Rania terdiam membisu mendengar pengakuan perasaan dari Dr. Reza, yang Rania pikirkan sekarang bagaimana jika Dr. Reza tau siapa Rania.
" Maaf kalau pengakuan saya ini terlalu mendadak, saya hanya ingin menyampaikan apa yang saya rasakan saja Rania " kata Dr. Reza yang membaca raut wajah kebingungan Rania
Rania tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
" Dokter itu laki laki yang baik, pasti dokter akan mendapatkan pasangan yang baik. " kata Rania dengan lembut
" Semua orang di dunia ini baik Rania, saya juga bukan laki laki yang baik. Kalau memang kamu belum bisa menerima pengakuan perasaan saya, saya ga masalah tapi izinkan saya untuk lebih dekat dengan kamu Rania " ucap sang dokter kembali sembari menggenggam tangan Rania
Saat Rania hendak menjawab ucapan sang Dokter, tiba tiba mereka berdua dikejutkan oleh kehadiran Reyhan yang menghampiri keduanya.
" Ekhm " Reyhan berdeham mengejutkan keduanya
" Rey, ngapain kamu disini ? " tanya Dr. Reza, Rania pun langsung melepaskan tangan sang dokter
" Tadi lewat aja, gue inget sama lo bang kali aja Lo belom makan " kata Reyhan sembari meletakkan makanan yang ia bawa
Reyhan menarik kursi dan ikut bergabung bersama dengan Rania dan Dr. Reza.
" Gue ga ganggu kan ? " Kata Reyhan sembari melirik kearah Rania
" Sejujurnya ganggu " jawab Dr. Reza, namun Rania hanya memilih diam
" Kalian berdua pacaran? " Reyhan mulai memancing kembali percakapan
" Dok, saya keruangan adik saya dulu ya. Dokter lanjut aja dulu " kata Rania yang secara tiba tiba berpamitan
Belum Dokter Reza menjawab, Rania sudah lebih dulu pergi meninggalkan keduanya.
Reyhan menatap punggung wanita yang amat ia kenali itu, Dr. Reza pun menyadari jika Rania tidak nyaman dengan Reyhan.
" Dia ga nyaman, lain kali jangan kayak gitu " kata sang Dokter dengan wajahnya yang datar
" Emang gue salah ? Gue cuma nanya, kalian pacaran? " ucap Reyhan kembali
" Engga, gue ga pacaran sama dia. Tapi gue emang suka sama dia, dan gue berniat buat serius sama dia " kata Dr. Reza dengan tegas
Reyhan tersenyum lebar ketika mendengar ucapan sang kaka, hal itu membuat Dr. Reza menjadi bingung.
" Kenapa ? Ada yang lucu ? " tanya sang dokter
" Lo belum kenal dia kan Bang ? Terus Lo mau asal serius aja sama dia " ucap Reyhan sembari menyadarkan tubuhnya di kursi
" Gue ga perduli dia siapa atau bagaimana dia, yang jelas gue suka sama dia dan gue berniat buat serius sama dia " ucap Dr. Reza dengan tegas
" Yaa gue harap lo ga kaget sih siapa dia sebenarnya " kata Reyhan yang kemudian bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan kakanya sendiri
Dr. Reza tak mengambil pusing ucapan Reyhan, ia memang tak perduli siapa Rania yang jelas bagi dirinya ia ingin menjalin hubungan yang serius dengan Rania.
..
Rania yang sudah kembali dari kantin memilih untuk kembali ke kamar sang Adik, ia duduk sambil menatap kearah sang Adik yang tengah tertidur pulas.
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Rania mengusap kepala adiknya. Tanpa terasa air mata mengalir begitu saja membasahi wajah Rania, dengan cepat ia menghapus agar tak ada yang tau.
Perlahan pintu terbuka, saat Rania menoleh ia melihat Dr. Reza yang masuk kedalam kamar sang adik
" Apa dia bangun ? " kata dokter tersebut dengan pelan
" Engga dok, masih tertidur pulas " jawab Rania sambil menatap adiknya
" Mungkin masih pengaruh obat, karena hari ini saya mencoba memberikan dosis yang berbeda dari sebelumnya " ucap sang dokter, namun Rania hanya mengangguk
" Rania soal adik saya, saya minta maaf karena dia membuat kamu tidak nyaman " kata Dr. Reza dengan perasaan tidak enak
" Engga apa apa dok, saya cuma gamau aja ganggu kalian jadi saya lebih baik ke kamar Cici " ucap Rania, walaupun sejujurnya ia memang tidak nyaman dengan adanya Reyhan disana
" Yasudah kalau begitu saya kembali keruangan dulu, kamu istirahat yang cukup yah " ucap sang Dokter dan Rania mengangguk mengiyakan
Sang dokter pun keluar dari ruangan tersebut, entah kenapa saat bersama dengan Dr. Reza membuat Rania nyaman.
Namun Rania juga sadar jika ia tak mungkin bisa bersama dengan Dr. Reza, terlebih mengenai Brian dan Reyhan yang tau siapa dirinya.
Rania yang mulai lelah, mulai merebahkan tubuhnya diatas sofa yang berada di sana. Rasa kantuknya tak bisa ia tahan, perlahan ia pun memejamkan matanya dan tertidur.
***
Dr. Reza yang akan bersiap untuk kerumah sakit lebih dulu ikut sarapan bersama dengan keluarganya, disana sudah ada Brian, Reyhan dan kedua orangtuanya yang menunggu.
" Pagi " sapa Dr. Reza dengan senyumannya
" Pagi sayang, semalem pulang jam berapa Za ? " kata sang Mamah dengan lembut
" Jam 12 mah " jawab Dr. Reza sembari mengoles roti dengan selai
" Ooo hati hati kalau pulang malam, apalagi kalau ngantuk " kata sang Mamah kembali
" Iyah Mah, Aman ko " jawab sang dokter dengan tersenyum
" Kalian ini anak laki laki bertiga, masa ga ada satupun wanita yang kalian bawa kerumah. Kamu juga Brian anak pertama, apa kamu mau di langkahi dengan adikmu " kini berganti sang Papah yang berbicara
" Kalau Reza yang duluan apa boleh ? " ucap Dr. Reza membuat semua terkejut
" Sama siapa sih Za ? Bukannya kehidupan lo cuma dirumah sakit " ucap Brian menyindir
" Iyah sama siapa Za ? Perasaan kayaknya kamu ga ada Deket sama perempuan " timpal sang Mamah
" Ada, dia kaka dari pasien Reza. " jawab Dr. Reza
" Ooo Rania, emang lo udah yakin bang dia mau sama lo " timpal Reyhan
" Ya gue kan niatnya serius, gue juga lagi pendekatan sama dia " jawab Dr. Reza
" Kalian berdua kenal ? " tanya sang Mamah
" Kenal " jawab keduanya bersamaan
" Bagus dong, coba dong Za bawa kerumah. Mamah sama Papah mau tau, Mamah tau pilihan kamu ga pernah salah " kata sang Mamah dengan excited
" Nanti ya Mah kalau hubungan Reza udah jelas " ucap Dr. Reza sambil tersenyum
Hal berbeda tentunya dirasakan oleh Brian dan Reyhan, bagaimana tidak karena keduanya pun sama sama memiliki perasaan kepada Rania.
" Reyhan berangkat dulu ya Mah, ada meeting " kata Reyhan tiba tiba
" Hati hati nak " kata sang Mamah dan Reyhan mengangguk
Reyhan tak ingin tinggal diam, ia langsung mengunjungi apartemen Rania.
Reyhan tak mau kalah dari Dr. Reza, bagaimana pun Rania harus menjadi milik dirinya.
..
Rania yang baru saja selesai menyuapi sang adik makan, mendengar suara dari dalam ponselnya.
" Bentar yah kaka angkat telpon dulu " ucap Rania dan sang adik mengangguk
Rania melihat jika panggilan itu dari Reyhan, sebenernya ia malas untuk mengangkat panggilan dari Reyhan namun ia tak mau jika laki laki itu nekat melakukan hal yang tidak tidak.
[Rania : Kenapa ? ]
[Reyhan : Aku di apartemen kamu]
[Rania : Ngapain ?]
[Reyhan : 20 menit aku tunggu]
Setelah itu panggilan berakhir, Rania benar benar kesal dengan apa yang Reyhan lakukan.
Dengan terpaksa akhirnya Rania pun mengiyakan permintaan Reyhan dan menemui Reyhan.
" Sayang, kaka pergi dulu yah. Soalnya bos kaka tiba tiba hubungi kaka " ucap Rania dengan lembut
" Iyah Ka, nanti kaka kesini lagi kan ? " ucap Cici dan Rania mengangguk
" Nanti suster yang nemenin kamu yah, daah sayang " kata Rania yang kemudian meninggalkan Cici sendiri
Rania ingin bersikap tegas kepada Reyhan, Rania tak ingin memiliki urusan dengan laki laki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments