Seperti janjinya semalam, setelah Cici sarapan dan minum obat Rania izin kepada Cici untuk sarapan.
Cici mengiyakan, dan Rania pun segera keluar bersama dengan sang dokter tersebut.
Rania dan Reza pergi dengan menggunakan mobil Reza, pagi ini Reza mengajak Rania untuk sarapan bubur ditempat langganannya.
Pagi ini tak secerah biasanya, pagi ini cuaca cukup mendung tak ada matahari yang menyinari pagi ini.
" Cici gimana Rania ? Semalam tidurnya nyenyak kam ? " kata sang Dokter sambil menyetir mobilnya
" Nyenyak ko, cuma sempat bangun karena haus aja "
" Oiya aku belum bilang, untuk minum perhari Cici harus dibatasi dulu ya Ran soalnya takut ginjalnya bermasalah ' kata Reza dan Rania mengangguk paham
" Mungkin satu hari dibatasi maksimal 1 liter air, pokoknya jangan lebih dari segitu yah "
" Iyah Pak dokter siap " ucap Rania dan Reza tersenyum
Mereka pun akhirnya tiba di bubur langganan Reza, karena tempat tersebut ramai membuat mereka tak kebagian kursi untuk makan.
Akhirnya mereka memilih untuk makan di dalam mobil, setelah pesanan mereka diantar mereka mulai menyantap bubur mereka.
" Kamu tim bubur diaduk atau engga ? " tanya Rania kepada Reza
" Aku tim di aduk, kalau kamu ? " Reza berbalik bertanya
" Sama aku juga tim diaduk " jawab Rania yang kemudian mulai mengaduk buburnya
Mereka mulai menyantap bubur mereka, rekomendasi dari Reza memang tak salah. Bubur ini memang enak, dan cocok di mulut Rania.
" Gimana Ran, suka ? " kata Reza sambil melirik kearah Rania
" Suka, enak buburnya" jawab Rania sembari mengangguk
" Syukurlah kalau kamu suka " ucap Reza yang ikut bahagia
Saat mereka tengah menikmati bubur mereka, hujan turun dengan deras. Para pembeli pun segera mencari tempat teduh, tempat makan itu cukup sederhana. Maka tak punya tempat luas yang bisa menampung banyak orang.
" Beruntung kita makan didalam mobil yah " kata Reza dan Rania mengangguk
" Untung juga ada ruko yang kosong, jadi mereka bisa berteduh " ucap Rania sambil menoleh kearah luar
Setelah bubur mereka habis, mereka memilih untuk berada disana. Terlebih hujan yang cukup deras membuat jalan sedikit terhambat.
Tiba tiba Reza ingin bertanya perihal apa yang ada di pikirannya semalam, dengan ragu Reza mulai bertanya.
" Ran, boleh aku bertanya sama kamu. Mungkin ini membuat kamu tersinggung dan ga nyaman, tapi aku hanya ingin tau " ucap Reza dengan hati hati
" Boleh, kamu mau nanya apa ? " Kata Rania dengan santai
" Selama kamu "bekerja" apa kamu pernah melakukan dengan perasaan, maksud aku kayak kamu sayang atau cinta. Atau mungkin setelahnya gitu, maaf kalau pertanyaan ini bikin kamu ga nyaman "
Rania tersenyum mendengar pertanyaan Reza, ia tau pasti Reza akan menanyakan hal ini kepada dirinya.
" Engga, engga sam sekali malah. Aku hanya melakukan sekali dengan orang itu, aku juga ga ada perasaan apapun. Semua itu murni aku lakukan hanya untuk mendapatkan uang " jawab Rania dengan tegas
" Maaf ya, aku hanya ingin tau " kata Reza
" Ga apa, aku ga marah ko ' jawab Rania dengan tersenyum
" Kamu harus cek kondisi Rani, aku takut jika kamu kenapa kenapa "
" Aman Za, setiap aku akan berhubungan aku selalu meminta mereka mengecek kesehatan dan memakai pengaman ko "
" Syukurlah, maafin aku yah Rania maaf "
" Kamu ga perlu minta maaf, aku ga apa apa Reza "
Hujan turun semakin deras membuat jalan semakin padat, Rani dan Reza masih berada ditempat yang sama sebelum hujan turun.
" Kayaknya hujannya awet deh " kata Rania menatap kearah luar
" Iyah, sudah masuk musim penghujan juga. Jika sudah masuk musim seperti ini, pasti banyak pasien dengan demam berdarah atau batuk pilek karena perubahan cuaca "
" Kalau kamu sakit, kamu diobati oleh dokter juga ? " tanya Rania dengan polos
" Ya iya dong sayang, dokter juga kan manusia. Kita sama sama membutuhkan " kata Reza sambil mencubit pipi Rania
" Hehe ya kan aku pikir kamu ngecek sendiri " kata Rania sambil terkekeh
" Ya engga dong " ucap Reza sembari tersenyum
Menurut Reza, Rania merupakan tipe perempuan yang ceria dan menyenangkan. Mungkin banyak laki laki yang mudah nyaman jika mengenal Rania seperti sekarang.
" Za, kamu ga malu punya pacar kayak aku ? " tanya Rania tiba tiba
" Malu kenapa ? Karena masa lalu kamu ? "
" Hmm " Rania mengangguk
" Engga Rania aku ga malu, aku seneng punya pacar seperti kamu. Semua orang punya masalalu, dan aku akan menerima masalalu kamu apapun itu "
Rania benar benar tak percaya dengan apa yang ia dengar dan ia rasakan, tapi Rania juga takut jika Reza tau bagaimana hubungannya dengan Reyhan dan juga Brian dulu.
" Kenapa ? Ko ngelamun Ran ? " kata Reza memecahkan lamunan Rania
" Ehh engga apa apa ko, aku cuma masih kaget aja. Mungkin lebih tepatnya ga percaya kalau kita sekarang pacaran "
" Hujannya sudah mulai reda, kita balik kerumah sakit sekarang yah ? kasian adik kamu pasti nunggu kamu "
" Kamu mau pulang ya ? "
" Hmm, nanti aku akan segera kembali Rania "
Rania mengangguk mengiyakan, entah kenapa sekarang ia benar benar merasa nyaman bersama dengan Reza.
Rania tak tau harus mengungkapkan seperti apa rasa bahagianya, ia benar benar merasa senang dengan semua perlakuan kecil Reza kepada dirinya.
Setibanya dirumah sakit Rania pun turun dari mobil sang dokter, namun tidak dengan Reza yang memilih untuk segera pulang kerumah agar bisa kembali kerumah sakit.
" Hati hati di jalan yah " kata Rania
" Iyah sayang, daah " ucap Reza yang kemudian pergi meninggalkan Rania
Rania berjalan masuk menuju ruangan sang adik, namun baru saja Rania melangkahkan kakinya di lobby rumah sakit ia disambut oleh Reyhan.
" Reyhan " ucap Rania terkejut
" Kenapa ? Kaget banget ketemu gue " kata Reyhan sambil tersenyum sinis
" Gue ada urusan sorry " kata Rania melewati Reyhan, namun dengan cepat tangan Reyhan menarik tangan Rania
" Lepasin gue Rey " kata Rania karena banyak orang yang memperhatikan dirinya dan Reyhan
" Gue mau ngomong sama Lo, ikut gue " Reyhan menarik tangan Rania untuk kesuatu tempat
Reyhan mengajak Rania untuk berbicara di taman rumah sakit, ia memaksa Rania untuk duduk disana.
" Mau apa sih Rey, sakit tau ga " kata Rania sambil memegangi lengan tangannya yang sakit karena cengkraman Reyhan
" Lo jadian sama Bang Reza ? " ucap Reyhan dengan kesal
" Bukan urusan Lo " jawab Rania dengan ketus
" Tentu itu urusan gue Rania, Bang Reza itu kaka gue. Dan lo juga tau gue punya perasaan sama lo, kenapa lo malah jadian sama bang Reza "
" Karena gue ga suka sama Lo Reyhan harusnya lo sadar, cara perlakuan lo dan Reza itu beda bahkan sangat beda jauh. Lo itu suka maksa, kasar, gue ga suka "
" Gimana ya kalau bang Reza tau, kalau lo—"
" Kalau gue apa ? Gue cewe murahan Iyah ? Reza udah tau kalau gue perempuan kayak gitu, udah ya Rey gue gamau punya masalah sama lo lagi. Gue udah cape udah muak berurusan sama Lo " kata Rania sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Reyhan sendiri
Reyhan benar benar merasa kesal dengan Rania, bisa bisanya Rania mengatakan hal itu kepada Reyhan.
Reyhan tak akan tinggal diam, ia akan membuat rencana untuk memisahkan Reza dan Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments