Pagi hari yang cerah. Sinar matahari perlahan mulai memantukan cahaya dari jendela. Burung burung yang mulai bernyanyi dan suara ayam yang berkokok dipagi. Suara motor dan mobil yang sudah berlalu lalang.
Bagaikan lepas dari belenggu penderitaan. Hari ini sudah dipastikan tidak akan mendapat siksaan dari ibu tirinya.
Alarm berbunyi menandakan jam 7 pagi.
Myuna masih dalam masa datang bulannya bangun jam 7 pagi dan ria sudah bersiap siap untuk berangkat bekerja.
Ria adalah anak orang kaya tadinya, namun sejak ayahnya meninggal. Mau tidak mau ia harus menyelesaikan pendidikannya sampai SMA, dan mulai merasakan pahitnya kehidupan. Belajar untuk menjadi dewasa. Dan menjadi wanita pekerja keras untuk membuat pemasukan sehari hari ia dan ibunya. Rumah yang dia tempati saat ini adalah peninggalan ayahnya satu satunya. Cukup besar namun sudah tidak terawat. Karena hanya bisa mempekerjakan satu pembantu saja.
Myuna membereskan kamarnya kemudian melangkah pergi kedapur hendak membantu bantu tante okin.
"Pagi tante Okin, bolehkan saya membantu tante?". Tanya myuna sambil melihat tante Okin yang sedang kesibukan
"Walah Myuna.. Tentu saja boleh. Sini bantu tante memotong daging sapi ini ya. Tante mau masak sop iga sapi". Tante Okin memberi baskom berisi daging dan tulang sapi.
"Baik, tante. Oh iya tante nanti Myuna pergi keluar nemenin bos". Myuna mencari topik pembicaraan.
"Wah, jalan jalan nih. Sama siapa?". Tante Okin yang penasaran menaruh tangannya di dagu.
"Sama bos saya tante. Orangnya dingin banget tante. Saya sampai takut kalo di dekat dia berasa jadi horor ". Ucap Myuna membuat mereka tertawa.
☘️☘️☘️
"Ma, makanannya mana ini? Kok mama ga masak? Udah tau anak pungut itu ga pulang semalam. Kalo gini kami berangkat ke kampusnya tanpa sarapan". Akari yang kesal karena kelaparan dari semalam.
"Ya kamu masaklah sendiri. Mama ga mau masak". Sahut Bella.
"Ih ma. Kalo kek gini terus kita ga akan makan sampai dunia ini kiamat, mana laper banget lagi. Uang cash ga ada". Ucap Akari
"Ya sudah, mama beli makanan di warteg depan rumah saja buat kita makan pagi ini". Bella Bergegas pergi.
"Makan siang dan malamnya ma?". Tanya Akira dengan suara tinggi
"Pikirkan saja nanti". Sahut Bella dari kejauhan
"Anak pungut itu kemana sih? Apa jangan jangan dia masuk rumah sakit karena kita siksa kemarin?". Batin Akari yang sedang menahan lapar.
"Ga tau tuh, gue ga peduli. Eh iya lu ngambil kartu yang saldo 200 juta itu ga?. Tanya Akari ke akira yang panik
"Ngga, Bukannya kakak yang nyimpan ya? Kartunya ilang kah". Tanya Akira mengerutkan dahinya
"Iya kakak yang nyimpan. tapi anehnya kenapa ga ada di tas ya. Apa mungkin ada yang mengambil. Gawat ini kalo sampe ilang. Kan Kita belum menikmati duitnya. Sangat disayangkan sekali". Gumam Akari.
☘️☘️☘️
"Papa pulang". Terdengar suara laki laki dengan suara berat dari arah pintu membawa koper
"Papah, kami kangen papa". Manja Akari dan Akira berlari menyambut kepulangan ayah sambungnya dan memeluknya.
"Bukannya papa akan pulang besok pagi?". Tanya Akira melepas pelukan
"Uya, tugas papa sudah selesai dengan cepat. Jadi untuk apa berlama lama di singapur". Jelas Aditya melangkah sambil menarik kopernya
"Oh iya papa kapan si ngajak kami ber dua ke singapur. Kan kami juga ingin jalan jalan pa". Tanya Akari manja.
"Papa kesana itu untuk meeting bukan untuk jalan jalan. Makanya papa ga pernah ngajak kalian. Kapan kapan kalau liburan akan papa ajak". Ucap Aditya melangkah seperti mencari seseorang.
"Cari siapa pa?". Tanya Akari melihat gerak gerik ayah sambungnya.
"Myuna kemana, mengapa tidak terlihat. Biasanya jam segini rumah sudah bersih dan sudah wangi". Ucap aditya dengan suara beratnya
"Ga tau tu pa, semalam aja dia ga pulang, mungkin dia bersama kekasihnya minap di hotel". Sahut Akari mencoba memanaskan aditya.
"Tutup mulut kamu. Kamu tidak berhak mengatai myuna seperti itu. Dia anak yang baik. Dia tau batasan". Bentak Aditya sontak membuat Akari dan Akira terdiam.
"Mama pulang. Ini makanannya". Sahut Bela yang baru masuk membawa bungkusan makanan
"Eh papa udah pulang. Baru aja ya pa?". Bella menghampiri Aditya.
"Iya baru aja. Mama habis dari mana? Lalu bawa apa itu". Tanya Aditya
"Ini mama beli makanan di warteg didepan. Anak kamu semalam ga pulang pa. Mulai liar dia pa". Mencoba mencari topik buat memanasin Aditya.
"Benarkah? Kemana anak itu semalam. Apa benar kata akari tadi. Kalo gitu papa akan marahi dia ketika pulang". Gumam Aditya mencoba video call Myuna
"Marahi saja. Kalau bisa beri dia pelajaran pa biar dia ga semena mena minap di luar sana". Sahut Bela sambil tersenyum jahat.
"Hallo papa. Wah papa udah pulang ya. Dari kapan pa?". Suara Myuna.
"Kemana kamu semalam? Kenapa tidak pulang?". Marah Aditya mengabaikan pertanyaan Myuna
"Myuna lagi minap di rumah Ria pa. Ini Myuna lagi masak membantu ibunya Ria". Myuna mengarahkan kameranya ke tante Okin
"Hallo pak, myuna minap di rumah kami. Jadi bapak tidak perlu khawatir dengan myuna. Myuna disini aman". Kata tante Okin di kamera video call.
"Oh ya sudah terimaksih ibu sudah membolehkan anak saya minap disitu. Kalu begitu saya ingin ngobrol dengan myuna dulu". Ucap Aditya tidak jadi marah
"Myuna, nanti malam kamu pulang ada yang ingin papa bicarakan saat makan malam". Perintah Aditya
"Baik pa, nanti malam Myuna pulang". Myuna tersenyum.
"Oke. Kamu boleh melanjutkan masaknya sayang". Aditya mematikan video call nya. Dan melangkah ke meja makan.
"Gimana anak itu pa?". Tanya Bella penasaran.
"Myuna minap tempat ria ma. Kawan SMA nya dulu itu yang sering main kesini". Ucap Aditya.
"Ih minap disana, kupikir dia menjadi liar minap di hotel sama laki laki". Sahut Akari tersenyum sinis.
"Papa sudah pernah bilang kan kalau perusahan papa itu akan bangkrut. Kalau ingin membuat perusahaan itu tetap bertahan membutuhkan suntikan dana yang tidak sedikit jumlahnya . Perusahaan itu yang mendirikan kakeknya myuna dan papa sekarang yang memgang perusahaan itu. Papa meminta suntikan dana ke rekan bisnis papa dari Bantara Group namun mereka memberi sebuah persyaratan". Cerita Aditya.
"Memangnya persayaratan apa pa?". Tanya Bella
"Persyaratannya adalah menikahkan salah satu putri papa dengan anak pertamanya itu yang sedari lama tidak ada yang mau dengannya". Jelas Aditya
"Kalau gitu nikahkan saja dengan akari atau akira pa. Tapi mereka sedang kuliah ya. Kalu itu si bisa dipikirkan nanti". Bella menawarkan
"Papa ingin menjodohkan salah satu dari kalian bertiga, tapi-". Suara Aditya terhenti
"Tapi apa pa?". Ucap Akari dan Akira penasaran secara bersamaan mendengar Aditya berhenti berbicara
"Tapi orang yang dijodohkan itu dengar dengar rumor yang beredar memiliki penyakit kulit yang sangat menjijikkan jika bersentuhan dengan kulit manusia". Aditya melanjutkan perkataan yang terpotong tadi
"Aku ga mau ah pa, bisa bisa aku jijik saat melihatnya dan membuat selera makan ku rusak nanti". Tolak Akari.
"Iya ih pa. Aku juga ga mau. Biar sama Myuna aja pa. Lagian kan itu untuk menyelamatkan perusahaan kakeknya, jadi biarkan myuna saja yang dijodohkan". Ucap Akira sambil menggelengkan kepalanya menolak perjodohan.
"Kalau gitu akan kita bicarakan saja nanti malam bersama, papa mau istirahat dahulu". Aditya beranjak pergi dari meja makan. 🍴
☘️☘️☘️
Diruangan dapur myuna dan tante Okin memasak dengan bahagia dan disertai canda tawa. Dan menghidangkan masakan ke meja makan. Memulai makan bersama.
Membantu tante Okin merapikan dan membersihkan rumahnya yang menurutnya agak sedikit kotor dan berantakan.
"Selesai ini saya harus mandi dan bersiap, takut membuat tuan Kevin marah menunggu". Gumam Myuna.
Kevin sudah sampai di depan rumah kediaman tante Okin. Meraih ponselnya menghubungi gadis itu.
"Saya sudah di depan, cepatlah. Dan jangan lama lama". Suara Kevin dari telfon dan memutus panggilan sepihak.
"Baiklah. belum sempat menjawab sudah dimatikan. Aghrr mengapa dia meminta ditemani saya, dia kan punya asisten. Padahal ingin sekali hari ini seharian merebahkan diri di kasur". Gerutu Myuna kemudian bergegas memasuki kamar mandi.
"Lama sekali dia bersiap siap kek gini aja, bukankah sudah saya beritahu tadi malam kita akan berangkat pagi". Gerutu kevin di dalam mobil mewahnya.
Pintu terbuka, muncul seorang gadis cantik keluar memakai gaun mewah berwarna putih yang terdapat hiasan permata berlian membuatnya bersinar, mengenakan tali pinggang di pinggangnya yang ramping , memakai jilbab putih di model dililit ke belakang dan dadanya tertutup oleh kain yang menyatu dengan dress melingkar di dada hingga ke belakang punggung dengan sepatu kaca dan tas rantai putihnya.
Myuna tak lupa memakai riasan di wajahnya berjalan menghampiri menuju mobil putih mewah yang terparkir. Kevin memandangi Myuna tanpa berkedip.
Deg deg deg....
"Cantik sekali, aghhr sial kenapa jantung jantungku ini berdetak tidak karuan saat melihat dia". Batin Kevin memegang dadanya
"Tuan kita akan pergi kemana?". Tanya Akari melambaikan tangan di depan wajah Kevin yang masih di jendela kaca mobil.
"Masuk lah". Kevin tersadar dari kagumnya nya.
"Apakah ada yang aneh dengan saya tuan, kenapa anda melihat saya seperti itu". Myuna mencari keanehan di tubuhnya
"Tidak ada". Kevin menatap tahi lalat di atas alis dan kemudian menatap dagu Myuna yang agak belah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments