Dirumah sakit Reza mencari keberadaan Rania, namun tak kunjung ia temui wanita itu.
Sudah berkali kali juga Reza menghubungi Rania, namun nomor Rania masih saja tidak aktif.
Reza menjadi khawatir bahkan sangat khawatir, terlebih saat ini Reza benar benar membutuhkan Rania.
" Sayang kamu dimana sih ? " kata Reza dengan khawatir
Saat Reza tengah menghubungi Rania yang kesekian kali, seorang perawat menghampiri dirinya.
" Bagaimana Dok ? " tanya perawat tersebut
" Lakukan saja " jawab Reza dengan tegas
Reza kembali menyimpan ponselnya, ia langsung pergi keruangan bersama dengan perawat yang menghampiri dirinya.
...
Brian yang sudah selesai mandi langsung menghampiri Rania, ia berlutut dihadapan Rania yang tengah duduk di sofa.
" A..aku mandi dulu Brian " ucap Rania dengan gugup
Rania pun bangun dari Sofanya, namun tangah Brian dengan cepat menarik Rania hingga kini Rania berada didalam pelukan Brian.
" Aku sudah tidak sabar Rania, kita mulai sekarang saja " kata Brian sambil berbisik
Brian membalikkan tubuh Rania, ia langsung menarik wajah Rania dan mendaratkan ciuman di bibir Rania.
Karena terlena dengan ciuman yang Brian berikan, Rania pun memejamkan matanya dan membuka sedikit bibirnya agar Brian bisa jauh dari sekarang.
Tangan Brian mulai melepaskan satu persatu kancing kemeja yang Rania gunakan, begitu cepat dan lihai Brian lakukan hingga tak butuh waktu lama bagian atas pun tak tertutup sehelai apapun.
" Semakin besar Rania " ucap Brian disela sela ciuman mereka, tangan Brian memegang kedua benda kenyal itu
" Mmhh " Rania mengelengguuh ketika tangan Brian menyentuh
Tanpa melepaskan ciumannya, Brian mengangkat Rania dan membawanya kedalam kamar Brian.
Brian langsung merebahkan tubuh Rania diatas ranjang besar itu, dan masih belum melepaskan ciumannya.
Tangan Brian kembali melepas jeans yang Rania gunakan, hingga akhirnya kini tak ada sehelai apapun yang menutupi Rania.
Ciuman Brian mulai turun kebagian bagian lainnya, Brian benar benar melakukan dengan lembut.
Brian memang berbeda dengan kliennya, dimana Brian sangat lembut memperlakukan dirinya.
" Ahh Briaann " tangan Rania sedikit menarik rambut Brian saat Brian mulai memasukan Boba kedalam mulutnya
Terkadang tanpa Rania sadari, sesekali ia menekan kepala Brian agar terus melakukan hal itu.
" Kamu suka sayang ? " tanya Brian saat melihat ekspresi wajah Rania
Rania tak menjawab, ia hanya memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Ia tak mau jika Brian menjadi besar kepala, dan ia tak mau jika terlihat lemah di hadapan Brian.
Brian semakin turun kebawah, kini ia sudah berada bagaian milik Rania. Brian langsung melebarkan kaki mulus Rania, dan mulai memainkan daerah sana.
" Ahhh " desahan keluar dari mulut Rania, tangannya juga terus menekan kepala Brian agar tidak berhenti
Brian merasa senang karena ia berhasil menaklukkan Rania, ia pun terus memainkan daerah sensitifnya itu.
" Brian ahh " Rania mulai memanggil nama laki laki itu
Brian tau jika Rania akan sampai, dengan sengaja Brian berhenti.
" Kenapa ? " tanya Rania dengan wajahnya sedikit kecewa
" Mulut kamu bis menolak aku Rania, tapi berbeda dengan tubuh kamu " kata Brian dengan senang
Rania diam ia merasa malu sekaligus marah kepada dirinya sendiri.
" Jadi mau di lanjutin atau engga sayang ? " bisik Brian
" Terserah " jawab Rania singkat tanpa menoleh kearah Brian
" Kenapa terserah? Hmm " ucap Brian sambil memasukan jarinya
" Mhhh " Rani menggit bibir bawahnya
" Enak Sayang ? " Brian terus memainkan dengan cepat
" Aarrgghhh " Susah payah Rania menahannya, namun ia pun akhirnya mengeluarkannya
Tangan Brian sudah basah karena cairan milik Rania, tanpa menunggu lama ia langsung melepas handuk yang masih menempel pada tubuhnya.
" Aku juga ingin Rania " kata Brian sambil memainkan miliknya
" Ingin apa Brian ? " tanya Rania dengan gugup
" Pakai ini dulu sebagai pemanasan " Brian mengusap bibir Rania
" Ayo sayang " Brian menarik Rania agar memposisikan dirinya duduk
Dengan ragu ragu Rania pun mulai melakukan apa yang Brian inginkan, dan Rania langsung melahap kedalam mulutnya.
" Ahh terus Rania, kamu memang pintar sayang " puji Brian
Mendengar pujian seperti itu membuat Rania larut, ia terus memainkan dengan mulut dan juga tangannya.
" Iya sayang begitu enak ahh terus " kata Brian sambil memegangi kepala Rania
" Ahh Rania sayang terus, ini terlalu nikmat sayang. " ucap Brian sambil memejamkan matanya
Dan benar saja tak lama cairan putih itu keluar ditangan Rania.
" Aku cuci tangan dulu " kata Rania sambil bangun
Saat Rania tengah mencuci tangan, Brian menghampiri Rania dan memeluk dari belakang.
" Aku ga sabar sayang, ayolah cepat " kata Brian
Brian langsung menggendong Rania, ia pun merebahkan tubuh Rania.
Karen ia merasa sudah tak sabar, dengan segera benda tumpul itu masuk kedalam milik Rania.
" Ahhh Brian " desahan kembali keluar dari mulut Rania
Brian langsung menggoyangkan tubuhnya, akhirnya ia pun berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan.
Dan tanpa Rania ketahui, Brian juga sudah menyiapkan alat untuk merekam adegan mereka.
Rania terus menggeliat, ia juga menikmati yang Brian lakukan kepada dirinya.
Mereka terus melakukan dengan berganti ganti gaya, Brian hanya ingin saat ini hanya dirinya yang ada di pikiran Rania.
Tubuh mereka sudah basah karena cucuran keringat, kasur yang semula rapih kini sudah berantakan dan basah karena cairan mereka.
" Ahh Brian aku cape ahh " kata Rania setelah beberapa ronde
" Ga boleh sayang, aku masih menginginkan " kata Brian
Hingga setelah beberapa permainan berlalu, keduanya pun mengakhiri karena kelelahan.
Jam sudah menunjukkan pukul hampir 3 pagi, mereka tak sadar sudah melakukan selama itu.
" Aku harus kerumah sakit Brian, aku gamau Reza curiga " kata Rania kepada Brian yang sedang mengatur nafasnya
" Kenapa harus buru buru sih sayang, kita masih bisa menikmati lagi. Aku masih menginginkannya sayang " kata Brian sambil memejamkan matanya
" Gabisa Brian, aku harus pergi " kata Rania mencoba bangun
Baru Rania hendak bangun, tangan Brian langsung menarik tubuh Rania dan kembali menindihnya.
" Ahh Brian aku cape Brian " ucap Rania menolak
Namun Brian tak menggubris ucapan Rania, ia tetap ingin melampiaskan rasa nafsunya malam itu.
..
Karena lelahnya permainan mereka, Rania tertidur pulas setelahnya. Saat ia bangun betapa terkejutnya melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, dengan segera mungkin Rania bangun dan membersihkan tubuhnya.
" Buru buru banget sih " kata Brian yang juga ikut terbangun
" Aku harus kerumah sakit " jawab Rania
Brian pun memposisikan dirinya duduk, sementara Rania ia sudah menghilang masuk kedalam kamar mandi
Brian merasa senang dengan rencananya yang sudah berhasil, ia juga tak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan Rania seutuhnya.
.
.
Brian mengantar Rania kembali kerumah sakit, awalnya Rania menolak karena takut Reza tau. Tapi Brian terus memaksa Rania, dengan alasan jika nanti pasti Madam Sonia akan menemui dirinya.
Sepanjang jalan Rania merasa gelisah, entah kenapa ia merasa tidak enak kepada Reza dan adiknya.
Begitu sampai di depan rumah sakit, Rania segera turun dari mobil Brian. Ia sengaja turun disana agar tak ada yang curiga, dengan segera mungkin Rania pergi menemui sang adik
Dengan langkah yang cepat, Rania bergegas menemui sang adik. Namun begitu Rania membuka pintu ruangan adiknya, disana nampak kosong ia tak menemukan adiknya disana.
" Ko kosong ? " ucap Rania sendiri
" Kamu kemana Rania ? " ucap seseorang yang baru saja masuk kedalam kamar sang Adik
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments