Rania pergi ke kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya, sejak pagi hingga malam sekarang ia belum mengisi perutnya.
Saat Rania tengah menyantap makanannya, Dr. Reza yang telah selesai dengan praktek nya menghampiri Rania yang sedang duduk sendiri.
" Hai aku ganggu ? " tanya Dr. Reza sambil membawa piring berisi makanan
" Dokter Reza, engga ko silahkan " jawab Rania sambil tersenyum
" Makan yang banyak Rania, kamu harus banyak tenaga untuk menjaga adikmu " ucap Dr. Reza
" Hehe Iyah dokter, dokter juga makan yang banyak biar ga ngedrop " jawab Rania dan Dr. Reza mengangguk
Keduanya pun menikmati makanan mereka masing masing, baru kali ini Rania dan Dr. Reza sangat akrab dibandingkan sebelumnya.
" Rania, saya boleh bertanya sesuatu " ucap Sang Dr. Saat mereka telah selesai makan
" Boleh, mau nanya apa Dok ? " saut Rania
" Kamu sudah punya pasangan? " tanya Dr. Reza ragu, dan Rania pun menggelengkan kepalanya
" Belum Dok, kalau Dokter sendiri sudah punya pasangan? " Rania berbalik bertanya
" Sama saya juga belum, mungkin karena saya sibuk dirumah sakit jadi belum ada kepikiran buat cari pasangan " kata Dr. Reza sambil tersenyum
Entah mengapa ada rasa bahagia saat mengetahui Rania belum memiliki kekasih, Dr. Reza merasa jika dirinya bisa mengenal Rania lebih jauh.
" Hmm Rania, boleh ga kalau di luar praktek saya kamu manggil saya cukup Reza saja. Ya saya rasa biar kita bisa akrab, itupun kalau kamu ga keberatan" kata Dr. Reza dengan ragu ragu
" Baiklah kalau memang mau kamu begitu " jawab Rania dengan tersenyum
Dr. Reza merasa lega karena Rania tak menolak, ia berharap jika ia bisa dekat dengan Rania lebih jauh
" Malam ini kamu pulang atau jaga dirumah sakit? " tanya Dr. Reza mengalihkan
" Sepertinya saya ingin pulang dulu, karena saya harus mengganti pakaian dan besok pagi pagi sekali saya balik lagi kerumah sakit " jawab Rania
" Kalau boleh dan kalau kamu mau, gimana kalau saya antar kamu ? Kebetulan saya juga mau pulang "
" Memang kamu ga keberatan? Nanti yang ada aku ngerepotin ' kata Rania dan Dr. Reza menggeleng
" Engga ko, aku malah senang kalau kamu mau menerima ajakan ku " ucap Dr. Reza dan Rania mengangguk
" Yaudah kita pulang sekarang? " tanya Dr. Reza dan Rania mengiyakan
Entah mengapa Rania merasa senang dengan tawaran Dr. Reza, sepanjang jalan ia menahan senyumnya agar tak terlihat jelas dihadapan Dr. Reza.
..
Rania dan Dr. Reza kini sudah berada di dalam satu mobil, ini kali pertama Rania bisa bersama Dr. Reza di luar rumah sakit.
" Ran, aku liat kamu sekarang jarang sekali kerumah sakit ? Apa pekerjaan kamu yang sekarang lebih sibuk ? " ucap Dr. Reza sambil fokus menatap kedepan
" Lumayan, karena buat biaya Cici juga kan " kata Rania sambil tersenyum
" Hmm kalau kamu butuh bantuan masalah biaya bilang yah, aku akan bantu kamu sebisa kamu " kata Dr. Reza sambil menoleh kearah Rania
" Terimakasih, tapi dengan kamu merawat Cici dengan baik pun aku sudah merasa senang ' kata Rania
" Pasti aku akan merawat Cici sebaik mungkin ' kata Dokter Reza dan Rania mengangguk
Mobil yang Dr. Reza kendarai pun tiba di depan lobby apartment milik Rania, Rania pun berterima kasih kepada Dr. Reza sebelum turun.
