Rania kini sudah berada di lobby apartment nya, dan benar saja ia melihat sosok laki laki yang ia hapal tengah menunggu kedatangan dirinya.
Rania pun menghampiri laki laki itu, dengan rasa kesal di hatinya Rania kini berhadapan dengan Reyhan.
" Mau apa lagi ? " kata Rania dengan ketus
" Jauhin Bang Reza " ucap Reyhan tanpa basa basi
" Apa hubungannya sama Lo ? " kini Rania tak ingin lembut dihadapan Reyhan
" Gue ga setuju, lagian udah beberapa kali gue bilang kalau lo itu kekasih gue Rania " ucap Reyhan dengan tegas
Reyhan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, ia tersenyum seolah menyimpan rahasia milik Rania.
" Lo ga inget, gue punya rahasia lo disini Rania " kata Reyhan
Rania yang kesal dengan cepat mengambil ponsel milik Reyhan, dengan kencang Rania melempar ponsel Reyhan ke lantai hingga hancur.
Beberapa orang disana melihat keributan antara Rania dan Reyhan, sedangkan Reyhan ia tak menyangka dengan apa yang Rania lakukan.
" Gue ga takut ancaman lo " ucap Rania kemudian berjalan meninggalkan Reyhan
Reyhan mengambil ponselnya, ia berjalan mengikuti Rania dengan cepat.
" Berani sekarang lo yah Ran sama gue " kata Reyhan dengan sedikit emosi
Rania mengabaikan ucapan Reyhan, namun laki laki itu terus mengikuti langkah Rania.
" Jangan sampai gue minta security buat usir Lo " ucap Rania mengancam
Reyhan tertawa hal itu membuat Rania kebingungan
" Silahkan, gue ga takut Rania. Cctv ada buat bukti kalau lo udah ngancurin hp gue " kata Reyhan
Kali ini Rania kalah, akhirnya ia pun berjalan yang kemudian diikuti oleh Reyhan di belakang.
Begitu didepan pintu apartemen Rania, ia tak langsung membuka pintu tersebut.
" Mau Lo apa sih Rey ? " kata Rania mencoba tenang
" Gue cuma mau Lo " jawab Reyhan dengan santai
" Gue gamau sama lo, gue ga ada rasa sama lo bahkan sedikit pun gue ga ada rasa sama lo Rey. Tolong ngertiin gue, gue bener bener ga punya perasaan sama lo " ucap Rania dengan pasrah
" Please lepasin gue biarin gue bahagia dengan pilihan gue, lo itu sama kayak laki laki lain Rey yang cuma jadi pelanggan gue. Sampai kapanpun gue ga pernah suka sama lo, dan tolong jangan paksa gue buat suka sama lo " kata Rania kembali dengan panjang
" Gue ga akan macem macem, tapi kita ngomong di dalem. Gue janji " ucap Reyhan dan akhirnya Rania menurut
Rania membuka pintu apartemen miliknya, ianpun masuk dan disusul oleh Reyhan setelahnya.
Kini keduanya sudah duduk di sofa dengan jarak, Rania takut jika Reyhan tak bisa menepati omongannya.
" Apasih kurang gue Ran ? Apa bedanya gue sama Bang Reza ? " ucap Reyhan lebih dulu
" Apa karena Bang Reza ga pernah pakai Lo ? Sedangkan gue udah Makai Lo ? " Reyhan melanjutkan ucapannya
" Rey bukan gitu gue—" ucapan Rania terpotong
" Lo tau gue tulus Nerima lo Rania, gue ga perduli Lo tidur sama siapapun gue ga masalah kalau lo—" ucapan Reyhan kali ini dengan cepat Rania potong
" Gue juga udah tidur sama Brian, dia juga pelanggan gue bahkan dia laki laki pertama" ucap Rania membuat Reyhan terkejut
" Dan asal lo tau, gue juga belum Nerima Reza, dia emang ungkapin perasaannya sama gue. " jelas Rania
Reyhan terdiam dengan apa yang ia dengar, ternyata bukan hanya Reza saingannya ia juga harus bersaing dengan Brian.
" Lo bisa cari wanita manapun Rey, tapi jangan gue " kata Rania
" Kenapa lo ga kasih gue kesempatan Ran ? " ucap Reyhan setelah sejak tadi hanya diam
" Buat apa Rey ? Buat apa gue kasih lo kesempatan, kalau kenyataan gue emang gabisa punya perasaan sama Lo. " kata Rania menjawab
Reyhan hanya tersenyum mendengar ucapan yang keluar dari mulut Rania, walaupun hatinya kini terasa sangat sakit.
" Gue akan ada kalau lo butuh gue Ran, gue cabut " Reyhan bangun dari duduknya dan keluar dari apartemen Rania
Rania merasa lega setelah Reyhan pergi meninggalkan dirinya, entah kenapa Reyhan begitu terobsesi dengan dirinya.
Dengan langkah lemas Reyhan berjalan meninggalkan apartemen Rania, entah kenapa ia masih tak bisa menerima penolakan yang Rania berikan.
Namun bukan Reyhan namanya jika tidak berusaha, dengan segera Reyhan pun akan menyusul rencana untuk tetap bisa mendapatkan perasaan Rania.
***
Dr. Reza kini tengah berada diruangan Cici adik Rania, ia mencoba menghibur Cici agar tetap tersenyum bahagia.
" Dokter, kalau Cici ga ada. Nanti titip Ka Rania yah, kasian dia sendiri sekarang" kata Cici sambil memegang tangan sang dokter
" Ko Cici ngomong gitu ? Cici harus sembuh, Cici ga boleh ninggalin Ka Rania sendiri" kata Dr. Reza dengan lembut
" Dokter tau ga, kalau Ka Rania setiap malem nangis. Kadang Cici pura pura tidur supaya ka Rania gatau, Cici sedih banget kalau liat ka Rania nangis " ucap Cici dengan nada polosnya
Dari belakang pintu Rania yang hendak masuk tertahan, ia mendengarkan semua ucapan sang adik bersama sang dokter.
" Dokter suka ga sama Ka Rania ? " kata Cici dengan polos
" Suka, bahkan dokter sayang sama kaka Cici " ucap sang dokter sambil mengangguk
" Kalau dokter sayang, nikahin kaka Cici yah dokter. Pasti Ka Rania seneng nikah sama pak dokter " ucap Cici kembali
Dr. Reza tersenyum sembari mengusap kepala Cici dengan lembut.
" Cici doain ya, supaya ka Rania mau sama dokter " kata Dr. Reza dan Cici mengangguk seolah-olah mengiyakan
" Pasti, Cici pasti akan doain " ucap anak kecil itu
Rania menghapus air matanya yang sudah membasahi wajahnya, dengan segera mungkin ia berlari menuju toilet yang tak jauh dari sana
Didalam toilet Rania menumpahkan air matanya, ia tak bisa lagi berpura pura kuat saat ini.
Rania tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti jika sang adik pergi selamanya lamanya.
Setelah puas menangis Rania menghapus air matanya, ia pun keluar dari dalam toilet dan memutuskan untuk pergi ke kamar sang adik.
Begitu Rania masuk disana sudah tidak ada keberadaan sang dokter, Ia melihat Cici yang sedang berbaring sembari memejamkan matanya.
Dengan lembut Rania mengusap kepala Cici, Cici yang menyadari pun perlahan membuka matanya dan melihat Rania tengah menatap dirinya.
" Ka Rania " kata Cici dengan lirih
" Ya sayang, kenapa ? " saut Rania sambil tersenyum
" Ka Rania harus janji sama Cici yah, kalau Ka Rania harus bahagia terus. Jangan sedih sedih, Ka Rania harus terus bahagia pokoknya yah " ucap Cici dan Rania mengangguk
" Ka Rania tau ga, dokter Reza katanya suka sama ka Rania. Cici setuju kalau kalian pacaran atau nikah " ucap Cici membuat Rania tersenyum
" Anak kecil mikirin nikah nikah, udah kamu sembuh dulu " kata Rania dan Cici mengangguk
" Yaudah Cici tidur dulu yah Ka Rania, tapi ka Rania janji ga boleh nangis yah " kata Cici dan Rania mengangguk
Cici pun kembali memejamkan matanya, gadis kecil itu tersenyum sambil mata terpejam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments