BAB 8.

" ARGHHHH!" Josephine tersulut emosi, lalu pergi meninggalkan kontrakan Siti.

*

          Setibanya di apartemen, Josephine langsung menghubungi Siti. Puluhan kali tak kunjung di angkat, ia tak menyerah. Akhirnya membuahkan hasil.

" Ada apa menghubungi ku? Aku tidak penting," sentak Siti dari seberang.

" Besok kita menikah. Aku tidak menerima penolakan!"Ucap Josephine dengan tegas.

" Tolong jangan egois!" Ucap Siti dari seberang.

" Aku tidak menerima penolakan. Tidur lah, pagi sekali aku akan menyuruh orang menjemput mu." Pinta Josephine.

       Siti langsung memutuskan sambungan telfon.

" Mamah. Aku mau nikah besok!" Ucap Josephine menghubungi nyonya Diana.

" Apa kau bermimpi nak? Dengan Claudya kah? Tapi dia tidak memberitahu mamah, kami berdua sedang bersama malam ini." Jawab nyonya Diana dari seberang.

" Dengan Siti!" Jawab Josephine.

" Mamah tidak setuju, Claudya ada di sini. menikah lah dengan nya, mamah akan menyetujui nya." Ucap nyonya Diana.

" Aku tidak menerima persetujuan mamah! Pokok nya aku akan menikah besok." Tuntut Josephine.

        Ia langsung memutus sambungan telfon. Lalu kembali menghubungi Irwan untuk menyuruh orang nya, melakukan segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara besok.

*

         Sementara nyonya Diana sudah mulai tersulut emosi, ketika mendengar kabar yang di beritahukan anak semata wayangnya itu.

" Tante harus sabar. Mungkin Josephine sudah menemukan cinta nya, Tante jangan memaksakan nya. Untuk apa Tante memaksa nya bersama ku, kalau dia tidak cinta kepada ku?" Ucap Claudya dengan lembut, siapa sangka di belakang ia memiliki niat yang terselubung.

" Tante tidak setuju jika Josephine menikah dengan perempuan murah*n itu! Tante tidak suka, Josephine juga tidak memikirkan kehormatan nya." Ucap nyonya Diana dengan tersulut emosi.

" Sabar aja Tante. Aku sudah mengenal perempuan itu, bahkan ia menampar ku pagi tadi. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, aku hanya bertegur sapa dengan Josephine. Tak hanya menampar, ia juga menjambak ku. Entah salah apa yang ku perbuat kepadanya." Ucap Claudya dengan sengaja melebih-lebihkan.

" Perempuan tidak tahu diri! Bagaimana kalau kita menghancurkan acara nya?" Ucap nyonya Diana dengan senyum penuh seringai.

" Tante kok seperti itu?" Ucap Claudya pura-pura tidak setuju, namun ia sudah tertawa puas dalam hati.

" Pokok nya Tante butuh bantuan mu! Tenang saja sayang, Jose hanya akan menjadi milik mu! Tidak rela rasanya memiliki menantu jelek dan miskin!" Ucap nyonya Diana dengan senyum penuh seringai.

" Baik Tante! Kau memudahkan jalan ku, untuk menghancurkan semua nya!" Batin Claudya dengan senyum penuh kemenangan.

*

           Sementara di lain tempat, rasanya Josephine sangat berat untuk mengangkat sambungan telfon dari mamah nya. Jika ia menerima bentuk cacian, atau penolakan. Rasanya ia tidak butuh, bagaimana pun itu ia akan tetap melaksanakan acara nya yang terhitung tinggal beberapa jam lagi.

       Namun konsentrasi nya terganggu, sebab ponsel nya yang selalu berbunyi. Hingga tak ada pilihan lain lagi, akhirnya ia menggeser tombol hijau dengan perasaan malas.

" Ada apa mah?" Tanya Josephine dengan nada lesu.

" share lock lokasi nya, mamah mau hadir di acara pernikahan kalian nanti. Aku sudah menyiapkan kado pernikahan kalian." Ucap nyonya Diana dengan tiba-tiba.

          Tentu hal itu menimbulkan rasa khawatir, dan tak percaya juga rasa takut menjadi satu.

" Jika mamah ingin membuat kerusuhan, tidak perlu datang!" Ucap Josephine dengan blak-blakan.

" Kenapa kau berfikiran buruk nak. Mamah memiliki niat baik, mamah ingin menghadiri acara pernikahan kalian dengan baik-baik. Tapi kamu menaruh curiga kepada mamah," ucap nyonya Diana dengan suara yang di buat-buat lemas, supaya ia terlihat sakit hati atas tuduhan anak nya.

" Baiklah. Akan ku kirim kan, tapi mamah harus ingat! Jangan membuat kerusuhan. Ini adalah acara bahagia ku," kembali Josephine berucap dengan perasaan yang sedikit was-was, akan kehadiran sang mamah.

" Oke. percaya lah kepada mamah!" Ucap nyonya Diana dengan nada kelembutan, namun hal yang tak di sadari Josephine di balik suara yang sangat lembut itu. Nyonya Diana nampak menyeringai dengan perasaan tak sabaran, akan melanjutkan aksi nya nanti bersama dengan perempuan yang di idamkan menjadi calon menantu nya.

Panggilan terputus, begitu juga Josephine langsung mengirimkan alamat tempat di gelar acara resepsi pernikahan nya. Dengan perasaan yang was-was.

" Perhatikan pergerakan mamah. Beliau akan hadir hari ini," perintah Josephine kepada Irwan.

" Baik bos!"

*

Josephine sudah bersiap dengan jas yang terbalut di tubuh kekar nya, jantungan sudah deg-degan sebentar lagi akan mengucapkan ijab qobul di depan orang-orang dan mengucapkan janji cinta nya.

Begitu juga dengan Siti yang sudah di rias sedemikian rupa, dengan MUA terkenal. Dengan balutan gaun berwarna putih, serta perhiasan mahal yang melekat di tubuh nya. Menambah kesal elegan, dan glamor.

.

Para tamu hadiran sudah tiba, juga dengan penghulu. Mereka hanya mengundang kerabat dekat dan teman sewaktu sekolah. Di gelar dengan tidak sederhana, juga tidak dengan mewah. Sesuai dengan permintaan mempelai wanita, yang tidak dapat di tolak oleh mempelai laki-laki.

Rasanya Josephine tidak rela dengan gaun yang pas-pasan di tubuh Siti, yang memperlihatkan kemolekan tubuh nya. Menjadi bahan pertontonan para laki-laki, itu hanya akan menjadi milik nya! Namun ia tidak dapat berbuat lebih.

Josephine dan Siti sudah duduk bersama, di sertai dengan senyuman yang mengembang. Di balik senyuman yang mengembang itu, ada dua insan wanita yang menatap penuh kebencian kepada mempelai wanita. Siapa lagi kalau bukan nyonya Diana, dan Claudya.

" Baik. apa kedua mempelai sudah siap?" Tanya pak penghulu terlebih dahulu, sebelum akan membacakan ijab qobul.

" Sudah pak!" Ucap keduanya dengan serempak.

" Saya nikah kan dan kawin kan engkau, Josephine Danuarta dengan Siti Badriah Pradipta. Dengan seperangkat alat sholat, dan satu unit rumah, dengan uang tunai sebesar 1 milyar."

" Saya terima nikah dan kawin nya, Siti Badriah Pradipta. Dengan seperangkat alat sholat, satu unit rumah, dengan uang tunai sebesar 1 milyar di bayar tunai!"

" Bagaimana para saksi?"

" SAH!"

" Alhamdulillah!"

Keduanya sudah sah menjadi pasangan suami istri.

Degh

Bagai di sambar petir, nyonya Diana sedang kalang kabut. Setelah mendengar marga yang tersemat di nama Siti, rasanya tak sanggup baginya untuk berdiri kokoh. Ia memilih pergi dari sana dengan pandangan kosong, tak lagi berniat menjalankan susunan rencana yang sudah di planning oleh nya dan Claudya semalaman.

Tentu hal itu menimbulkan banyak pertanyaan dan rasa kecewa, Claudya terhadap Diana yang pergi begitu saja. Claudya pun memilih menyusul Diana, dari pada ia harus mempertontonkan Josephine dan Siti. Hal itu akan membuat hati nya memanas, terbakar api cemburu yang membara.

...****************...

Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!