BAB 15

Sesuai dengan ucapan sang dokter tampan saat itu, hari ini Reza akan membawa Rania kerumahnya.

Ia juga akan mengajak Cici untuk ikut kerumahnya, namun sebelum itu sang dokter harus memastikan jika Cici baik baik saja.

Sepanjang jalan sejak keluar dari rumah sakit, Cici terus bahagia melihat keadaan diluar. Entah sudah berapa lama Cici dirumah sakit, kini ia bisa keluar seperti yang lain.

" Dokter Reza " panggil Cici

" Iya sayang, kenapa ? " saut Reza yang tengah mengemudi mobilnya

" Aku boleh ga keluar setiap hari kayak gini ? "

" Hmm belum boleh sayang, tapi nanti kapan kapan nanti dokter ajak lagi keluar yah "

" Yaahh, Cici bosen dok di kamar terus. Cici mau jalan jalan kayak yang lain, main " kata sang gadis kecil dengan raut wajahnya yang sedih

" Cici harus nurut sayang sama dokter Reza, biar Cici cepat sembuh yah " kata Rania mencoba membuat Cici mengerti

" Iya Ka Rania " jawab Cici mengangguk

Rania duduk didepan bersama dengan Reza, sedangkan Cici ia duduk di belakang karena keinginannya.

Setelah melewati perjalanan, akhirnya merekapun tiba dirumah milik dokter itu. Rania cuma berharap, jika Brian dan Reyhan tak melakukan hal apapun nantinya.

Reza menggendong Cici usai turun dari mobil, mereka sudah seperti keluarga kecil yang tengah mengunjungi orangtua mereka.

" Mah, Pah " panggil Reza

Kedua orangtua Reza yang memang sudah menunggu pun langsung menghampiri ketiganya, dengan raut wajah bahagia mereka menyambut kedatangan ketiganya.

" Hallo Tante, Om " ucap Rania memberikan salam

" Hallo, kamu Rania yah ? Wah cantik yah " kata sang Mamah kepada Rania

" Makasih Tante " kata Rania dengan tersenyum

" Kalau ini pasti Cici yah, ihh cantiknya " ucap sang Mamah kepada adik Rania

" Makasih " jawab Cici malu malu

" Yaudah kita makan dulu yuk, pasti kalian belum makan kan. " kata sang Papah menimpali

" Iyah belum, ayo Rania " Reza mengajak Rania dan Rania mengangguk

Mereka pun segera pergi keruang makan, disana sudah ada makanan yang tersaji diatas meja.

Dan hal yang tak Rania suka pun harus ia hadapi, kini sudah ada Brian dan Reyhan yang juga menunggu dirinya dirumah.

" Ayo makan dulu, mumpung udah kumpul" kata sang Mamah dan Rania mengangguk

Reza mengambil alih duduk disebelah Rania, ia tau jika Rania tak nyaman dengan adanya Brian dan Reyhan.

" Cici nanti habis makan, tidur di kamar dokter dulu yah. Karena Cici ga boleh kecapean" kata sang dokter dengan lembut

" Iyah dok " jawab Cici mengangguk

Kedua orangtua Reza senang melihatnya, terlebih mereka memang sudah menginginkan cucu dari anak mereka.

" Jadi gimana Za " kata sang Papah mencoba menggali hubungan keduanya

" Reza udah serius Mah, Pah sama Rania. Dan kalau Rania sudah siap, Reza ingin cepat meneruskan hubungan kami " kata Reza membuat Rania sedikit terkejut

Bukan hanya Rania, Reyhan dan Brian pun ikut terkejut. Mereka tak menyangka jika Reza akan menjalani hubungan yang serius kepada Rania.

" Lo mau nikah maksudnya Za ? " ucap Brian kali ini

" Iyah Bang " jawab Reza dengan tegas

" Lo kan tau gue belum nikah Za ? jadi lo mau langkahin gue dulu ? " kata Brian kembali

" Iyah Bang, gue izin buat melangkahin Lo bang. Gue mau menjalin hubungan yang serius sama Rania "

Rania mencoba memberi kode kepada Reza, ia tak mau jika Cici sang adik mendengar perdebatan mereka.

" Cici, kita ke kamar dulu yuk buat istirahat. Disana Cici nanti nonton film yah " kata sang Dokter mencoba mengalihkan, sebab Cici sendiri sudah merasa bingung disana

" Iyah dok " Cici mengangguk

Reza dan Rania izin untuk pergi ke kamar Reza membawa Cici, tentu kedua orangtuanya pun mengizinkan agar suasana lebih baik.

" Aku mau tidur aja dok, ga apa apa kan ? " kata Cici

" Boleh sayang, yaudah Cici tidur aja yah " kata Reza sembari mengusap lembut kepala Cici

Cici pun perlahan memejamkan matanya, hingga akhirnya Rania merasa lega karena Cici tak akan mendengar apa yang akan mereka bicarakan nanti.

" Za, kamu serius sama ucapan kamu ? " kata Rania dengan pelan

" Aku serius Rania, aku ingin melanjutkan hubungan yang serius sama kamu " jawab Reza meyakinkan

" Tapi bagaimana kalau Brian gamau ? Gimana kalau—" ucapan Rania terputus

" Kamu gausah mikirin itu, satu yang aku ingin tanya sama kamu " kata Reza memotong ucapan Rania

" Apa Za ? " tanya Rania

" Kamu sayang sama aku kan Ran ? Kamu mau kan menjalani hubungan serius sama aku ? " tanya Reza dengan penuh harapan

" Aku sayang Za sama kamu, aku juga gatau kapan rasa ini hadir. Dan aku juga mau serius sama kamu Za, justru aku nyaman sama kamu " kata Rania dengan lembut

Reza tersenyum senang sekaligus lega mendengar jawaban Rania, ia pun memberikan sebuah kecupan di kening Rania.

" Aku juga sayang sama kamu Rania, aku juga nyaman sama kamu " ucap Reza sambil tersenyum

Entah kerena terbawa perasaan keduanya, Reza perlahan menarik wajah Rania agar wajah mereka saling berdekatan.

Rania memejamkan matanya dan membuka sedikit bibirnya, dan dengan lembut sang dokter mencium bibir Rania.

Namuj Rania dengan cepat mengakhiri, ia tak mau jika kedua orangtuanya curiga dan menunggu.

" Maaf kalau aku lancang" kata Reza dan Rania menggeleng

" Lain kali Za, sekarang kita harus ketemu keluarga kamu dulu " kata Rania dan Reza mengangguk

Rania dan Reza pun kembali berkumpul bersama yang lainnya, kali ini mereka memilih untuk berbicara di ruang keluarga agar lebih santai.

" Mah Pah, Reza dan Rania mau menjalin hubungan yang serius " kata Reza dengan tegas

" Rania juga udah siap ko buat nikah sama Reza " lanjut ucap Reza

" Za, lo jangan egois dong. Gue kan udah bilang kalau gue gamau lo langkahin " ucap Brian tak kalah emosi

" Ya kalau bang Brian gamau dilangkahi yaudah bang Brian nikah, cari pasangan dong " ucap Reza tak kalah emosi

Rania yang tau jika Reza mulai emosi mencoba menenangkan kekasihnya itu, dengan lembut ia mengusap lengan sang kekasih.

Kedua orangtua Reza merasa bingung dengan situasi seperti ini, mereka sendiri bingung harus melakukan hal seperti apa

" Gimana gue mau punya pasangan, kalau pasangan gue aja di rebut sama orang " ucap Brian begitu saja

Rania terkejut dengan ucapan Brian, sebab ia tau dari tatapan Brian jika perempuan yang ia maksud adalah dirinya.

Reyhan hanya bisa mendengarkan perdebatan diantara keduanya, namun ia juga tak ingin kalah jika untuk mendapatkan Rania.

" Udah kita bahas lain kali saja, tidak enak dengan Rania masa dia harus mendengar perdebatan kalian " kata Sang Papah menengahi

" Maaf ya Rania, ya begitulah anak laki laki semuanya " kata sang Mamah

" Iyah Tante, Om " jawab Rania

Rania sendiri bingung harus seperti apa sekarang, namun ia berharap jika Reyhan dan Brian tak mengatakan hal apapun kepada keluarganya maupun Reza

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!