Saya ingin bertanya, Tolong kamu jawab dengan jujur". Ucap Aditya sedang marah

"Halo pak, baik saya akan jawab jujur". Suara Kevin dari telfon

"Kemarin kamu yang membawa Myuna ke acara pesta ulang tahun perusahaan bantara? Apakah ada sesuatu diantara kalian berdua". Tanya Aditya yang masih marah.

"Iya saya yang membawanya,dan tidak ada apa apa diantara kami. Kami hanya sebatas rekan kerja". Suara Kevin dari telfon.

"Ya sudah terimaksih atas waktunya". Ucap Aditya yang mulai tenang

"Iya sama sama". Balas Kevin dari telfon

"Gimana pa? ". Tanya Akari.

PLAK

"Berani beraninya kamu mengarang akari". Tamparan dilayangkan ke wajah akari

"Papa". Akari memgang wajahnya perlahan mengeluarkan air matanya juga.

"Gimana sakit bukan? Itu adalah peringatan buat kamu". Aditya memperingatkan dan menghampiri Akari

"Maafin papa ya Myuna, papa tadi emosi saat Akari mengatakan kamu jadi ani ani". Suara Aditya memelas.

"Iya pa". Jawab Myuna sambil tersenyum mengeluarkan air matanya tetes demi tetes.

"Kenapa papa sangat mudah terprovokasi oleh mereka". Batin Myuna yang mearsa sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!