Bab 16 - Bersembunyi di Lubang Semut Pun

Jakarta Selatan

Zacky sibuk menatap layar ponsel sementara mobil yang cukup mewah itu telah melaju ke Kota Raya Jakarta. Kantor perusahaan yang dikelola oleh Tuan Muda CEO berada di bagian selatan daripada administratif kota.

PT. Baskara Foresting bergerak di bidang distribusi peralatan perkakas dan mesin-mesin berat untuk pertambangan dan pembukaan hutan. Perusahaan itu tergabung dalam Cleantech Inc. Group yang dikepalai oleh Pak Darmawan. Pemegang saham terbesar dalam persekutuan bisnis yaitu sebesar 35%.

Boleh dikatakan bahwa Pak Darmawan adalah pemilik sesungguhnya dari perusahaan-perusahaan Cleantech Inc. Group.

"Pak Jajang ini sudah lewat 1,5 jam kenapa tidak lewat trotoar? katanya kita ingin ke kantor," tanya Zacky keheranan mengapa mereka melewati jalan biasa.

"Hoho perlombaan badmintonnya masih belum mulai nak. Santai saja," jawab Jajang mereka sedikit terjebak dalam kemacetan.

"Tahu saja kalian ... ya tidak apa meskipun masih kurang paham jalan permainan itu," jawab Zacky, ekspresinya mulai ceria.

Zacky sedikit menyukai olahraga bulu tangkis karena saat Mawar masih menjadi pacarnya, gadis itu berseri-seri saat menceritakan permainan atau tokoh-tokoh badminton yang berjasa dalam dunia bulu tangkis.

"Anda kenapa tiba-tiba senyum sendiri, sudah tidak ya sabar ingin bertemu ceu Mita?" ucap Sebastian menyadarkan Zacky dari lamunannya.

"Itu kau, mungkin Nadya dan Emoy ada di sana."

"Fuh ... kesal juga nomorku tiba-tiba diblokir mereka berdua. Nomor Ceuceu Mita pun diblok-- ... sebentar, radius 500 meter aman Pak Anwar. Ganti," ucap Sebastian, mengangkat walkie talkie miliknya.

Jauh di belakang, sepeda motor berukuran besar selalu mengikuti arah laju mobil. Pengendara motor itu adalah Anwar dan satu pengawal lain yang diboncengnya. Mereka dipersenjatai oleh senjata tajam apabila terjadi sesuatu.

Tidak terkecuali dengan Nanang dan Sebastian. Masing-masing dari mereka menyembunyikan senjata di dalam saku.

"Harus banyak bersabar ketika menghadapi perempuan Tuan Muda apalagi kalau masih geulis. Memang sifat mereka seperti itu," sahut Jajang.

"Kalau itu aku hafal Paman," ucap Zacky setelahnya terdiam tidak ingin berbicara lebih banyak di hadapan Jajang.

Mita yang terjebak oleh kemacetan, baru memarkirkan motor tuanya di Arena. Pengetahuannya awam mengenai olahraga bulu tangkis, gadis itu tidak terlalu meminati cabang olahraga manapun.

Penonton di dalam Arena tampak agak sepi. Kejuaraan yang tengah berlangsung saat ini untuk memperebutkan Open Tingkat Kabupaten.

Tung!

Rally yang sedang berlangsung di atas gelanggang semakin sengit. Kedua pemain putri saling mencari celah untuk menutup rally dengan kemenangan.

Mita yang merasa sedikit penasaran memandang ke arah gelanggang. "Permisi nyai (panggilan untuk perempuan yang lebih muda dalam bahasa Sunda) bolehkah aku duduk?" tanya Maya kepada gadis SMA di sebelahnya.

"Boleh," balas gadis itu. Dalam benaknya dia heran karena orang ini terlalu sopan.

"Aduh di mana Tuan Muda dan Ayi Sebastian?" gumam Maya merasa gugup.

"Ceuceu orang Sunda ya, sama kita salam kenal. Aku Karamoy sering dipanggil Emoy. Ini sudah semifinal, di atas gelanggang itu Nadya sedang bertanding. Ceu asalnya dari mana?"

"Eh ... bisa diulangi a--aku tadi ...."

Tang!

Pandangan mereka berdua langsung beralih pada smash keras dari Nadya setelah meloncat tinggi. Akan tetapi tidak lama kemudian lawannya itu dapat membalikan keadaan. Dia mengalami kekalahan di round pertama.

Mita merasa kagum dan sedikit iri dengan tinggi badan Nadya. Dibandingkan dengan pemain putri itu, tingginya hanya 159 cm, terlalu kurus dan kurang berisi. Apabila bukan karena wajahnya yang tampak keibuan, Karamoy dan Nadya mungkin akan disangka Ceuceunya apabila ketiganya berdiri saling bersanding.

"Hoho kalian datang menengok juga, kami terlambat tidak? apa nama akun media sosial Mawar. Bersembunyi di lubang semut pun aku pasti menemukannya. Teknologi sudah maju Emoy," ujar Zacky.

Tung!

Nadya memulai permainan dengan memberi servis. Zacky dan Sebastian mengambil tempat duduk mereka.

"Bravo gelanggang daripada Arena, pertandingan badminton. Tidak terlalu ramai Pak Jajang," ucap Sebastian melaporkan situasi berkala pada Jajang yang sedang menunggu di mobil.

"Jangan lengah tetap awas roger," dari suara Jajang, dia sedang menghisap rokok.

"Hihi mengaku paling canggih tapi melakukan trace pada nomor ponsel saja tidak bisa. Pakaian apa itu lusuh sekali, kau lebih mirip gelandangan setelah keluar dari klub malam." ejek Emoy, dia berjanji pada temannya itu untuk tutup mulut.

"Jangan mengalihkan topik Emoy, apa nama akun Mawar?"

"Akunnya di buat privasi, percuma akunmu tidak akan dikonfirmasi. Seperti tidak ada gadis lain saja. Lebih baik kau lup--," Emoy terdiam saat Zacky mengeluarkan 10 lembar uang berwarna merah dari dalam saku kecil baju santainya.

"Hey Zacky, ah maksudku Tuan apa kau yakin ingin memberikannya 1 juta untuk hal sepele itu?" Mita keheranan.

"Apa yang tidak demi Mawar ceu. Uang ini apa masih kurang? akan aku transfer bahkan 10 juta pun," Zacky menatap Emoy dengan tajam.

"Baik astaga! iya aku terima uangnya." bentak Emoy merasa risih karena dipaksa.

"Ehem!" Sebastian yang diam dari tadi tiba-tiba berdehem keras. Tidak ada pilihan lain bagi Emoy selain menerima uang itu.

"Ini pasti idemu Bastian," gumam Emoy.

"Cepat Emoy, pesanmu belum masuk di ponselku."

"Huh rusuhnya sabar sedikit kenapa. Ini akun media sosial Mawar." Dia mengirimkan pesan pada Zacky.

"Mawarku pindah ke mana?"

"Hoh ... mana aku tahu. Kan sudah kuberitahu, cari saja di akun media sosialnya. Sudah ya kalau bukan karena menunggu Nadya saja," ucap Emoy pergi mencari barisan tempat duduk lain.

"Keterlaluan padahal uang susah dicari," ketus Mita. Gadis itu paling tidak tahan kalau ada seseorang yang bermain-main dengan uang.

"Tidak apa Ceuceu, hey kalian berdua lihat ini. Besar ...," ucap Zacky melihat foto profil akun Mawar.

"Tuan Zacky tolong jangan bahas hal-hal seperti itu," balas Sebastian. Saat wajah Mita mendekat, pemuda itu tersipu malu.

"Memang besar kan? kalau seperti papan seluncur di pantai-pantai ti-- oh iya aku ingin ... ceu Mita, tugas khususmu cari tahu tentang Mawar dari akun ini sebanyak-banyaknya. Teman barunya siapa, semua aku ingin tahu."

Mita mengangguk-angguk, Sebastian ikut senang melihat senyuman kecil dalam ekspresi wajah Zacky telah kembali.

"Nadya sedikit lagi!" Emoy tetap optimis Nadya dapat menang.

"Benar perunggu saja," ucap Nadya terpikir untuk merubah permainan meskipun poinnya tertinggal jauh.

Sut!

Gadis itu tidak lagi mengandalkan smash dan pukulan keras. Dia melakukan serbuan netting dan pukulan ringan untuk mengecoh lawannya.

"Terima kasih padamu juga Mawar!" sahut Nadya setelah memenangi round kedua.

"Nadya maaf ya," ucap Emoy dengan mata sedikit merah.

"Pasti si Zacky itu ya? aku melihatnya sudah duduk bersama penjilat kakinya setelah akhir round pertama tadi," dengusnya.

"Benar aku sampai terpaksa memberitahunya tempat Mawar. Aku takut pengawalnya banyak."

"Memangnya dia mau mengejarnya sampai Palembang haha. Anak orang kaya itu manja semua."

"Sungguhan tidak apa-apa?"

"Karena itu untuk apa meminta maaf dari setiap hal-hal kecil. Emoy medali emas akan menjadi milikku." Nadya tidak ingin memikirkan hal di luar badminton dan memaksimalkan waktu istirahatnya.

Setelah mendapat perlawanan sangat sengit dari lawannya, Nadya dapat unggul dengan perolehan skor 21-10, 19-21, 23-25. Pada putaran yang selanjutnya, gadis itu harus rela menelan kekalahannya.

Para semifinalis dan finalis berdiri di atas podium. Panitia acara menaiki panggung dan memberikan hasil performa mereka. Zacky segera menghampiri Nadya yang mengenakan medali perak. Keduanya pergi menjauh saat dia datang.

"Pukul 10 malam, jangan mengantuk dulu nak ganti." Anwar mengucapkan dari walkie talkie miliknya.

"Obat kantuk yang jelas khasiatnya itu minum banyak kopi. Jangan lupa hisap dua bungkus rokok respon," balas Jajang.

"Hehe tidak dulu Paman, aku tidak melakukannya charlie."

"Pertandingan tadi lumayan seru juga. Setelah membelikan pengawalku makan, kita pulang ke rumah."

Rasa terpendam di dalam diri Zacky semakin menggebu-gebu melihat kualitas watak teman-teman Mawar yang setia. Malam ini, pemuda itu dapat tidur nyenyak dengan mudah. Bersembunyi di lubang semut pun, keberadaan Mawar pasti akan diketahui olehnya.

—>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!