"Baik kamu keterima kerja disini. Dan akan mulai bekerja hari ini. Ini kamu baca dan tanda tangani kontrak ini terlebih dahulu". Ucap pemilik hotel.
"Baik, terimakasih pak. Saya akan bekerja dengan baik mulai hari ini". Kata Myuna dengan perasaan senang.
"Bagus, hari ini akan ada tamu penting yang akan masuk di kamar VVIP. Tamu ini sangat berbeda dari yang lain dia tidak suka dengan orang lain yang berpakaian terbuka. karena kamu yang memakai memakai pakaian tutup sendiri maka kamu yang akan mengambil tugas itu, jangan buat saya kecewa. Mengerti?". Tegas pemilik hotel bernama Fahri.
"Siap, dimengerti pak". Jawab Myuna
"Baik kamu boleh pergi Myuna" fahri mempersilahkan myuna pergi.
☘️☘️☘️
Saat mobil mewah memasuki hotel, semua sudah disiapkan dengan rapih oleh fahri. Semua staf dan karyawan berbaris rapih menyambut tamu VVIP tersebut. Dan tidak lupa sesuai arahan dari fahri, Myuna menghampiri tamu VVIP tersebut yang tidak lain adalah kevin bantara.
"Perkenalkan nama saya Myuna, saya adalah pelayan yang bertanggung jawab untuk membantu anda di sini tuan, saya akan memandu tuan menuju ke kamar yang anda pesan". Ucap Myuna dengan sopan yang mulai membungkukkan kepalanya menyambut tamu tersebut.
Kevin melihat tahi lalat yang letaknya di atas alis kanan perempuan yang memakai jilbab itu tersenyum tipis dibalik masker nya.
"Hm menarik sekali, ternyata kamu disini". Gumam kevin dengan suara pelan
☘️☘️☘️
"Ini adalah kamar pesanan anda. Bila ada yang ingin di tanyakan bisa hubungi saya melalui telfon khusus ini tuan". Ucap Myuna sambil menatap penasaran dengan wajah dibalik masker dan kaca mata hitam itu.
"Saya mau kamu mengganti seprai dan membersihkan segala macam barang yang ada di ruangan ini, jangan sampai ada debu yang menempel di ruangan saya". Perintah Kevin dengan nada dingin.
"Se-semua ini tuan?". Tanya Myuna shok sambil menatap ke muka Kevin
"Iya semua. Tanpa terkecuali". Kevin menyilangkan tangannya di dada.
"Baik tuan, akan saya laksanakan". Myuna mematuhi perintah walupun sebenarnya ogah ogah an.
"Yah, jadi kerja dua kali kalo gini padahal baru juga diganti seprainya, lama lama sebel juga kalo gini caranya". Gerutu Myuna dalam hati yang sedang mengganti peralatan semuanya sendiri.
"Kenapa? Sepertinya kamu tidak ikhlas, kalau gitu saya mau minta ganti pelayanan". Kevin yang memperhatikan dari tadi di sofa yang hendak menghubungi resepsionis hotel.
"Ah tidak tuan, jangan. Saya sangat ikhlas tuan, izinkan saya untuk membantu anda selama di hotel ini ". Myuna tersenyum yang membuat matanya menjadi hilang.
Deg deg deg..
Melihat Myuna tersenyum seperti itu membuat jantung kevin berdetak lebih cepat. Entah perasaan apa yang di alaminya saat ini. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
"Satu lagi, saya tidak mau menghubungi kamu lewat ini". Menunjuk telfon khusus yang di sediakan.
"Lalu, bagaimana tuan akan menghubungi saya jika ada perlu itu akan sangat merepotkan tuan, bukannya begitu tuan?". Tanya Myuna dengan mengerutkan dahi tanda tidak mengerti.
Kevin berjalan mendekati myuna dengan langkah kecil. Myuna yang melihat ia berjalan mendekatinya dibuat takut hingga myuna mundur perlahan samapai mentok tembok.
Kevin yang menyadari gadis itu ketakutan tersebut terhenti berjalan ke arah Myuna.
"Kamu takut?". Tanya Kevin dengan suara berat.
"I-iya tuan. Saya takut". Jawab Myuna sambil menunduk ke arah lantai.
"Maaf kalau sudah membuat kamu takut. Kamu bisa pergi setelah selesai membereskan semua ini". Perintah Jevin
"B-baik tuan". Jawab Myuna grogi. Dan berjalan keluar kamar.
Kevin mulai melepas masker, kaca mata, dan jasnya untuk merebahkan tubuhnya sesaat di atas kasur dan mencium aroma parfum yang menempel di seprei yang dipasangkan oleh Myuna barusan membuat dia merasa tenang sekali.
"Astagaa, saya lupa minta no hp gadis kecil itu". Gumam Kevin dengan jari jari yang menekan jidatnya. Dan memulai tertidur.
☘️☘️☘️
Nada dering berbunyi di hp myuna.
"No asing, apakah saya harus mengangkat nomor ini?". Myuna memikir agak lama akhirnya mengangkat telfon dari no asing itu.
"Hallo, dengan siapa ini?". Myuna penasaran.
