BAB 17

Malam ini, langit dipenuhi dengan bintang yang berkelip indah, menciptakan suasana yang sempurna untuk para pemuda dan pemudi yang mencari hiburan di malam minggu. Mereka bergembira bersama teman-temannya, merayakan liburan singkat setelah sekian lama menjalani rutinitas sekolah yang melelahkan.

Di antara keramaian, Gavin, seorang pemuda yang baru saja kembali ceria setelah mengalami masa sulit, kini tengah berkumpul bersama teman-temannya di lintasan balap. Sudah sejak kecil, Gavin begitu tertarik dengan dunia balap dan merasa hidupnya kembali lengkap saat berada di sana.

"Tadi ada yang nantangin kita, nih. Lumayan yang menang dapat sepuluh juta," ucap Rasya, salah satu teman Gavin, dengan semangat yang membara.

Gavin tersenyum lebar, merasa bersemangat mendengar tantangan tersebut. "Gas, bro! Kebetulan sudah lama aku nggak turun ke lintasan," jawabnya dengan penuh antusiasme.

"Nah, gitu doang. Jangan menghilang lagi kek kemarin" ucap Rasya sambil menepuk bahu Gavin. Pemuda itu merasa senang dengan kembalinya Gavin kedunia balap, karena dengan kehadiran Gavin tim mereka sering memenangkan perlombaan.

Mereka bersiap-siap menghadapi lawan mereka di lintasan balap, mengecek kondisi motor dan memakai helm serta peralatan keselamatan lainnya. Adrenaline mulai memompa, membuat mereka semakin bersemangat. Suara mesin motor yang menggelegar, sorak-sorai penonton, dan semburan asap menjadi saksi bagaimana Gavin dan teman-temannya menunjukkan kepiawaian mereka di lintasan balap.

Mereka melesat cepat, menyalip satu sama lain dengan lincah, dan melibas tikungan dengan penuh percaya diri. Di tengah balapan yang seru, Gavin merasakan kembali kebahagiaan yang sempat hilang. Malam minggu ini, di lintasan balap bersama teman-temannya, dia menemukan kembali keceriaan dan kebebasan yang selama ini dia rindukan.

Gavin merasakan detak jantungnya semakin cepat seiring dengan laju motornya yang melaju kencang. Dalam balapan ini, ia ingin membuktikan keahliannya sebagai pembalap.

Tiba-tiba, saat melintasi tikungan, seorang pembalap dari belakang berhasil menyalip Gavin dengan gesit. Posisi Gavin kini berada di urutan kedua. Rasa kecewa dan marah bergemuruh di dalam dadanya, namun Gavin tidak membiarkan perasaan itu menguasainya. Sebaliknya, ia menggenggam setang motor lebih erat dan menambah kecepatan mesinnya, berusaha mengejar lawan yang sudah berhasil menyalipnya.

Angin bertiup kencang menerpa wajah Gavin, namun ia tetap fokus pada jalanan di depannya. Ia mengevaluasi setiap tikungan dan jalanan yang dilalui, mencari celah untuk kembali menyalip lawan dan merebut posisi pertama kembali.

Keteguhan hati Gavin membuatnya semakin gigih dalam mengejar lawan, tak peduli betapa sulitnya tantangan yang dihadapinya. Gavin memacu motornya semakin cepat, dan dalam sekejap, ia berhasil mendekati lawan yang sempat menyalipnya. Kini, hanya beberapa meter yang memisahkan mereka, dan Gavin yakin bahwa ia akan dapat merebut posisi pertama kembali jika terus berjuang hingga garis finish.

Detik-detik kritis menjelang garis finish, Gavin mengumpulkan seluruh keberanian dan kekuatannya. Keringat dingin mengucur di keningnya, namun ia tetap fokus pada tujuan utamanya - kemenangan yang selama ini ia idamkan.

Pandangan matanya yang tajam menatap jalan di depan, Gavin mengatur laju motornya. Tangannya yang menggenggam erat setang motor, mengatur percepatan dengan.

Tiba-tiba, ia melihat celah sempit di antara para pembalap lainnya dan melaju kencang melewati mereka.

"Skreeeeee....."

Bunyi ban motor Gavin yang menyentuh aspal, membuat percikan api kecil yang menambah semangatnya. Ia berhasil mendahului lawan-lawannya satu per satu, hingga akhirnya ia melesat di depan mereka semua.

Gavin berhasil mencapai garis akhir dan mengibarkan tangan kiri sebagai tanda kemenangan. Suara tepuk tangan dan sorak sorai penonton yang memuji keberhasilannya, membuat Gavin tersenyum bangga dan puas.

Rasya dan teman-temannya bergegas berlari menghampiri Gavin yang baru saja menyelesaikan balapan motor liar dengan kemenangan. Mereka semua bersemangat dan penuh keringat, tapi senyuman lebar menghiasi wajah mereka.

Gavin, dengan motor kesayangannya yang gagah, menarik perhatian semua orang di sekitar lapangan balap.

"Selamat Gav, kau memang keren. Selalu menang dalam pertandingan!" puji Rasya sambil menepuk punggung Gavin dengan keras namun penuh keakraban.

Teman-teman yang lain pun bergantian memberikan selamat dengan berbagai ungkapan dan tindakan, seperti jabat tangan, tepuk tangan, dan bahkan ada yang mencium kening Gavin sebagai tanda kekaguman.

"Ini uang kemenangannya yang dijanjikan," ucap Rasya sambil mengeluarkan amplop coklat dari saku celananya dan menyerahkannya kepada Gavin.

Isi amplop tersebut adalah hadiah yang sudah dijanjikan oleh penyelenggara balapan liar ini kepada sang pemenang. Gavin menerima amplop tersebut dengan tangan gemetar karena kelelahan. Namun, dia tidak terlihat terlalu bersemangat menerima hadiah itu.

Dia menatap amplop itu sejenak, lalu tersenyum tipis, "Buat kamu aja. Bagi dengan yang lain."

Teman-teman Gavin tidak terkejut mendengar kata-kata itu, mereka tahu bahwa Gavin memang pribadi yang rendah hati dan tidak terlalu mementingkan hadiah.

Bagi Gavin, balapan ini bukanlah tentang hadiah atau uang, melainkan tentang kepuasan yang diperoleh dari kemenangan.

kemenangan itu sendiri sudah cukup sebagai hadiah. Dia tidak membutuhkan lebih dari itu.

Ketika balapan usai dan Gavin berdiri di atas podium, dia tersenyum lebar dan merasa puas. Baginya, momen ini adalah puncak kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Gavin membuktikan bahwa cinta dan kegigihannya dalam balapan bukanlah demi hadiah atau uang, melainkan semata-mata untuk hobi dan kepuasan diri.

*****

Gavin menapaki anak tangga dengan langkah mantap, mengenakan kemeja hitam yang dipadukan dengan celana panjang warna krem dan sepatu ket yang berwarna hitan.

Rambutnya yang hitam legam tampak rapi, menunjukkan keseriusannya untuk hari ini. Ia berniat mengajak Aruna, wanita yang selama ini ia taksir, jalan-jalan ke tempat spesial.

Saat turun ke lantai bawah, Orion, keponakannya menatapnya dengan rasa penasaran. Bocah kecil itu duduk di sofa sambil memegang mobil mobikan kesayangannya, menunggu sang oma yang sedang membuatkannya susu.

"Om Gavin mau kemana?" tanya Orion dengan mata berbinar, menunjukkan keinginannya untuk tahu. Setiap hari, bocah itu dititipkan di rumah sang oma untuk diasuh sementara kedua orang tuanya bekerja.

"Kepo aja, bocil," jawab Gavin sinis, berusaha menyembunyikan rasa gugup yang mulai menyelimuti hatinya. Ia tidak ingin Orion tahu tentang rencananya mengajak Aruna jalan-jalan.

"Lion tana lho. Kata mommy kalau ada yang beltana itu dijawab," ucap Orion dengan wajah kesal, mengepalkan tangannya kecil-kecil. Bocah itu merasa kecewa karena Gavin tidak menjawab pertanyaannya dengan sopan.

"Mau kencan," jawab Gavin akhirnya, sambil merotasi bola matanya malas.

Orion menatapnya terkejut, lalu tersenyum lebar. "Om Gavin mau kencan cama ciapa? Pasti cama Tante Aluna, kan?" tebaknya dengan polos.

Gavin menelan ludah, kaget bahwa Orion tahu tentang rencananya. "Iya, bocil. Om Gavin mau kencan sama Tante Aruna. Jangan bilang siapa-siapa, ya?"

ia berbisik pada Orion, berharap bocah itu bisa menjaga rahasia. Orion mengangguk semangat, merasa bangga karena dipercaya oleh Gavin. "Siap, Om! Lion janji nggak akan nomong cama ciapa-ciapa," ujarnya dengan semangat, seakan menjadi sekutu dalam misi Gavin kali ini.

Gavin tersenyum, menepuk kepala Orion dengan lembut sebelum melangkah keluar rumah, siap menghadapi kencan spesialnya bersama Aruna.

"Tapi nda glatis, om Gavin halus beliin Lion mobil-mobilan balu" ucap Orion tidak mau rugi.

Gavin berdecak kesal dengan keponakannya itu. tetapi dia tidak bisa menolaknya, atau nanti dia akan menjadi bulan-bulanan ketiga kakaknya.

"Baiklah, nanti om Gavin belikan" ucap Gavin pasrah.

Terpopuler

Comments

Pasrah

Pasrah

lanjutkan lagi ya thor 💪💪💪

2024-07-09

0

Pasrah

Pasrah

kayaknya sifat nya sama kayak Gavin waktu kecil dulu ya

2024-07-09

0

Ita Rosdiana

Ita Rosdiana

lanjuutt

2024-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!