Myuna sudah mengganti bajunya. Ia memakai dress dari paper bag yang telah disiapkan oleh asisten Kevin yaitu dress berwarna gold tanpa lengan, outer berwarna putih dengan jilbab berwarna putih.
"Myuna kamu harus hilangin rasa gugup kamu. Tangan kamu kenapa sedingin es saat gugup sih". Myuna bolak balik kemudian menenangkan dirinya dengan menarik nafas dalam dalam dan membuangnya.
"Ayo turun istriku". Suara berat Kevin barus saja masuk ke kamar.
"Em baiklah". Sahut Myuna sambil tersenyum melangkah menuju Kevin.
Di meja makan sudah berkumpul oma Dea, Bantara dan Kevan.
"Myuna". Kevan membola kaget matanya saat melihat Myuna disamping Kevin.
"Apa kamu mengenalnya Kevan?". Bantara mengernyitkan dahinya melihat raut wajah Kevan saat ini.
"Jadi istrinya Kevin itu adalah Myuna pa?". Tanya Kevan menatap wajah Bantara dan mengabaikan pertanyaannya.
"Iya Myuna istrinya kakak kamu Kevan". Sahut Bantara.
"Ayo kita makan cucu mantuku". Sahut oma Dea melihat Myuna yang sudah duduk di kursi.
"Iya baik oma". Sahut Myuna sambil tersenyum menatap oma Dea.
"Myuna kamu tau perjodohan ini?". Tanya Kevan yang begitu penasaran.
"Tidak. Saya tidak tau". Jawab Myuna sambil tersenyum. Melihat Myuna yang tersenyum ke Kevan membuat Kevin menjadi panas hatinya.
"Oma gak nyangka kalau kamu yang jadi istrinya Kevin. Beruntung sekali Kevin menikah dengan kamu Myuna". Ucap oma Dea sambil tersenyum ke Myuna .
"Iya oma. Saya juga gak nyangka masuk ke keluarga ini tiba tiba. Dan masuk di keluarga oma". Sahut Myuna sambil tersenyum simpul.
"Apa oma pernah bertemu dia sebelumnya?". Tanya Kevin penasaran karena mereka terlihat akrab.
"Iya oma pernah dibantu sama Myuna saat itu oma kejambretan Kevin. Gak ada yang mau bantu oma pas Myuna lewat dia mengejar terus menendang jambret sampe tersungkur di jalan raya". Oma Dea menceritakannya dengan raut wajah serius.
"Emm pantes aja terlihat akrab dan gak canggung". Sahut Kevin menatap Myuna disampingnya.
"Kamu makan yang banyak istriku". Kevin memberi ayam di piring Myuna.
"Em iya tu..". Myuna terhenti karena Kevin menginjak kaki Myuna dan menatap tajamnya. Ia tau saat ini akan memanggilnya dengan panggilan tuan
"Em iya sayang". Myuna mengulang lagi perkataannya sambil tersenyum ke Kevin.
Hal ini membuat Kevan panas. Ia masih belum menyangka kalau papa nya menjodohkan nya dengan seorang perempuan yang disukainya. Jika Kevan tau kalau Myuna yang akan menikah dengan Kevin maka ia gak akan menyetujui pernikahan ini.
"Kenapa papa gak bilang kalau Kevin akan dijodohkan dengan Myuna pa?". Tanya Kevan sambil melihat senyum Myuna kepada Kevin.
"Papa juga gak tau kalau anaknya Pak Aditya itu adalah gadis ini. Oh iya gadis inu setau papa pernah ikut ke acara ulang tahun perusahaan bukan". Ucap Bantara mengingat wajah Myuna.
"Iya pa. Saya yang membawanya saat itu". Sahut Kevin sambil menuangkan air di gelasnya dan Myuna.
"Wah kebetulan sekali. Kalian kapan ketemunya pertama kali". Tanya oma Dea.
"Kami ketemu pertama kali saat saya menjadi bos di tempat dia kerja oma". Jawab Kevin.
"Oh ya? Bukannya saat itu kamu membawaku ke..". Sahutan Myuna terhenti saat Kevin menatap tajam mata Myuna.
"Kamu mau cerita kalau kamu berhutang 200 juta ke saya". Bisik Kevin di telinga Myuna membuat Myuna tertegun sejenak.
"Ah iya oma kami ketemu saat di tempat kerja". Myuna tersenyum hingga menampilkan giginya gingsulnya.
"Semoga kamu bisa mencintai Myuna ya. Walaupun penikahan ini terlihat memaksa. Tapi papa hanya ingin kamu segera cepat menikah. Kasihan Kevan dia harus menunda menikah karena kamu belum kunjung menikah". Suara Bantara menatap Kevin dan Myuna secara bergantian.
"Iya pa saya akan mencintai Myuna dan menjaganya. Papa gak usah khawatir". Sahut Kevin.
"Myuna, kamu sekarang adalah anak papa juga. Papa ingin kamu juga bisa belajar untu mencintai Kevin apa adanya. Terima kekurangannya". Ucap Aditya membuat Myuna mengangguk kecil.
"Kamu sudah dengar penyakitnya bukan, alergi sentuhan itu yang membuat dia menjadi dijauhi setiap perempuan. Semua wanita jijik Myuna. Tapi saat Pak Aditya minta suntikan dana, papa mendapatkan ide agar mau memberikan putrinya untuk menikahi Kevin". Ujar Bantara menatap dalam mata Myuna dan membuat Myuna menjadi melirik Kevin yang tengah duduk di sampingnya.
"Iya, saya udah liat reaksi kulit di tubuhnya". Sahut Myuna dengan suara pelan sambil melihat ke arah Kevin.
"Kenapa kamu melihat aku seperti itu? Apa kamu kasihan denganku saat ini ". Tanya Kevin mengerutkan dahinya namun hanya dibalas dengan senyuman oleh Myuna.
Mereka tiba di kediaman Kevin. Kali ini bukan di apartemen melainkan di mansionnya. Rumah megah yang dibuat oleh tangan arsitek terbaik. Tentu saja sangat besar dan megah.
Saat hendak membuka pintu Myuna tertegun sejenak. Memikirkan apa yang akan ia lakukan di kehidupannya setelah menikah.
"Saya mau tetap melanjutkan kuliahnya. Tolong jangan larang saya tuan". Gumam Myuna saat menghempaskan tubuhnya untuk tidur ke sofa.
"Sudah saya bilang jangan memanggil saya seperti itu. Mulai sekarang Panggil saya sayang atau gak kamu akan saya hukum Myuna". Bentak Kevin dengan tatapan tajam seerti elang, Melangkah berjalan ke sofa yang ditiduri Myuna. Dan mencondongkan wajahnya ke wajah Myuna.
"Iya-iya baik. Saya akan memanggilmu sayang. Tolong jangan mendekatkan wajahmu". Sahut Myuna dengan raut wajah ketakutan.
"Cup". Kevin mencium bibir dan melumatnya hingga Myuna gak bisa bernafas kemudian menyingkapkan jilbabnya hingga Kevin bisa menelusuri leher Myuna.
" Ah He-hentikan. Itu geli". Erangan Myuna sambil mendorong tubuh Kevin yang begitu dekat dengannya.
"Eranganmu begitu menggoda sekali Myuna". Bisik Kevin di telinga dengan senyuman menggoda.
"Kumohon jangan. Saya janji akan memberikan hakmu saat saya sudah siap". Ucap Myuna ketakutan sambil mengeluarkan air mata yang mulai berjatuhan.
"Maaf Myuna, saya tadi kelepasan. Saya hanya terbawa nafsu. Kamu terlihat menggairahkan jadi saya gak bisa menahannya". Kevin menyesali perbuatannya dan menghapus air mata yang lolos terus menerus dan memeluk Myuna.
"Sudah Myuna jangan mengeluarkan air matanya lagi. Saya janji gak akan memaksa kamu lagi". Kevin berusaha menenangkan Myuna kemudian memeluk tubuh mungilnya hingga merasa tenang.
"Kamu wangi sekali. Saya suka wangi tubuh kamu Myuna". Gumam Kevin yang mencium kepala Myuna.
"Lepaskan saya. Saya gak bisa nafas". Myuna mendorong tubuh Kevin dan menjauhinya. Pergi menuju ke ruangan lain untuk menghilangkan kesedihannya saat ini.
"Kamu mau kemana?". Pertanyaan Kevin diabaikan oleh Myuna. Ia tetap berjalan meningalkan Kevin sendiri di sofa.
"Syukurlah kalau gadis yang kunikahi itu dia. Tadinya aku mikir akan menceraikannya setelah pernikahan kami satu tahun. Aku gak perlu repot repot untuk menceraikannya karena aku menikahi gadis yang ku sukai". Gumam Kevin terbaring di sofa menatap langit langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments