Kediaman keluarga bantara, semua sedang makan siang bersama. Bantara meminta semua anggota keluarganya berkumpul. Karena ia akan memberitahu sesuatu yang penting.
Tak ada suara yang berani memulai pembicaran. Mereka makan dalam keheningan. Ada oma Dea, Kevan, Kevin dan Bantara yang duduk berhadapan di meja makan.
"Papa meminta kalian semua untuk berkumpul hari ini karena ada yang mau papa omongin". Bantara dengan suara khasnya
"Oma, Kevin dan Kevan tolong dengarkan saya. papa mau menjodohkan kevin dengan anaknya teman papa. Papa tau ini terlihat memaksa kamu kevin. Tapi ini demi kebaikan kamu. Papa melihat kamu belum memiliki pasangan. Semua wanita mengindarimu karena mereka mendengar alergi kamu. Mereka melihat kamu dengan jijik bukan. Oleh karena itu papa ingin sekali kamu mengambil kesempatan ini. Kamu harus menikah dengan gadis ini nanti". Lanjut Bantara menjelaskan.
"Demi kebaikan apa sih pa. Gimana nanti saat dia liat penyakit saya, pasti akan jijik dengan saya. Pokoknya kevin ga mau menikah dengannya pa, suruh kevan aja. Lagian semua wanita ga jijik dengannya karena dia ga ada penyakit seperti saya". Ucap Kevin dengan suara yang dingin
"Kevin, yang disuruh nikah itu kamu bukan saya". Sahut Kevan.
"Ga bisa, kamu harus menikah dalam 3 hari kedepan, persiapkan dirimu. Kamu jangan coba coba kabur. Kalau kamu kabur akan saya ambil semua fasilitas kamu termasuk apartemen dan mobil kamu itu". Perintah Bantara.
"Tapi pa itukan hasil kerja keras saya selama ini mendirikan perusahaan Bantara Group. Dan papa ga ikut campur dalam hal ini". Suara Kevin dengan malas
"Jangan membantah papa. Papa tidak suka di bantah. Papa lakukan ini juga karena ingin kamu hidup bahagia". Bentak Bantara dengan nada tingginya
"baiklah kalau itu mau papa, akan saya ikuti. Tapi jangan harap saya bisa hidup bahagia". Kevin pasrah.
"Siapakah wanita yang dijodohkan papa, aku takut sekali dia akan jijik. Aku benci ketika wanita wanita memandangku dengan jijik". Gumam Kevin mengepalkan kedua tangannya.
"Soal jijik, aku jadi teringat myuna. Dia tidak jijik saat tau alergiku bahkan dia dengan telaten mengobati nanah saat aku terbaring lemah. Aku rindu melihat senyumannya. Tapi ia sudah dijodohkan ayahnya. Sial, aku telat untuk mendapatkanya". Gumam Kevin dalam hati yang terdiam di meja makan.
....
Di pojok kantin kampus, Akari dan Akira sedang menikmati makan siangnya. Ia juga habis menyelesaikan jam kuliahnya. Akari da akira todak pernah pisah. Mereka selalu bersama setiap saat, tidak pernah melihat mereka berpisah ataupun bermusuhan.
"Kamu tau ga sih dimana kartu ATM nya, semua sudah saya cek tapi kok ga ada di mana mana, kemana ya ATM itu? . Mana kita belum make sepeserpun lagi.. Sial, Rugi banget. Terakhir saya pegang itu pas mau beli tas yang mau launching itu. Tapi dipikir pikir masa ka Dani yang ngambil sih". Cerita akari ke adeknya sambil mengaduk jus alpukatnya.
"Kakak yakin kak Dani yang ngambil kartu ATM nya, masa iya sih ka? Keknya ga mungkin deh. Secara dia kan kerja di perusahaan. Ga mungkin mungkin ngambil ATM orang. Kek ga punya duit aja. Ucap Akira.
"Nah itu dia, saya juga mikir kek gitu tau. Tapi gimana ya mejelaskannya? Secara Saat itu dia yang membantu memasukkan barang yang berceceran dari tas saya. Aghrr memikirkan kartu ATM itu membuatku menjadi gila". Sahut Akari.
"Sudah sudah kak jangan dipikirin. Nanti kita bisa minjem duit pake nama myuna lagi". Ujar Akira memikirkan ide jahatnya.
"Iya juga ya. Ya sudah berarti ga usah di ambil pusing. Coba kamu bilang dari tadi. Jadi saya ga gila gini kan". Sahut Akari sambil tersenyum licik.
"Oh my god, kak. Kak coba liat ke arah sana". Ucap Akira melihat ke arah Myuna.
"Kenapa? Ada apa?". Tanya Akari yang tidak penasaran hanya sibuk minum jus nya.
"Itu myuna kak. Bagaimana dia bisa ada di kampus ini. Bukankah dia udah mengundurkan diri dari lama ya" . Ucap Akari menunjuk ke arah Myuna
"Apa jangan jangan?". Ucap Akira membelakan matanya kemudian menatap wajah Akari.
"Jangan jangan?". Ucap Akari bersamaan dengan akira.
"Ga boleh. Ini ga boleh terjadi. Kalo dia balik ke kampus ini pasti papa akan lebih sayang ke Myuna. Apalagi prestasi dia lebih menonjol dari pada kita". Ucap Akari yang tangannya memukul meja.
"Ayo kak kita ke meja anak itu". Ajak Akira
"Oke kita kesana. Kita pojokin dia sekarang, dan buat dia di permalukan disini". Sahut akari beranjak pergi dari kursinya. Melangkah ke arah Myuna yang sedang makan sendiri.
"Hey, kamu juga disini, bukanya kamu mengundurkan diri ya?". Ucap Akari sambil tersenyum sinis.
"Kalian kenapa ke sini? Bukannya kalian tadi sedang makan disana? ". Sahut Myuna menujuk ke arah pojok tempat duduk mereka sebelumnya.
"Kami hanya ingin mengganggu kamu sedikit". Akari menaruh kedua tangannya di pinggang.
"Kamu kuliah lagi tah?". Tanya Akira penasaran.
"Kalian ga perlu repot repot datang ke tempat meja saya. Saya sudah selesai makan. Saya harus pergi. Jam mata kuliah saya sudah mau dimulai". Ucap Myuna mengabaikan keduanya melangkah pergi.
"Eitss". Akira menghadang langkah Myuna
"Ga ada attitude kamu ya Myuna, orang kalo orang ngajak ngobrol itu ya kamu dengerin malah kamu mengabaikan". Akari mulai emosi dan mencari cari kesalahan
"Hah apa? Barusan kamu bilang apa? Saya ga dengar". Myuna mengorek telinganya.
"Brengsek kamu ya Myuna". Melayangkan tamparan namun sayangnya tamparan itu tidak mengenai Myuna. Karena Myuna menghindar.
"Jangan hanya karena saya dirumah nurut sama omongan kalian itu membuat saya menjadi penurut. Disini saya akan melawan jika kamu menindas saya". Ucap Myuna memperingatkan melangkah pergi.
"Kamu ini ya!!!". Akari emosi mearik jilbab Myuna.
"Lepas ga!!!". Suara Myuna mulai meninggi karena emosi.
"Waaah, ternyata suara kamu bisa meninggi juga ya, aku pikir suara kamu hanya kecil gitu". Ujar Akira menaruh tangannya di pinggang
"Kamu mulai berani ya sekarang. Oh apa jangan jangan kamu punya pelindung sekarang?". Ucap Akari msih menarik jilbab Myuna.
"Jangan jangan karena dia jadi simpanan sugar dady kak. Selama ini juga ga gini myuna". Ucap Akira dengan mengeraskan suarnya hingga membuat orang sekelilingnya mendengar dan menoleh ke arah mereka.
"Ah iya, kamu kan viral kan kemarin. Jangan jangan kamu jadi simpanan salah satu laki laki di video itu?". Akari mengeraskan suaranya sengaja membuat kontroversi.
"Astaga, iya dia yang di video viral itu, aku ga menyadarinya".
"Tapi dia sangat cantik kalo ga make jilbab. Sayang banget ditutup".
"Apa jangan jangan memang benar dia simpanan oom oom kaya raya ya".
"Kalo gitu percuma pakai jilbab".
Mulai terdengar orang berbisik bisik di setiap sudut kantin.
"Ya tuhan kenapa aku harus bertemu mereka di kampus ini. Orang orang sudah berpikir buruk tentangku. Apakah aku harus membuat mereka membungkam mulutnya satu persatu?". Gumam Myuna dalam hati melihat sekelilingnya.
"Lepas!!". Myuna memberontak melepaskan jambakan Akari hingga terlepas.
"Sudah kak, orang orang pada melihat ke arah kita. Kita pergi aja". Akira panik mengajak akari pergi.
"Sekarang kamu bisa aman. Tpi di rumah nanti kamu jangan harap myuna". Ancam Akari dan pergi dari tempat itu
Tak di sadari imel yang menyaksikan kejadian tadi. dengan suasana yang sedang berpihak padanya ia mendekat mendatangi Myuna.
PLAK
Tamparan melayang di wajah Myuna. Wajah mulus Myuna menjadi merah.
"Aghr sakit". Gumam Myuna merintih, memegang pipinya yang mulai sakit.
"Hah kamu disini ternyata. Dari tadi saya mencari kamu kemana mana. Urusan kita tadi belum selesai". Imel menaruh kedua tangannya di pinggang.
"Hah, wanita gila". Gumam Myuna dengan suara yang ditekan.
"Apa kamu bilang???". Melayangkan tangannya untuk menampar Myuna lagi. Membuat Myuna memejamkan matanya. Namun tangan itu ditahan oleh seorang.
"Kamu ga apa apa Myuna?". Suara berat dari belakang Imel.
"Pak daniel?". Myuna yang perlahan membuka matanya meihat ke sumber suara
"Ada apa ini? Kenapa kamu menampar dia?". Suara dingin pak Daniel.
"Sa saya, Dia duluan yang ganggu saya pak". Dia membuat saya terselandung saat berjalan pak". Tuduh Imel dan mulai berdrama.
"Gila kamu ya. Kapan saya menyelandung kaki kamu?". Sahut Myuna menatap Imel dengan suara ditekan.
"Tuh kan pak Pak Daniel liat sendiri. Dia mengati saya gila pak". Ucap Imel menatap pak Daniel, telunjuk tangan kanannya menunjuk ke Myuna.
"Wanita gila". Gumam Myuna dengan suara rendah.
"Kamu akan saya hukum Myuna. Kamu ikut Saya sekarang". Melangkah pergi berbalik.
" Mampus kamu". Ucap Imel dengan nada ditekan.
"Lah kok saya pak. Sumpah, Saya ga bersalah pak". Sahut Myuna mengernyitkan dahinya dan melangkah pergi megikuti pak Daniel.
"Pak Daniel, saya bisa bersumpah saya tidak bersalah tadi. Oh iya kan disana ada CCTV, saya akan minta rekamannya dan memberinya ke pak daniel nanti. Saya sekarang harus masuk ke mata kuliah selanjutnya pak. Bapak jangan hukum saya. Saya baru kembali ke kampus. Saya ga mau mensia siakan kesempatan ini pak". Mohon Myuna menatap ke arah pak daniel sambil berjalan.
"Iya saya tau kau ga bersalah". Ucap pak Daniel singkat.
"Terus kenapa tadi pak daniel bilang mau menghukum saya. Harusnya bapak hukum imel pak". Tanya Myuna menaikkan alisnya sambil berjalan.
"Kalo ga gitu kamu akan tetap di tindas olehnya". Ucap pak Daniel singkat.
"Iya juga ya pak. Tapi kenapa pak Daniel bilang begitu? ". Myuna terseyum.
"Ya karena saya tau sifat dia. Kan saya dosennya juga". Ucap pak Daniel melihat ke arah Myuna yang sedang terseyum
"Terimakasih pak Daniel sudah membantu saya". Myuna tersenyum kembali membuat matanya tidak terlihat.
"Iya. Tapi ini ga gratis. Kamu harus traktir saya makan kapan kapan". Pak Daniel tersenyum tipis melihat myuna
"Ih pak Daniel kirain menolong dengan cuma cuma. Kirain ga minta imbalan. Ya sudah kapan kapan saya akan traktir bapak. ". Ucap Myuna sambil tersenyum.
"Gadis ini sepertinya berbeda dari yang lain. Menarik sekali. Kamu adalah tipeku Myuna ". Batin Daniel.
Daniel adalah seoarang dosen. Ia sebenarnya memiliki perusahan. Perusahannya adalah perusahaan terbesar no 2 setelah BANTARA GROUP. Daniel sesekali mengajar di GLORY UNIVERSITY untuk menarik seorang yang berprestasi ke perusahaannya.
Namun saat melihat Myuna yang cantik ini terbesitlah olehnya untuk menjadikannya sekretaris di perusahaannya. Kebetulan posisi sekretaris sedang kosong. Sekretaris sebelumnya dipecat karena menaruh obat perangsang di minuman Daniel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments