Sekolah baru selesai. Dion dan teman-temannya sedang berkumpul di parkiran. Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, siang ini mereka akan mulai belajar bersama.
Benny: "Sudah siap kan semua?"
Stella: "Sudah. Tamara sama aku."
Tamara: "Eh, makan siang dulu gak sih? Ntar lapar lagi."
Benny: "Gak usah. Nanti kita makan siang sama-sama di rumahku."
Stella: "Wih.... Baik banget!"
Benny: "Hehehe... Mamaku masak banyak hari ini."
Benny: "Stel, tahu rumahku kan?"
Stella: "Mana aku tahu. Aku belum pernah main ke rumahmu."
Benny: "Ya sudah kamu ikutin aku aja di belakang. Dion, nih pakai dulu helmnya!"
Benny memberikan helm kepada Dion.
Dion: "Oke."
Stella: "Oke."
Dua unit sepeda motor melaju meninggalkan sekolah. Stella membonceng Tamara dan Benny sudah pasti membonceng Dion. Benny jalan lebih dulu di depan supaya Stella bisa mengikutinya. Tak lama kemudian mereka sampai.
Dua unit sepeda motor memasuki halaman rumah. Stella dan Tamara pun turun. Benny membuka kunci pintu rumah dan mempersilahkan teman-temannya masuk.
Benny: "Yuk, semuanya masuk! Gak usah malu-malu."
Stella: "Koq sepi? Mamamu gak di rumah?"
Benny: "Kalau jam segini rumahku emang sepi. Orang tuaku pada masih kerja belum pulang."
Ketiga teman Benny memasuki ruang tamu. Mereka l melepas tas dan menaruhnya di lantai. Stella dan Tamara juga langsung duduk di sofa.
Benny: "Sudah siang ini kita makan dulu, ya! Habis itu baru belajar."
Tamara: "Gak apa nih makan di rumahmu?"
Benny: "Gak apa-apa. Aku sudah kasih tahu sama mamaku kalau kalian mau datang belajar. Mamaku langsung masak banyak dan suruh ajak kalian makan sama-sama di sini."
Stella: "Wah, mamamu baik ya, Ben. Beruntung banget kamu."
Benny: "Hehehe... Mamaku memang gitu orangnya suka heboh masak banyak kalau tahu ada yang mau ke rumah. Diajakin makan semua. Bahkan sama kucing dan anjing pun kalau mampir dikasih makan juga."
Tamara: "Bisa saja kamu, Ben."
Benny: "Iya beneran. Yuk, ke dapur!"
Mereka berempat menikmati makan siang dengan lahap.
Stella: "Masakan mamamu enak, ya!"
Benny: "Iya dong! Mamaku memang paling jago masak."
Tamara: "Sayang gak bisa ketemu mamamu. Pasti seru deh kalau ada mamamu di rumah."
Benny: "Hehehe... Gitu ya..."
Dion: "Sampaikan rasa terima kasih kami buat mamamu ya, Ben!"
Benny: "Oke. Nanti aku sampaikan."
Usai makan siang keempat remaja itu langsung memulai kegiatan belajar mereka. Semuanya belajar dengan sungguh-sungguh. Saling membantu saat ada soal pelajaran yang tidak dipahami. Terutama Dion yang lebih banyak menjelaskan tentang pelajaran yang tidak teman-temannya pahami. Maklum saja Dion merupakan langganan juara kelas. Jadi untuk beberapa soal terlihat tidak terlalu sulit baginya. Kegiatan belajar bersama itu berlangsung selama dua jam. Setelah waktu belajar habis, ketiga teman Benny mulai berkemas.
Dion: "Waktu belajarnya habis. Kita lanjutkan lagi besok."
Tamara: "Oke."
Stella: "Habis ini kamu mau ke mana lagi, Dion?"
Dion: "Mau langsung pulang ke rumah."
Benny: "Dion, aku antar ya!"
Dion: "Gak usah, Ben. Repotin kamu saja."
Benny: "Enggak. Aku juga gak ngapa-ngapain di rumah. Pokoknya aku antar!"
Dion: "Terserah kamu lah kalau maksa."
Stella dan Tamara pamit pulang kepada Benny. Benny pun mengantar Dion pulang ke rumahnya.
Dion: "Ben, kayak biasa... Turunin aku di depan komplek, ya!"
Benny: "Oke lah."
Tiba di depan komplek perumahan Benny menepikan motornya. Dion pun turun.
Dion: "Makasih, ya!"
Benny: "Gak perlu sungkan. Aku jalan, ya!"
Dion: "Iya. Hati-hati!"
Benny: "Oke."
Benny pun berputar arah dan kembali melaju. Sedang Dion berjalan kaki memasuki komplek perumahan.
Selama nenek Mirna ada di rumah, Maya tidak bisa seenaknya menyuruh-nyuruh Dion melakukan pekerjaan rumah. Apalagi Dion pulang agak sore. Waktunya ada di rumah jadi sangat singkat. Pulang sekolah Dion langsung mandi dan tidak keluar dari kamar lagi untuk mengerjakan PR sekolah. Kadang ia juga harus mengajari adiknya belajar. Sampai waktu makan malam Dion baru keluar dari kamar. Baron tidak mempermasalahkan hal itu sebab ia tahu putra sulungnya itu belajar dengan sungguh-sungguh. Hanya saja wajah Maya semakin tidak enak dilihat karena pekerjaan rumahnya jadi bertambah dengan kehadiran mertuanya.
Pasalnya selama tinggal di rumah Baron, Mirna sama sekali tidak melakukan apa-apa. Ia hanya tahu bangun, mandi, makan, dan tidur. Bahkan televisi pun dimonopoli oleh mertua Maya sehingga Maya tidak bisa menonton acara kesukaannya dan itu membuatnya semakin jengkel.
Tanpa terasa sudah satu Minggu berlalu sejak Mirna tinggal bersama Baron. Baron sama sekali tidak memberikan komentar apapun. Mirna juga nampaknya enggan untuk pulang kembali ke rumahnya. Di rumah Mirna hanya tinggal sendiri. Nenek berusia 60an itu masih cukup kuat dan mampu melakukan pekerjaan rumah sendiri. Hanya saat tinggal bersama Baron dan Maya saja barulah ia dapat bersantai tanpa melakukan apa-apa. Bahkan pakaiannya saja Maya yang mencucinya.
Malam itu Baron sedang duduk di atas tempat tidur sambil mengecek ponsel. Maya baru saja masuk ke kamar setelah pekerjaannya di dapur beres.
Maya: "Ibumu mau tinggal di sini terus sampai kapan sih?"
Baron: "Mana aku tahu. Dia mau tinggal di sini ya biarkan saja. Lagipula di rumah dia juga cuma tinggal sendiri. Kasihan. Setidaknya di sini dia bisa ngobrol sama cucunya."
Maya: "Kasihan sih kasihan... Aku, kamu gak kasihan? Aku kerja, beres-beres, nyuci, dari pagi sampai jam segini baru selesai. Lah ibumu enak-enakan nonton TV, cuma tahu makan dan tidur. Gak ada sekalipun bantuin aku. Baju yang dia pakai saja bahkan harus aku yang cuci."
Baron: "Namanya sudah tua, May... Maklumin saja. Jarang-jarang ibu bisa santai kaya gini. Anggap saja pahala sudah masakin dan nyuci pakaian ibuku."
Maya: "Erg... Aku capek, Baron! Sudahlah, ngomong sama kamu juga percuma gak membantu sama sekali!"
Maya melemparkan tubuhnya dengan kasar ke atas tempat tidur kemudian menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Baron hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap istrinya.
Baron: (berkata dalam hati) "Aku kan gak mungkin tiba-tiba menyuruh ibu pulang. Bukankah itu sama saja kayak aku usir ibu dari rumah ini."
^^^bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Stella dan teman temannya yang banyak makannya nanti lanjut belajar bersama
2024-10-16
0
Sri Astuti
tp syukurlah ada nenek Dion bebas tugas kerjaan di rumah
2024-09-12
0
Sri Astuti
pas sama ibunya Dion dulu ga boleh ngeluh, skrg si Maya ngeluh cuma geleng"..
2024-09-12
0