Malam sudah berganti terang, teriak matahari masuk melewati celah jendela yang tinggi menjulang. Sontak hal itu membuat mata Siti merasa silau.
" ASTAGA!" Pekik Siti. Ia terkejut karena tidur bersama dengan kekasih, sejenak ia mengingat kalau ia sudah sah menjadi istri orang. Yang kedua membuat ia terkejut, bisa-bisa nya ia bangun kesiangan.
"Eunghh" Lenguh Josephine mendengar jeritan istrinya.
" Kamu kenapa sayang?" Tanya Josephine mengambil posisi duduk, dan mengucek-matanya.
" Gak papa, aku bangun kesiangan." Ucap Siti dengan malu.
" Tidak apa-apa. Lagian kita sedang di hotel, tidak ada yang perlu di urus dan di kerjakan. Hanya tinggal mandi saja," ucap Josephine dengan lembut.
Lalu Josephine mengecup bibir Siti dengan tiba-tiba.
" Astaga mas. Jantung ku mau copot," ucap Siti dengan semburat merah di wajah nya.
" Jangan dong! Ini akan menjadi kebiasaan baru buat kita. Setiap pagi harus ada yang nama nya kiss," pinta Josephine terkesan memaksa.
" Oke!"
Setelah mengucapnya, Siti berlari menuju kamar mandi. Jika ia di tatap begitu intens oleh suami nya, bisa-bisa wajah nya terbakar api yang berkobar.
*
" Sayang kita ke rumah dulu ya. Ada berkas penting yang harus aku ambil, setelah itu kita akan pindah ke rumah baru kita. Supaya tidak ada yang mengganggu mu, oh ya Minggu depan kita ke Swiss bulan madu sayang." Ucap Josephine dengan mengelus Surai istri nya.
" Aku takut jika harus bertemu dengan mamah. Aku takut di rendahkan lagi," ucap Siti dengan menunduk kan kepala nya.
" Do not be afraid dear. Selagi aku bersama mu, semua nya akan aman. Don't worry," Josephine berusaha menenangkan istri nya.
*
Setelah mendapat keberanian, akhirnya Siti mau ikut bersama suaminya.
" Mamah!" Panggil Josephine sedikit berteriak.
" Mamah di dapur!" Jawab nyonya Diana juga dengan sedikit berteriak.
Josephine mendatangi nya ke dapur, dengan Siti yang setia berada di belakang suami nya.
" Ada apa? Kamu sudah sarapan?" Tanya nyonya Diana.
" Aku sudah sarapan mah. Aku hanya akan mengambil berkas penting ku, oh ya mulai sekarang Josephine akan pindah ke rumah baru Josephine bersama istri Josephine. Jose akan sering mengunjungi mamah," beritahu Josephine.
Sontak hal itu membuat hati nyonya Diana seperti di remas, ia akan menjalani kehidupan di rumah ini dengan sendirinya.
" Jose. what if mom misses you?" Tanya nyonya Diana dengan wajah memelas.
" Jose akan sering berkunjung mah. Lagian mamah tidak suka kan jika serumah dengan istri ku, jadi aku akan melindungi istri ku mah." Ucap Josephine.
" Tidak apa-apa kalau kita serumah. Mamah tidak lagi membenci istri mu nak, yakin lah. Mamah sayang kalian berdua," ucap nyonya Diana dengan kalimat penuh keyakinan.
Sementara Siti diam terpaku mendengar ucapan mertua nya, sebenarnya ia masih ragu dengan mertua nya. Ia sudah tahu betul bagaimana watak mertua nya.
" Akan menjadi bahan pertimbangan." Putus Josephine, yang sebetulnya ia juga sedikit ragu dengan ucapan mamah nya.
Lalu Josephine membawa Siti memasuki kamar nya, sementara nyonya Diana menatap penuh kebencian kepada Siti. Sebab hanya karna nya anak nya bisa berubah seperti itu, namun sepersekian detik akhirnya senyum licik mengembang di wajah nyonya Diana. Bagi siapapun yang melihat nya, akan bergidik ngeri.
*
Segala urusan telah di selesaikan Josephine di mansion nya, ia pun berpamitan pulang ke rumah baru yang ia belikan untuk nya dan istri nya.
" Sayang ini rumah kita. Kita akan menjalani kehidupan yang indah di rumah ini," ucap Josephine dengan senyuman yang mengembang.
Siti hanya tersenyum saja menanggapi nya.
" Yasudah kamu istirahat dulu yah. Jangan terlalu capek, ingat ada benih ku di sini sayang, aku akan ke kantor sebentar. Ada sedikit masalah yang akan aku urus, tidak apa-apa kan kalau aku tinggal sebentar?" Tanya Josephine meyakinkan. Dengan tangan yang setia mengusap-usap, perut rata Siti.
" Tidak apa-apa. Aku juga sedikit lelah, biar aku tidur saja. Kamu hati-hati ya mas," peringat Siti kepada suaminya.
" Baik lah sayang!" Sebelum Josephine benar-benar pergi, ia mengecup singkat kening dan bibir istrinya sebentar.
Sepeninggalan Josephine. Siti langsung menuju kamar mereka yang di tunjukkan oleh Arumi, asisten yang akan menjadi orang kepercayaan Siti dan Josephine nanti nya.
" Ini kamar nyonya dan tuan. Jika nyonya membutuhkan sesuatu, panggilkan saja saya nyonya." Ucap Arumi sebelum meninggal Siti.
" Baik terimakasih bi," senyum Siti kepada Arumi.
Sepanjang perjalanan menuju dapur, Arumi berusaha memutar otak nya.
" Nyonya itu. Siti anak mendiang Mbak suryati gak yah? Aduh.... Aku takut bertanya secara langsung, takut itu adalah privasi. Aku sadar posisi ku," batin bik Arumi dengan menggigit ujung kuku nya.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
ziear
jangan bilang suryati itu mantan art Diana? dan yg membuat tidak setuju apakah sudah mengetahui hal ini?
wow... bener ga ya?🤔
2024-07-10
0