"Ini saya. Cepat kamu ke ruangan saya". Suara dari telpon yang tidak lain adalah Kevin.
"Baik tuan". Myuna terdiam sejenak dan segera Melangkah pergi ke ruangan VVIP.
"Bagaimna dia bisa punya no saya. Saya kan tadi tidak ngasih no hp saya. aduh bisa gawat ini kalo dia punya nomor saya" . Gumam Myuna dalam hati.
Tok.. Tok. tok.. (suara ketokan pintu)
" Masuk". Sahut Kevin dari dalam yang sudah memakai masker dan kaca mata nya.
"Ada perlu apa tuan memanggil saya? ". Tanya Myuna sambil menunduk.
"Kamu ikut saya, saya akan ada janji temu dengan seseorang di bawah nanti saat makan siang. Sekarang kamu harus ikut saya ke suatu tempat". Jelas Kevin sambil Melangkah keluar dengan langkah kaki yang cepat
"Lalu apa hubungannya dengan saya tuan. Bukankah yang ada janji adalah anda?". Tanya Myuna dengan suara tinggi sambil berlari mengejar Kevin.
Kevin yang berhenti mendadak dan membalikkan badannya membuat Myuna menabrak Kevin hingga membuat Myuna hampir terjatuh kebelakang. Namun Kevin dengan cepat menahan badan Myuna yang hendak jatuh itu. Hingga mereka saling menatap sekitar 15 detik
Deg deg deg.. Jantung Kevin kembali berdetak kencang.
"Ada apa dengan jantung ini". Batin Kevin
Dengan cepat Myuna mendorong tubuh Kevin. Dan segera kembali berdiri.
"Kamu jalan ga pakai mata, bisa bisanya kamu menabrak saya!". Marah Kevin.
"Maaf tuan, maafkan saya yang sudah menabrak anda tuan. Jangan adukan ke atasan saya ya tuan. Nanti saya di pecat". Ucap Myuna ketakutan yang sedikit membungkuk sedikit tanda meminta maaf.
"Oke, saya tidak akan mengadukannya ke atasan kamu dengan satu syarat". Kevin menyilangkan tangannya.
"S-syarat? Kenapa haru pakai syarat tuan?". Tanya Myuna mengerutkan dahi yang penasaran.
"Iya harus ada syarat. Kamu harus menemani saya pergi kemana pun dan berakting menjadi kekasih saya hari ini , bagaimana apakah kamu sanggup?". Ucap Kevin menatap mata indah Myuna.
"Pilihan yang lain tuan? saya tidak bisa berakting tuan". Myuna menolak sambil menggelengkan kepala
"Tidak ada pilihan ke dua, berakting tidak susah. Kamu hanya duduk disamping saya dan menjaga saya dari kulit orang orang. Sahut Kevin.
Myuna yang bingung akan persyaratan itu akhirnya menyetujui dan mereka pun berangkat ke sebuah mall untuk membeli dress yang akan dikenakan Myuna dan menuju klinik kecantikan.
Satu jam kemudian Myuna keluar menuju ke arah kevin. Kevin melihatnya tersebut dibuat terpesona akan kecantikan gadis yang ada didepannya. Walaupun memakai dress yang tertutup dan memang memakai jilbab segi empat yang dililit kebelakang tidak membuatnya kalah dari wanita lainnya. Bahkan semua laki laki yang sedang berdiri disitu dibuat kagum ditambah dengan senyuman Myuna yang membuat matanya menjadi eye smile dan letak tahi lalat yang ada di alis ciri khasnya dan dagu yang sedikit belah.
"Kenapa? Jelek ya tuan? Saya meminta untuk di rias tipis saja tuan. Karena saya tidak mau mencolok" ucap myuna sambil senyum memperlihatkan gigi gigi yang berbaris rapih.
"Biasa aja". Bohong Kevin yang padahal dari tadi memuji kecantikan Myuna dalam hati. Dan melangkah mencari toilet
"Adek. Bisakah kita berkenalan? Apakah kamu ada no hp. Bolehkah saya meminta". Tiba tiba datang segerombolan laki laki yang menggoda Myuna. Myuna begitu ketakutan ketika didatangi oleh beberapa orang laki laki yang tak dikenal
Kevin yang melihat Myuna sedang ketakutan karena banyak laki laki yang meminta berkenalan tersebut segera mendatangi myuna dan meraih tangan Myuna.
"Ayo kita pergi, nanti kita terlambat". Ajak kevin yang melangkah kaki menuju mobil. Ia tidak lupa membukakan pintu mobil Myuna
"Maaf tuan, saya bisa sendiri. Saya tidak mau tuan repot repot membuka pintu mobil untuk saya" myuna yang merasa tidak enakan.
"Sudah, tinggal masuk aja susah amat". Suara dinginnya Kevin.
"Tapi saya merasa tidak nyaman jika seperti ini" jawab myuna dengan nada rendah yang mampu terdengar oleh Kevin.
"Masuk, itu perintah". Tegas Kevin yang tidak mau berdebat.
"Baik tuan". Myuna yang masuk kedalam mobil. Kemudian disusul Kevin yang masuk lewat pintu kanan dan mengemudi mobil.
Didalam tidak ada yang mengeluarkan suara, hanya sebuah keheningan dan kecanggungan didalam situ. Kevin yang sedari tadi mencuri curi pandang di balik kaca mata hitamnya melihat Myuna yang sedang menaruh dagu di samping jendela mobil. Myuna sesekali memejamkan mata itu kemudian dikagetkan suara hp Myuna yang berdering.
"Tuan, apakah saya boleh mengangkat telfon ini?". Tanya Myuna.
"Kenapa meminta ijin saya" jawab kevin sambil mengerutkan dahi nya.
"Berarti tidak ada larangan untuk mengangkat telfon dari siapa pun tuan?". Tanya Myuna memastikan.
"Hmm mm..". Jawab Kevin singkat.
"Hallo, dengan siapa ini?". Tanya Myuna saat mengangkat telfon dari nomor asing.
"Miyuu, ini saya Arish". Suara dari telfon yang ternyata adalah Arish anak dari rekan teman bisnis papahnya Myuna yaitu Aditya.
"Arish? Arish yang mana ya?". Tanya Myuna sambil mengingat nama arish
"Oh, saya ingat. Kak Arish. Bagaimana kakak bisa dapat nomor hp saya?". Tanya Myuna penasaran.
"Tidak penting saya dapet no kamu dari siapa miyuu. Oh iya apakah kamu sedang ada di rumah?". Tanya Arish.
"Saya lagi diluar, sedang kerja kak". Jawab Myuna dengan muka yang mulai jenuh itu.
"Perasaan dari tadi ga sampai sampai, kok lama banget sii, mana canggung sekali disini" batin Myuna sambil menaruh dagu di kaca mobil lagi.
"Hah kerja? Kerja apaan?". Tanya Kevin lagi
"Ya kerja lah kak. Kerja apa kak Arish ga perlu tau. Saya sedang membutuhkan kerjaan saat ini". Jelas Myuna
"Oh gitu, baiklah. Kamu ingat perkataan saya yang kemarin sebelum pulang ga". Arish berusaha mencari topik.
"Iya ingat, tapi itu perkataan yang sangat konyol kak". Myuna yang tertawa kecil namun dikagetkan dengan suara Kevin yang nge rem mendadak.
"Kak Arish saya sedang sibuk. Maaf saya harus mematikan telfon. Assalamualaikum". Myuna langsung mematikan telfon sepihak takut mengganggu ketenangan tuan nya.
Kevin yang merasa seperti panas terbakar karena mendengar percakapan mereka. Dan dibuat penasaran
"Apakah dia pacar gadis ini? Ah tidak, tidak mungkin. Gadis ini seperti tidak suka berpacaran. Dia saja tertutup dan menjaga marwahnya". Batin Kevin yang penasaran sosok si Arish.
"Siapa?". Kevin yang penasaran akhirnya bertanya.
"Bukan siapa siapa tuan". Myuna tersenyum.
Deg.. deg.. deg..
"Kenapa jantung saya selalu berdetak kencang ketika melihat gadis ini tersenyum?". Batin kevin
Akhirnya mereka pun sampai di tempat janji temu dengan Pak Jhon.
☘️☘️☘️
Diruangan Myuna hanya duduk disamping dan dia di perintahkan kevin untuk diam duduk disamping nya dan juga menjaga dia dari sentuhan kulit orang yang lalu lalang
Sesuai yang di rencanakan ia berhasil membawa Kevin ke ruangan tanpa ada kendala.
"Kenapa pak Jhon memutus kerja sama sepihak di proyek saya?". Tanya Kevin
"Saya akan kembali bekerja sama dengan anda bila anda bersedia menikah dengan putri saya". tegas si Jhon sambil menunjuk wanita berpakaian sexy di sampingnya.
"Tidak akan pernah. Siapa anda mengatur pernikahan saya. Lebih baik saya kehilangan rekan bisnis daripada memilih menikah dengan wanita itu!". Tegas Kevin sambil menunjuk wanita itu.
"Menurut saya sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi. Ayo pergi sayang". Jhon yang mulai bangkit dari duduknya dengan emosi menarik anaknya untuk pergi juga.
Tetapi sang anak yang berpakaian sexy tersebut yang bernama Imel malah meraih sarung tangan Kevin hingga lepas dari tangannya. Itu dilakukan untuk memastikan rumor penyakit yang di derita orang terkaya nomor 1 di dunia itu. Imel melihat kulit yang normal. Dan disaat itu pula Imel dengan cepat memegang tangan Kevin yang sudah tidak memakai sarung tangan dan menggodanya dengan manja.
Dengan cepat myuna meraih sarung tangan tersebut dan memakaikan ke tangan Kevin.
"Dasar perempuan murahan. Kita akhiri saja sampai disni tuan Jhon. Dan tak ada lagi kerja sama!!". Ucap Kevin
Kemudian kevin dan Myuna berjalan keluar dari ruangan itu dengan langkah yang cepat sebelum reaksi kulit akibat imel tadi parah.
☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments