10. Stella

Benny baru sampai di sekolah. Saat sedang berjalan di koridor tiba-tiba ia dicegat oleh Stella.

Stella: "Benny, salamku kemarin sudah disampaikan belum?"

Benny: "Sudah."

Stella: "Terus Dion balas apa? Atau ada bilang sesuatu gak?"

Benny: "Em... Oh Dion bilang salam apa."

Stella: "Terus?"

Benny: "Aku bilang gak tahu. Aku suruh dia tanya langsung ke kamu saja."

Stella: "Masa kamu ngomong gitu."

Benny: "Lah terus aku harus ngomong apa? Emang aku gak tahu. Kan gak salah aku suruh Dion tanya langsung ke kamu."

Stella: "Ya gak bakalan Dion mau tanya lah, Ben..."

Benny: "Lagian kamu aneh sih. Orang sekelas sudah tiap hari ketemu masih main titip-titip salam."

Stella: "Terus kamu harus suruh aku gimana?"

Benny: "Datangin orangnya terus ngomong langsung. Dion aku titip salam ya buat kamu, gitu."

Stella: "Yeh... Apaan? Kamu lebih aneh. Yang namanya titip salam ya salamnya dititipkan ke orang bukan salam langsung. Udah ah, capek ngomong sama kamu." (Berjalan pergi meninggalkan Benny)

Benny: "Yeh... Bukannya makasih main pergi saja."

Benny tiba di kelas. Di dalam kelas sudah ada Dion. Sedangkan Stella belum terlihat kehadirannya.

Benny: "Tumben datang awal hari ini, Dion?"

Dion: "Biasa, Ben."

Benny: (Celingak-celinguk) "Itu pengharum ruangan belum datang?"

Dion: "Siapa?"

Benny: "Stella."

Dion: "Gak kelihatan dari tadi. Kenapa panggilnya pengharum ruangan?"

Benny: "Stella itu kan merk pengharum ruangan. Masa gak tahu? Sering muncul juga di iklan TV."

Dion: "Gak tahu. Aku gak nonton TV."

Benny: "Ya udah deh gak usah dibahas. Ngomong-ngomong sudah sarapan belum?"

Dion: "Sudah. Aku baru dari kantin."

Benny: "Oh. Bagus deh."

Stella masuk ke dalam kelas setelah bel tanda masuk berbunyi.

...🔸🔸🔸...

Waktu istirahat di kantin. Dion sedang duduk sendiri sambil menikmati semangkuk mie instan. Tiba-tiba Stella duduk di depannya sambil membawa sepiring nasi goreng. Dion menatapnya dengan bingung. Stella langsung melemparkan senyum kepadanya.

Stella: "Gak ganggu kan aku duduk di sini?"

Dion: "Enggak."

Dion kembali menyantap mie-nya. Begitu juga dengan Stella yang menyantap nasi gorengnya. Penjaga kantin datang membawakan dua botol teh kemasan kepada Stella. Stella memberikan sebotol kepada Dion.

Stella: "Untukmu."

Dion: "Eh, gak usah. Aku bawa minuman sendiri."

Stella: "Gak apa-apa. Aku sudah beli dua. Ambil saja!"

Dion diam sejenak menanggapi Stella yang masih tersenyum manis padanya.

Dion: "Kalau begitu terima kasih."

Stella: "Gak perlu sungkan."

Sebelumnya Stella diam-diam melihat ke tempat duduk Dion. Dan sengaja membeli minuman lebih karena tidak melihat ada minuman di meja Dion. Keduanya sama-sama diam sedangkan tangan sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulut. Stella menunggu Dion bertanya tentang salamnya kemarin. Namun Dion sama sekali tidak bersuara. Benny datang dan langsung duduk di samping Stella.

Stella: "Jangan dekat-dekat! Sana geser."

Benny: "Ih, kamu saja yang geser."

Stella: "Aku yang duluan duduk di sini tahu! Ganggu saja kamu."

Benny: "Dion, aku duduk di sini ganggu kalian berdua gak?"

Dion: "Enggak."

Benny: "Nah dengar tuh. Dion saja tidak merasa terganggu. Kamu malah yang sewot."

Stella: "Ish... Mulutmu itu pengen ku cakar-cakar rasanya."

Benny: "Mending dicipok lah. Nih, dengan senang hati aku." (Menunjuk bibirnya yang dibuat manyun)

Stella: "Amit-amit."

Terdengar suara tawa kecil Dion. Sontak Benny dan Stella menoleh kearahnya.

Benny: "Apa yang lucu?"

Dion: "Lihat kalian berdua lucu. Sepertinya kalian berdua cocok."

Stella: "What?? No way! Enggak pakai banget."

Benny: "Apalagi aku. Lebih enggak sekali. Kamu itu bukan tipeku, Stell."

Stella: "Ya bagus dong. Kamu juga bukan tipeku."

Benny: "Iya tahu. Tipemu pasti Dion kan?!"

Dion mengernyitkan dahi melihat ke arah Benny.

Stella: "Ish, apa-apaan sih itu mulut. Ih... Pengen banget ku sentil itu mulutmu.

Benny: "Iyain saja kenapa? Kan kamu kemarin titip salam buat Dion. Pura-pura lagi."

Dion tidak menanggapi ocehan kedua temannya itu. Ia berlagak pura-pura tidak dengar dan sibuk makan. Sedangkan Stella langsung dibuat mati kutu oleh Benny.

Mie dalam mangkok Dion telah habis. Dion meninggalkan Benny dan Stella di kantin dengan alasan hendak ke toilet. Setelah Dion pergi Stella langsung mengomeli Benny.

Stella: "Ish, nyebelin banget sih kamu, Ben. Gak usah to the point gitu kali. Buat aku malu saja."

Benny: "Kenapa mesti malu? Kan aku bicara sesuai kenyataannya. Kecuali aku ngarang cerita yang gak benar barulah boleh merasa malu."

Stella: "Memang susah kamu diajak ngomong."

Benny: "Kan kamu yang duluan ngajak aku ngomong. Sekarang kamu malah nyalahin aku."

Stella: "Ish..."

Stella benar-benar geram dibuat dongkol oleh Benny. Stella baru saja menghabiskan nasi gorengnya. Ia masih menunggu di kantin bersama Benny. Berharap Dion kembali lagi ke kantin. Namun percuma karena Dion tidak kembali ke sana.

Waktu sekolah telah selesai. Dion sedang membereskan buku-bukunya untuk dimasukkan kembali ke dalam tas. Stella melompat muncul di sampingnya.

Stella: "Dion, pulang sama-sama yuk!"

Dion: "Enggak, Stell. Aku masih mau ke perpustakaan. Kamu pulang duluan saja."

Dion selesai memasukkan semua bukunya dan langsung pergi meninggalkan Stella. Hal itu dilihat oleh Benny. Benny tertawa mengejek Stella.

Benny: "Hahaha... Kasihan ditolak."

Stella: "Diam gak!? Ku lempar sepatu nih!" (Mengangkat satu kaki berniat untuk melepas sepatu)

Benny langsung berlari meninggalkan kelas sambil tertawa. Stella pun meninggalkan kelas dengan wajah cemberut.

Di perpustakaan. Dion membaca buku yang dipinjamnya dengan serius. Ia benar-benar belajar dengan sungguh-sungguh. Ditambah suasana perpustakaan yang tenang membuat hati Dion merasa damai. Dion baru pulang ke rumah setelah hari telah sore.

...🔸🔸🔸...

Dion baru menginjakkan kaki di rumah. Tiba-tiba Maya muncul sambil berkacak pinggang.

Maya: "Baru pulang jam segini!? Gak sekalian nginap di sekolah?"

Dion tidak menanggapi.

Maya: "Heh, orang tua ngomong itu jawab! Apa kamu juga tuli?"

Dion: "Lagi banyak tugas, Ma."

Maya: "Gak ada alasan ya... Mau banyak atau gak tugas di sekolah, pekerjaan rumah itu tetap harus kamu kerjakan. Cepat sana masuk! Itu piring kotor dan lantai gak bisa nyuci dan bersihkan dirinya sendiri."

Dion tidak menjawab. Ia masuk ke dalam rumah menenteng tas sekolahnya. Sudah biasa baginya meski lelah sehabis pulang dari sekolah tetap harus melakukan pekerjaan rumah. Dion menenteng tasnya ke kamar untuk disimpan. Ia membuka pintu kamar, masuk ke dalam, dan meletakkan tasnya ke atas kursi. Ia duduk di atas tempat tidur sambil merentangkan kedua tangannya ke atas. Tubuhnya memang sudah merasa lelah. Namun ia belum bisa beristirahat. Ia menarik sebuah bingkai foto yang ia simpan di bawah bantal tidurnya. Dion terperanjat saat melihat bingkai itu telah kosong. Dion langsung berlari keluar dari kamar untuk mencari Maya.

^^^bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

Risa And My Husband

Risa And My Husband

Stella kamu titip salam buat Dion jangan jangan kamu cinta ke Dion

2024-09-15

0

Risa Sangat Happy

Risa Sangat Happy

Stella lain kali kamu jangan nitip salam ke teman Dion

2024-09-15

0

Risa Imuet

Risa Imuet

Stella buruan kamu katakan cinta ke Dion

2024-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!