BAB 4.

                Josephine dan Siti keluar dari perusahaan itu, tak lupa Siti meminta izin kepada resepsionis tadi sebelum mereka pergi meninggalkan.

" Kita mau kemana?" Tanya Siti ketika Meraka sudah berada di mobil.

              Tak ada jawaban, Siti mengamati wajah Josephine.

" Udah sayang. Kamu jangan ngambek," bujuk Siti dengan menyenderkan kepala nya di pundak Josephine.

" Hmmm." Hanya deheman saja yang keluar dari mulut Josephine.

" Sayang. Maafin aku ya, aku bukan bermaksud menyindir kamu. Tapi aku gak mau kalau kamu hanya mengandalkan kekuasaan mu saja sayang, tanpa sepengetahuan kita teman di sekitar kita ada yang merasa di rugikan." Siti memberi sedikit pengertian kepada Josephine.

" Iya babe. Maafin aku ya," Josephine kembali meminta maaf.

" Iya. Jangan di ulangi lagi ya!" Ucap Siti tersenyum, lalu ia mengecup pipi Josephine. Hal itu malah membuat Josephine tersenyum simpul.

               Josephine memarkirkan mobil nya di rumah sakit, Budi mulia.

" Sayang... Siapa yang sakit?" Tanya Siti dengan nada bingung.

" Gak ada yang sakit babe, mari masuk!" Sedari tadi Josephine hanya tersenyum saja, hal itu mengundang beberapa tanda tanya di benak Siti.

              Josephine lah yang menuntun jalan, Siti semakin bingung ketika ia di bawa ke poli kandungan.

" Ayo masuk babe!" Seru Josephine kepada Siti.

" Sebentar. Kenapa kita ke sini? Siapa yang hamil?" Tanya Siti dengan linglung.

" Udah ayok. Biar sama-sama tahu," pungkas Josephine.

               Akhirnya Siti hanya mengekor di belakang, seperti anak bebek yang mengikuti induk nya.

" Selamat siang dok." Sapa Josephine kepada dokter yang ada di ruangan itu. Berhubung mereka sudah akrab, siapa yang tak mengetahui Josephine di kota Jakarta ini.

" Siang tuan Josephine." Senyum dokter tersebut, sembari melemparkan senyuman nya.

" Dok. Tolong cek kondisi istri saya, tiga minggu terakhir ini saya muntah-muntah terus dan tak bisa mencium bau nasi bahkan parfum yang sering saya gunakan pun saya tak bisa. Bawaan nya selalu muntah dok, saya mencari tahu di internet kalau morning sicknees bisa di hadapi oleh suami." Josephine memberitahukan semua keluhan nya.

" Wah... Saya baru tahu kalau tuan Josephine sudah menikah," kaget dokter tersebut, yang tak mengetahui kabar ini.

             Jangan tanyakan dengan Siti, ia sudah sangat kebingungan saat ini. Ia bukan orang yang bodoh, tidak mengetahui arah pembicaraan ini.

" Baik silahkan nyonya. Biar saya periksa," dokter memberi instruksi kepada Siti, supaya berbaring di atas branker.

             Siti hanya mengikuti saja, tanpa ada bantahan. Sementara dokter melakukan USG, terlebih dahulu dokter membaluri sedikit salep di perut Siti. Lalu menempelkan sebuah alat di atas perut Siti, nampak terlihat jelas di layar komputer dua buah bentuk janin yang belum terbentuk dengan jelas.

" Selamat ya tuan, nyonya. Kehamilan anda sudah memasuki Minggu ke tiga bisa di lihat di layar komputer nampak dua buah janin yang belum terbentuk dengan utuh." Beritahu dokter dengan senyuman yang terpancar di wajah nya.

" Apa dok? Istri saya mengandung kembar?" Tanya Josephine dengan antusias.

" Benar tuan." Jawab dokter lagi.

" Babe! Lihat sebentar lagi kita bakalan punya anak kembar. Aku gak nyangka babe!" Dengan antusias nya Josephine memberitahu.

" B-benaran sayang?" Siti pun tak kalah antusias nya, bahkan ia sampai menganga. Tak lupa cairan bening menetap di pipih halus nya.

" Iya babe!"

               Saking bahagianya, Josephine langsung mencium seluruh wajah Siti.

*

             Josephine dan Siti sudah pergi meninggalkan rumah sakit, setelah mendapatkan resep pereda mual terlebih dahulu.

" Babe. Karna kamu udah mengandung anak ku, aku akan memberikan kamu hadiah!" Ucap Josephine dengan antusias, ketika Meraka sudah berada di mobil.

" Tidak usah sayang, aku hanya hamil. Kecuali kalau melahirkan atau sebagainya," tolak Siti dengan halus.

" No problem. Jangan membantah babe! Ingat aku tidak suka itu," lirik Josephine kepada Siti.

" Baiklah!" Jawab Siti dengan memutar bola matanya.

*

              Josephine dan Siti tiba di sebuah boutique terkenal, yang tentunya brand ambassador nya bukan lah sembarang orang. Beserta desainer yang bukan abal-abal.

" Selamat datang tuan Josephine!" Sapa resepsionis ketika melihat kedatangan Josephine beserta Siti.

            Josephine hanya melemparkan senyuman nya, tanda membalas sapaan itu.

" Sayang biasakan menjawab. Jangan hanya mengandalkan senyuman saja," protes Siti pada Josephine.

" Sudah lah babe. Dengan cara begitu aku terlihat cool dan dermawan," jawab Josephine dengan enteng.

" Hallah! Cool dari Jonggol. Orang kamu nya suka jail begitu," protes Siti tak terima dengan ucapan sang kekasih.

" Itu hanya untuk mu babe!" Jawab Josephine dengan mengedipkan sebelah mata nya.

               Keduanya langsung menuju lantai atas, mereka langsung melihat gaun serta perhiasan yang sudah tersedia. Josephine sudah mempersiapkan nya tadi, berhubungan ia memiliki banyak akses untuk menghubungi direktur boutique ini. Jadi bukan lah hal yang sulit untuk nya.

" Silahkan bumil ku yang cantik. Lihat gaun ini pasti sangat cantik kau kenakan," senyum Josephine kepada Siti, memberi isyarat untuk Siti mencobanya.

" Ini terlalu mewah. Pilih yang biasa-biasa saja, terlalu mahal." Siti merasa tidak pantas, mendapat barang yang mahal seperti ini.

" Ini tak seberapa dengan uang yang ku punya sayang." Bangga Josephine.

                  Tanpa membantah, Siti langsung menuju ruang ganti lalu mengenakan gaun yang terlah di sediakan.

" Bagaimana sayang?" Tanya Siti menampilkan dirinya dengan balutan gaun itu, jujur saja ia tidak terlalu suka sebab gaun ini terlalu mewah dan glamor.

" Wow.... Pilihan ku tidak akan pernah meleset sayang!" Josephine terkagum melihat kecantikan sang kekasih, sembari bertepuk tangan.

" Silahkan bungkus!" Ucap Josephine kepada karyawan boutique ini.

" Baik tuan!"

*

Setelah mereka selesai melakukan transaksi pembayaran. Keduanya berjalan meninggalkan bangunan ini, rencananya mereka akan menuju rumah Josephine. Dengan tujuan, ingin memberitahukan kabar kehamilan Siti.

" Mamah!" Suara Josephine menggema di bangunan mewah itu.

" Ada apa sayang? Kenapa harus berteriak," kesal nyonya Diana, mendengar anak nya yang sangat hobi berteriak di kiranya ini hutan rimba apa?!

" Kenapa perempuan ini berada di sini?!" Tanya nyonya Diana dengan nada tak suka, ketika menyadari kehadiran Siti. Ia memandang Siti dengan sinis dari atas hingga bawah.

Mendapat perlakuan seperti itu, Siti merasa risih dengan tatapan itu. Ia hanya bisa menunduk kan kepalanya.

" Kenapa mamah selalu berbicara ketus kepada nya? Kenapa mamah tidak suka dengan nya. Dia itu wanita baik mah, bahkan dia sedang mengandung anak ku mah!" Dengan tak sabaran Josephine memberitahukan. Berharap setelah mengetahui hal ini, sang mamah bisa sedikit bersikap lebih lembut terhadap kekasih nya.

" Apa?!" Nyonya Diana sangat shock mendengar akan ini.

" Kenapa mamah tidak senang? Bukan kah selama ini mamah ingin menimang cucu dari ku? Sekarang aku memberi tahu mamah malah seperti ini," protes Josephine.

Ia menyadari bahwa semua ini akan terduga, namun ia memberi tahukan kehamilan ini berharap sang mamah bisa menuangkan kasih sayang. Sebab menurutnya, mamah nya juga pernah merasakan hamil dan segala rasa sakit yang di rasakan. Berharap Meraka bisa menjadi akrab, dan lebih banyak komunikasi.

" Dasar perempuan murahan!" Nyonya Diana menatap nyalang ke arah Siti, dengan mengambil langkah ingin menjambak perempuan itu.

...****************...

Halo guyss, jangan lupa jempolnya ya. maaf kalau banyak typo, aku butuh dukungan kalian semua, aku hanya penulis yang menuangkan haluan ku. Bagi yang suka mari lanjutkan keseruan ceritanya, bagi yang tidak suka tidak apa-apa boleh di skip. Timaaciiiiii❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!