BAB 10

Rania kini tengah berada di kantin rumah sakit, ia memesan kopi susu untuk menemani dirinya.

Rania terus melamun setelah mendengar ucapan sang adik, Rania tau jika ia masih harus mencari biaya yang besar untuk kesembuhan adiknya.

Tiba tiba ponsel milik Rania berdering panggilan masuk, dengan segera Rania melihat siapa yang menghubungi dirinya.

" Madam " ucapannya melihat nama yang tertera di ponsel

[Rania : Ya Madam]

[Madam : Cantik, kamu sedang dimana sekarang sayang?]

[Rania : Dirumah sakit Madam, kenapa ?]

[Madam : Hmm jadi gini, ada yang hubungi madam katanya dia pengen banget sama kamu tapi sekarang]

[Rania : Harus sekarang banget Madam?]

[Madam : Iyah sayang, terus dia juga bilang mau kasih bayaran besar banget pasti kamu ga percaya]

[Rania : Berapa Madam ? ]

[Madam : 60 juta sayang, tapi ini agak beda]

[Rania : Beda gimana Madam ?]

[Madam : Dia perempuan, ya kamu paham kan maksud Madam]

Rania hening sejenak, disisi lain uang itu sangat sangat besar bagi Rania namun di sisi lain ia juga ia harus melakukan dengan sesama.

[Madam : Gimana sayang? katanya sih dia pasti ngasih komisi lebih setelah main. Kalau kamu setuju dia langsung TF uangnya]

[Rania : Yaudah Madam, Rania mau]

[Madam : Oke sayang, nanti madam share alamatnya ya]

Setelah itu panggilan terputus, Rania sudah benar benar pasrah dengan pekerjaannya. Karena yang Rania pikirkan, dengan cara inilah Rania bisa mendapatkan uang banyak dengan cepat.

Saat Rania hendak pergi, Dr. Reza yang saat itu tengah pergi ke kantin berpapasan dengan Rania.

" Siang Dok " ucap Rania dengan ramah

" Siang Rania, kamu mau pergi ? " kata sang Dokter

" Iyah ada urusan dok, saya titip adik saya yah dok " kata Rania dan Dr. Reza mengangguk

Rania pun segera pergi dari sana, sedangkan Dr. Reza ia masih berdiri melihat punggung Rania yang sudah mulai menjauh.

" Biasa aja bro liatinnya " ucap Andri sahabat Dr. Reza

" Ini juga biasa " kata Dr. Reza dengan santai

" Cantik dia, lo naksir ya sama dia ? Udah pacarin aja, bodynya juga aduhai " kata Andri membuat Dr. Reza menggelengkan kepalanya

Dr. Reza duduk sambil memegang minuman yang baru saja ia beli, begitu juga dengan Andri yang ikut duduk bersama sahabatnya itu.

" Dia Kaka dari pasien lo kan ? " ucap Dr. Andri dan Dr. Reza mengangguk

" Cantik juga Za, beuh bodynya mantap cuy " kata Dr. Andri membuat Dr. Reza menatapnya sinis

" Yaelah bercanda Za, tenang ga bakal gue ambil. Lagian gue juga punya tempat buat muasin gue ko " kata Dr. Andri

" Nikah Ndri, daripada main cewe. Lo kan dokter harusnya tau, Gonta ganti pasangan tuh bahaya " kata Dr. Reza dengan ketus

" Gue pake pengaman, dan sebelumnya gue suruh dia cek kesehatan dulu Za. Tapi gue sih Nemu tempat baru, katanya ada satu cewe yang cantik dan mantep. Lo gamai Za sekali sekali coba, biar ga kaget nanti " kata Dr. Andri dan Dr. Reza menggelengkan kepalanya

" Payah lo" ucap Dr. Andri dan Dr. Reza hanya tersenyum.

..

Rania sudah berdandan secantik mungkin, kini ia sudah diantar oleh supir menuju lokasi yang sudah di tentukan.

Rania nampak terkejut saat melihat rumah yang sangat mewah, Rania yang sudah sampai pun langsung disambut oleh penjaga disana.

" Silahkan masuk nona, Nona Tari sudah menunggu" kata salah satu pelayan

Rania diantar oleh pelayan lainnya, sebelum masuk Rania diberikan baju untuk ia ganti nantinya.

" Ini Nona silahkan di pakai " kata perempuan yang mengantarkan dirinya

Rania mengangguk, ia pun pergi untuk mengangganti pakaian yang sudah di siapkan.

Pakaian itu nampak sangat sexy di tubuh Rania, namun kali ini ia tak menampakkan di hadapan laki laki melainkan perempuan yang sama dengan dirinya.

Setelah siap Rania kembali diantar menuju kamar, dan begitu Rania masuk ia pun dihadapkan pemandangan yang indah dan mewah

" Hai sayang, akhirnya kamu datang juga " ucap seorang wanita menghampiri Rania

Rania terkejut karena perempuan itu sangat cantik, tubuhnya sexy bahkan Rania bisa bilang perempuan pun bisa jatuh cinta kepada dirinya.

" Maaf kalau saya lama " kata Rania gugup

" Ga apa apa sayang, ayo jangan berdiri aja " kata Tari sembari menarik tangan Rania

Rania duduk di sofa, sedangkan Tari ia menuangkan wine yang sudah ia siapkan sejak tadi.

" Makasih ya kamu sudah mau menerima saya " kata Tari sambil tersenyum senang

" Iyah sama sama, tapi kalau boleh aku tau kenapa kamu bisa seperti ini " Rania memberanikan dirinya bertanya

" Aku trauma dengan laki laki Rania, dari papah ku, abangku, mantan kekasihku mereka semua sama. Maka aku tidak percaya lagi dengan laki laki, dan kamu tau laki laki itu hanya menginginkan tubuh kita saja " ucap Tari yang kemudian meneguk wine

" Dulu aku normal sama seperti wanita pada umumnya, tapi setelah kekecewaan yang aku rasakan aku berpikir laki laki itu semua sama. " kata Tari kembali

Rania bisa melihat tatapan sakit hati setiap Tari berbicara, entah kenapa naluri perempuannya pun tersentuh mendengar cerita Tari.

" Aku ngerti, aku paham Tari. Aku tau dunia tidak adil, jangan bersedih yah " Rania mengusap lembut pipi Tari

Tari menoleh dengan tersenyum, entah kenapa Tari langsung merasa nyaman dengan Rania.

" Kita lakukan sekarang yah, tenang aku yang akan memimpin" ucap Tari dan Rania mengangguk

Tari mengajak Rania untuk naik keatas ranjangnya, Rania pun merebahkan tubuhnya dengan pasrah

Bibir Tari mulai menyentuh bibir Rania, rasanya aneh bagi Rania namun ia mencoba mengimbangi dan membiasakan.

Sungguh sensasi berbeda bagi Rania, ia justru menikmati permainan lidah tari. Ciuman itu mampu menaikkan libido Rania seketika.

Rania melepaskan pengait milik Tari, hingga kini terpampang jelas milik Tari yang bergantung bebas.

Tari tak mau kalah, ia pun juga melepaskan pengait milik Rania hingga terlepas.

" Besar Rania " kata Tari sembari memainkannya

" Uuggg Tari ahh " desah Rani

Tari memasukan Boba tersebut kedalam mulutnya , seperti bayi kehausan Tari terus melakukannya.

" Ahh Tari ahh " tubuh Rania terus bergerak

" Kamu suka sayang ? " kata Tari dan Rania mengangguk

Tangan Rania tak tinggal diam, ia melorotkan celana tipis itu hingga kini tubuh Rania tak tertutup apapun.

" Sudah basah sayang " kata Tari yang memegang milik Rania

Tari turun kebawah, dan Tari pun mulai memainkan lidahnya dibawah sana

" Ughh Tar ahh hmmppn " Rania terus mendesah, ia merapatkan kakinya karena rasa nikmat yang Tari berikan

" Kamu suka sayang ? " tanya Tari dan Rania mengangguk

Tari memasukkan jarinya kedalam sana, Rania semakin dibuat menjadi karena ulah Tari.

" Tar ahh ko gini ahh, aku harus apa ahh " ucap Rania yang merasa tidak enak jika Tari terus melakukan

Karena tak ada jawaban dari Tari, Rania pun bangun dan langsung bergantian posisi dengan Tari.

Rania mencoba melakukan apa yang Tari lakukan tadi kepadanya, rasanya aneh tapi Rania harus melakukannya.

" Uhh Raniaa iya sayang begitu ahh enak " racau Tari saat Rania memasukkan Boba Tari

Sungguh Rania bingung bagaimana cara memuaskan, ia juga belum melihat vidio bagaimana melakukannya.

Tari yang sudah tak tahan kembali mengambil posisi, kini Rania sudah berada dibawah.

" Kamu pasti suka sayang " kata Tari dan Rania pasrah

Tari menggesek miliknya di milik Rania, sungguh itu sensasi yang sangat sangat berbeda.

" Tari ahhh enak ahh " kata Rania dengan lantang

" Iyaah ahh aku juga sayang " kata Tari

Rania tak perduli dengan siapa ia melakukan sekarang, yang jelas ia benar benar menikmati permainan Tari

Keduanya mencapai puncak bersamaan, namun Tari yang belum puas pun bangun dan membuka laci nakasnya.

Ia mengeluarkan dua sebuah benda panjang dan besar, Rania bisa menebak apa yang akan Tari lakukan.

Tari memasukkan benda itu kedalam milik Rania dan miliknya, hingga kini keduanya mulai melakukan bersamaan.

Permainan terus berlangsung beberapa jam, hingga akhirnya keduanya terkulai lemas karena permainan mereka.

" Makasih ya Rania, aku benar benar puas " kata Tari sembari memeluk Rania

" Sama sama Tari " ucap Rania dengan tersenyum

Tari bangun dari ranjangnya, ia kembali membuka nakas dan mengeluarkan sebuah amplop cokelat.

" Ini bonus untuk kamu, oiya baju ganti sudah aku siapkan. Aku juga harus pergi dengan segera, ga apa apa kan ? " kata Tari dan Rania mengangguk

Tari berlalu meninggalkan Rania sendiri, saat Rania membuka amplop coklat tersebut ia dibuat terkejut.

Rania tau ini bisa sangat cukup untuk membayar pengobatan adiknya, ia pun segera membersihkan tubuhnya dan akan kembali pergi menuju rumah sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!