Rania menunduk malu saat ini, ia juga bisa menebak jika Dr. Reza menyesal menyukai dirinya dan mungkin setelah ini Dr. Reza akan menjauhi dirinya
" Untuk apa kamu bekerja seperti itu Rania ? " tanya sang dokter yang masih tak percaya
" Semua saya lakukan hanya untuk Cici, saya tau mungkin dokter mikir saya bodoh atau apapun tapi saya tidak punya pilihan lain "
Rania terkejut begitu tangan lembut sang dokter meraih tangannya, perlahan Rania mengangkat wajahnya dan memberanikan dirinya menatap Dr. Reza.
" Berhenti dari sana Ran, aku akan membantu kamu menyelesaikan semuanya " ucap sang dokter dengan lembut
Rania seperti mimpi mendengar ucapan dari Dr. Reza, ia mengira sang dokter akan pergi dan mungkin menjauh dari dirinya.
" Tapi saya ga pantes, saya bener bener udah kotor " kata Rania yang kini airmata nya sudah mengalir membasahi wajahnya
" Rania semua orang punya kesempatan untuk berubah, begitu juga dengan kamu. Saya tidak ingin menilai kamu dari satu sisi, saya tau mungkin yang kamu lakukan memang salah. Tapi saya juga tau pengorbanan kamu untuk adik kamu Rani, berhenti dari pekerjaan itu Rania. " kata sang Dokter membuat Rania tak berhenti menangis
" Saya akan membantu kamu, saya juga sudah menganggap Cici adik saya sendiri Rania. Kamu mau kan hadapi semuanya bersama dengan saya ? " Dr. Reza menghapus air mata Rania yang mengalir diwajahnya
Rania mengangguk, sejujurnya ia juga nyaman bersama dengan Dr. Reza. Mungkin Rania juga memiliki perasaan yang sama dengan sang dokter, namun karena Rania yang merasa dirinya kotor selalu berpikir jika ia tak pantas untuk siapapun.
" Jangan sedih lagi yah, kalau ada apa apa kamu bisa berbagi semuanya dengan aku. Aku menyayangimu Rania " tutur sang dokter dengan lembut
" Aku juga menyayangimu dokter Reza " kata Rania
" Gausah pakai dokter, sekarang aku pacar kamu "
" Iyah Reza " kata Rania sambil mencoba untuk tersenyum
Reyhan yang dari jauh melihat semuanya merasa kesal, ia mengepal keras tangannya melihat Rania bersama dengan Reza.
" Sial, ga bisa dibiarkan ' kata Reyhan dengan kesal
..
Selesai dari kantin Dr. Reza kembali ke ruangannya, begitu juga dengan Rania yang kembali menemui sang adik.
Rania masih tak percaya jika kini ia dan Dr. Reza menjalani hubungan, rasanya ia sangat bahagia sekarang.
Begitu Rania tengah duduk di kursi sebelah ranjang sang adik, ia melihat adiknya yang terbangun dan menatap dirinya.
" Loh kamu ko bangun sayang " kata Rania dengan halus
" Haus kak " jawab Cici
" Yaudah ayo minum dulu, Kaka bantu " kata Rania dengan lemon
Rania pun membantu sang adik untuk minum, setelah itu Cici kembali merebahkan tubuhnya.
" Ka, tadi dokter Reza ngasih hadiah buat Cici ' ucap sang adik dengan suara khasnya
" Oyah ? Hadiah apa sayang ? " tanya Rania penasaran
Cici mengambil sesuatu dari bawah bantalnya, ia menunjukkan sebuah gelang cantik dengan banyak aksesoris.
" Wah cantik banget " kata Rania sambil tersenyum bahagia
" Dr. Reza baik banget kak, sepertinya dokter Reza bisa jadi pacar ka Rania "
" Anak kecil yaa udah mikir pacar pacaran, udah pokonya kamu harus mikirin kesembuhan kamu dulu sayang "
" Dokter Reza juga pernah bilang katanya dia sayang sama ka Rania, ka Rania sayang ga sama dokter Reza ? "
" Sayang ko, apalagi dia udah baik mau ngerawat adik kaka yang cantik "
" Nah karena ka Rania dan Dokter Reza saling sayang, udah pacaran aja "
" Ish kamu yaah, udah tidur lagi masih malam tau " kata Rania dan Cici mengangguk
Cici kembali memejamkan matanya, dan Rania hanya tersenyum melihat raut wajah adiknya yang bahagia.
Karena merasa dirinya belum mengantuk, Rania pun memutuskan untuk keluar sekedar berjalan jalan di koridor rumah sakit
Saat Rania tengah berjalan jalan sendiri, ia melihat Reyhan dan Dr. Reza tengah berbicara berdua. Seketika Rania merasa takut jika Reyhan mengatakan mengenai dirinya, namun saat Rania ingin pergi Dr. Reza yang melihat Rania pun langsung memanggil.
Rania diam mematung begitu Dr. Reza memanggil dirinya, kini tak hanya sekedar memanggil dokter itu menghampiri dirinya.
" Kamu dari mana ? " tanya Dr. Reza
" A..aku abis jalan jalan Aja, soalnya belum ngantuk dan kalau duduk terus pegel " jawab Rania sedikit gugup
Saat Rania dan Dr. Reza tengah berbicara, Reyhan pun ikut menghampiri keduanya.
" Gue pulang dulu ya Bang " kata Reyhan sembari melirik kearah Rania
" Iya, hati hati " ucap Dr. Reza dan Reyhan pun pergi
Rania enggan menatap atau melirik Reyhan, sebab ia tau pasti Reyhan memiliki rencana busuk sekarang.
" Maaf ya aku ganggu kamu sama adik kamu " kata Rania dengan rasa tak enak
" Engga apa apa, lagian dia kesini cuma mau ambil obat punya papah "
" Yaudah kamu kerja lagi sana, ga enak kalau di liat dokter atau perawat lain "
" Iyah, besok pagi selesai aku jaga kita sarapan bareng yah. Aku gamau Nerima penolakan "
" Iyah aku mau " Rania mengangguk
" Yaudah kamu istirahat gih, jangan begadang atau tidur terlalu malam ya sayang "
" Iyah, kamu juga semangat yah "
Rania merasa ada banyak kupu kupu di perutnya, ia masih tak percaya jika kini ia dan dokter tampan itu memiliki hubungan.
Rania kembali ke kamar sang adik dengan raut wajahnya yang bahagia, rasanya Rania ingin cepat besok pagi agar bisa kembali bertemu dengan sang kekasih.
Dr. Reza masih harus berjaga malam ini, seharunya memang ia tak harus melakukan hal ini. Namun entah kenapa ia lebih senang menghabiskan waktunya dirumah sakit dibandingkan dirumahnya.
Tiba tiba ia mendengar suara ketukan dari luar pintu, dan tak lama pintu pun terbuka.
" Gue kira ga diruangan Lo " ucap Andri yang baru saja masuk kedalam ruangannya
" Kenapa ? Lo kangen sama gue " celetuk Reza kepada sahabatnya itu
" Najis banget gue kangen sama lo, lagi kesel gue sama pacar gue Za "
" Kenapa ? Berantem lagi ? "
" Ya gimana yah, abis gue kesel aja Za. Dia banyak alesan Za setiap gue minta jatah, tapi giliran gue bilang gue mau jajan ga dikasih "
" Ya lagian ngapain coba lo kayak gitu, ngancem kayak anak kecil "
" Ya gimana Za, orang tiap Deket dia punya gue bangun. "
" Ya Lo tahan lah, lagian emang harus setiap ketemu kayak gitu "
" Harus Za harus biar makin erat, Lo sih belum cobain. Makanya Za cepetan tembak dia, abis tembak perasaan tembak di dalem deh beuh enak Za sumpah "
" Dasar gila Lo Ndri " Reza tertawa dan sambil menggelengkan kepalanya
" Gue serius gila, udah sih lu jadian aja. Tinggal bilang kalau lo suka sama dia, terus mau ga jadi pacar lo. Kalau kata gue sih dia juga suka sama Lo " ucap Andri sambil memainkan pulpen milik Reza
" Udah " kata Reza singkat
" Udah apaan nih ? Udah nyantain perasaan Lo ? "
" Iyah " Reza mengangguk
" Terus gimana ? Diterima ga ? "
" Diterima, gue udah jadian sama dia "
" Nah gitu dong, cocok daah " Kata Andri dengan semangat
" Tinggal nembak di dalem Za, beuh rasain Za enak banget. " kata Andri sambil wajahnya membayangkan
" Gatau ah, ajaran lo sesat " ucap sang dokter
" Yee ko sesat sih, ya seenggaknya ciuman dulu sama pegang pegang lah Za biar ga kaku amat " Andri terus menggoda Reza
" Sana sana keluar mending, gue mau tidur aja ngantuk "
" Hahaha mau mimpi basah lo yah, mau bayangin sama Rania. Ughh Za, enak Za " kata Andri sambil tertawa dan melangkah keluar dari ruangan Reza
Reza hanya menggelengkan kepalanya, walaupun Andri seperti itu tapi Andri adalah satu satunya sahabat Reza sejak dulu.
Tiba tiba Reza pun terpikirkan Rania, apakah selama berhubungan dengan laki laki Rania memiliki perasaan kepada laki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments