Chapter 15

"Myuna, maukah kamu menikah denganku?".

Myuna terbangun dari mimpinya. Mimpi ketika dirunya berada di speed boat. Bingung dan tidak tau harus bagaimana cara menolaknya. Ia takut akan membuat Kevin terluka dan membencinya.

Belum memberikan kepastian tapi ia pasti akan menjawabnya segera mungkin.

Mendapati dirinya sudah berada di atas kasur yang berukuran king size.

"Bukankah saya semalam masih berada di meja makan, kenapa saya ada disini?". Batin Myuna bertanya tanya

"Masih jam 5 subuh. Saya harus bergegas shalat subuh kemudian pulang. Nanti saya di cambuk kalau telat pulang dan ga beres beres". Gumam Myuna melihat jam dinding kemudian beranjak pergi. Namun ia merapikan dahulu kamar yang acak acakan itu.

☘️☘️☘️

"Papa pulang, wah tumben sekali ada makanan di meja makan. Siapa yang masak". Ucap Aditya yang baru masuk menuju meja makan.

"Papa, katanya bakal pulang malem. Kok pulangnya jam 5 pagi. Mama sudah nungguin papa semalaman di rumah tau". Ucap Bella manja.

"Iya. Urusan papa belum selesai kemarin ma. Mama yakin mama semalaman di rumah?". Tanya Aditya sambil menaikkan alis sebelah.

"Iya mama di rumah dari jam 7 malam sampai sekarang. Oh iya anak kamu semalam ga pulang pa, bukannya papa minta dia pulang kerumah saat malam". Bohong Bella kemudian mengalihkan topik.

"Dia pulang, namun saat melihat rumah kosong tidak ada orang dan dia menelpon papa. Papa yang nyuruhnya minap di luar tadi malam". Sahut Aditya sambil tersenyum sinis.

"Benarkah?". Bella kaget takut ketahuan kalau semalam mereka keluar dan pulang ke rumah jam 11 malam.

"Jadi semalam kalian pergi kemana?". Tanya Aditya marah.

"Kami.. kami.. Kami ke taman pa". Bohong Bella. "Kalau aku jujur habis lah, mana boleh kami keluar makan di restoran mahal,bisa bisa aku ga di kasih uang yah walaupun semalam itu di traktir dani tapi tetap aku ga bisa bilang yang sebenarnya karena kami pulang jam 11 juga si". Gumam Bella dalam hati.

"kalau keluar malam usahakan jangan lebih dari jam 9. Kalo kedapatan pulang diatas jam 9 maka kalian tidak akan saya transfer uang. Paham?". Aditya memperingatkan.

"Iya pa, iya mana mungkin kami langgar". Bella tersenyum licik.

"Myuna pulang pa". Sahut suara lembut yang baru membuka pintu menghampiri papa Aditya.

"Anak papa". Aditya memeluk putrinya itu.

"kamu habis dari mana kemarin 2 hari ga pulang?". Bella sok peduli ke Myuna sambil melotot ke Myuna

"maaf, kemarin myuna minap tempat ria. Maaf membuat kalian khawatir". Jawab Myuna ketakutan melihat sorot mata Bella.

"Karena kamu sudah pulang dan kita sudah ngumpul, papa mau ngobrol pagi ini. Panggil Akari dan Akira juga ma". Ucap Aditya.

"Baik pa". Sahut mama.

Mereka duduk di kursi meja makan dan sudah menghidangkan makanan makanan di piring piring mereka. Makanan mewah yang di bawa pulang bela tadi malam. Myuna penasaran melihat makanan yang sudah berjajar rapi di atas meja. Sementara ibu tirinya tidak pernah bisa masak.

"Lalu dari manakah makanan ini semua?". Batin Myuna bertanya tanya.

"Papa mau bilang, perusahan mamah kamu yang papa kelola sedang krisis membutuhkan suntikan dana. Papa ingin mempertahankan perusahaan Alkamora departemen itu dengan meminta suntikan dana ke rekan bisnis papa. Tapi rekan bisnis papa meminta persyaratan untuk memberikan putrinya untuk menikahi anak laki lakinya. Tapi-". Aditya menjelaskan. Namun terhentii sesaat.

"Tapi apa pa? ". Tanya Myuna penasaran.

"Ga apa apa. Papa ingin sekali menikahkan kamu dengan pemuda itu". Ucap Aditya menatap dalam myuna yang kasihan

"Sa-saya? Me- menikah? Tapi pa?". Myuna kaget.

"Maafkan papa sayang. Papa benar benar tidak bisa kalau perusahaan mama kamu hilang. Karena itu sumber pendapatan kita selama ini. Kamu mau ya myuna". Mohon Aditya sambil memegang tangan Myuna

"Beri myuna waktu untuk berpikir pa". Myuna menunduk

Pasalnya Myuna tidak ingin mengecewakan papa nya. Tapi disi lain ia belum siap untuk menikah dengan siapa pun. Ia ingin meraih mimpinya lebih dahulu yaitu menjadi desainer terkenal. Seperti mendiang mama nya, Alkamora.

Alkamora dahulu adalah desainer terkenal dan dikenal hingga manca negara berkat bakatnya.

"Semoga kamu bisa mengerti papa ya Myuna". Ucap Aditya.

Di kamar mandi, suara air dari shower tak kunjung henti. Myuna menangis di bawah pancuran shower itu. Berpikir bagaimana nasibnya jika ia menerima permintaan dari papanya. Dengan tatapan kosong dan air mata yang mulai menetes ke pipi.

"Tuhan, aku harus bagaimana?". Gumam Myuna

"apa yang terjadi padaku kalau aku menerima permintaan papa?"

"Tidak bisakah aku meraih cita citaku dulu?".

"lalu siapakah pria yang akan dinikahkan denganku?".

Sejam berada di kamar mandi. Akhirnya Myuna keluar. Memilih baju kemeja biru muda dan rok span senada memakai blezer crop serta jilbab segi empat di lilit ke belakang. Tak lupa memakai sedikit bedak, lipstik di bibir merahnya dan menyemprotkan parfum vanila nya.

Melangkah dengan perasaan yang tidak nentu mengambil motor maticnya dan pergi menuju kampus.

"Jadi anda yang bernama Myuna Roselyn Alkamora?". Tanya rektor kampus bernama Dion

"Iya saya pak, ada perlu apa pak dion memanggil saya ke kampus?". Tanya Myuna penasaran.

"Jadi gini, saya mengenal mama kamu dulu, alkamora. Alkamora adalah sahabat saya dari SD, SMP, SMA hingga sampai kuliah. Saya mendengar anaknya kuliah disini ketika itu saya berada di singapur langsung pulang mencari tau. Sampai sini saya mendengar kalau kamu mengundurkan diri, saya kehilangan jejak selama ini dan akhirnya saya bisa bertemu dengan kamu myuna dan kebetulan saya menjadi rektor di kampus ini". Dion menjelaskan.

"Jadi pak Dion kenal mama saya?". Tanya Myuna

"Bukan hanya kenal kami itu seperti saudara. Kamu kembalilah, surat pengunduran diri kamu kami batalkan. Untuk masalah biaya kamu ga perlu khawatir. Saya yang akan membayar semuanya. Mama kamu dulu berjasa pada saya karena itu saya ingin membantu anaknya". Ucap pak Dion

"Kenapa kamu mengundurkan diri Myuna?". Tanya pak Dion.

"Bapak tau kalau mata kuliah di bagian desainer ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya mengundurkan diri karena perusahan mama saya mulai krisis. Belum lagi saya memikirkan biaya kuliah untuk ke dua saudari tiri saya. Saya jadi mengurungkan niat saya pak dan mulai mencari kerja". Jelas Myuna sambil menundukkan kepalanya.

"Anak yang baik. Ya sudah untuk biaya akan saya tanggung hingga kamu lulus Myuna. Kamu ga usah khawatir myuna". Ucap pak Dion

"Benarkah pak? , terimaksih pak Dion. Kalau gitu saya mau melanjutkan kuliahnya. Terimakasih pak". Myuna senang.

"Kamu boleh pergi, dan memulai kuliah besok". Ucap pak Dion.

"Baik pak. Sekali lagi terimaksih pak". Myuna tersenyum dan mengulurkan tangan bersalaman dengan pak dion bergegas melangkah keluar.

"Mirip sekali dengan kamu Alcamore, sayang sekali kamu harus pergi tanpa melihat anak kamu". Gumam pak Dion dalam hati melihat wajah Myuna.

...****************...

Dengan perasaan senang Myuna berjalan kegirangan. Dengan mengendarai motor tiba tiba ia dihadang seorang laki laki kekar bertato di lengannya. Seperti orang bayaran.

"Kamu siapa? Kenapa kamu menghalangi saya". Tanya Myuna ketakutan

"Gadis kecil, disini kamu ternyata. kamu cantik sekali beda dengan yang di foto. Ternyata kamu lebih cantik jika di lihat langsung seperti ini. Kenalkan nama saya Deri". Goda laki laki itu.

"Jangan mendekat! Atau-". Myuna memundurkan perlahan ke belakang yang masih menaiki motor dan tangan kanannya meraih benda berisi cairan di tasnya.

"Atau apa gadis kecil?" kamu tidak bisa berteriak dan minta tolong ke siapa pun. Karena di jalan ini tidak ada orang selain kita ber dua". Goda Deri berjalan ke arah myuna yang sekarang berjarak hanya setengah meter.

"Baiklah kalau kamu ga mau pergi. Maka rasakan ini" . Myuna menyemprotkan cairan bubuk cabai ke wajah.

"Aghr sialan kamu gadis kecil. Mataku, mataku aghrr". Deri tetap berlari ke arah Myuna dengan mata yang perih dan berusaha mendapatkan pergelangan Myuna.

"Lepas ga?". Myuna mencoba menggigit tangan deri hingga berdarah.

"Aghr sakit jalang kecil". Deri reflek memukul tengkuk kepala Myuna dengan siku kanannya membuatnya jatuh pingsan.

"sial,, ternyata saya ga bisa meremehkan jalang ini". Deri mengucek ngucek matanya yang perih.

"Berani sekali kamu menyentuh wanita itu. Karena kamu sudah melukai gadis itu maka tak ada ampun bagimu". Terdengar suara berat yang perlahan mendekat ke arahnya.

"Ha ha ha ha, siapa kamu?". Tanya Deri melihat sosok yang mendekat dengan penglihatan yang kurang jelas.

"Saya adalah putra ke dua Bantara, sekarang kamu terima ini". Kevan Melayangkan tinju di muka.

BUGH..

"Sekarang katakan siapa yang menyuruh kamu, atau akan kubuat kamu mati konyol sekarang juga". Ancam Kevan.

"Maaf tuan, maaf saya hanya menjalankan perintah dari tuan Jhon. Jangan bunuh saya tuan". Jawab deri meringis kesakitan

BUGH.. Tinjuan mendarat lagi di perut Deri.

"Bodyguard bawa cecunguk ini ke markas". Kevan menghampiri Myuna yang tergeletak dan mengangkat Myuna ala bride style.

"Gadis kecil, kamu cantik sekali walaupun memakai jilbab di kepalamu. Namun kamu jauh lebih cantik jika tidak memakai jilbab. Seperti mutiara yang indah bersembunyi di dalam kerang". Gumam kevan melihat wajah Myuna yang sedang di gendongnya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!