" Terimakasih ya, maaf merepotkan ' kata Rania sebelum turun
" Engga ko, saya justru senang bisa ngobrol sama kamu " kata Dr. Reza kembali
" Kalau gitu saya turun yah, hati hati " kata Rania sambil membuk pintu mobilnya
Begitu Rania turun tak lama mobil yang Dr. Reza kendaraipun pergi, Rania pun dengan segera masuk kedalam menuju tempatnya.
Baru Rania memasuki lobby, ia melihat Reyhan yang tengah berdiri disana membuat Rania terkejut.
" Mau apa ? " tanya Rania dengan tegas
" Jadi kamu dekat dengan dia ? " kata Reyhan sambil mendekati Rania
" Dia siapa ? " kata Rania sambil berjalan mundur
" Reza, kamu dekat dengan dia kan ? " tanya Reyhan kembali
Rania memilih mengabaikan, ia berjalan melewati Reyhan yang sejak tadi berdiri dihadapannya. Namun bukan Reyhan namanya, laki laki itu juga mengikuti Rania hingga kedepan pintu apartemennya.
" Saya mau istirahat ' kata Rania dengan ketus
" Saya juga " jawab Reyhan
Rania memutar bola matanya, ia pun akhirnya membuka pintu apartemen nya dan masuk kedalam dengan diikuti Reyhan.
" Bagaimana kalau ka Reza tau kamu ini wanita malam ya " ucap Reyhan membuat Rania terkejut
Rania berbalik badan, ia melihat Reyhan yang tengah tersenyum sambil menatap Rania.
" Mau kamu apa Rey ? " tanya Rania dengan kesal
" Engga mau apa apa, aku cuma bilang gimana kalau Ka Reza tau kamu ini wanita malam ? " ucap Reyhan mengulangi
" Gausah so akrab kamu Rey dengan Dr. Reza " ucap Rania
" Gausah so akrab gimana ? Dia itu kaka ku Rania, kenapa kamu kaget ? Oo atau kamu takut? " ucap Reyhan sambil mendekat kearah Rania
Rania terkejut saat mengetahui jika Reyhan dan Dr. Reza adalah adik kaka, bagaimana pun Rania tak mau jika Dr. Reza tau siapa Rania.
" Jangan macem macem Rey, dia itu cuma dokter yang mengurus adikku " kata Rania sedikit panik
" Yakin ? Ko bisa yah sedekat itu " ucap Reyhan
" Apa gak kamu larang aku Rey ? Mau aku dekat dengan siapapun itu urusanku bukan urusanmu " ucap Rania dengan ketus
" Bukan urusanku ? Kamu lupa, kamu itu pacar aku Rania. PACAR " Reyhan sedikit menekan kata Pacar pada kalimatnya
" Yang namanya pacaran itu harus sama sama punya perasaan Rey, sedangkan aku ga pernah punya perasaan sama kamu. Kamu itu egois Rey namanya" tukas Rania yang ikut menekan
" Kalau gitu kamu juga harus punya perasaan sama aku Rania, kamu harus mencintai aku " ucap Reyhan tak mau kalah
" Kamu lucu Rey, dengan sikap kamu sifat kamu seperti ini kamu pikir aku bisa punya perasaan sama kamu ? Engga Rey, justru bikin aku semakin benci sama kamu "
" Lalu aku harus apa agar kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku Rania ? " kata Reyhan
" Itu biar jadi urusan mu, kamu bilang kamu mencintai ku kan ? Kamu harus berpikir sendiri bagaimana caranya agar aku bisa memiliki perasaan sama kamu "
Reyhan mengangguk sembari tersenyum, namun hal seperti itu justru membuat Rania takut. Reyhan berjalan mendekati Rania, sedangkan wanita itu berjalan mundur hingga tanpa sadar menabrak dinding belakang.
" Kamu tau Rania, aku tidak pernah tergila gila dengan perempuan seperti ini. Jadi jika aku sudah seperti ini artinya kamu wanita spesial bagiku, jadi aku akan lakukan apapun agar kamu menjadi milikku" kata Reyhan sembari mengusap pipi Rania
Reyhan berjalan mundur menjauh dari Rania, Rania pun sedikit merasa lega dengan hal itu.
" Aku akan pulang, kamu sekarang istirahat lah " ucap Reyhan kemudian pergi keluar dari tempat Rania
Rania mengatur nafasnya, ia merasa lega karena hari ini ia terbebas dari Reyhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments