" Bertanya lah," ucap nyonya Diana, tanpa menaruh curiga sedikit pun walaupun melihat tatapan anak nya yang sangat tajam.
" Apa yang mamah bicarakan kepada Siti semalam?" Tanya Josephine dengan nada naik satu oktaf.
" Perempuan itu lagi! Sangat tidak berguna, tau nya hanya mengadu saja. Bodoh sekali kamu, mau-mau saja di susah kan oleh nya. Lihat pekerjaan mu jadi terganggu! Hanya karena nya," oceh nyonya Diana.
" Jawab pertanyaan ku!" Ucap Josephine dengan nada ketus.
" Mamah menyuruhnya menjauhi mu, apa salah nya? Bahkan mamah menawarkan uang, tapi sok menolak. Bukan orang kaya tapi banyak tingkah," ucap nyonya Diana dengan enteng nya.
" Enteng sekali mamah berbicara. Mamah jahat, mau seluruh harta warisan yang mamah punya mamah tawarkan, dia tidak akan terima. Karna apa? Karna ia mau hidup sederhana tapi bahagia, bukan hidup mewah tapi tak ada kehangatan di keluarga itu!" Ucap Josephine, menyadarkan mamah nya. " Dan satu lagi. Aku tidak akan pulang ke mansion beberapa hari, aku akan menginap di apartemen ku. Aku kecewa melihat mamah yang seperti ini!" Sentak Josephine lalu mengambil langkah cepat, menuju pintu keluar dari mansion yang sangat besar ini.
*
Sepeninggalan Josephine dari mansion yang besar itu, ia langsung menuju apartemen yang sudah lama ia beli. Di sini lah ia sering membawa Siti, menghabiskan waktu berdua. Berhubung tempat ini di sediakan dengan perabotan serta lainnya, yang lengkap.
" Irwan. Bagaimana hari ini?" Tanya Josephine dengan ponsel yang melekat di kuping nya.
" Aman bos. Ya cuman gue gak tau kalau di situ aman atau gak," jawab Irwan.
" Aman." Jawab Josephine dengan singkat.
" Bukan masalah calon bini, tapi hama sebentar lagi mendarat." Ucap Irwan dengan tidak enak hati.
" Maksud?" Bingung Josephine.
" Claudya akan tiba di indonesia. Seminggu ini dia berada di Swiss, sesuai dengan informasi yang ku temukan. Ia sangat merindukan Tante Diana, katanya." Ucap irwan, dengan merubah logat bicaranya di akhir kata.
" Aku tak memikirkan nya. Sekarang kau urus dengan baik, malam ini kalian berangkat. Awasi pergerakan nya," ucap Josephine mengakhiri kata.
" Baik bos!"
Sambungan telfon terputus, kembali Josephine memikirkan Siti yang entah sedang melakukan hal apa.
Kring... Kring.... Kring....
Lagi-lagi ponsel Josephine berbunyi, tanda ada yang menghubungi nya.
" Halo?" Tanya Josephine, sebab nomor yang menghubungi nya nomor baru.
" Maaf mengganggu waktu nya tuan, saya Toni yang tuan kerahkan untuk mengawasi Siti. Untuk hari ini dia masuk bekerja, padahal sebelumnya udah tuan izin kan tapi ia tetap masuk." Beritahu seseorang yang berada di seberang.
" Oke. Terimakasih," ucap Josephine, langsung memutuskan sambungan telfon nya.
*
Sesuai dengan informasi yang di dapat, kini Josephine melakukan perjalanan menuju tempat kerja Siti.
" Josephine?" Ucap seseorang yang terkaget melihat kehadiran Josephine.
Josephine tak menjawab, ia hanya memandangi dari atas sampai bawah. Ternyata benar info yang di berikan Irwan, hama sudah tiba.
" Kamu ngapain di sini? Irwan dimana? Kamu kok sendiri?" Tanya perempuan itu sok perhatian kepada Josephine.
" Bukan urusan mu!" Ucap Josephine dengan tegas.
Di saat Josephine ingin mengambil langkah pergi, tiba-tiba ada seorang office girl yang tak melihat jalan dan menjatuhkan nampan yang sedang di bawa nya. Claudya menghindar sehingga ia ingin terjatuh, ia langsung meraih pergelangan tangan Josephine bergelayut indah di lengan kekar itu.
Mereka sempat terdiam, pandangan Josephine terjatuh ke wajah tirus milik Claudya.
PLAK!
Suasana menjadi tegang, ketika Claudya mendapat tamparan maut di pipi tirus putih milik nya. Sehingga meninggalkan bekas, berwarna merah.
" Babe."
Ya pelakunya adalah Siti, mata nya memanas melihat pemandangan buruk seperti ini. Langkah Awal nya ingin ke loby untuk menjemput makanan yang ia pesan dari online, namun tak sengaja ia melihat pemandangan seperti ini.
" Heh! Berani-beraninya kau menamparku. Kau tidak mengenal ku siapa hah?!" Sentak Claudya yang sudah tersulut emosi.
" Aku tidak mengenal mu, dan tak ingin mengenal mu. Kau sudah kurang aj*r, berlaku seperti itu kepada milik orang! Ingat aku tidak memandang kasta, kau punya etika aku segan, begitu lah sebaliknya!" Jawab Siti dengan tegas.
" Babe. Sudah!" Ucap Josephine dengan nada meninggi satu oktaf.
" Jose? Yakin kau punya pacar berpenampilan miskin seperti ini? Sangat tidak sesuai dengan mu, apa kata Tante Diana nanti nya. Hahaha sungguh tak bisa di pungkiri, dia masih kalah jauh dengan ku." Ledek Claudya dengan bangga nya.
" Kau tak punya hak merendahkan ku!" Bentak Siti.
" Sudah! Babe jangan bikin ribut lagi, dia pendatang dari negeri lain mungkin sudah begitu manusia nya. Kau jangan meladeni nya, jika tidak ingin ribut. Kau bekerja di sini, berlaku lah selayak nya. Kalian berdua sungguh tidak malu, jadi tontonan orang!" Lerai Josephine yang terkesan membela Claudya, sehingga hal itu mengundang amarah bagi Siti.
" Baik tuan! Selamat datang di perusahaan tempat saya bekerja, maaf telah mengusik anda juga dengan perempuan anda!" Ucap Siti dengan tekanan.
Siti berlalu dengan amarah yang bergemuruh, meninggalkan mereka berdua. Para staf yang lain juga, segera bubar takut dengan tatapan yang Josephine lemparkan.
Siti menunggu, namun tak kunjung di susul oleh Josephine. Justru hal ini membuat nya semakin emosi, sumpah serapah selalu ia lemparkan kepada Josephine.
.
.
.
Hingga malam sudah tiba, Siti tak kunjung mendapat pesan maupun telfon dari Josephine. Hati nya semakin sakit mendapat perlakuan seperti itu, di depan semua orang Josephine malah membela perempuan itu di banding diri nya.
Tok... Tok... Tok...
Terpaksa sumpah serapah yang ia ucapkan tadi harus berhenti, sebab ada orang yang bertamu.
" Ada ap," ucap Siti terpotong, melihat kedatangan Josephine.
" Selamat malam babe." Ucap Josephine dengan tersenyum riang.
" Ada apa tuan datang ke sini, ini bukan lah tempat yang sesuai dengan anda. Orang kaya tidak cocok mendatangi kontrakan jelek seperti ini, pergilah bersama wanita anda yang setara dengan anda!" Ucap Siti dengan ketus.
" Babe. Maafin aku yah, dia pendatang jadi belum tau bagaimana keadaan di sini." Ucap Josephine lembut memberi pengertian.
" Oh, saya tidak haus akan penjelasan. Dari sikap anda sudah terlihat, anda lebih mementingkan orang lain dari pada saya. Anda membelanya di tempat saya bekerja? Anda lebih mementingkan dia? Lantas siapakah aku? Apa arti ku bagi mu? Kau pikir enak di perlakukan seperti itu? Berpikir lah dengan baik. Pergi lah kejar wanita itu, aku tidak mau di perlakukan terus seperti ini. Jangan lagi kembali kepada ku!" Ucap Siti yang kembali tersulut emosi, ia langsung menutup pintu dan memasuki kamar nya. meninggalkan Josephine di luar.
...****************...
Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments