BAB 16

Setelah selesai pertemuan dengan keluarga Reza, Reza pun kembali mengantar Rania dan sang adik untuk kembali kerumah sakit.

Jujur Reza merasa tidak enak dengan sikap adik dan kakanya, Reza juga berharap jika semua rencananya berjalan dengan baik sesuai keinginannya.

Setelah Cici beristirahat diruangannya, Reza yang saat itu tengah libur memilih untuk menemani sang kekasih.

Kini mereka tengah berada di kantin rumah sakit, mereka memesan beberapa makanan dan minuman untuk menemani mereka berbicara.

" Maaf yah Rania, maaf kalau tadi bikin kamu ga nyaman " kata Reza dengan rasa bersalah

" Engga apa apa Za, aku ngerti aku paham " jawab Rania dengan tenang dan lembut kepada kekasihnya itu

" Pokoknya kamu ga perlu khawatir ya Ran, aku akan secepatnya nikahin kamu. Aku ga akan lakukan apapun, kamu ga perlu khawatir" ucap Reza sambil mengusap punggung tangan kekasihnya itu

" Iyah Za, yaudah kamu pulang dulu gih istirahat. " ucap Rania yang merasa kasian kepada Reza

" Iyah, yaudah aku pulang dulu. Kamu istirahat yang cukup yah " kata Reza dan Rania mengangguk

Reza memberikan kecupan di kening Rania sebelum pergi, setelah berpamitan sang dokter pun pergi pulang dan Rania kembali pergi menuju kamar sang adik.

**

Sesampainya dirumah Reza langsung menghampiri Brian yang tengah berada di dalam kamarnya.

" Bang, bisa ga sih gausah egois jadi orang " kata Reza yang masuk kedalam kamar begitu saja

" Egois ? Egois apa sih Za ? Karena gue gamau lo langkahin ? " ucap Reza sambil tersenyum sinis

" Bang, lo kan belum punya pasangan jadi please lah biarin gue duluan. Ya kalau emang lo mau duluan oke, tapi apa lo ada pasangan? "

Reza yang sejak tadi hanya menatap layar ponselnya pun mengangkat wajahnya dan menatap sang adik yang tengah berdiri.

" Ada " jawab Brian singkat

" Siapa ? Kenapa lo ga pernah bawa kerumah kalau emang ada ? " tanya Reza penasaran

" Lo mau tau siapa perempuan itu ? "

" Siapa ? "

" Rania..!! " ucap Brian dengan tegas

" Rania ? Maksud Lo apa bilang kayak gitu, gue kenal dia. Dan setau gue dia ga punya pasangan ko "

" Gue yang lebih dulu kenal sama dia Za, gue yang duluan punya perasaan sama dia. Tapi gue belum berhasil buat dapetin dia, dan setelah gue ketemu dia lagi Lo hadir gitu aja " ucap Brian membuat Reza bingung

" Tunggu, Lo bilang kenal Rania lebih dulu ? Gue kenal sama dia itu semenjak adiknya sakit Bang, dan lo tau adiknya itu sakit udah hampir 3 tahun. Dan selama tiga tahun juga gue punya perasaan sama Rania " jelas Reza

" Ya tapi Za lo gatau apa yang udah terjadi antara gue dan Rania " ucap Brian yang begitu saja

" Emang apa yang terjadi diantara kalian ? Kalian ngapain ? " Tanya Reza yang penasaran

Brian tak ingin mengatakan hal itu kepada Reza, walaupun sebenarnya mungkin jika Reza tau itu justru membuat Brian dapat memiliki Rania.

" Bukan urusan Lo, dah sana keluar gue mau istirahat " usir Brian

Dengan rasa kesal sekaligus penasaran akhirnya Reza memilih untuk keluar dari kamar Brian, walaupun ia masih memikirkan ucapan dari Brian itu.

**

Ditaman rumah sakit Rania yang tengah duduk sendiri sambil melamun, ia memikirkan kesehatan sang adik yang sampai sekarang belum ada perubahan.

" Jadi bener Lo sama Abang gue ada hubungan serius " ucap seseorang dari belakang

Rania yang mengenal suara itupun langsung menoleh kebelakang, dan betapa terkejutnya ia melihat Reyhan yang tengah berdiri disama.

" Mau apa lagi sih ? " tanya Rania dengan ketus

" Apa bedanya gue sama Bang Reza ? Gue bisa kasih apa yang lo mau Rania, bahkan gue juga bisa nanggung biaya pengobatan adik lo Rania "

Reyhan berjalan dan berdiri tepat dihadapan Rania, wanita itu semakin merasa risih dengan kehadiran Reyhan sekarang.

" Gue juga bisa ko Rey, ga perlu lo kayak gitu " ucap Rania

" Gimana ya jadinya kalau Bang Reza tau kita udah pernah tidur bareng, apa dia masih yakin mau Nerima Lo jadi istrinya? "

Rania yang kehilangan rasa sabarnya pun bangun, ia berdiri tepat dihadapan Reyhan saat ini.

" Lo ngancem gue ? Lo mau bilang ke Reyhan ? " kata Rania dengan tegas

" Gue ga ngancem, gue cuma ngomong gimana kalau Bang Reza tau kita pernah tidur bareng. Gue penasaran gimana reaksi dia setelah dia tau kalau pacarnya yang mau dinikahi itu tidur sama adiknya " kata Reyhan sambil tersenyum tipis

" Terus lo sendiri gimana rasanya kalau tau gue pernah tidur sama Brian, Abang lo sendiri " ucap Rania akhirnya kehilangan kesabarannya

" Lo sama Bang Brian ? " Reyhan terkejut

" Iyah, bahkan Brian lebih dulu daripada lo." jelas Rania

" Gila gila, dunia tuh sempit ya. Ya gue ga masalah, intinya gue ga bakal ngebiarin lo nikah sama Bang Reza. Lo harus jadi milik gue " tegas Reyhan

" Gue ga perduli Rey, lo mau ngomong apa mau apa. Kalau emang Reza ga milih gue ya yaudah, intinya gue juga gamau sama lo atau sama Brian " tegas Rania sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Reyhan sendiri

Dari jauh Reyhan melihat Reyhan dan Rania yang tengah berbincang, Reza sendiri penasaran dengan apa yang keduanya tengah bicarakan.

Rania pergi menuju kantin rumah sakit untuk membeli minuman, entah kenapa rasanya tenggorokannya kering usai berdebat dengan Reyhan.

Baru saja Rania meletakkan bokongnya di kursi, Reza menghampiri dirinya dan duduk dihadapan Rania.

" Kamu udah datang ? " tanya Rania kepada kekasihnya itu

" Sudah, kamu sudah makan ? " Reza berbalik bertanya

" Sudah, hmm Za aku boleh nanya ? "

" Boleh sayang, kamu mau nanya apa ? "

" Mengenai Cici, apa adik aku ga bisa sembuh Za ? " tanya Rania dengan harap

Reza meraih tangan sang kekasih, dengan lembut ia genggam untuk menguatkan kekasihnya itu.

" Rania, maaf banget. Untuk kasus adik kamu untuk bertahan hidup aja itu udah sulit sayang, dan pahitnya bisa aku katakan adik kamu bisa pergi kapan saja. Terlebih sekarang kondisinya yang semakin menurun, yang bisa kamu lakuin cuma ikhlas sekarang sayang " kata Reza dengan lembut

Air mata Rania mengalir begitu saja, mungkin egois jika ia meminta kepada Tuhan agar adiknya tetap bertahan dengan rasa sakit yang ia rasakan.

Benar yang Reza katakan, Rania hanya butuh rasa ikhlas yang luas untuk menerima kepergian sang adik nantinya.

" Za, jika nanti adik aku pergi. Aku mohon kamu jangan pergi yah, kalau kamu pergi aku gatau lagi Za harus kayak gimana dan aku rasa aku udah ga punya semangat hidup. Aku udah ga punya rumah buat aku pulang saat aku lelah, maaf jika aku menaruh harapan ini ke kamu "

Reza menghapus air mata yang mengalir diwajah Rania, dengan lembut ia mengusap pipi Rania.

" Aku akan selalu ada buat kamu Rani, aku akan jadi rumah saat kamu ingin pulang"

Rania tersenyum mendengar ucapan sang kekasih sekaligus dokter tampan itu, Rania berharap tak ada lagi orang yang meninggalkan dirinya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!