Tiga Minggu berlalu, sesudah mereka melakukan kewajiban seorang suami istri. Walaupun belum sah, namun kedekatan kedua nya semakin menjadi. Josephine yang semakin posesif terhadap Siti, Siti sangat senang mendapat perlakuan seperti itu. Ada jaminan bahwa Josephine tidak meninggalkan nya, setelah merenggut mahkota nya.
" Babe ada apa dengan ku? Akhir-akhir ini aku tidak suka dengan nasi. Bahkan satu harian ini satu butir nasi gak ada masuk ke perut ku. Bau nya sangat menyengat. Juga aku selalu muntah," adu Josephine kepada Siti, dengan posisi bersandar di pundak Siti.
" Why? Apa kamu gak lapar?" Tanya Siti, yang juga menyadari sikap Josephine akhir-akhir ini sangat aneh.
" Lapar. Babe makan mangga muda yok!" Ajak Josephine dengan mata berbinar.
" Ya Allah. Tumben-tumbenan kamu mau makan seperti itu," kaget Siti mendengar permintaan Josephine.
" Ayo lah babe! Aku pengen sekali," mohon Josephine, layak nya anak kecil.
" Yaudah. Ayo," Siti menyetujui dengan wajah linglung.
Kedua nya memasuki mobil sedan hitam milik Josephine. Sedari tadi Josephine sangat gembira, seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru dari ibu nya.
" Akhirnya sampe!" Ucap Josephine dengan riang, setelah mereka berdua tiba di sebuah toko buah.
Keduanya memasuki toko tersebut, lalu Josephine mulai memilih berbagai macam buah. Terutama mangga muda.
" Babe. Sini-sini, lihat deh ini gede kayak punya kamu!" Kekeh Josephine, menunjukkan buah pepaya yang berbentuk bulat.
PLAK
" Sakit babe!" Ringis Josephine, ketika mendapat geplakan dari Siti.
" Siapa suruh nyebelin. Cepat pilih aku gak suka di tempat ramai," ucap Siti.
" Oke deh," Josephine menurut saja.
Setelah di rasa buah sudah cukup, baru lah mereka berdua pulang dan membayar terlebih dahulu.
Tujuan mereka adalah kontrakan milik Siti, Siti menolak ketika di ajak oleh Josephin ke rumah nya. Bukan maksud tersendiri menolak, namun ia menjaga mamah Josephine yang tidak nyaman dengan kedatangan nya.
" Babe. Potongin dong, terus buatkan bumbu rujak nya." pinta Josephine.
" Oke. Kamu tunggu di sini aja, tuh ada cemilan." Tunjuk Siti ke arah rak yang berisi berbagai macam cemilan.
" Siap bos!"
Siti segera membawa segala perbuahan ke dapur, lalu ia sudah mulai sibuk membuatkan rujak. Tak hanya itu, ia juga membuat kan salad buah. Sebab buah yang di beli tadi sangat banyak, sayang nanti kalau busuk pikir nya.
" Siap..." Seru Siti, mendatangi ruang tamu sembari menenteng rujak dan salad buah.
" Astaga udah tidur rupanya," ucap Siti dengan pelan, supaya tidak mengganggu tidur nya.
Segera di letakkan nya mangkok yang ia bawa, baru lah ia mengambil kan selimut dan menyelimuti tubuh Josephine. Siti memperdekat wajah nya ke wajah Josephine, lalu di pandanginya wajah tampan milik pacar nya.
Setelah puas memandangi wajah tampan sang pujaan hati, lalu Siti mulai mengambil sikap berdiri. Tanpa di sadari.....
" Aduh!" Kaget Siti, ketika Josephine menarik wajah nya dan menempelkan bi bir kedua nya.
Josephine memperdalam ciu man tersebut, Siti tak bisa memberontak karna ia juga menikmati ciu man itu.
" Kamu tidur di sini, sebentar." Ucap Josephine kepada Siti.
Siti segera mengambil posisi berbaring di samping Josephine, lalu keduanya berpelukan saling melepas penat masing-masing.
*
Tak terasa hari sudah semakin malam, sudah banyak waktu mereka habiskan bersama. Saling bercanda, menjahili, bercerita. Nyaman dengan keadaan seperti ini, Josephine akhirnya memilih pulang. Sebenarnya berat rasanya untuk pergi meninggalkan kontrakan yang terbilang kecil bagi Josephine sendiri, sebab jika di sini ia merasa sangat nyaman. Jika di mansion nya yang besar itu, sepi hanya para pembantu lah yang ada di sana. Ia juga selalu di sibukkan dengan pekerjaan.
Josephine juga harus mengerti Siti, supaya tidak mengganggu waktu istirahat. Akhirnya Josephine berpamitan pulang, walau dengan berat hati.
*
Tiga bulan berlalu, Josephine merasa tersiksa karna tubuh nya yang tidak bisa menerima nasi. Bahkan mencium wangi parfum mahal yang sering ia gunakan, juga harus muntah mencium nya. Sikap nya yang selalu manja kepada Siti, dan juga pagi hari selalu menghadapi drama muntah.
Kejadian itu, tak lepas dari penglihatan nyonya Diana alias mamah Josephine.
" Ada apa dengan mu nak?" Tanya nyonya Diana kepada Josephine, ketika mereka melakukan sarapan bersama.
" Aku tidak tahu mah, tiga bulan terakhir ini aku selalu mengalami seperti ini. Bahkan mencium wangi apapun aku tidak sanggup, rasa nya di dalam perut ku seperti ada yang mengganjal." Beritahu Josephine kepada mamah nya.
" Kok aneh? Kamu udah ke dokter?" Tanya nyonya Diana lagi.
" Aku udah nyuruh Ilham kemari. Namun ia tak mengetahui penyebab nya," beritahu Josephine lagi.
" Setau mamah, itu adalah ciri-ciri orang yang hamil." Ucap nyonya Diana, sembari mengingat-ingat ucapan dokter ketika hamil Josephine dulu.
" Hah?" Bingung Josephine.
Tanpa berlama-lama, Josephine segera membuka aplikasi gogle. Lalu ia mencari tentang kehamilan, serta mengapa dia yang merasakan seperti itu. Gak mungkin kan, jika dia yang hamil?
Seketika mata Josephine terbelalak melihat info yang tertera di sana, ternyata benar jika suami bisa mengalami kehamilan simpatik.
Tanpa menunggu lama, ia segera bangkit dari duduk nya. Berniat ingin menemui sang kekasih, dan ingin memastikan apakah ini adalah kabar gembira bagi mereka?
" Kamu mau kemana?" Teriak nyonya Diana, ketika melihat Josephine yang tiba-tiba berlari.
" Jose keluar bentar mah!" Jawab Josephine dengan posisi masih berlari.
*
" Aku mau bertemu dengan Siti!" Ucap Josephine setelah ia sampai aula, berbicara dengan seorang resepsionis yang berada di perusahaan Siti.
" Baik tuan! Akan segera saya panggilkan," ucap resepsionis.
Josephine sangat di segani di perusahaan ini, sebab ia juga sering bekerja sama dengan perusahaan ini. Ia juga pernah menyuntikkan dana, ketika perusahaan ini hampir mengalami bangkrut dulu. Jadi bukan hal yang sulit, untuk ia bertemu dengan Siti jika ia mau.
" Ada apa?" Tanya Siti yang sudah keluar dari ruangan nya, tak lupa juga sudah menuruni beberapa lantai.
" Ada yang ingin aku bicarakan babe," jawab Josephine dengan senyuman nya.
" Kamu kebiasaan, ini masih jam kerja ku. Aku tidak bisa seenak nya pergi begitu saja," peringat Siti kepada Josephine.
" Ngapain kamu pusing? Kamu lupa siapa aku?" Tanya Josephine yang tidak suka dengan ucapan Siti barusan.
" Iya aku tau kamu siapa. Tapi kalau gini terus aku juga gak enak sama Meraka, masa iya Meraka terus yang ngerjain pekerjaan ku. Aku gak enak sama Meraka," Siti sedikit tak suka dengan Josephine yang selalu mengandalkan kekuasaan nya, tak memikirkan bagaimana teman kerja Siti yang mendapatkan kerja tambahan.
Seketika wajah Josephine murung.
" Yasudah ayo kita keluar, " dan ujung-ujungnya Siti lah yang selalu mengalah.
" Sudah kamu kerja saja. Biar aku pulang," ucap Josephine.
" Sudah ayo keluar. Jangan marah seperti itu," Siti membujuk Josephine.
" Ayok!" Josephine akhirnya kembali menyetujui.
...****************...
Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments